KPU KOTA ADM. JAKARTA BARAT HASIL RISET TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN RISET TENTANG PARTISIPASI DALAM PEMILU KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA 2015

KESUKARELAAN WARGA DALAM BERPOLITIK PADA PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2014 DI JAKARTA BARAT

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN KURSUS SINGKAT KEPEMILUAN (ELECTION SHORTCOURSES) PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TAHUN 2017

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

BAB VII PENUTUP Kesimpulan. kualitas dan kuantitas pemilih dalam menggunakan hak pilihnya. Relawan

LAPORAN HASIL PENELITIAN

Lampiran: Pengumuman Nomor: 145/PP.08-PU/1503/KPU-Kab/III/2018 Tentang Pendaftaran Kursus SIngkat Kepemiluan (Election Shortcourse)

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014

MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

Dasar Pemikiran. Bentuk peran aktif RRI dalam proses demokratisasi RRI => Menginspirasi => Menavigasi

13 HARI YANG MENENTUKAN HEAD TO HEAD PRABOWO HATTA VS JOKOWI - JK. Lingkaran Survei Indonesia Juni 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan politik bagi negara-negara berkembang seperti

PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM RELAWAN DEMOKRASI (RELASI) PEMILU TAHUN 2014

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

Pertarungan Wilayah Strategis Dan Efek Cawapres

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

Lembaga Survei Indonesia - IFES Indonesia. Survei Nasional Pasca Pemilihan Umum Presiden 2014 Oktober 2014

BAB V PENUTUP. Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, dan pola pemikiran yang berbeda. Hal inilah yang secara tidak langsung

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Lembaga Survei Indonesia - IFES Indonesia. Survei Nasional Pasca Pemilihan Umum Presiden 2014 Oktober 2014

PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN

BAB V PENUTUP. dipilih melalui pemilihan umum. DPR memegang kekuasaan membentuk. undang-undang. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin, kebijakan dan kemana arah masa depan bangsa. Kita ketahui

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Pekon Kediri berumur 17

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) Capres & Cawapres secara langsung yaitu pada tahun

BAB III DATA RESPONDEN

3 Sukses LSI di Pilpres 2014

PETUNJUK PELAKSANAAN RELAWAN DEMOKRASI (RELASI) RELAWAN PILGUB DKI SI MONAS PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TAHUN 2017

Analisis Isi Media Judul: MIP. No. 97 Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 05/05/2014

PILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2013

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) PROVINSI JAMBI 2014

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

DICARI!!! Capres & Cawapres yang Lebih Peduli Kesehatan Bangsa STADIUM GENERAL : POLITIK KESEHATAN. Diselenggarakan Oleh:

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

MEMAKNAI ULANG PARTISIPASI POLITIK WARGA: TAHU, MAMPU, AWASI PUSAT KAJIAN POLITIK FISIP UNIVERSITAS INDONESIA 28 JANUARI 2015

Pola Surat Suara Tidak Sah dalam Pemilu Presiden 2014 di Daerah Istimewa Yogyakarta

LAPORAN EKSEKUTIF SURVEI NASIONAL MEI 2014

Ditetapkan di Mataram Pada tanggal 29 Juli 2016 KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT. ttd. LALU AKSAR ANSORI

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

HARAPAN & ANCAMAN JOKOWI - JK

PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM RELAWAN DEMOKRASI (RELASI) PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI SINTANG TAHUN 2015

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT KOTA PADANG PADA PEMILU KEPALA DAERAH SUMATERA BARAT TAHUN 2010 SKRIPSI

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2016

DISTRIBUSI GENDER RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

FORMAPPI JAKARTA, 3 APRIL 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu Negara yang menjalankan sistem demokrasi,

LAPORAN SURVEY PERILAKU PEMILIH MENJELANG PILKADA KABUPATEN LAMONGAN

Head to Head Dukungan Capres Pasca Penetapan Resmi KPU

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

Kebangkitan Seminggu Terakhir. Head to Head Jokowi-JK vs Prabowo-Hatta

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN PEMUDA

TIM PENYUSUN. Pengarah. Design-Layout

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2013

Penguatan Partisipasi dan Perbaikan Keterwakilan Politik Melalui Pembentukan Blok Politik Demokratik

BAB VI PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR SINGKATAN... ABSTRACT...

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih

PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) JAWA TIMUR 2016

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2013

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2014

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan aplikasi berbagai disiplin ilmu manajemen seperti marketing. Hal

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Bali 2016

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) BANTEN 2013

MEMPERKUAT PENGORGANISASIAN MASYARAKAT SIPIL UNTUK MEMPERCEPAT DEMONOPOLISASI DI POLITIK DAN EKONOMI

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2016

Transkripsi:

KPU KOTA ADM. JAKARTA BARAT HASIL RISET TENTANG

1. DASAR HUKUM Surat Ketua KPU RI No. 155/KPU/IV/2015 Tentang Pedoman Riset tentang Partisipasi dalam Pemilu 2.LATAR BELAKANG A. Kesukarelaan Warga dalam politik berpengaruh luas dalam kehidupan politik B. Absennya kesukarelaan warga dapat merusak sendi-sendi demokrasi, dalam jangka pendek menyebabkan biaya politik mahal karena segalanya menjadi serba berbayar dan dalam jangka panjang korupsi menjadi virus endemic yang pasti menyerang C. Tatanan demokrasi semakin kuat apabila kesukarelaan warga tumbuh dan hidup didalam masyarakat D. Dari pemilu ke pemilu kesukarelaan warga mengalami pasang surut. Kehadiran kesukarelaan warga ditandai dengan munculnya Relawan dari berbagai kalangan kuat muncul dalam pemilu 2014. 3. PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN A. Mengapa masyarakat ingin menjadi relawan B. Faktor apa saja yang mempengaruhi dan menghambat munculnya menjadi kesukarelaan warga dalam berpolitik? C. Kebijakan apa yang dapat ditempuh untuk menumbuhkan dan memperkuat kesukarelaan warga dalam politik? 4. TUJUAN PENELITIAN A. B. C. Untuk mengetahui tentang motivasi masyarakat menjadi relawan; Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dan menghambat munculnya menjadi kesukarelaan warga dalam berpolitik; Untuk mengetahui kebijakan yang dapat ditempuh untuk menumbuhkan dan memperkuat kesukarelaan warga dalam politik.

METODELOGI PENELITIAN METODE PENELITIAN DENGAN BEBERAPA CARA SEBAGAI BERIKUT : 1. Sifat dan Pendekatan Penelitian a. Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam menyusun riset ini adalah Empiris Analitik. b. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi politik 2. Ruang Lingkup Penelitian a. Lokasi Penelitian - survey lapangan dilakukan di 8 kecamatan - FGD dilakukan di Aula KPU Jakarta Barat b. Waktu Penelitian - Bulan April-Juli 2015 3, Metode Pengumpulan Data Sumber Data : a. Data primer Melalui Focus Group Discussion (FGD) dan penyebaran questioner b. Data sekunder Bersumber dari buku-buku, karya ilmiah, jurnal, koran, internet, dll. 4. Teknik Pengumpulan Data a. Focus Group Discussion (FGD) b. Questioner

NO. Tabel 1 Data Responden Relawan Setiap Kecamatan Di Jakarta Barat UNSUR JUMLAH RESPONDEN 1 Panwaslu 1 2 Tokoh Relawan Pemilu 2014 : Jokowi Jusuf Kalla 4 3 Tokoh Relawan Pemilu 2014 : Prabowo - Hatta 4 4 Relawan unsur tokoh ormas pemerhati kepemiluan 3 5 Relawan unsur akademisi 1 6 Relawan unsur tokoh masyarakat pemerhati pemilu atau politik lainnya Jumlah Responden untuk satu Kecamatan Ket : 8 Kecamatan x 15 responden = 120 Responden 2 15

Metode Analisa Data a. Empiris Analistik b. Metode Skala Likert (Kuantifikasi yg bersifat kualitatif) Tabel 2 Pengukuran Skala Likert Penilaian Skor Sangat Penting/Tinggi/Paham/berpengaruh/memadai/ bermanfaat/kendala/responsif/berminat/puas 10 dan 9 Penting/Tinggi/Paham/berpengaruh/memadai/bermanfaat/ kendala/responsif/berminat/puas 8 dan 7 Netral 6 dan 5 Tidak Penting/Tinggi/Paham/berpengaruh/memadai/ bermanfaat/kendala/responsif/berminat/puas 4 dan 3 Sangat Tidak Penting/Tinggi/Paham/berpengaruh/memadai/ bermanfaat/kendala/responsif/berminat/puas 2 dan 1 Sumber : Data yang sudah diolah

HASIL PENELITIAN 1. Analisa dan Pembahasan a. Focus Group Discussion (FGD) Tanggal 12 Mei 2015, KPU Jakarta Barat melaksanakan diskusi terfokus (FGD) terkait kajian partisipasi kesukarelawanan warga dalam pemilu di aula kantor KPU Jakarta Barat. Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) ini dihadiri oleh 30 (tiga puluh) peserta yang terdiri dari; Unsur tokoh masyarakat, MUI, Relawan Tim Pemenangan Capres dan Cawapres Prabowo - Hatta dan Jokowi - JK, mantan Ketua Panwaslu Jakarta Barat, Forkabi, Karang Taruna, KIPP, Universitas Mercu Buana Jakarta, serta PPK dan PPS FGD ini difokuskan untuk mendapat masukan tentang ; (1) Apa alasan masyarakat untuk terlibat menjadi relawan? (2) Faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat (3) Tantangan kebijakan seperti apa terkait keberadaan relawan?

b. Survey lapangan Survey lapangan melalui questioner yang disebarkan kepada para relawan sebanyak 120 orang., yang dilakukan pada tanggal 18 24 Mei 2015 di 8 kecamatan yang masing-masing kecamatan diwakilkan oleh 15 orang relawan pada pemilu 2014. c. Data Penelitian karakteristik responden dikelompokkan berdasarkan :jenis kelamin, pendidikan, usia dan pekerjaan. Setelah melakukan penyebaran, questioner, maka diperoleh data : Tabel : 3 Data Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki-laki 82 68,5 % Perempuan 38 31,5% JUMLAH 120 100% Sumber : Data Questioner

Tabel : 4 Data Berdasarkan Jenis Usia Responden Usia Responden Jumlah Persentase 20 s/d 30 tahun 10 8 % 31 s/d 40 tahun 30 25 % 41 s/d 50 tahun 49 41 % 51 s/d 60 tahun 22 18 % 61 s/d 70 tahun 9 8 % JUMLAH 120 100 % Sumber : Data Questioner

Sumber : Data Questioner Tabel : 5 Data Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden Pendidikan Responden Jumlah Persentase SD 0 0 SMP 3 2,5 % SLTA 71 59 % Sarjana (S1) 44 37 % Pasca Sarjana (S2) 2 1,5 % JUMLAH 120 100 % Sumber : Data Questioner Tabel : 6 Data Berdasarkan Pekerjaan Responden Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase Mahasiswa 2 1,5 % Bekerja 111 93 % Pensiunan 7 5,5 % JUMLAH 120 100 %

Analisa dan Pembahasan dari hasil Questioner Tabel : 7 Hasil Jawaban Responden NO PERTANYAAN SP SP P P N N TP TP STP STP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Menurut saudara seberapa penting relawan dalam pelaksanaan pemilu Apakah tingkat partisipasi masyarakat cukup tinggi untuk menjadi relawan dalam pelaksanaan pemilu Sejauh pemahaman saudara apakah relawan dalam aktifitasnya cukup memahami tugasnya Menurut saudara apakah munculnya relawan/kelompok relawan pemilu 2014 berpengaruh dan termotivasi untuk melakukan perubahan Menurut saudara seberapa pentingkah peran relawan/kelompok relawan mendorong agar masyarakat berpartisipasi dalam pemilu Apakah dengan menjadi relawan dapat memperoleh manfaat Menurut saudara dalam menjalankan tugas kerelawanan apakah menemukan kendala Apakah lembaga yang menanungi relawan/kelompok relawan responsive terhadap kendalan yang dihadapi oleh relawan Menurut saudara apakah oeraturan terkait kesukarelawanan sudah cukup memadai Sumber : Data Questioner 28 20 22 16 15 8 4 3 1 3 15 17 19 22 15 15 8 6 1 2 8 13 17 20 24 24 6 4 3 1 23 12 26 18 15 9 8 5 2 2 29 21 19 22 11 10 4 3 1 0 22 20 22 26 11 11 2 3 3 0 5 8 10 21 7 9 16 20 12 12 11 16 20 12 19 20 9 10 3 0 6 9 13 18 11 10 12 22 15 4

Analisa dan Pembahasan Tabel : 7 lanjutan Hasil Jawaban Responden NO PERTANYAAN SP SP P P N N TP TP STP STP 10 Seberapa pentingkah pengelolaan relawan atau kelompok relawan dalam pemilu 30 25 17 19 6 12 5 2 3 1 11 Menurut saudara seberapa besar pandangan masyarakat terhadap rumah aspirasi 9 12 22 19 18 15 10 9 5 1 12 Menurut saudara masih pentingkah peran lembaga dalam tugas relawan atau kelompok relawan dilapangan 28 26 17 21 10 9 3 3 2 1 13 Menurut saudara apakah dimasa yang akan datang masyarakat masih berminat menjadi relawan 24 28 13 27 10 8 6 2 2 0 JUMLAH 238 227 237 261 172 160 93 92 53 27 PROSENTASE 15,26 14,55 15,19 16,73 11,03 10,26 5,96 5,9 3,4 1,73 PROSENTASE 29,81 31,92 21,28 11,86 5,13 Sumber : Data Questioner

Dari hasil prosentase dan analisa diatas, maka dapat disimpulkan bahwa : Keberadaan relawan pada pelaksanaan pemilu sangat penting (40%), sehingga partisipasi masyarakat menjadi tinggi (34,17%). Dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawab relawan dilapangan cukup paham/netral (40%), dengan munculnya relawan pada pemilu akan berpengaruh (36,67%) terhadap motivasi masyarakat peranan relawan untuk mendorong partisipasi masyarakat pada saat pemilu sangat tinggi (41,67%), karena keberadaan relawan dilapangan dapat bermanfaat (40%) serta membantu masyarakat untuk lebih memahami akan pentingnya pemilu. Dalam melaksanakan tugas dilapangan, masih ada kendala (30%) Dengan adanya kendala dilapangan, lembaga yang menaungi para relawan responsif (32,50%) dalam menyikapi permasalahan yang terjadi dimasyarakat,

Keberadaan relawan ternyata tidak memadai (28,33%) hal ini dikarenakan tidak adanya peraturan yang mengatur secara jelas tugas dan tanggungjawab sebagai relawan Untuk itu pengelolaan relawan sangat penting (45,83%) Peranan rumah aspirasi yang termasuk dalam kategori penting (34,17%), Peranan lembaga dalam menaungi relawan sangat penting (45%) Untuk masa yang akan datang, masyarakat yang sudah mengetahui pentingnya peranan relawan pada pemilu, mereka cenderung sangat berminat (43,33%) untuk menjadi relawan.

Dari penjelasan hasil analisa data questioner diatas, maka dapat menjawab pokok permasalahan dari penelitian ini yaitu : 1. Alasan Menjadi Relawan Pertama, alasan terkait dengan individual : faktor spiritual (agama), persamaan suku atau etnis, ajakan dari lingkungan pergaulan, adanya dorongan untuk menunjukkan eksistensi diri yang diaktualisasikan dengan menjadi relawan, iming-iming uang serta distribusi logistik lainnya, serta kepuasan batin jika kandidat yang dijagokannya menang. Kedua, yang terkait dengan ideologi, ; Pelaksanaan pemilu sebagai momen politik, persamaan visi dan misi dari kandidat yang didukungnya, adanya harapan terhadap tokoh yang didukung untuk melakukan perubahan, adanya keinginan perubahan format pemimpin baru, keinginan adanya peluang bagi masyarakat untuk bisa ikut mengawasi perubahan secara berkelanjutan, serta munculnya kesadaran untuk mewujudkan demokrasi yang lebih bersifat substansif. Disamping itu, keberadaan relawan merupakan salah satu daya tarik yang dianggap mampu melakukan pendekatan di masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam perhelatan politik ini.

2. Faktor yang Mempengaruhi dan Menghambat Dengan Menjadi Relawan, Serta Tantangan Yang Di Hadapi 1. Faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menjadi relawan : Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang sistem politik dan kepemiluan, Menambah perkawanan dan jejaring, Dalam skala tertentu mendatangkan keuntungan secara finansial. 2. Faktor hambatan dalam melaksanakan aktivitasnya sebagai relawan : Ada ketidakjelasan dalam konteks definisi antara relawan dan tim pemenangan di masyarakat Sifat kerelawanan yang bersifat instant yang terbentuk ketika menjelang pemilu, Banyak relawan yang tidak dibekali pemahaman dan pengetahuan terkait proses pemilu, Tidak adanya pengelolaan relawan yang baik dari institusi yang menaungi,

Dalam diskusi FGD terkait tantangan yang dihadapi relawan dilapangan, meliputi: Mekanisme rekruitmen dalam menjaring relawan tidak jelas, Polarisasi rekruitmen relawan lebih didasari oleh kedekatan kekerabatan dan kekeluargaan. tidak dibarengi dengan pembekalan materi serta agenda yang jelas dari relawan Relawan yang telah direkruit atau menggabungkan diri dalam suatu institusi (baik itu dibawah partai politik dan kandidat peserta pemilu) tidak dikelola dengan baik, Motif keterlibatan warga sebagai relawan lebih banyak dimotivasi oleh distribusi logistik dan finansial sering kali mempengaruhi agenda aktivitas mereka yang bersifat dimobilisir oleh para koordinator relawan. Untuk relawan independen cukup bisa mengkoordinasikan diri mereka dengan baik dengan memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki secara mandiri

Partai Politik maupun kandidat individual peserta pemilu tidak semuanya memanfaatkan keberadaan relawan mereka dengan baik Adanya kerancuan pemaknaan relawan politik dilapangan Belum adanya aturan dari penyelenggara pemilu terkait keberadaan relawan yang muncul karena spontanitas warga dan bersifat sporadis C. Tantangan Kebijakan (Hasil FGD) Saat ini belum ada aturan atau kebijakan yang jelas terkait keberadaan relawan dalam pelaksanaan pemilu. Keberadaan relawan demokrasi yang dikelola oleh KPU Kabupaten/Kota belum dibekali mekanisme pengelolaan yang baik serta penganggaran yang memadai. Perlu ada terobosan kebijakan untuk memperkuat keberadaan penyelenggara pemilu di KPU Kabupaten/Kota. Peran media masa yang sangat kentara keberpihakannya dalam pemilu Keberadaan rumah aspirasi yang dikelola oleh anggota parlemen bisa dimaksimalkan fungsinya dalam menjaring aspirasi warga. termasuk sebagai jembatan bagi para relawan yang masih memiliki kepedulian yang tinggi terhadap proses demokratisasi.

REKOMENDASI Perlu adanya pembenahan dan perbaikan berkaitan dengan pengelolaan relawan; Pembentukan relawan hendaknya diikuti oleh pengelolaan yang baik oleh lembaga/institusi yang menaunginya, Pola-pola kerelawan dilapangan perlu diatur dalam pasal yang mengikat. Guna mendukung fungsi dan kinerja para relawan dilapangan, diperlukan adanya bimbingan atau pendidikan politik kepada para relawan. Kerjasama antara penyelengara pemilu dengan berbagai pihak di masyarakat seperti LSM, Ormas, Akademisi dan aktor relawan lainnya perlu ditingkatkan. Terkait pelaksanaan mekanisme dilapangan, KPU harus menetapkan suatu prosedur/ sistem yang baku, yang tidak mudah berubah-ubah, kondisi yang berubah-ubah menyulitkan KPPS dan para relawan dalam memahami mekanisme pemilihan suara. Memaksimalkan kerja sama antara KPU sebagai penyelengara pemilu dengan LSM independent atau kelompok masyarakat (Karang Taruna, dan lain sebagainya) untuk melakukan pengawasan dilapangan terkait pelaksanaan tahapan pemilu. Hal ini berguna untuk penguatan tenaga relawan Non Partai politik di lapangan.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH