Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

dokumen-dokumen yang mirip
ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI

Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan

Faktor Penentu Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan Di Kabupaten Sidoarjo melalui Pengembangan Ekonomi Lokal

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah

Pengembangan Daerah Tertinggal di Kabupaten Sampang

PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG

Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)

Penentuan Kawasan Agropolitan berdasarkan Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura di Kabupaten Malang

Pengendalian Konversi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Non Pertanian Berdasarkan Preferensi Petani di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No.2, (2015) ISSN: ( Print) C-133

Arahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri

Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

Penentuan Prioritas Pengembangan KAPET DAS KAKAB Di Kabupaten Barito Selatan

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran

PENENTUAN WILAYAH POTENSIAL KOMODITAS JAGUNG DI KABUPATEN KEDIRI

Penentuan Cluster Pengembangan Komoditas Unggulan Desa-Desa Tertinggal Di Kabupaten Bangkalan Berdasarkan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal

Penentuan Alternatif Lokasi Pengembangan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Pertanian Unggulan di Kabupaten Lamongan

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

Pengembangan Sentra Industri Kerajinan Kayu di Kecamatan Kepanjenkidul Blitar (Melalui Pendekatan Pengembangan Ekonomi Lokal)

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh

Penentuan Kawasan Agropolitan berdasarkan Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura di Kabupaten Malang

Pengendalian Konversi Lahan Pertanian sebagai Upaya Sinergis Program Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan

Kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

Konsep Land Sharing Sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

Pengembangan Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Karangasem Melalui Pendekatan Agribisnis

Clustering Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota Surabaya

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

Tingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas di Kabupaten Sidoarjo

Pemanfaatan Lahan pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

Pembangunan sektor pertanian seyogyanya memperhatikan. komponen-komponen serta seluruh perangkat yang saling berkaitan

Pengendalian Konversi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Non Pertanian Berdasarkan Preferensi Petani Pemilik Lahan

Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur

VI. REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

Arahan Optimalisasi RTH Publik Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

Penentuan Tipologi Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: C-52

Tugas Akhir PW Dosen Pembimbing : Ir. Heru Purwadio, MSP

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

ARAHAN LOKASI INDUSTRI PENGOLAHAN BERAS KABUPATEN JOMBANG

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VII FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN PENGORGANISASIAN KEGIATAN USAHATANI

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN

Pengembangan Sektor Agro dan Wisata Berbasis One Sub-District One Misi Misi pengembangan Produk Unggulan Daerah Kab.

Penentuan Nilai Insentif dan Disinsentif Pada Pajak Bumi dan Bangunan Sebagai Instrumen Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian di Sidoarjo

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

Penentuan Variabel Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI (RDK) DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI (RDKK)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print C-45

ANALISA PERBANDINGAN SOSIAL EKONOMI PETANI JAGUNG SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Komoditas Unggulan Hortikultura di Kawasan Agropolitan Ngawasondat Kabupaten Kediri

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL KONVEKSI DI KAWASAN PIK PULOGADUNG

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

Penentuan Rute Angkutan Umum Optimal Dengan Transport Network Simulator (TRANETSIM) di Kota Tuban

Arahan Pengendalian Konversi Lahan Pertanian ke Non-Pertanian di Kabupaten Gresik

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

Prioritas Wilayah Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan di Kabupaten Sumenep

Tipologi Kecamatan Tertinggal di Kabupaten Lombok Tengah

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) C-134

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah di Perumahan Griya Agung Permata, Lamongan

Gambar 1. Kawasan Minapolitan Kabupaten Sidoarjo

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Selain sebagai sumber pendapatan masyarakat tani pekebun,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

Arahan Pengembangan Kawasan Prigi Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Melalui Konsep Minapolitan

Pengembangan Industri Berbasis Perikanan dengan Pendekatan Pengembangan Ekonomi Lokal di Kabupaten Tuban

Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-239 Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi Nyimas Martha Olfiana dan Adjie Pamungkas Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 e-mail: adjieku@gmail.com Abstrak Pertanian jeruk di Kecamatan Bangorejo berpotensi untuk dikembangkan, dilihat dari kontribusi tinggi terhadap PDRB pertanian sebesar 16,19%, namun potensi ini belum mampu meningkatkan ekonomi lokal masyarakat petani jeruk yang dapat dilihat dari pendapatan perkapita masyarakat masih rendah dan tingginya angka kemiskinan. Tujuan penelitian yaitu merumuskan arahan peningkatan ekonomi masyarakat jeruk di Kecamatan Bangorejo berdasarkan perspektif petani, dengan tahapan menentukan faktor yang berpengaruh dengan diawali teknik analisa skala Guttman untuk memperoleh variabel berpengaruh, kemudian dideskriptifkan sehingga diperoleh faktor yang berpengaruh. Tahap selanjutnya dilakukan analisa deskrptif untuk mengetahui kinerja dari faktor berpengaruh. Pada tahap akhir, dilakukan perumusan arahan dengan teknik analisa deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan analisa Guttman diperoleh 14 variabel berpengaruh, kemudian dideskriptifkan menjadi 11 faktor yang berpengaruh. Kemudian dari faktorfaktor tersebut, dilakukan analisa kinerja dari faktor berpengaruh dan diperoleh 4 faktor dengan kategori tidak baik yaitu : a)dukungan pemerintah dan pihak swasta terhadap program peningkatan ekonomi masyrakat petani jeruk b)pemerataan luas kepemilikan lahan garapan petani jeruk c)ketersediaan petugas penyuluh lapangan (PPL) sebagai fasilitator dialog diantara stakeholders d)ketersediaan lembaga permodalan dalam memberikan kredit usaha. Sehingga dari hasil kinerja tersebut, arahan peningkatan ekonomi masyarakat petani jeruk di Kecamatan Bangorejo disesuaikan dengan faktor yang mempengaruhinya. Kata Kunci Peningkatan Ekonomi, Pengembangan Ekonomi Lokal, Pertanian Jeruk Siam. I. PENDAHULUAN EMBANGUNAN wilayah saat ini, lebih mengutamakan Ppercepatan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut [1]. Pembangunan sektor pertanian tidak dapat dipisahkan dengan pembangunan perdesaan, karena pembangunan perdesaan adalah prasyarat bagi upaya peningkatan ekonomi masyarakat petani melalui optimalisasi penggunaan sumberdaya pertanian [2]. Dengan demikian tercapai kondisi Peta 1 Orientasi Wilayah Penelitian Kecamatan Bangorejo sosial ekonomi yang lebih baik, peningkatan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi di perdesaan untuk tercapainya kesejahteraan petani. Berdasarkan Review Masterplan Agropolitan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012, Jeruk ditetapkan menjadi produk unggulan yang akan dikembangkan di Kecamatan Bangorejo. Kecamatan Bangorejo merupakan salah satu daerah pertanian jeruk yang memberikan kontribusi tinggi terhadap PDRB sektor pertanian sebesar 16, 89%. Namun, tingginya kontribusi dari Kecamatan Bangorejo terhadap total PDRB Kabupaten Banyuwangi belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Bangorejo. Produksi jeruk di Kecamatan Bangorejo melimpah pada tahun 2011 mencapai 28.070, 4 ton [3]. Melimpahnya produksi jeruk ini didukung dengan kondisi tanah yang subur. Selain itu, permintaan terhadap jeruk yang tinggi menarik minat penduduk di Kecamatan Bangorejo untuk bermatapencaharian sebagai petani jeruk, yaitu 4.403 orang [4]. Tanaman jeruk tergolong jenis tanaman semusim, hanya berbuah sekali saja dalam satu tahun dan terjadi di waktu musim yang relatif pendek. Mengatasi hal itu, para petani telah menerapkan teknologi, agar tanaman dapat berbuah setiap saat.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-240 Tabel 1 Kategori Persentase Skala Penilaian Baik 76 % - 100 % Cukup 56 % - 75 % Kurang Baik 40 % - 55 % Kurang dari 40 % Sumber : Arikunto, 1998[5] Gambar 1 Pertanian jeruk di Kecamatan Bangorejo berkembang. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya pendapatan petani jeruk di Kecamatan Bangorejo sebesar Rp. 750.000, - per bulan. Pendapatan ini lebih rendah dari pendapatan per kapita di Kabupaten Banyuwangi sebesar Rp. 1.500.000, -. Selain itu, angka kemiskinan petani jeruk di Kecamatan Bangorejo mencapai 89,07 % atau sekitar 3918 orang. Melalui pemanfaatan potensi sumber daya lokal diharapkan dapat mendorong, merangsang, memelihara, aktivitas usaha petani untuk meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi jumlah kemiskinan di wilayah studi sehingga diperlukan merumuskan arahan peningkatan ekonomi masyarakat petani jeruk di Kecamatan Bangorejo - Kabupaten Banyuwangi. II. METODE PENELITIAN Metode penelitian dalam penelitian ini dijelaskan menurut sasaran penelitian, yaitu sebagai berikut : Peta 2 Wilayah Pemasaran Jeruk Siam Kecamatan Bangorejo Pengelolaan pertanian jeruk selama ini dilakukan oleh petani. Secara sederhana teknologi telah diterapkan oleh petani. Belum ada bantuan petugas penyuluh untuk membantu pengolahan usaha tani jeruk ini. Petani yang memiliki lahan kurang dari 2 hektar memasarkan jeruk di sekitar Kecamatan Bangorejo dan Kabupaten Banyuwangi dengan bantuan tengkulak dan pedagang. Sedangkan petani yang memiliki luas lahan lebih dari 2 hektar telah mampu memasarkan hasil panennya sendiri walaupun dengan biaya transaksi yang tinggi ke luar Kabupaten Banyuwangi, yaitu Bali, Surabaya, Yogyakarta, Jakarta dan sekitarnya meskipun tidak didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Mayoritas petani jeruk di Kecamatan Bangorejo memiliki lahan garapan kurang dari 2 hektar. Kondisi ini menyebabkan petani kesulitan mendapatkan kredit dari lembaga permodalan. Peran lembaga permodalan masih berperan memberikan kredit usaha. Selain itu, pemberian bantuan dari pemerintah kepada petani jeruk masih pada satu desa, yaitu Desa Bangorejo. Bantuan ini berupa sarana produksi dan permodalan. Permasalahan tersebut mengakibatkan tingkat produksi pertanian jeruk yang ada di Kecamatan Bangorejo belum mampu mengangkat perekonomian masyarakat sekitar. Akibatnya, perekonomian masyarakat khususnya petani jeruk di Kecamatan Bangorejo masih tertinggal dan tidak A. Analisa Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam Di Kec. Bangorejo, Kab. Banyuwangi Analisis untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi masyarakat petani jeruk menggunakan metode-metode uji validitas dan reliabelitas serta analisa skala guttman. Faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi masyarakat petani jeruk tersebut diperoleh berdasarkan variabel penelitian studi literatur. Faktor- faktor yang berpengaruh ini didapat dari analisis dengan skala guttman yang sebelumnya dilakukan tahap pengujian instrumen. Kemudian dilakukan deskriptif dengan membandingkan teori dan kondisi eksisting di wilayah penelitian. B. Analisa Kinerja Faktor yang Mempengaruhi Dalam Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam Di Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi Analisis untuk kinerja faktor berdasarkan faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi masyarakat petani jeruk jeruk di Kecamatan Bangorejo menggunakan metode analisa deskriptif. Analisa deskriptif akan mendeskripsikan keadaan suatu gejala yang telah direkam melalui alat ukur kemudian diolah sesuai dengan fungsinya. Analisa ini berdasarkan hasil kuisioner dan digunakan skala penilaian untuk mengetahui kinerja dari setiap faktor yang terpilih. Kategori persentase skala penilaian yang digunakan sebagai berikut.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-241 C. Perumusan arahan peningkatan ekonomi masyarakat petani jeruk dengan berdasarkan perspektif petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi Dalam arahan peningkatan ekonomi masyarakat petani jeruk di Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi, teknik analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan analisa deskriptif. Dalam penelitian ini, sumber infromasi yang akan digunakan adalah hasil penelitian dan studi literatur mengenai arahan peningkatan ekonomi masyarakat. Hasil analisis ini yang nantinya dijadikan sebagai pertimbangan dalam penentuan arahan peningkatan ekonomi masyarakat petani jeruk di Kecamatan Bangorejo. Diharapkan arahan yang dihasilkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat petani jeruk di Kecamatan Bangorejo dan lebih implementatif sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini dijelaskan menurut sasaran penelitian, yaitu sebagai berikut : A. Analisa Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam Di Kec. Bangorejo, Kab. Banyuwangi Sebelum melakukan penghitungan terhadap variabel yang berpengaruh dari tinjauan pustaka, maka dilakukan terlebih dahulu pengujian instrumen yang terdiri dari pengujian validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada kuesioner yang diberikan kepada 98 responden, yaitu petani jeruk di Kecamatan Bangorejo. Pengujian Instrumen Tahapan dalam melakukan uji validitas dan reliabilitas, pada penelitian ini menggunakan program SPSS 17. Untuk uji validitas, variabel dapat dinyatakan valid jika nilai r hitung lebih besar daripada nilai r tabel. Nilai r tabel untuk nilai df = N-2, 98-2 = 38 yang memiliki nilai 0,1321. Sedangkan nilai reliabilitas akan dinyatakan reliabel jika nilai reliabilitas 0,6. Dari variabel yang diujikan, keseluruhan variabel menunjukkan nilai r hitung r tabel dan memiliki nilai alpha 0,6. Dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen penelitian yang digunakan telah valid dan reliabel. Analisa Skala Guttman Dalam penelitian ini digunakan kuesioner yang diajukan kepada 98 responden yang secara keseluruhan adalah petani jeruk dengan pernyataan (ya tidak) terhadap variabel yang berpengaruh dalam peningkatan ekonomi masyarakat petani jeruk di Kecamatan Bangorejo. Jawaban reponden dapat dibuat skor untuk jawaban ya diberi skor 1 dan tidak diberi jawaban 0. Selanjutnya, dilakukan penjumlahan dari jawaban responden dibuat dengan skor tertinggi 98 dan skor terendah 0. Kemudian dicari jarak interval dari skor skala pengukuran. Sehingga didapat nilai 49,5 dari perhitungan skor tertinggi dibagi dengan jumlah kelas interval. Berdasarkan jarak interval dapat disusun klasifikasi tentang Tabel 2 Hasil Analisa Skala Guttman Variabel Penelitian Skor Keterangan Peran pemerintah setempat dalam pertanian jeruk 74 Berpengaruh Peran pihak swasta dalam pertanian jeruk 86 Berpengaruh Partisipasi petani jeruk dalam kelompok tani 87 Berpengaruh Luas kepemilikan lahan garapan petani jeruk 68 Berpengaruh Jenis Tanah 71 Berpengaruh Topografi 78 Berpengaruh Jumlah bangunan produksi hasil pertanian jeruk 38 Tidak Berpengaruh Jarak lokasi pertanian jeruk dengan sub pusat pemasaran 45 Tidak Berpengaruh Jaringan jalan kawasan pertanian jeruk 81 Berpengaruh Jaringan irigasi pertanian jeruk 73 Berpengaruh Kontinuitas bahan baku jeruk 77 Berpengaruh Usia petani jeruk 41 Tidak Berpengaruh Tingkat pendidikan petani jeruk 45 Tidak Berpengaruh Kemampuan teknologi petani jeruk 79 Berpengaruh Permintaan pasar terhadap produk pertanian jeruk 73 Berpengaruh Ketersediaan pengelola pertanian jeruk 86 Berpengaruh Kepemilikan modal usaha tani jeruk 86 Berpengaruh Ketersediaan lembaga permodalan untuk usaha tani jeruk 73 Berpengaruh Total 1261 Sumber : Hasil Analisa, 2013 penilaian variabel yang berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi masyarakat petani jeruk dengan jumlah skor jawaban responden. Hasil analisa skala guttman variabel pengaruh terhadap peningkatan ekonomi masyarakat petani jeruk di Kecamatan Bangorejo, dapat dilihat pada tabel berikut. Selanjutnya dilakukan dekripsi hasil dari analisis Skala Guttman yaitu variabel-variabel yang berpengaruh, untuk mendapatkan faktor. Deskripsi ini membandingkan kondisi eksisting, studi literatur, kemudian disimpulkan berdasarkan hasil penelitian untuk mendapatkan faktor-faktor. Varuiabel yang berpengaruh dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik, seperti variabel peran pemerintah dan swasta yang dapat digabungkan menjadi faktor dukungan pemerintah dan swasta terhadap program peningkatan ekonomi masyarakat petani. Variabel jaringan irigasi dan jaringan jalan menjadi faktor ketersediaan infrastruktur pendukung pertanian jeruk. Dari hasil analis deskriptif diperoleh faktor-faktor, yaitu: 1. Dukungan pemerintah dan pihak swasta terhadap program peningkatan ekonomi masyarakat petani jeruk 2. Kesamaan tujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota kelompok tani 3. Pemerataan luas kepemilikan lahan garapan petani jeruk 4. Kesuburan jenis tanah untuk budidaya jeruk. 5. Kondisi kelerengan pertanian jeruk

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-242 Tabel 3 Hasil Analisa Deskriptif Kinerja Faktor Faktor Berpengaruh Penilaian Dukungan pemerintah dan pihak swasta terhadap program peningkatan ekonomi masyarakat petani jeruk Pemerataan luas kepemilikan lahan garapan petani jeruk Ketersediaan petugas penyuluh lapangan (PPL) sebagai fasilitator dialog diantara stakeholders Ketersediaan lembaga permodalan dalam memberikan kredit usaha Bantuan pemerintah baru sampai kepada 9% orang petani jeruk di desa Bangorejo dari jumlah keseluruhan petani jeruk Belum terlihat adanya petambahan wilayah kerja gapoktan yang menggunakan bantuan ini. Peran pihak swasta masih belum optimal masih berupa penyedia lembaga permodalan 40% responden telah melakukan pinjaman melalui lembaga permodalan swasta. 84 % dari 98 responden memiliki luasan lahan garapan pertanian jeruk seluas 0,5-2 ha. 11% sisanya memiliki lahan pertanian jeruk seluas > 2 ha. Belum ada bantuan petugas untuk mengelola pertanian jeruk ini. Dari 29 lembaga kredit usaha di Kecamatan Bangorejo, hanya 10% lembaga yang dapat digunakan petani jeruk. Karena 10% lembaga tersebut merupakan lembaga pertanian 40% petani jeruk yang memanfaatkan lembaga permodalan. 6. Ketersediaan infrastruktur pendukung pertanian jeruk 7. Jumlah produktivitas jeruk untuk memenuhi permintaan pasar. 8. Kapasitas pelatihan dan pengalaman petani jeruk dalam penerapan teknologi 9. Ketersediaan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) sebagai fasilitator dialog diantara stakeholders 10. Dukungan permodalan usaha tani untuk menjamin kemandirian petani 11. Ketersediaan lembaga permodalan dalam memberikan kredit usaha. B. Analisa Kinerja Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam Di Kec. Bangorejo, Kab. Banyuwangi Hasil analisa sebelumnya menjadi input untuk analisa ini. Analisis kinerja ini menggunakan analisis deskriptif, dimana faktor yang terpilih akan dibandingkan dengan kriteria dari setiap faktor serta kondisi eksisting yang terdapat di wilayah penelitian. Berdasarkan analisa deskriptif yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa beberapa faktor memiliki kinerja baik, cukup, dan tidak baik. Faktor yang memiliki kinerja baik adalah kesamaan tujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota, kesuburan jenis tanah untuk budidaya jeruk, kondisi kelerengan pertanian jeruk terhadap wilayah pemasaran, dan jumlah produktivitas jeruk untuk memenuhi permintaan pasar. Faktor yang memiliki kinerja cukup adalah ketersediaan infrastruktur pendukung pertanian jeruk, kapasitas pelatihan dan pengalaman petani jeruk dalam penerapan teknologi, dan dukungan permodalan usaha tani untuk menjamin kemandirian petani. Faktor yang memiliki kinerja tidak baik adalah dukungan pemerintah dan pihak swasta terhadap program peningkatan ekonomi masyarakat petani jeruk, pemerataan luas kepemilikan lahan garapan petani jeruk, dan ketersediaan petugas penyuluh lapangan (PPL) sebagai fasilitator dialog diantara stakeholders, dan ketersediaan lembaga permodalan dalam memberikan kredit usaha. Dari hasil analisa tersebut, maka faktor dengan kinerja tidak baik yang akan menjadi prioritas untuk dilakukan analisa selanjutnya. Faktor-faktor tersebut antara lain: Dukungan pemerintah dan pihak swasta terhadap program peningkatan ekonomi masyarakat petani jeruk Pemerataan luas kepemilikan lahan garapan petani jeruk Ketersediaan petugas penyuluh lapangan (PPL) sebagai fasilitator dialog diantara stakeholders Ketersediaan lembaga permodalan dalam memberikan kredit usaha C. Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam dengan Berdasarkan Perspektif Petani di Kecamatan Bangorejo - Kabupaten Banyuwangi 1. Dukungan pemerintah dan pihak swasta terhadap program peningkatan ekonomi masyarakat petani jeruk diarahkan dengan : Pemerataan penerima bantuan kepada masyarakat dan atau kelompok masyarakat/petani (poktan/ gapoktan) yang ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Provinsi/ Kabupaten/ Kota. Peningkatan kemudahan akses kredit usaha rakyat dengan dana bergulir dalam melakukan pinjaman. Peningkatan peran swasta dalam membangun kemitraan antara stakeholders dengan memberikan bimbingan teknis usaha dan membantu dalam pengadaan sarana produksi untuk keperluan usaha petani. Pengadakan perjanjian kerjasama langsung kepada Perusahaan Perkebunan/ Pengolahan Eksportir yang berbahan baku dengan petani yang tergabung dalam kelompok tani jeruk. Bentuk kerja sama seperti ini, pemberian kredit

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-243 yang berupa KKPA (Kredit Koperasi untuk Anggota) kepada petani 2. Pemerataan luas kepemilikan lahan garapan petani jeruk diarahkan dengan : Perluasan lahan dengan memanfaatkan lahan milik pemerintah yang belum dipakai melalui sistem kredit dan sewa untuk memanfaatkan lahan tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan antar petani dan pemerintah. Perluasan lahan ini dapat dilakukan di lahan milik pemerintah di Desa Bangorejo, Kebondalem, Sambirejo, Ringintelu, Sambimulyo, dan Sukorejo. Perluasan lahan tidak dapat dilakukan di Desa Temurejo karena telah ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung Perluasan lahan dengan konsolidasi lahan dilakukan dengan cara mengabungkan kebunkebun jeruk yang memiliki luasan minimal kurang dari satu hektar milik petani jeruk menjadi satu kelompok yang dikoordinasi oleh satu orang yang bertindak sebagai ketua. Peningkatan kualitas lahan yang sudah ada untuk meningkatkan produktifitas pertanian dengan menggunakan rekayasa teknologi modern untuk pengolahan tanah, pemberian pupuk dan pengairan yang cukup. 3. Ketersediaan petugas penyuluh lapangan (PPL) sebagai fasilitator dialog diantara stakeholders diarahkan dengan : Pembentukan sumberdaya manusia (SDM) penyuluh minimal satu orang tenaga penyuluh pegawai negeri sipil di bidang dan minimal satu orang tenaga penyuluh hortikultura jeruk swasta ataupun swadaya untuk satu kelompok tani di setiap desa di kawasan pertanian jeruk. 4. Ketersediaan lembaga permodalan dalam memberikan kredit usaha diarahkan dengan : Pengadaan dan pengoptimalan peran lembaga keuangan (bank perkreditan) sebagai akses antara petani dan pihak swasta untuk menjalin kerjasama dalam peningkatan ekonomi masyarakat petani jeruk. Peningkatan kemampuan manajemen bisnis dengan memberikan bimbingan berupa pelatihanpelatihan manajemen bisnis dalam meningkatkan kualitas SDM Pengusaha kecil/ koperasi /kelompoktani. IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Terdapat 11 faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi masyarakat petani jeruk di Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Namun dari faktor-faktor tersebut, faktor yang memiliki kinerja tidak baik yang akan menjadi prioritas untuk dirumuskan arahan pengembangannya. Faktor-faktor tersebut, yaitu dukungan pemerintah dan pihak swasta terhadap program peningkatan ekonomi masyrakat petani jeruk, pemerataan luas kepemilikan lahan garapan Peta 3 Salah Satu Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam Dengan Perluasan Lahan Garapan petani jeruk, ketersediaan petugas penyuluh lapangan (PPL) sebagai fasilitator dialog diantara stakeholders, dan ketersediaan lembaga permodalan dalam memberikan kredit usaha. Untuk meningkatkan ekonomi masyarakat petani jeruk, dapat diarahkan dengan 1)Pemerataan penerimaan bantuan, 2)Peningkatan kemudahan akses kredit usaha rakyat, 3) Peningkatan peran swasta, 4)Pengadakan kerjasama langsung kepada Perusahaan Perkebunan/ Pengolahan Eksportir yang berbahan baku dengan petani, 5)Perluasan lahan dengan memanfaatkan lahan milik pemerintah, 6)Perluasan lahan dengan konsolidasi lahan, 7) Peningkatan kualitas lahan yang sudah ada, 8)Pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) penyuluh di setiap desa di kawasan pertanian jeruk, 9)Pengadaan dan pengoptimalan peran lembaga keuangan, dan 10) Peningkatan kemampuan manajemen bisnis Pengusaha kecil/ koperasi /kelompoktani. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis N.M.O mengucapkan terima kasih kepada Bapak Adjie Pamungkas, ST., M. Dev, Plg, Ph D selaku dosen pembimbing, Ibu DR. Ir. Rimadewi Suprihardjo, MIP, Bapak Prananda Navitas, ST. MT, Bapak Ardy Maulidy Navastara, ST. MT, Ibu Ema Umilia dan Ibu Dian Rahmawati selaku dosen PWK ITS yang memberikan masukan untuk penelitian ini. Serta seluruh petani jeruk di Kecamatan Bangorejo dan instansi di lingkungan Kabupaten Banyuwangi yang membantu untuk mendapatkan data terkait penelitian.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-244 DAFTAR PUSTAKA [1] Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Penerbit PT. Bumi Aksara. Jakarta [2] Oktaviani, Desi. 2012. Pengembangan Industri Berbasis Perikanan dengan Pendekatan Pengembangan Ekonomi Lokal di Kabupaten Tuban. Surabaya [3] BPS Kabupaten Banyuwangi. 2012. Kecamatan Bangorejo Dalam Angka. Banyuwangi: Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi. [4] Banyuwangi. 2012. Review Masterplan Agropolitan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012. Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi - Badan Perencanaan Pembangunan dan Perencanaan Daerah Kabupaten Banyuwangi: Banyuwangi. [5] Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta. Jakarta.