BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. daya alam yang bisa dimanfaatkan dan dijadikan usaha. Di negara kita ini, apapun

BAB I PENDAHULUAN. properti di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang signifikan sekitar 20% di

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN DAN PENYAJIAN ASET BIOLOJIK PADA PT ASTRA AGRO LESTARI TBK MENURUT PSAK 16 (REVISI 2011) DAN IAS 41

BAB I PENDAHULUAN. bangunan yang digunakan sebagai kantor atau pabrik, peralatan, kendaraan dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dapat diperoleh serta seberapa relevan dan andal informasi

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Bab ini akan menguraikan tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian

BAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar

BAB I PENDAHULUAN. Banyak kekayaan Indonesia akan sumber daya alam yang dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan devisa. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah satu Badan

BAB I PENDAHULUAN. penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas. Laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian dunia dimana batasan penghambat menjadi semakin berkurang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi laporan keuangan merupakan unsur penting bagi investor, kreditor

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan operasi. Diperlukan sejumlah modal untuk melakukan kegiatan usaha

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang sangat penting bagi perusahaan komersial. Dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENGUNGKAPAN, DAN PENYAJIAN ASET BIOLOGIS BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kelapa sawit adalah salah satu komoditi yang diharapkan mampu memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal

BAB I PENDAHULUAN. operasional rutin perusahaan, terutama aset tetap (fixed asset). Aset tetap

BAB I PENDAHULUAN. sawit, kopi, kakao, karet, nilam, lada, dan juga kelapa. Undang-Undang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA), Accounting is the

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak

BAB I PENDAHULUAN. dipilih pada suatu industri untuk investor domestik maupun investor internasional.

BAB I. Jasa konstruksi adalah sektor industri yang akan terus berkembang selama

BAB I PENDAHULUAN. membuat laporan keuangan yang dihasilkan menjadi tidak seragam.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang sudah dipercayakan melalui laporan keuangan. Informasi dari

PENDAHULUAN. ini pertumbuhannya sangat signifikan. Sejak tahun 2006 indonesia telah. Tabel 1.1 Volume dan Nilai Expor Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN UKDW. standar akuntansi internasional International Financial Reporting Standard (IFRS)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan konsep dasar akuntansi, yakni konsep kesatuan usaha (entity theory),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) telah. awal lagi dalam menerapkan IFRS yaitu dari tahun 2002.

1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan terjadinya krisis ekonomi global yang melanda dunia bisnis di Indonesia,

I. PENDAHULUAN. masyarakat bawah. Sarana lembaga keuangan non bank yang mampu memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak diluar perusahaan. Segala informasi yang menyangkut keadaan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejak tahun 2010 Indonesia masuk dalam daftar negara yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya laporan keuangan digunakan oleh perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk membuat keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa perdebatan di dalam ilmu akuntansi yang telah berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. sektor perkebunan karena merupakan komoditi yang paling banyak diminati. Hasil

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam

PERPAJAKAN II. Konvergensi IFRS dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. baik organisasi profit maupun non profit untuk menghasilkan informasi yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Proses konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam penyajian informasi laporan keuangan dibutuhkan sebuah aturan

BAB 1 PENDAHULUAN. dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang telah bergabung dengan International

Bab I. Pendahuluan. Pada tahun 2010 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengesahkan revisi

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS ASET BIOLOGIS PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) Disusun Oleh: Fitri Annisa

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan haruslah memenuhi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB I bermanfaat bagi pemakainya? IASB (International Accounting Standard Board)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber

BAB I PENDAHULUAN. konsistensi, relevansi, dan keseragaman agar dapat diperbandingkan. dengan laporan keuangan perusahaan lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

3. Standar Akuntansi Syariah Standar Akuntansi Syariah akan diluncurkan dalam tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab.

BAB I PENDAHULUAN. International Accounting Standards Board (IASB) dan International Accounting

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum siklus hidup perusahaan terdiri atas start-up, infant, youth, growing,

Yudhistiro Ardy Institut Bisnis Nusantara Jl. D.I. Panjaitan Kav. 24 Jakarta (021)

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial

IMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMER 1 DAN 2 (REVISI 2009) UNTUK PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010 DAN 2011 PADA PT RA

SEMINAR PENULISAN ILMIAH

PENDAHULUAN. dalam satu periode (Kieso et al., 2011). Terdapat dua pendekatan untuk melaporkan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Adopsi IFRS diberbagai negara memiliki beberapa manfaat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

NAMA : MELISA MARIA NPM : JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : NOVA ANGGRAINIE, SE., MMSI

BAB I PENDAHULUAN. ditopang oleh sektor pertanian, sehingga sektor pertanian menjadi salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. perbankan Indonesia serta sejalan dengan upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan pada perusahaan di masing-masing negara juga berbeda.untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kita perlu memiliki pengetahuan tentang Nilai Perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. bidang, hal ini didukung dengan munculnya arus globalisasi yaitu perdagangan bebas

PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya perusahaan-perusahaan yang

DISCUSSION PAPER REVISI PSAK UNTUK ENTITAS NIRLABA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Reformasi SAK ETAP dan Akuntansi Nirlaba: Tugas Besar IAI untuk Negeri. Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di perusahaan dengan optimal. Dengan demikian perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan bisnis dalam skala nasional dan. intemasional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam tumbuhan komoditi ekspor, antara lain padi, jagung, kedelai,

BAB I PENDAHULUAN. Pengungkapan dan penyajian informasi merupakan suatu upaya. fundamental untuk menyediakan informasi mengenai laporan keuangan bagi

BAB I PENDAHULUAN. modalnya pada perusahaan mereka. Akuntansi mengalami perkembangan yang

ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN LABA-RUGI MENGGUNAKAN METODE PSAK DAN IFRS PADA PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA.Tbk

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber daya alam, terutama dari sektor pertanian. Sektor pertanian ini mempunyai peran yang penting dalam pembangunan ekonomi nasional karena dapat meningkatkan devisa negara melalui kegiatan ekspor komoditas tradisional seperti kopi, teh dan komoditas perkebunan lainnya. Sektor perkebunan sendiri merupakan bagian dari sektor pertanian yang pertumbuhannya paling konsisten jika dilihat dari hasil produksi, luas areal lahan, dan produktivitasnya. Sektor perkebunan juga memberikan kontribusi yang cukup penting dalam hal penciptaan nilai tambah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2011, tanaman perkebunan Indonesia mampu menghasilkan 153 884.70 miliar rupiah terhadap PDB Indonesia. Perkebunan merupakan usaha agrikultur yang banyak dilakukan oleh para investor yang ditandai dengan banyaknya perusahaan perkebunan yang berada di Indonesia. Salah satu komoditi perkebunan yang cukup menarik perhatian para investor adalah kelapa sawit. Ketertarikan investor terhadap perkebunan kelapa sawit disebabkan karena usaha perkebunan ini mampu menjanjikan laba di masa yang akan datang serta memberikan prospek yang bagus dan menguntungkan bagi investor. Hal ini didukung dengan harga minyak sawit yang ditopang oleh harga minyak kedelai yang lebih mahal dan harga bahan bakar minyak bumi yang terus meningkat sehingga mengakibatkan harga minyak sawit ditetapkan sesuai dengan standar harga internasional dalam mata uang dollar, sehingga stabilitas minyak sawit relatif stabil 1

atau meningkat yang terbukti dapat bertahan dari krisis ekonomi. Di samping itu, prospek terhadap kelapa sawit semakin diperkuat dengan permintaan minyak kelapa sawit (CPO/Crude Palm Oil) yang meningkat di pasar global karena minyak sawit jauh lebih kompetitif dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Peningkatan permintaan dalam komoditas perkebunan, tentunya mendorong industri perkebunan untuk menyajikan laporan keuangan secara memadai sehingga dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sebagai sarana dalam pemberian informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi, suatu laporan keuangan harus memenuhi karakteristik kualitatif dalam laporan keuangan, yang salah satunya adalah mengenai keterbandingan. Isu keterbandingan menjadi sangat penting bagi seluruh pengguna laporan keuangan di seluruh dunia karena adanya suatu pelaporan yang global sehingga terjadinya peningkatan terhadap pemahaman dan daya banding laporan keuangan. Sebab dengan adanya suatu standar pelaporan keuangan global memberikan suatu format serta deskripsi yang sama mengenai pos-pos sejenis. Di samping itu, dengan adanya keseragaman standar secara global diharapkan juga mampu meningkatkan arus investasi global dan meningkatkan efektivitas penyusunan laporan keuangan. Salah satu upaya dalam peningkatan daya banding laporan keuangan dan peningkatan kualitas laporan keuangan yaitu dilakukan konvergensi Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) terhadap International Accounting Standards (IAS) atau International Financial Reporting Standard (IFRS) di Indonesia. Proses konvergensi ini telah berlangsung di Indonesia sejak tahun 2008 dan mulai diimplementasikan penerapan PSAK berbasis IAS/ IFRS pada tahun 2012. Saat ini sudah cukup banyak PSAK yang disusun dan diterbitkan dengan mengacu pada IAS dan IFRS. 2

Salah satu standar IAS yang sangat mempengaruhi perusahaan perkebunan kelapa sawit adalah IAS 41 Agriculture. IAS 41 merupakan suatu standar yang unik karena mengatur mengenai perlakuan akuntansi untuk aset biolojik seperti hewan atau tanaman hidup yang menghasilkan produk melalui proses alam. Sampai saat ini Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) belum menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengacu pada IAS 41. Oleh karena itu, perusahaan agrikultur di Indonesia mendasarkan perlakuan akuntansinya untuk pengukuran tanaman kelapa sawit menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 16 Aset Tetap khususnya model biaya. PSAK 16 dan IAS 41 memiliki perbedaan terutama dalam basis pengukuran untuk mengakui nilai tanaman kelapa sawit. Perbedaan tersebut disebabkan karena PSAK 16 mengizinkan untuk memilih antara model biaya (basis biaya perolehan) dan model revaluasi (basis harga pasar) untuk aset tetap. Sementara IAS 41 berbasis harga pasar aktif atau nilai lain yang dianggap mendekati harga pasar jika harga pasar tersebut diragukan keandalannya. Sehubungan dengan pengaturan IAS 41 ke dalam PSAK, terdapat banyak perdebatan mengenai dampak penerapan standar akuntansi internasional tersebut terhadap pengakuan, pengukuran dan penyajian laporan keuangan, yang disebabkan karena adanya pengakuan keuntungan atau kerugian yang tidak terealisasi sebagai akibat perubahan nilai wajar, yang dapat menyebabkan kesalahan penafsiran dari sisi pajak sehingga dapat merugikan perusahaan. Hal tersebut mendorong dilakukannya penelitian untuk mengetahui pengaruh atas implementasi International Accounting Standards (IAS) 41 terhadap pengakuan, pengukuran dan penyajian aset biolojik pada industri perkebunan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan memilih salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit yang tercatat dalam Bursa Efek 3

Indonesia (BEI). Adapun perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT Astra Agro Lestari Tbk. Berdasarkan berbagai penjelasan di atas, maka penelitian ini dibuat dengan judul ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN DAN PENYAJIAN ASET BIOLOJIK PADA PT ASTRA AGRO LESTARI TBK MENURUT PSAK 16 (REVISI 2011) DAN IAS 41. 1.2 Ruang Lingkup Penelitian Pembatasan ruang lingkup dalam penelitian bertujuan agar pembahasan tidak terlalu meluas dan mampu memberikan pemahaman yang sesuai dengan permasalahan yang ada. Dalam ruang lingkup ini, penulis akan membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut: 1. Penelitian ini terbatas pada pengakuan, pengukuran, dan penyajian aset biolojik pada perusahaan perkebunan kelapa sawit; 2. Penelitian ini mengambil data dari laporan keuangan tahun 2011. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dapat dicapai melalui penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pengakuan, pengukuran, dan penyajian aset biolojik menurut PSAK 16: Aset Tetap berdasarkan model biaya dan model revaluasi. 2. Mengetahui pengakuan, pengukuran, dan penyajian aset biolojik menurut IAS 41: Agriculture. 3. Mengetahui perbedaan pengakuan, pengukuran, dan penyajian aset biolojik menurut IAS 41 dengan PSAK 16 berdasarkan model biaya yang diterapkan 4

oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit; ataupun berdasarkan model revaluasi sesuai dengan PSAK 16 paragraf 31. 4. Mengetahui dampak penggunaan nilai wajar atas tanaman kelapa sawit dalam IAS 41 terhadap laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan. 1.3.2 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi perusahaan: Digunakan agar perusahaan lebih memperhatikan dan mengantisipasi dampak yang timbul dalam pengimplementasian IAS 41: Agriculture. 2. Bagi Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK- IAI): Digunakan sebagai bahan pertimbangan sehubungan dengan persiapan pengaturan IAS 41 ke dalam PSAK. 3. Bagi Pihak Lain: Dapat digunakan sebagai acuan serta mampu memberikan gambaran dan informasi yang relevan mengenai gambaran penerapan IAS 41 dan PSAK 16 pada perusahaan perkebunan. 1.4 Ringkasan Metodologi Penelitian Penelitian mengenai Analisis Pengakuan, Pengukuran dan Penyajian Aset Biolojik Pada PT Astra Agro Lestari Tbk Menurut PSAK 16 (Revisi 2011) dan IAS 41. mempunyai karakteristik metodologi sebagai berikut: 1. Jenis dari risetnya adalah riset eksploratoria (kualitatif, naturalis). 2. Dimensi waktu riset melibatkan satu waktu tertentu (cross sectional). 5

3. Metode pengumpulan datanya tidak langsung (sekunder). 4. Lingkungan penelitiannya merupakan lingkungan riil (field setting). 5. Unit analisisnya menggunakan salah satu perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu PT Astra Agro Lestari Tbk. 1.5 Sistematika Pembahasan Penelitian ini akan terbagi dalam lima bab yang akan membahas secara sistematis mengenai pengakuan, pengukuran, dan penyajian aset biolojik menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 16 dan International Accounting Standards 41. Secara garis besar, penyusunan sistematika pembahasan adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, ringkasan metodologi penelitian dan sistematika pembahasan yang diharapkan mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian. BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan teori-teori dan dasar-dasar yang berhubungan dengan penelitian ini. Teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain mengenai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 16: Asset Tetap (Revisi 2011), International Accounting Standards (IAS) 41: Agriculture, yang secara khusus akan membahas mengenai ruang lingkup, kriteria pengakuan, kriteria pengukuran, pasar aktif, 6

keuntungan dan kerugian, ayat jurnal, pengungkapan dalam laporan keuangan serta aspek perpajakan di Indonesia. BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum objek penelitian yaitu PT Astra Agro Lestari Tbk dan metode penelitian. Gambaran umum tersebut meliputi sejarah singkat, visi dan misi perusahaan, bidang usaha, struktur organisasi serta penerapan kebijakan akuntansi yang sekarang. Dalam metode penelitian, akan diuraikan mengenai jenis dan sumber data serta teknik pengumpulan data. BAB 4 PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian aset biolojik (tanaman kelapa sawit) menurut PSAK 16 dengan model biaya dan model revaluasi serta IAS 41, perbandingan pengakuan dan pengukuran aset biolojik, analisis penyajian aset biolojik pada laporan keuangan menurut PSAK 16 dan IAS 41 serta dampak penggunaan nilai wajar atas aset biolojik dalam IAS 41. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Bab ini membahas kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian, dan saran yang dapat diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. 7