II. LANDASAN TEORI. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, dalam Kotler, dan Keller ( 2009: 6):

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Setiap wanita menganggap rambut sebagai mahkotanya, karena itu rambut

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat adalah kartu perdana (Starterpark). Banyak produk kartu perdana

BAB II KAJIAN PUSTAKA. promosi dalam marketing mix. Pesan iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi

LANDASAN TEORI. banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang terlihat memiliki sedikit

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. cepat berkembang dan mendorong seleksi alamiah dimana suatu perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan keadaan perekonomian secara global memberikan dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, perusahaan dituntut agar semakin gencar mengembangkan strategi pemasarannya

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, salah satunya adalah strategi pemasaran.

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu.

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, persaingan dalam bisnis yang semakin lama semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan produk yang satu dengan produk sejenis yang lain.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dewasa ini dalam kegiatan promosinya dituntut untuk lebih dari sekedar

BAB I PENDAHULUAN. pilihan dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Hal ini menyebabkan. munculnya banyak pesaing di dalam dunia usaha.

repository.unisba.ac.id BAB I 1.1 Latar Belakang Clothing Company adalah istilah yang digunakan untuk perusahaan yang

I. PENDAHULUAN. mulai bergeser dari pengobatan modern menuju ke pengobatan tradisional.

PENGARUH DEAD ENDORSER PADA KEPRIBADIAN MEREK PADA IKLAN KUKU BIMA ENER G DI TELEVISI (Survei pada Konsumen Kuku Bima Ener G di Purworejo)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi serta perkembangan teknologi di Indonesia. serta menjadi sarana berbelanja. Berbelanja secara online dinilai lebih

BAB II KAJIAN TEORI. Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan merek (brand) sebagai

I. PENDAHULUAN. informed consumer, atau konsumen yang memiliki pengetahuan yang luas

TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah sebuah kegiatan pokok yang harus dilakukan. perusahaan dalam siklus produk baik barang maupun jasa demi

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia saat ini banyak. perusahaan yang menggunakan iklan untuk mengenalkan ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Menyadari fenomena, pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. membentuk brand image yang baik untuk dapat berkompetisi di pasar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meluasnya berbagai produk dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan bisnis antar perusahaan semakin ketat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini persaingan dalam dunia bisnis dirasakan semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan lajunya perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, serta

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. likeability, attractiveness, dan meaningfulness secara partial berpengaruh terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkembang dan mendapatkan laba, serta dapat memberikan kepuasan pada. konsumen jika menginginkan usahanya tetap berjalan.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu kunci penting bagi perusahaan untuk menawarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perdagangan global, telah membuat semakin banyaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa yang disertai dengan inovasi-inovasi baru yang dilakukan. Banyak tantangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya, oleh karena itu manusia membutuhkan komunikasi dimana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

diungkapkan oleh Bambang Setiawan dengan judul "Analisis minat beli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran adalah mengatur hubungan konsumen yang menguntungkan. Dua tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Iklan adalah salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang dikenal sekaligus paling

BAB 1 PENDAHULUAN. tertarik pada produk yang ditawarkan dan diharapkan untuk melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat membuat keberadaan

iklan dapat menggunakan endorser seperti selebritis, atlet terkenal dan tokoh. Iklan dapat juga menggunakan humor untuk menarik pemirsanya, bahkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diketahui dan dikenal (Sabdosih dan Djumillah, 2013). Celebrity endorser sering

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran dalam era globalisasi saat ini banyak mengalami tantangan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era gobalisasi dewasa ini, komunikasi merupakan hal yang sangat esensial

BAB I PENDAHULUAN. dalam menetapkan strategi yang tepat bagi perusahaan sehingga dapat menarik

BAB I PENDAHULUAN. ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada dunia industri memaksa banyak produsen bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Di saat keadaaan perekonomian dunia yang sedang mengalami resesi sejak September

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami ketertinggalan dalam perkembangan produk-produk fashionnya. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut adalah bagaimana memperkenalkan suatu produk atau jasa,

BAB I PENDAHULUAN. dengan bertambahnya perusahaan-perusahaan sejenis yang menawarkan produk

BAB 1 PENDAHULUAN. Memahami konsumen di seluruh dunia tentang pendapat mereka terhadap aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi,

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bauran promosi merupakan kombinasi strategi yang paling baik dari

BAB I PENDAHULUAN. produk B dan produk-produk yang lain, dan penentuan keputusan sangat. stimulus-stimulus yang diberikan dalam bentuk iklan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kebutuhannya (Schiffman dan Kanuk, 2008). Perilaku konsumen adalah studi. dan kebutuhan mereka (Kotler dan Keller, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan saat ini telah menyebabkan

II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, dimana ia bertujuan untuk menciptakan kepuasan pelanggan, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran paling dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. yang sangat penting untuk di perhatikan adalah pemasaran produk.

BAB II KAJIAN TEORI Periklanan

PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA VARIO

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Iklan adalah salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang paling dikenal

BAB I PENDAHULUAN. cepat mendorong timbulnya laju persaingan dalam dunia usaha, sehingga masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis semakin pesat. Perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memberikan perhatian lebih kepada usaha untuk menciptakan kepuasan

BAB 1 PENDAHULUAN. mungkin kompetensi yang mereka miliki. Agar dapat memenangkan persaingan,

Bab 1. Pendahuluan. persaingan hanya untuk dominasi merek. Berbagai investor dan perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. dan mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan tersebut. menarik konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ditempuh oleh perusahaan agar produknya tetap diminati konsumen, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan ekonomi yang diluncurkan pemerintah Indonesia sejak tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Berikut adalah definisi manajemen pemasaran menurut Kotler dan Keller

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang membaik memicu timbulnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. yang memanfaatkan teknologi dan internet. mencapai 63 juta orang ( diakses pada 7 September

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan semakin gencar dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. model bintang iklan untuk mengiklankan produknya. Celebrity Endorser adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, dalam Kotler, dan Keller ( 2009: 6): Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelangan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemegang sahamnya. Menurut Kotler, dan Keller (2009:6-7): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu ataupun kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Kotler, dan Armstrong (2008:9): Pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannnya. Pemasaran saat ini tidak lagi dipahami dalam pemahaman kuno sebagai membuat penjualan bercerita dan menjual, tetapi dalam pemahaman modern yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan, jadi dalam arti luas pemasaran didefinisikan sebagai proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh

16 apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat diketahui bahwa tujuan pemasaran adalah untuk dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan sasaran, serta pemasaran memiliki peran untuk mempengaruhi perilaku pembeli untuk bersedia membeli barang atau jasa dari suatu perusahaan. 2.2 Bauran dan Komunikasi Pemasaran Menurut Kotler, dan Keller (2009:172): Komunikasi pemasaran adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk,dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual. Intinya komunikasi pemasaran merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen. Komunikasi pemasaran melakukan banyak fungsi atau peran untuk konsumen. Komunikasi pemasaran dapat memberitahu atau memperlihatkan kepada konsumen tentang bagaimana dan mengapa produk tersebut digunakan. Komunikasi pemasaran memungkinkan perusahaan menghubungkan merek perusahaan dengan orang, tempat, acara, merek, pengalaman, perasaan, dan hal lainnya. Komunikasi pemasaran juga dapat berkontribusi pada ekuitas merek, dengan menanamkan merek dalam ingatan dan menciptakan citra merek, serta mendorong penjualan (Kotler, dan Keller, 2009:172-173).

17 Kotler, dan Keller (2009: 174-175), mengatakan bahwa unsur bauran komunikasi pemasaran terdiri dari delapan model komunikasi utama, yaitu: 1) Iklan Merupakan semua bentuk terbayar dari penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi produk atau jasa melalui sponsor yang jelas. 2) Promosi Penjualan Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau pembelian produk dan jasa. 3) Acara dan Pengalaman Kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu. 4) Hubungan Masyarakat dan Publisitas Beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya. 5) Pemasaran Langsung Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respon atau dialog dengan pelanggan dan prospek tertentu. 6) Pemasaran Interaktif Kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk dan jasa.

18 7) Pemasaran dari Mulut ke Mulut Komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antar masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa. 8) Penjualan Personal Interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan persentasi, menjawab pertanyaan, dan pengadaan pesanan. 2.3 Endorser dan Penggunaan Selebriti Sebagai Endorser Menurut Belch dan Belch (2004:168): Endorser atau yang sering juga disebut direct source (sumber langsung) yaitu seorang pembicara yang mengantarkan sebuah pesan atau memperagakan sebuah produk atau jasa. Endorsement secara eksplisit dapat berasal dari berbagai tokoh umum yang populer, seperti selebriti ataupun secara eksplisit secara terselubung melalui nonselebriti, (Shimp, 2003: 459). Saat ini banyak perusahaan yang menggunakan selebriti dibanding orang biasa untuk mempromosikan produknya karena atribut kepopuleran yang selebriti miliki, termasuk kecantikan, keberanian, talenta, kekuatan, keanggunan, dan daya tarik seksualnya sehingga sering merupakan pemikat yang diinginkan untuk merek merek yang didukung (Shimp,2003: 456-457).

19 Selebriti sendiri merupakan tokoh (aktor, penghibur, atau atlet) yang dikenal masyarakat karena prestasinya di dalam bidang bidang yang berbeda dari golongan produk yang di dukung (Shimp, 2003: 460). Di dalam bauran komunikasi pemasaran selebriti endorser digunakan sebagai juru bicara agar merek cepat melekat di benak konsumen sehingga konsumen mau membeli merek terebut. Disadari atau tidak, pesan yang disampaikan oleh sumber yang menarik (kaum selebriti yang sedang naik daun) akan mendapat perhatiaan yang besar disamping sangat mudah diingat (Royan, 2005: 2). Penggunaan selebriti sebagai endorser akan tetapi tidak bisa sembarangan, perusahaan harus menyeleksi terlebih dahulu selebriti yang akan menjadi endorser. Alasan yang menyebabkan produsen memberikan syarat syarat tertentu dalam penggunaan selebritis pada iklannya adalah personality selebriti sangat mempengaruhi image merek (Royan, 2005: 5). Jadi pemilihan selebriti di dalam promosi pemasaran begitu penting karena selebritis yang tepat akan mengikat erat brand produk menjadi brand seperti yang diwakili oleh selebriti. Frieden (1984) dalam Ing, Phang (2007) menguji empat jenis endorser (selebriti, CEO, pakar dan konsumen yang khas) dan menetapkan bahwa dibandingkan dengan jenis endorser lain, selebriti endorser memiliki nilai yang sangat baik pada dimensi seperti kredibilitas, tingkat disukai, daya tarik, kebermaknaan.

20 1. Kredibilitas Kredibilitas selebriti mengacu pada sejauh mana sumber yang dianggap bisa dipercaya yang berkaitan dengan expertise (keahlian) dan trustworthiness (kepercayaan), Mowen dan Minor (1998) dalam Ing, Phang (2007). Expertise menyangkut pada pengetahuan selebritis tentang produk yang diiklankan, sedangkan trustworthiness menyangkut kemampuan selebriti untuk memberi keyakinan atau percaya diri pada konsumen suatu produk. 2. Tingkat Disukai Tingkat disukai mengacu pada perasaan positif atau negatif yang konsumen miliki terhadap selebriti, Mowen dan Minor (1998) dalam Ing, Phang (2007). Hal ini berarti tingkat disukainya selebriti oleh konsumen dalam mempromosikan produk. Tingkat disukai dapat dilihat dari kepribadian selebritis tersebut, selera humor yang dimiliki, kesesuaian selebritis tersebut dengan budaya masyarakat, serta seberapa familiar selebriti di masyarakat. 3. Daya Tarik Istilah yang digunakan untuk mengukur daya tarik selebriti cenderung mengarah pada daya tarik fisik seperti menarik, berkelas, indah, elegan, seksi, dan lain lain, (Ohanian, 1990). Daya tarik ini secara tidak langsung dapat menggambarkan citra dari suatu produk. Hal penting yang dapat dihubungkan dengan daya tarik selebriti adalah tingkat kesamaan dengan personality yang diinginkan pengguna produk, dimana keduanya tidak dapat dipisahkan dan harus saling berdampingan.

21 4. Kebermakanaan Kebermakanaan menyangkut seberapa kuat pengaruh selebriti dalam benak masyarakat, sehingga dapat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap suatu merek, dan pada akhirnya dapat mempengaruhi konsumen dalam pembelian produk. 2.4 Citra Merek 2.4.1 Pengertian Merek Merek merupakan salah salah satu bagian terpenting dari suatu produk. Merek dapat menjadi suatu nilai tambah bagi produk baik itu produk yang berupa barang maupun jasa. Nilai tambah ini sangat menguntungkan bagi produsen atau perusahaan. Karena itulah perusahaan berusaha terus memperkenalkan merek yang dimilikinya dari waktu ke waktu, terutama konsumen yang menjadi target pasarnya. Menurut American Marketing Associaton dalam Shimp (2003: 8): Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi dari keseluruhannya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari penjual atau sekelompok penjual, agar dapat dibedakan dari kompetitornya. 2.4.2 Pengertian Citra Citra konsumen yang positif terhadap suatu merek lebih memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian. Merek yang baik menjadi dasar untuk citra perusahaan yang positif.

22 Menurut Kotler, dan Keller (2009: 406): Citra adalah seperangkat keyakinan, ide dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek. Jadi citra merupakan persepsi seseorang terhadap perusahaan berdasarkan keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki seseorang terhadap suatu perusahaan. Persepsi ini didasarkan pada apa yang masyarakat ketahui atau kira tentang perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itulah perusahaan yang sama belum tentu memiliki citra yang sama pula dihadapan orang. 2.4.3 Citra Merek Menurut Shimp (2003: 12): Citra merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi secara sederhana dapat muncul dalam pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan kepada suatu merek, sama halnya ketika kita berpikir mengenai orang lain. Sciffman dan Kanuk (1997) dalam Pratiwi (2009: 23) menyebutkan komponen citra merek terdiri atas tiga bagian, yaitu: 1. Citra Pembuat Yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa. Citra pembuat meliputi: popularitas, kredibilitas, serta jaringan peusahaan. 2. Citra Pemakai Yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa. Meliputi : pemakai itu sendiri, gaya hidup/kepribadiaan, serta status sosialnya.

23 3. Citra Produk Yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk. Meliputi atribut produk tersebut, manfaat bagi konsumen penggunaanya, serta jaminan. 2.5 Penelitian Terdahulu Penelitian ini memaparkan dua penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang diteliti mengenai Pengaruh Penggunaan Selebriti Endorser Terhadap Citra Merek L oreal Total Repair 5 Shampoo di Bandar Lampung. 1. Anisa Pratiwi (2009) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Pengaruh Selebriti Endorser Terhadap Brand Image Pada Iklan Produk Kartu Prabayar Xl Bebas Di Bandar Lampung. Dalam penelitian ini untuk mengukur pengaruh selebriti terhadap brand image digunakan empat karakteristik selebriti yaitu : credibility (x 1 ), likeability (x 2 ), attractiveness (x 3 ), meaningfulness (x 4 ). Sampel yang diambil pada penelitian ini sebanyak 100 responden. Metode analisis secara kuantitatif menggunakan analisis diskriminan tiga kelompok. Dari hasil analisis diskriminan, keempat variable selebriti endorser, credibility (x 1 ), likeability (x 2 ), attractiveness (x 3 ), meaningfulness (x 4 ) memiliki angka signifikan diatas 0,5 sehingga menunjukan bahwa terdapat pengaruh dan perbedaan yang nyata antara mereka yang menilai selebriti endorser iklan Xl bebas sebagai corporate image, user image, dan product image. Variabel celebrity attractiveness merupakan variabel yang paling membedakan.

24 2. Rama Putra Laksana (2011) dengan skripsi berjudul Analisis Pengaruh Penggunaan Selebriti Sebagai Model Iklan Terhadap Asosiasi Merek Produk Jamu Tolak Angin Di Bandar Lampung. Kriteria selebriti yang digunakan yaitu celebrity credibility, celebrity visibility, attraction dan power. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda, dan diajukan kepada 100 responden dan diperoleh dengan tingkat signifikasi 0.05 didapat bahwa celebrity credibility, celebrity visibility, attraction dan power berpengaruh signifikan terhadap asosiasi merek jamu tolak angin, karena memiliki nilai signifikasi kurang dari 0,05. Secara statistik didapat koefisien determinasi sebesar 0,543 yang berarti sumbangan seluruh variabel bebas terhadap asosiasi merek jamu tolak angin sebesar 54,3% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya di luar penelitian.

25 Tabel 2. Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang No. Nama Peneliti Var. Bebas Var. Terikat Hasil 1. Anisa Pratiwi Credibility Likeability Attractiveness Meaningfulness 2. Rama Putra Laksana Visibility Credibility Attraction dan Power 3. Vina Ariesta Kredibilitas Tingkat Disukai Daya tarik Kebermaknaan Brand Image Asosiasi Merek Citra Merek Dari hasil analisis diskriminan, keempat variabel selebriti endorser, credibility (x 1 ), likeability (x 2 ), attractiveness (x 3 ), meaningfulness (x 4 ) berpengaruh secara signifikan terhadap brand image XL Bebas, dan variabel attractiveness merupakan variabel yang paling membedakan. Celebrity credibility, celebrity visibility, attraction dan power berpengaruh signifikan terhadap asosiasi merek Jamu Tolak Angin, karena memiliki nilai signifikasi kurang dari 0,05 Dari analisis regresi linear berganda diketahui bahwa kredibilitas, tingkat disukai, daya tarik, dan kebermaknaan berpengaruh signifikan terhadap citra merek L oreal Total Repair 5 Shampoo karena memiliki nilai signifikasi kurang dari 0,05 dan kebermaknaan merupakan variabel yang memiliki pengaruh terbesar.

26