BAB I PENDAHULUAN. sektor perkebunan karena merupakan komoditi yang paling banyak diminati. Hasil
|
|
- Liana Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Sektor perkebunan adalah salah satu sektor penting bagi Indonesia yang merupakan negara agraris. Pada krisis tahun 1997, banyak perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kondisi yang sebaliknya berlaku bagi sektor perkebunan yang mencatat keuntungan besar akibat pelemahan rupiah. Pada tahun 2008, Direktorat Jendral Perkebunan mencatat devisa yang dihasilkan dari sub sektor perkebunan mencapai US$ 22,8 miliar. Komoditi kelapa sawit menyumbang banyak peran dalam sektor perkebunan karena merupakan komoditi yang paling banyak diminati. Hasil olahan kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) merupakan komoditas andalan dalam sektor perkebunan karena dapat dimanfaatkan oleh industri pangan maupun non pangan. Kegunaan CPO membuat luas lahan sawit di Indonesia menjadi 6,1 juta ha pada tahun Pada tahun 2007, luas lahan sawit di Indonesia menjadi 6,78 juta ha dengan total produksi menjadi 17,37 juta ton. Ekspor CPO pada tahun tersebut mencapai 5,13 juta ton atau sekitar 30,54% dari total produksi. Sejak harga CPO dan hasil perkebunan lainnya dikaitkan dengan harga minyak bumi, investasi pada perkebunan terus meningkat. Investasi pada perkebunan membutuhkan dana yang cukup besar. Manajemen perusahaan harus memperhatikan kebijakan struktur hutang
2 perusahaan. Manajemen harus mempertimbangkan keseimbangan pemakaian modal perusahaan dan hutang pada kebijakan struktur kapital. Beberapa alasan seperti yang telah disebutkan sebelumnya membuat peneliti tertarik untuk mengkaji faktor - faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada perusahaan perkebunan. Beberapa penelitian terdahulu mengkaji dari sisi perusahaan manufaktur. Beberapa faktor umum yang mempengaruhi kebijakan hutang pada perusahaan menurut pecking order theory adalah free cash flow, struktur aset, profitabilitas, pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, resiko bisnis, kepemilikan manajerial, kepemilikan institutional, kebijakan dividen, dan laba ditahan. Peneliti hanya mengambil tiga faktor saja yaitu struktur aset, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan. Peneliti memakai struktur aset karena aset dalam perusahaan perkebunan lebih khusus dibandingkan aset peusahaan lainnya. Pada perusahaan perkebunan ada yang dimaksud dengan aset biologis. Nilai aset biologis dicatat berdasarkan depresiasi atau nilai wajar pada saat aset tesebut dijual. Pencatatan nilai aset biologis ini menimbulkan kontroversi karena tidak semua aset biologis dapat dijual. Pencatatan dengan metode ini tidak mencerminkan nilai aset biologis di laporan keuanagan perusahaan. Permasalahan ini sampai sekarang masih menjadi perdebatan untuk menerapkan International Accounting Standard (IAS) 41 di Indonesia. Peneliti memakai faktor profitabilitas karena perusahaan perkebunan mencatat laba yang tinggi pada saat melemahnya rupiah pada tahun 1997 di mana kebanyakan perusahaan perusahaan mengalami kesulitan finansial. Peneliti ingin meneliti
3 profitablitas perusahaan perkebunan pada saat nilai tukar rupiah tidak melemah. Peneliti memakai faktor pertumbuhan penjualan karena penjualan pada perusahaan perkebunan berbeda dengan penjualan pada perusahaan manufaktur yang hanya berdasarkan jumlah bahan baku dan jam kerja. Pada perusahaan manufaktur, jumlah produksi bisa diubah dengan cara memperbanyak bahan baku, memperpanjang jam kerja, dan memperbanyak jumlah mesin yang digunakan pada produksi. Pada perusahaan perkebunan, produksi perusahaan tidak bisa diubah dengan memperbanyak bahan baku ataupun memperpanjang jam kerja karena beberapa hasil perusahaan perkebunan seperti buah tidak dapat diperbanyak dengan menambah jam kerja atau bibit buah. Hasil produksi perusahaan perkebunan seperti buah tergantung pada waktu untuk menghasilkan atau waktu untuk memanen buah tersebut, hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk mengambil variabel pertumbuhan penjualan. Peneliti tertarik untuk melihat apakah pertumbuhan penjualan bisa berubah signifikan dari tahun ke tahun dan apakah pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Tujuan utama perusahaan beroperasi adalah mendapatkan laba. Dalam operasionalnya perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan perusahaan, baik untuk mendanai aset tetap ataupun mendanai operasional perusahaan. Perusahaan dapat memakai pendanaan yang berasal dari sumber internal maupun eksternal. Dasar keputusan pendanaan yang berkaitan dengan pemilihan sumber pendanaan, baik sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan secara teoritis didasarkan atas dua kerangka teori. Menurut Sulistianingsih (2001 dalam
4 Yuliningrum, 2008 : 1) Ada dua kerangka teori yang mendasari pendanaan yaitu balance theory (static trade-off) dan pecking order theory. Berdasarkan balance theory, perusahaan mendapatkan keputusan pendanaan pada struktur modal yang optimal dengan menyeimbangkan manfaat dari pendapatan pajak atas penggunaan hutang terhadap biaya kebngkrutan. The pecking order theory menyebutkan bahwa perusahaan cenderung memilih sumber pendanaan internal dibanding sumber pendanaan eksternal. Pemilihan pendanaan, baik berasal dari pihak eksternal maupun internal sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Suatu perusahaan yang melakukan pemenuhan modal menggunakan dana yang berasal dari dalam perusahaan akan mengurangi ketergantungannya pada pihak lain. Perusahaan yang kebutuhan modalnya terus meningkat akan memilih untuk menggunakan hutang atau penerbitan saham baru apabila sumber dana internal telah habis dipakai. Perusahaan akan menggunakan eksternal finance pada saat internal equity tidak mencukupi. Penggunaan eksternal finance sendiri pertama-tama menggunakan hutang, apabila hutang tidak mencukupi, maka akan digunakan eksternal equity (Rachman, 2012 : 2). Manajer sebagai pengelola dana perusahaan harus memperhatikan pemakaian sumber dana untuk mengoptimalkan pendanaan perusahaan. Sumber dana internal diperoleh dari laba ditahan dan depresiasi. Sumber dana eksternal berasal dari hutang dan penerbitan saham. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kredit merupakan hutang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari para pemilik
5 merupakan modal sendiri. Proporsi antara penggunaan modal sendiri dan hutang disebut dengan kebijakan hutang perusahaan. Penentuan proporsi antara modal dan hutang dalam kebijakan hutang oleh manajer perusahaan. Kebijakan hutang melihat angka perbandingan antara hutang dengan modal sendiri yang disebut dengan debt to equity ratio (DER). Semakin tinggi rasio DER, semakin tinggi pula resiko perusahaan karena pendanaan bersumber dari hutang. Angka DER lebih dari satu artinya penggunaan hutang lebih besar dalam mendanai aktivitas pendanaan. Dalam mengatur nilai DER, manajer harus menentukan struktur modal yang optimal bagi perusahaan agar resiko yang diambil perusahaan dapat dikurangi. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang memaksimumkan harga saham perusahaan. Salah satu cara memaksimumkan harga saham adalah memaksimumkan laba perusahaan. Meningkatkan penjualan adalah salah satu cara memaksimumkan laba perusahaan. Dalam meningkatkan penjualan, perusahaan harus memperhatikan pendanaan dalam operasinya. Pendanaan secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti struktur aset, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, pertumbuhan penjualan, profitabilitas, resiko bisnis, ukuran perusahaan, dan operating leverage. Banyaknya faktor yang mempengaruhi pendanaan membuat peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai beberapa faktor yang lebih spesifik yaitu struktur aset, profitabilitas, dan tingkat pertumbuhan penjualan. Variabel independen
6 dalam penelitian ini adalah struktur aset, profitabilitas, dan tingkat pertumbuhan penjualan. Variable dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan hutang. Struktur aset diukur dengan cara membagi jumlah aset tetap terhadap total aset. Profitabilitas diukur dengan cara membagi laba terhadap total aset yang menunjukkan ratio return on assets (ROA). Tingkat pertumbuhan penjualan didapat dengan cara membagi selisih penjualan dua tahun berturut-turut terhadap penjualan tahun lalu. Kebijakan hutang diukur dengan debt to equity ratio (DER) yang menunjukkan proporsi penggunaan hutang terhadap ekuitas pada pendanaan perusahaan. Penelitian ini memakai sampel dari perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI. Peneliti memakai perusahaan perkebunan sebagai sampel karena perusahaan perkebunan tergolong sebagai usaha yang lebih spesifik dibandingkan dengan usaha lain seperti usaha bank atau pertambangan. Perusahaan perkebunan diklasifikasikan sebagai perusahaan yang khusus karena jumlah perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI hanya mencapai 15 perusahaan. Penelitian ini merupakan replikasi dari beberapa penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu lebih banyak mengkaji kebijakan hutang dari sisi perusahaan manufaktur. Penelitian yang sama pada perusahaan manufaktur memberikan hasil penelitian yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan pada perusahaan manufaktur oleh Yuliningrum (2008), Santika (2011), dan Susilawati dkk. (2012) menyimpulkan bahwa struktur aset tidak berpengaruh secara signifikan pada kebijakan hutang, hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan pada perusahaan manufaktur oleh
7 Hardiningsih & Oktaviani (2012) yang menyimpulkan bahwa struktur aset berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan hutang. Variabel profitabilitas dan pertumbuhan penjualan juga mempunyai hasil yang berbeda. Pada peneltian yang dilakukan pada perusahaan manufaktur oleh Indahningrum & Handayani (2009) dan Ivan Nugroho (2011) menyimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan hutang. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan pada perusahaan manufaktur oleh Kusrini (2012) yang menyimpulkan profitabilitas memberikan pengaruh yang tidak signifikan pada kebijakan hutang. Hasil penelitian yang berbeda lainnya adalah penelitian yang dilakukan pada perusahaan manufaktur oleh Nugrahaini (2012) yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh secara signifikan pada kebijakan hutang, tetapi hasil penelitian yang dilakukan pada perusahaan manufaktur oleh Santika dan Sudiyanto (2011) menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh secara signifikan pada kebijakan hutang. Hasil penelitian yang berbeda dengan variabel yang sama pada perusahaan menufaktur membuat peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut variabel tersebut. Peneliti telah mengambil referensi dari beberapa penelitian terdahulu mengenai sektor perkebunan seperti Harmoni (2009), Tampubulon (2009), Hasugian (2010), Simbolon (2010), Hendrianti (2011), dan Sari (2012). Peneliti memberikan judul : Pengaruh Struktur Aset, Profitabilitas, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di BEI.
8 1.2 Perumusan Masalah 1. Apakah struktur aset berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI? 3. Apakah pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI? 4. Apakah struktur aset, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan berpengaruh secara bersama-sama terhadap kebijakan hutang pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI? 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan di antaranya: 1. Penelitian hanya menggunakan perusahaan perkebunan sebagai sampel. 2. Penelitian ini hanya memakai perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI. 3. Penelitian hanya menggunakan perusahaan perkebunan yang menerbitkan laporan keuangan tahun 2010, 2011, dan 2012 di BEI. 4. Penelitian hanya memiliki tiga variable independen yaitu struktur aset, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan.
9 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian. a. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh struktur aset, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan terhadap kebijakan hutang. 2. Untuk mengetahui apakah struktur aset, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan secara bersama-sama mempengaruhi kebijakan hutang. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh struktur aset, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan terhadap kebijakan hutang. b. Manfaat penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi Akademi Penelitian ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai manajemen keuangan yang sering dipakai dalam perhitungan rasio pada laporan keuangan. 2. Bagi Penulis Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan penulis dalam mencari hubungan antara variabel yang ada. Penelitian ini juga membantu penulis untuk mempraktekkan ilmu yang dipelajari selama masa perkuliahan.
10 3. Bagi Perusahaan Penelitian ini berguna untuk dijadikan referensi dalam memutuskan kebijakan hutang dengan mempertimbangkan proporsi struktur aset, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan. 4. Bagi Pembaca Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan pembaca dan membantu pembaca memahami hubungan antara variabel. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini berguna untuk dijadikan referensi dalam melakukan penelitian yang sejenis. Penelitian ini dapat dijadikan perbandingan pada penelitian di sektor yang berbeda seperti sektor perbankan dan properti.
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Globalisasi bermuara pada masalah tantangan dan peluang yang dihadapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi bermuara pada masalah tantangan dan peluang yang dihadapi berdasarkan pada kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh tiap perusahaan dalam menghadapi semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cara menaikkan hutang (Yeniatie dan Nicken, 2010). memaksimumkan kemakmuran pemegang saham tetapi memaksimumkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajer diberi kepercayaan oleh para pemegang saham untuk mengelola, menjalankan perusahaan dan mengatasi berbagai hambatan untuk dapat mencapai tujuan. Dalam mengelola
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan, keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Keputusan finansial merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial yang diambil oleh manajer
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lebih dari 40% di BEI adalah industri manufaktur.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lebih dari 40% perusahaan yang listed di
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang a. Kebijakan Hutang. Kebijakan hutang merupakan kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan dari pihak
Lebih terperinciPENDAHULUAN. ini pertumbuhannya sangat signifikan. Sejak tahun 2006 indonesia telah. Tabel 1.1 Volume dan Nilai Expor Kelapa Sawit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Industri kelapa sawit di Indonesia dalam dua puluh tahun belakangan ini pertumbuhannya sangat signifikan. Sejak tahun 2006 indonesia telah menjadi produsen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan aktivitas pendanaan merupakan bagian paling penting untuk kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting dengan banyak pihak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini terjadi disebabkan karena pihak manajemen sering kali memiliki tujuan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Tujuan perusahaan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan untuk meningkatkan aktivitas maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asean Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. Banyak tantangan dan peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA merupakan kerja sama antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. struktur modal perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi suatu kinerja
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam setiap perusahaan, keputusan dalam pemilihan sumber dana merupakan hal yang penting karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak negara (termasuk Indonesia) menganggap sektor industri sebagai motor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan menyebabkan negara-negara di dunia berlombalomba membenahi perekonomiannya. Sektor industri diyakini sebagai sektor pemimpin (leading
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri perbankan. Selain menyangkut permasalahan modal, tingkat kepercayaan
1 BAB I PENDAHULUAN Bab yang pertama ini akan menjelaskan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dari penulisan penelitian ini. 1.1 Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal merupakan bagian yang penting dalam setiap aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis baik industri maupun jasa, termasuk industri consumer goods.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan di dunia bisnis yang semakin ketat pada era globalisasi saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang kompetitif antar seluruh sektor bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan besar terjadi secara global seiring dengan perlambatan ekonomi dunia. Resiko ketidakpastian di pasar keuangan dunia memberikan tekanan tambahan bagi perusahaan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari total populasi penelitian 119 perusahaan hanya 35 perusahaan yang
66 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Dari total populasi penelitian 119 perusahaan hanya 35 perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur tahun 2010-2014.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendanaan merupakan salah satu komponen penting dalam keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini. Keputusan pendanaan akan berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi dan cara berpikir manusia yang semakin pesat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan teknologi dan cara berpikir manusia yang semakin pesat, mengakibatkan persaingan juga sangat sengit, memaksa banyak perusahaan melakukan manajemen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari: utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi adalah proses dari tiga aktivitas yaitu pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian transaksi ekonomi dari suatu organisasi (bisnis maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melihat prospek suatu perusahaan investor dapat menilainya dari harga saham. perusahaan yang baik dan menguntungkan di masa depan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu sarana investasi adalah pasar modal yang mempertemukan investor yang memiliki kelebihan dana dengan harapan mendapatkan keuntungan dan perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan makin berkembangnya dunia bisnis di Indonesia yang didukung oleh perkembangan pasar modal, maka saham telah menjadi alternatif yang menarik bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan baru yang terjadi pada era globalisasi saat ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat dan munculnya perusahaan-perusahaan baru yang terjadi pada era globalisasi saat ini membuat persaingan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa globalisasi seperti saat ini pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem ekonomi pasar. Pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut, perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki keinginan untuk dapat memperluas usahanya dan berkembang demi tercapainya tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pada dasarnya, pasar modal hampir sama dengan pasar lainnya, yang membedakan pasar modal dengan pasar lainnya adalah dalam hal komoditas yang diperdagangkan. Pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk. kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk menjalankan dan mengembangkan bisnisnya.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pecking Order Theory Pecking order theory adalah teori struktur modal yang di rumuskan oleh Myes dan Majluf 1984. Disebut sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan akan berusaha sebaikbaiknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya adalah untuk mendapatkan keuntungan, maka dalam kegiatannya perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keberlangsungan perusahaan-perusahaan di Indonesia terlihat tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini keberlangsungan perusahaan-perusahaan di Indonesia terlihat tidak menentu dikarenakan kondisi ekonomi global cenderung tidak stabil. Apalagi
Lebih terperinciPengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia
Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia NAMA : NUR ANNISA NPM : 16209855 Latar Belakang Masalah Investasi adalah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Secara parsial
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen keuangan dalam sebuah perusahaan bertujuan untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya perlu mengetahui perkembangan sejauh mana perusahaan itu mencapai tujuan perusahaannya. Setiap perusahaan mempunyai sistem
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk. dipastikan perusahaan beroperasi secara maksimal. Profitabilitas dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk menghasilkan laba perusahaan. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup suatu perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. meningkatkan atau memperluas jaringan bisnisnya. terlebih lagi jika jumlah uang yang akan diinvestasikan sangat besar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu cara untuk mendapatkan penghasilan selain menjadi seorang pekerja. Banyaknya produk keuangan yang ada di Indonesia semakin membuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber dana yang diperoleh suatu perusahaan merupakan hasil dari operasional yang berwujud keuntungan. Suatu perusahaan yang sudah mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama untuk. memaksimalkan kemakmuran dan kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama untuk memaksimalkan kemakmuran dan kesejahteraan perusahaansertameningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. menganalisis pengaruh faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan dalam
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penelitian ini mencoba untuk menjawab tujuan penelitian, yaitu untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan dalam menetapkan kebijakan hutang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. struktur modal yang optimal sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia usaha pada saat ini menjadi semakin ketat, baik di sektor industri maupun sektor jasa. Setiap perusahaan harus menyusun strategi yang tepat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, antara Lain : Rizka Putri Indahningrum dan Ratih Handayani, (2009)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, antara Lain : 2.1.1 Rizka Putri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan kita perlu memiliki pengetahuan tentang Nilai Perusahaan. Nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah memaksimumkan Nilai Perusahaan. Nilai Perusahaan tercermin dari harga saham perusahaan apabila perusahaan tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat, menyebabkan perusahaan dalam berbagai sektor industri di Indonesia berlomba-lomba meningkatkan nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan keunggulan produk yang dimiliki perusahaan tersebut.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia bisnissaat ini berada dalam era globalisasi di iringi perkembangan teknologiyang semakin canggih dan memadai yang dapat dirasakan manfaatnya oleh semua orang
Lebih terperinciBAB - I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan dan
BAB - I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan utama perusahaan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan dan memaksimalkan keuntungan pemilik perusahaan. Keuntungan perusahaan tercermin dalam laba bersih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari eksternal. Kebijakan hutang ini dilakukan untuk menambah dana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan hutang merupakan salah satu keputusan pendanaan yang berasal dari eksternal. Kebijakan hutang ini dilakukan untuk menambah dana perusahaan yang akan digunakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi (Harnanto,1984).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan adalah suatu hal yang ingin dicapai setiap individu, terutama kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari terpenuhinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat persaingan yang sudah semakin tinggi menuntut setiap perusahaan agar mampu menerapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang salah satu kegiatan operasionalnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang salah satu kegiatan operasionalnya adalah memproduksi barang dan menyediakan jasa. Dalam melakukan kegiatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang harus diambil oleh manajer keuangan yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan. Keputusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap entitas bisnis (perusahaan) dalam operasinya tentu memiliki tujuan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap entitas bisnis (perusahaan) dalam operasinya tentu memiliki tujuan yang akan dicapai. Tujuan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu tujuan jangka pendek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan pendanaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam dunia bisnis, semua perusahaan membutuhkan dana yang sekiranya dapat menyokong kegiatan operasional perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan dana maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia usaha semakin lama semakin tajam dalam era globalisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan di dunia usaha semakin lama semakin tajam dalam era globalisasi seperti sekarang ini. Pengembangan perusahaan terus dilakukan, baik oleh perusahaan besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pada zaman seperti sekarang ini menuntut kemampuan untuk bersaing dalam dunia usaha secara kompetitif. Perusahaan harus mampu berupaya bagaimana mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekonomi dan bisnis yang berkembang pesat seperti saat ini, perusahaan tidak hanya beroperasi untuk menghasilkan laba yang sebesarbesarnya tetapi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendanaan, apalagi pada perusahaan yang sedang tumbuh senantiasa. berhadapan dengan persoalan penambahan modal yang tujuannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian saat ini sangat tergantung dengan masalah pendanaan, apalagi pada perusahaan yang sedang tumbuh senantiasa berhadapan dengan persoalan penambahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial di dalam meningkatkan sumber modalnya untuk eksistensi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendanaan merupakan masalah yang sangat penting bagi suatu perusahaan, karena melibatkan banyak pihak, seperti pemegang saham, kreditur, serta pihak manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber daya dasar (input), yang digabung lalu diproses untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan secara umum merupakan suatu organisasi yang memiliki sumber daya dasar (input), yang digabung lalu diproses untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan, baik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagainya. Para investor tentu mengharapkan return atas investasi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama terbentuknya suatu perusahaan hingga beroperasi adalah untuk memperoleh laba. Laba perusahaan merupakan suatu tolok ukur daya tarik bagi para investor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin berkembang, menyebabkan perusahaan mulai berlomba-lomba untuk memperluas dan bersaing dalam menjalankan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan bisnisnya perusahaan berupaya untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan bisnisnya perusahaan berupaya untuk meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan. Investor biasanya dalam menilai keberhasilan suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori trade-off (trade-off theory) Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko dengan tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan sumber pembiayaan yang sangat penting adalah devisa. Devisa diperlukan untuk membiayai impor dan membayar
Lebih terperinci2015 PENGUJIAN TRADE OFF THEORY & PECKING ORDER THEORY DALAM PENENTUAN STRUKTUR MODAL
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama setiap perusahaan adalah memakmurkan kekayaan pemegang saham dengan cara meningkatkan nilai perusahaan setinggi-tingginya, sedangkan nilai perusahaan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap negara menginginkan perekonomian negaranya untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya setiap negara menginginkan perekonomian negaranya untuk maju dan berkembang. Semakin ketatnya persaingan menyebabkan negara-negara di dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu bisnis property dan real estate sangat berkembang di Indonesia. Untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bisnis property dan real estate merupakan bisnis yang sangat menggiurkan. Jumlah penduduk indonesia yang sangat banyak, membutuhkan tempat tinggal yang harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan suatu bisnis setiap perusahaan perbankan memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana merupakan elemen utama yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini merupakan rasio hutang yang digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau bursa efek merupakan suatu obyek penelitian yang menarik untuk diteliti. Hal ini dikarenakan bahwa pasar modal memiliki daya tarik. Pertama,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teori struktur kapital (capital structure) dikembangkan pertama kali oleh Modigliani dan Miller (1958). Teori pemilihan optimal capital structure telah menjadi isu pembahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis semakin meningkat disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis semakin meningkat disebabkan oleh banyaknya perusahaan-perusahaan yang berkembang dan memiliki kemampuan manajerial yang berbeda-beda.untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Pertanian di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Pertanian di Indonesia
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Dalam dunia usaha untuk meningkatkan kegiatan usaha pemilik usaha selalu dihadapkan dengan suatu masalah. Salah satu masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 2015 karena akan diberlakukannya AFTA (Asean Free Trade Area). AFTA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekspor adalah kegiatan dimana sebuah negara menjual produknya ke negara lain. Ekspor Indonesia pada Desember 2013 mengalami kenaikan sebesar 10.33% dibandingkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini mengakibatkan para pelaku usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang dapat meningkatkan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat berkembang. Untuk mencapai hal tersebut tentu diperlukan biaya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pasti menginginkan usahanya berjalan lancar bahkan dapat berkembang. Untuk mencapai hal tersebut tentu diperlukan biaya. Modal adalah suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses produksi (Suhayati dan Anggadini, 2013). Bagi sebuah perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan pabrik (manufacturing firm) adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi kemudian menjual barang jadi tersebut. Kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masalah pendanaan menjadi tombak dalam dunia usaha dan perekonomian. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha dalam perekonomian pasar bebas semakin ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Pecking Order Pecking order theory dikembangkan oleh Stewart C. Myers dan Nicolas Majluf pada tahun 1984, yang dikenalkan pertama kali oleh Donaldson
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecil seperti Usaha Kecil dan Menengah (UKM), hampir semua bentuk-bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Utang merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari sebuah usaha, baik perusahaan berskala besar seperti perusahaan multinasional maupun berskala kecil seperti Usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus selaras dan serasi dengan tujuan maksimalisasi keuntungan yang merupakan tujuan utama dari perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal. Pasar modal ( capital
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan baik terhadap situasi internalnya baik di bidang pemasaran, produksi,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya kondisi persaingan menuntut setiap perusahaan membaca dengan baik terhadap situasi internalnya baik di bidang pemasaran, produksi, sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Industri farmasi merupakan industri yang secara ketat diatur dengan pertimbangan perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. baik mengunakan hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini dunia perekonomian semakin maju. Hal itu berdampak pada semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis. Perusahaan besar maupun perusahaan kecil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat terutama di era globalisasi saat ini, menuntut setiap perusahaan untuk memproduksi barang-barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan ekonomi. Namun demikian banyak hambatan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian saat ini ternyata sangat tergantung dengan masalah pendanaan, apalagi pada perusahaan yang sedang tumbuh senantiasa berhadapan dengan persoalan
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Crude palm oil (CPO) merupakan produk olahan dari kelapa sawit dengan cara perebusan dan pemerasan daging buah dari kelapa sawit. Minyak kelapa sawit (CPO)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, persaingan antar perusahaan sangat ketat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia saat ini berada dalam era pembangunan yang diharapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bangsa Indonesia saat ini berada dalam era pembangunan yang diharapkan dikemudian hari mampu menunjukkan eksistensinya pada masyarakat dunia. Namun untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan penunjang perekonomian yang dianggap semakin penting pada suatu negara. Salah satu cara untuk mengukur indikator perekonomian suatu negara adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana yang cukup besar, sehubungan dengan hal ini perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembang dalam menjalankan usahanya membutuhkan dana yang cukup besar, sehubungan dengan hal ini perusahaan senantiasa dihadapkan
Lebih terperinci