BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sumber irigasi, sumber air minum, sarana rekreasi, dsb. Telaga Jongge ini

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

I. PENDAHULUAN. perairan sangat penting bagi semua makhluk hidup, sebab air merupakan media bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia,

BAB I PENDAHULUAN. (Barus, 1996). Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari pulau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sungai Bedagai merupakan sumberdaya alam yang dimiliki oleh Pemerintah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Maret 2016 di Telaga Bromo dapat dilihat di Tabel 1.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Plankton merupakan organisme renik yang hidup melayang-layang di air dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB I PENDAHULUAN. dan rawa) dan perairan lotik yang disebut juga perairan berarus deras (misalnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang s

BAB III METODE PENELITIAN. Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hutan mangrove yang berada di perairan pesisir Jawa Barat terletak

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Perairan merupakan perpaduan antara komponen fisika, kimia dan biologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Waduk Cengklik merupakan salah satu waduk di Kabupaten Boyolali yang

Lampiran 1. Perhitungan Jumlah Zooplankton yang ditemukan. Jumlah Individu/l St 1 St 2 St 3 St 4 St 5

PENDAHULUAN. hal yang penting dan harus tetap dijaga kestabilannya (Effendi, 2003).

STRUKTUR KOMUNITAS ZOOPLANKTON DI PERAIRAN MOROSARI, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah di Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang besar.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif dengan metode

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air

BAB I PENDAHULUAN. Sidoarjo dan 6 kota yaitu Batu, Malang, Blitar, Kediri, Mojokerto, dan Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

MANAJEMEN KUALITAS AIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

stasiun 2 dengan stasiun 3 dengan stasiun 3 Stasiun 1 dengan Stasiun 1 Morishita Horn

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat

IDENTIFIKASI JENIS PLANKTON DI PERAIRAN MUARA BADAK, KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dialami ekosistem perairan saat ini adalah penurunan kualitas air akibat pembuangan limbah ke

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian. menentukan kualitas air berdasarkan faktor fisika kimia.

2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan

ABSTRAK KEANEKARAGAMAN FITOPLANKTON DI SUNGAI PANYIURAN DAN SUNGAI ANTARAKU KECAMATAN PENGARON KABUPATEN BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh

I. PENDAHULUAN. limbah dari pertanian dan industri, serta deforestasi ilegal logging (Nordhaus et al.,

BAB I PENDAHULUAN. akan mengakibatkan terjadinya perubahan faktor fisika, kimia, dan biologi di

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 4. Peta Rata-Rata Suhu Setiap Stasiun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan selalu terbawa arus karena memiliki kemampuan renang yang terbatas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam

SEBARAN DAN ASOSIASI PERIFITON PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN (Enhalus acoroides) DI PERAIRAN PULAU TIDUNG BESAR, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA UTARA

I. PENDAHULUAN. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah

bentos (Anwar, dkk., 1980).

TINJAUAN PUSTAKA. tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dewasa). Estuari merupakan

Kata Pengantar. Sumber daya alam merupakan karunia dari Allah SWT yang dapat. digunakan untuk memenuhi hajat hidup orang banyak.

Stasiun 1 ke stasiun 2 yaitu + 11,8 km. Stasiun '4.03"LU '6.72" BT. Stasiun 2 ke stasiun 3 yaitu + 2 km.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Kesibukan dan rutinitas membuat orang harus pergi ke suatu tempat dengan

Modul 1 : Ruang Lingkup dan Perkembangan Ekologi Laut Modul 2 : Lautan sebagai Habitat Organisme Laut Modul 3 : Faktor Fisika dan Kimia Lautan

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN DISTRIBUSI FITOPLANKTON DAN PARAMETER KIMIA KUALITAS PERAIRAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KELAYAKAN SEBAGAI LOKASI BUDIDAYA KERANG MUTIARA

I. PENDAHULUAN. Perairan Lhokseumawe Selat Malaka merupakan daerah tangkapan ikan yang

I. PENDAHULUAN. besar di perairan. Plankton merupakan organisme renik yang melayang-layang dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. seperti analisis fisika dan kimia air serta biologi. Analisis fisika dan kimia air

KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH

KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN PULAU GUSUNG KEPULAUAN SELAYAR SULAWESI SELATAN SKRIPSI. Oleh: ABDULLAH AFIF

KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan oleh semua makhluk

banyaknya zat anorganik di perairan. Kecepatan pertumbuhan populasi enceng gondok dan ganggang hijau ini dapat mengganggu biota perairan yang lain

Theissen Khadafi. viii

DAFTAR LAMPIRAN SPESIFIKASI BAHAN DAN PERALATAN. No Nama alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Biologi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON PADA MUSIM PENGHUJAN DI TELAGA BROMO KECAMATAN PALIYAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan produksi perikanan adalah melalui budidaya (Karya

KONDISI KOMUNITAS ZOOPLANKTON DI PERAIRAN TELUK YOUTEFA KOTA JAYAPURA PROVINSI PAPUA. Triana Mansye Kubelaborbir 1 dan Joselina Akerina 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0

BAB I PENDAHULUAN. dari buah pulau (28 pulau besar dan pulau kecil) dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

memiliki kemampuan untuk berpindah tempat secara cepat (motil), sehingga pelecypoda sangat mudah untuk ditangkap (Mason, 1993).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Praktikum Ekologi Perairan

KELIMPAHAN DAN TINGKAT KESUBURAN PLANKTON DI PERAIRAN SUNGAI BEDOG PLANKTON ABUNDANCE AND PRODUCTIVITY IN BEDOG RIVER

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan analisis dari bab I dan bab IV guna menjawab permasalahan dalam penelitian yang dilakukan. Maka hasil penelitian yang menjadi titik tekan sehingga kesimpulan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Peran parameter fisik dan kimia sangat berpengaruh terhadap keanekaragaman zooplankton di perairan Sungai Buyaran. Diantaranya adalah hasil penelitian dari suhu, ph, salinitas, intensitas cahaya, kekeruhan, arus, BOD dan COD. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, nilai parameter fisik dan kimia menunjukkan kenaikan dari nilai standar bagi perairan dengan tingkat normal bagi kehidupan dan pertumbuhan zooplankton. Sehingga keanekaragaman zooplankton yang ditemukan rendah. Parameter fisik dan kimia yang telah diteliti menunjukkan kondisi Sungai zooplankton yang belum memenuhi standar penggunaan Sungai bagi kebutuhan masyarakat. Seperti halnya kebutuhan dalam hal konsumsi air minum dan kebutuhan irigasi pertanian. Sehingga dibutuhkan peran masyarakat sekitar agar dapat menjaga kebersihan Sungai Buyaran. Selain itu beberapa titik lokasi juga ditemukan sebagai titik pembuangan sampah. Hal ini akan mempengaruhi sulitnya penguraian yang 98

akan dilakukan oleh dekomposer karena adanya zat anorganik dalam perairan. Akhirnya menimbulkan banyaknya sedimen yang terkandung dalam perairan yang kemudian mengakibatkan sulitnya cahaya masuk dalam badan perairan. Akibat dari sulitnya cahaya yang masuk dalam badan perairan menyebabkan fitoplankton tidak dapat melakukan proses fotosintesis yang akhirnya mempengaruhi jumlah fitoplankton menjadi rendah. Rendahnya fitoplankton akan memicu rendahnya zooplankton karena fitoplankton menjadi makanan zooplankton. Karena faktor makanan juga sangat memegang peranan penting dalam dinamika zooplankton di perairan. Sehingga proses rantai makanan dalam perairan tidak berlangsung dengan baik dan terstruktur. 2. Keanekaragaman zooplankton di perairan Sungai Buyaran berjumlah 4 filum, yaitu protozoa, arthropodha, copepoda dan rotifera. Jumlah dari genera ini sebenarnya belum dapat mewakili keanekaragaman genera zooplankton. Selain itu jumlah spesies yang ditemukan di perairan Sungai Buyaran hanya 11 spesies yang sifatnya tidak merata disetiap stasiun. Hal ini dikarenakan stasiun pengambilan sampel memiliki kondisi fisik yang berbeda sehingga indeks kemerataan menjadi rendah. 3. Nilai indeks keanekaragaman zooplankton di pengaruhi oleh nilai indeks kemerataan. Indeks keanekaragaman pada stasiun I adalah 0.34809, stasiun II 0.01794, sedangkan pada stasiun 99

III 0.45226. Indeks kemerataan pada perairan Sungai Buyaran tidak dapat mewakili distribusi kelimpahan zooplankton secara merata. Hal ini juga berpengaruh terhadap dominansi zooplankton di perairan menjadi rendah akibat rendahnya dari indeks keanekaragaman zooplankton di perairan tersebut. Adanya keterkaitan dari tiga hal tersebut menunjukkan bahwa kemerataan yang rendah akan menurunkan indeks keanekaragaman karena kemerataan yang rendah menunjukkan ekosistem yang tidak stabil. Rendahnya nilai indeks keanekaragaman, indeks kemerataan dan dominansi di duga dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kimia di perairan Sungai Buyaran. Salah satunya yang telah diteliti adalah kenaikan suhu, kekeruhan, nilai BOD dan COD. Dari faktor tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar bagi berlangsungnya proses kehidupan dan pertumbuhan zooplankton. B. Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka penulis memberikan saran kiranya dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar Sungai Buyaran secara khusus dan kepada seluruh pihak pada umumnya. Diantanya adalah sebagai berikut: 1. Masyarakat hendaknya mampu menjaga kesehatan lingkungan sehingga dapat terciptanya keselarasan lingkungan perairan yang berkesinambungan. Selain itu masyarakat juga mampu 100

mengembangkan dan mengelola potensi yang dimiliki Sungai Buyaran sehingga mampu meningkatkan produktivitas perairan Sungai Buyaran. 2. Selain peran masyarakat sekitar Sungai Buyaran, peran pemerintah Kabupaten Demak juga diharapkan turut memperhatikan kondisi Sungai Buyaran berupa upaya normalisasi dan peremajaan kembali kondisi Sungai Buyaran sehingga terciptanya Sungai Buyaran yang asri dan nyaman. 3. Bagi seluruh dosen dan mahasiswa biologi FITK IAIN Walisongo Semarang diharapkan mampu mengembangkan potensi keilmuan melalui penelitian murni lainnya. Baik dalam bentuk pelatihan maupun pengaplikasian teori keilmuan yang telah didapatkan selama mengikuti proses pembelajaran di kampus. Sehingga terciptanya generasi yang mampu melakukan pendampingan dan mengawal masyarakat dalam menjaga kesehatan lingkungan. 4. Adapun faktor-faktor penghambat yang telah dijelaskan diatas dapat diminimalisir, yaitu dengan melakukan pembinaanpembinaan berupa kegiatan pelatihan dan sosialisasi kepada masyarakat guna menjaga dan meningkatkan kelestarian lingkungan yang baik dan terstruktur. Selain itu keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dari penulis dapat diminimalisir berupa pembentukan kelompok studi - kelompok studi dan membentuk ruang diskusi bagi seluruh mahasiswa yang 101

sedang menempuh proses di Tadris biologi FITK IAIN Walisongo Semarang. 5. Keterbatasan lainnya berupa rendahnya ketersediaan dan penggunaan alat-alat penelitian, hal ini dapat diminimalisir dengan cara penyediaan secara berkala dan bertahap. Selain itu juga dilakukan sosialisasi tentang standar operasional penggunaan alat-alat laboratorium yang berkenaan dengan penelitian. Sehingga setiap mahasiswa mampu memahami serta tidak ada kecanggungan dalam menggunakan alat-alat penelitian. 102