Potensi Tanaman Bambu di Tasikmalaya

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG DINAS DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Keanekaragaman Bambu dan Manfaatnya Di Desa Tabalagan Bengkulu Tengah

KEBERADAAN MATERIAL BAMBU SEBAGAI SUBTITUSI MATERIAL KAYU PADA PENERAPAN DESAIN INTERIOR DAN ARSITEKTUR

daerah untuk membiayai berbagai pelayanan publik yang menjadi tanggunga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Tasikmalaya Tahun 2013 sebanyak 282,6 ribu rumah tangga

I. PENDAHULUAN. Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass

Penelitian ini dilakukan di Desa Desa Pondok Buluh, Kecamatan Dolok. Panribuan, Kabupaten Simalungun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 KEANEKARAGAMAN DAN POPULASI BAMBU DI DESA TALANG PAUH BENGKULU TENGAH

TEKNOLOGI PEMBUATAN BAMBU LAMINA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI KAYU

Yuni Maliani 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. dikelompokkan sebagai tanaman berkayu. Bambu tersebar di beberapa belahan

hutan secara lestari.

8. PEMBAHASAN UMUM DAN REKOMENDASI Pembahasan Umum

MELALUI PENYEDIA. Perkiraan Biaya (Rp) Satuan kerja. Kegiatan

Program penanaman bambu ini dilakukan pada tahun 2009 sebagai Pilot Demonstration Activities (PDA) yang didanai oleh Asian Development Bank (ADB). Keg

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA dan BUPATI TASIKMALAYA MEMUTUSKAN:

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat 143 jenis bambu yang beranekaragam. manfaat kerna batangnya kuat, kerat dan elastis sehingga membuat bambu

REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI TASIKMALAYA TAHUN 2011 TINGKAT KABUPATEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

beberapakali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sudah maju maupun di negara yang masih berkembang, di daerah dataran rendah

FUNGSI TANAMAN BAMBU DALAM LANSEKAP BERDASARKAN KARAKTER FISIK DAN VISUAL. Oleh : RETNO ISMURDIATI

Kegunaan bambu SNI 8020:2014

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BAMBU DAN FASILITAS HUNIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bambu termasuk salah satu tumbuh-tumbuhan anggota famili Gramineae. Tumbuhan bambu berumpun dan terdiri atas sejumlah

CATATAN PELAKSANAAN REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013 TINGKAT KABUPATEN

TINJAUAN PUSTAKA. Bambu Tali. kayu dengan masa panen 3-6 tahun. Bahan berlignoselulosa pada umumnya dapat

TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINASI BERSILANG SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN BANGUNAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Bambu i. Bambu untuk produk Bambu Apus

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Tasikmalaya secara geografis terletak antara 07 2' 00" ' 00"

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman yaitu kekayaan spesies dan kemerataan dari kelimpahan setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN UMUM

ANALISIS SOSIAL EKONOMI PEMANFAATAN DAN POTENSI TANAMAN BAMBU (Studi Kasus: Kelurahan Berngam, Kec. Binjai Kota, Kotamadya Binjai)

BAB I PENDAHULUAN. karena hutan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, hewan dan

PENGARUH PERBEDAAN JENIS DAN UMUR BAMBU TERHADAP KUALITASNYA SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN KERAJINAN

TINJAUAN PUSTAKA. yang didominasi oleh pohon. Jhon A. Helms (1998) dalam suharjito (2000) memberi

TINJAUAN PUSTAKA. Bambu banyak ditemukan di daerah tropis di benua Asia, Afrika, dan

TINJAUAN PUSTAKA. dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka

Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dari suku Gramineae. Bambu tumbuh menyerupai pohon berkayu, batangnya berbentuk buluh berongga.

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Tahun 1950)

PENUNJUKAN LANGSUNG/ PENGADAAN LANGSUNG PEMBELIAN SECARA ELEKTRONIK

Rakor Pelaku Dan Pendamping Kecamatan Program Keluarga Harapan (Pkh) Kabupaten Tasikmalaya. Tasikmalaya, 30 Juni 2015

PRESENTASI ARCHEVENT 2014 TEMA: SEJARAH DAN ARSITEKTUR KOTA DALAM MEMBANGUN KARAKTER KOTA BERBASIS LOKALITAS

BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING. Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok

Jurnal Bakti Saraswati Vol. 05 No. 02. September 2016 ISSN :

BAB II KONDISI UMUM 2.1. Gambaran Umum Wilayah Luas dan batas administratif

PENDAHULUAN. dan mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan luar

Prioritas Wilayah Pengembangan Ternak Ruminansia di Kabupaten Tasikmalaya

MATERI BAHAN BANGUNAN BAMBU

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bambu merupakan keluarga rumput, dan memiliki sebutan pula sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri dikenal ada 10 genus bambu, antara lain: Arundinaria, Bambusa,

PENGARUH KADAR PEREKAT DAN JENIS BAMBU TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAPAN PARTIKEL

TINJAUAN PUSTAKA. Di seluruh dunia terdapat 75 genus dan spesies bambu. Di

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. potensial dapat mensubstitusi penggunaan kayu. Dalam rangka menunjang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II METODE PERANCANGAN

Studi Etnobotani Bambu Oleh Masyarakat Dayak Kanayatn Di Desa Saham Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapur. Seni Kerajinan banyak didominasi dari bahan yang berjenis batang.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN

TINJAUAN PUSTAKA. Termasuk dalam devisi spermatophyta, subdevisi angiospermae, klas

PEMANFAATAN BAMBU DI INDONESIA. RIDWANTI BATUBARA, S. HUT Fakultas Pertanian Program Ilmu Kehutanan Universitas Sumatera Utara

Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, Bale Angklung Bandung Jl. Surapati no. 95, Bandung, Jawa Barat, Indonesia

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana dan terus-menerus

TINJAUAN PUSTAKA. membentuk bagian-bagian tubuhnya. Dengan demikian perubahan akumulasi biomassa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tenggara menyediakan kira-kira 80% potensi bambu dunia yang sebagian besar

No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bahan Baku Alami. Kegiatan Belajar 1 A. KAYU

PENDAHULUAN. hutan yang dialih-gunakan menjadi lahan usaha lain. Agroforestry adalah salah

II. PENGUKURAN KINERJA

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses. infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.

TINJAUAN PUSTAKA. Bambu merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi masyarakat

LAPORAN KEGIATAN RESES PERORANGAN MASA PERSIDANGAN II TAHUN 2015 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. HAERUDIN, S.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten di Provinsi

Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran 9 diharapkan peserta didik mampu; melaksanakan pengajiran tanaman sayuran.

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

KEKAYAAN NYAMPLUNG DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Oleh : Aris Budi Pamungkas & Amila Nugraheni

I. PENDAHULUAN. peningkatan ekonomi masyarakat melalui produk yang dihasilkan. Perlebahan juga merupakan komponen penting di dalam strategi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan sumber daya alam yang potensial, didukung dengan keadaan

I. PENDAHULUAN. ekosistem asli (alami) maupun perpaduan hasil buatan manusia yang

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau

BAB II KERAJINAN MENDONG TASIKMALAYA

Transkripsi:

Potensi Tanaman Bambu di Tasikmalaya Pendahuluan Bambu adalah salah satu jenis Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang potensial untuk mensubstitusi kayu bagi industri berbasis bahan baku kayu. Dengan adanya perkembangan teknologi, bambu dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk, mulai dari perkakas dapur, hiasan dan perabotan rumah, struktur bangunan, sampai menjadi serat pakaian. Dampak dari pengurangan penebangan kayu adalah dapat meningkatkan kualitas lingkungan secara global. Selain berpotensi sebagai bahan substitusi kayu, penggunaan bambu tergolong ramah lingkungan karena ditanam sekali, kemudian dapat dipanen berkali-kali tanpa harus menghilangkan seluruh tegakan rumpunnya. Jawa Barat dikenal sebagai salah satu provinsi penghasil bambu terbanyak di Indonesia. Beberapa kabupaten di Jawa Barat sejak dahulu sudah menjadikan industri berbahan baku bambu sebagai salah satu sektor unggulan guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu kabupaten yang terkenal dengan kerajinan bambunya adalah Kabupaten Tasikmalaya. Di Tasikmalaya, bambu sebagai bahan baku industri kerajinan diperoleh dari hutan alam maupun dari hutan rakyat. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Cimanuk-Citanduy sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melaksanakan kegiatan pengumpulan data potensi tanaman bambu di Kabupaten Tasikmalaya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui daerah mana saja di Kabupaten Tasikmalaya yang memiliki potensi tanaman bambu cukup besar. Tujuannya adalah agar pengembangan industri bambu semakin terarah, mulai dari budidaya, pemasaran, sampai dengan pengolahan bambu menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi. Metode pengumpulan data Pengumpulan data diawali dengan studi pustaka, yaitu mempelajari buku-buku peraturan teknis, pedoman, serta hasil-hasil studi tentang bambu yang telah ada sebelumnya. Selanjutnya dilakukan penentuan sample kecamatan dan desa untuk pengambilan data potensi bambu, yaitu pada 63 desa yang tersebar di 20 kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya. Penentuan sample ini berdasarkan pada laporan hasil Inventarisasi Potensi dan Jenis Bambu di Wilayah BPDAS Cimanuk-Citanduy tahun 2009, hasil koordinasi dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Tasikmalaya, UPTD Wilayah Kehutanan/ Perkebunan, serta informasi dari Penyuluh Kehutanan. Tahapan selanjutnya adalah pengumpulan data sekunder dan data primer di lokasi sample yang telah ditentukan. Potensi tanaman bambu di Tasikmalaya 1

Potensi tegakan rumpun bambu Kabupaten Tasikmalaya mempunyai luas wilayah sekitar 270.881 ha atau 2.708,81 km². Secara geografis terletak pada 7 02'29" - 7 49'08" LS dan 107 54'10" - 108 26'42" BT. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2000, Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari 39 kecamatan dan 351 desa. Penyebaran bambu di Kabupaten Tasikmalaya sangat luas. Hampir setiap desa memiliki tanaman bambu sehingga sejak dahulu Kabupaten Tasikmalaya menjadi sentra kerajinan bambu terbesar di Jawa Barat. Dari hasil pengumpulan data di 63 desa yang tersebar di 20 kecamatan, diketahui jumlah tegakan bambu di Tasikmalaya sebanyak 74.612 rumpun, dengan jumlah bambu sebanyak 3.749.913 batang. Kecamatan yang memiliki jumlah rumpun dan batang bambu terbanyak adalah Kecamatan Kadipaten, Kecamatan Taraju, dan Kecamatan Bojonggambir. Hasil secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1. Jumlah rumpun bambu per kecamatan di Kab. Tasikmalaya Tahun 2014 No Kecamatan Jumlah Rumpun (rumpun) Jumlah Batang (batang) 1 Bantarkalong 1.713 36.460 2 Bojongasih 3.885 207.260 3 Bojonggambir 5.115 230.168 4 Ciawi 1.901 88.819 5 Cigalontang 3.906 188.538 6 Cikalong 2.870 114.563 7 Cikatomas 901 29.032 8 Cineam 3.476 159.333 9 Cisayong 3.555 191.729 10 Kadipaten 15.503 1.016.953 11 Karangnunggal 2.547 69.883 12 Mangunreja 3.300 159.000 13 Manonjaya 2.644 161.824 14 Padakembang 3.685 124.575 15 Pancatengah 1.376 50.807 16 Parungponteng 1.980 98.850 17 Salopa 1.575 75.208 18 Singaparna 3.050 81.137 19 Sodonghilir 1.930 59.065 20 Taraju 9.700 606.709 Total 74.612 3.749.913 Sumber : Pengolahan data Potensi tanaman bambu di Tasikmalaya 2

Jenis-jenis bambu yang ada di Tasikmalaya Bambu yang terdapat di Kabupaten Tasikmalaya ada 10 jenis, yaitu bambu tali (Gigantochloa apus), bambu surat (Gigantochloa verticillata), bambu gombong (Gigantochloa psedoarundinaceae), bambu haur hijau (Bambusa vulgaris var. Vitata), bambu haur kuning (Bambusa vulgaris var. Striata), bambu temen (Gigantochloa robusta), bambu hitam (Gigantochloa atroviolacea), bambu ater (Gigantochloa atter), bambu tamiang (Schizostachyum blumei), dan bambu bitung/petung (Dendrocalamus asper). Jenis bambu yang dominan tumbuh adalah bambu tali sedangkan yang jarang adalah bambu ater, bambu haur kuning dan bambu tamiang. Langkanya ketiga jenis bambu tersebut disebabkan ketidaktahuan masyarakat tentang teknik budidayanya. Jumlah rumpun dan batang bambu berdasarkan jenisnya di Kabupaten Tasikmalaya secara rinci dapat dibaca pada tabel berikut. Tabel 2. Jumlah rumpun bambu berdasarkan jenis di Kab. Tasikmalaya Tahun 2014 No Jenis Bambu Jumlah Rumpun Jumlah Bambu Prosentase (rumpun) (batang) rumpun (%) 1 Bambu tali 50.210 2.610.057 67,29 2 Bambu surat 3.554 135.606 4,71 3 Bambu gombong 7.018 358.230 9,41 4 Bambu haur hijau 3.848 143.445 5,16 5 Bambu haur Kuning 69 1.330 0,09 6 Bambu temen 2.164 103.238 2,90 7 Bambu hitam 1.207 165.554 1,62 8 Bambu ater 24 664 0,03 9 Bambu tamiang 195 9.750 0,26 10 Bambu bitung 6.323 222.039 8,47 Total 74.612 3.749.913 100 Prosentase rumpun bambu berdasarkan jenisnya 2,90 1,62 5,16 0,09 0,26 8,47 bambu tali bambu surat 0,03 9,41 bambu gombong bambu haur hijau 4,76 67,29 bambu haur kuning bambu temen bambu hitam bambu ater bambu tamiang bambu bitung Potensi tanaman bambu di Tasikmalaya 3

Ciri-ciri bambu dan manfaatnya Bambu tali adalah jenis bambu yang paling banyak dijumpai di Kab. Tasikmalaya, dan penyebarannya merata. Bambu ini memiliki ciri bentuk batangnya yang sangat teratur, kuat, liat, lurus, warna buluh hijau cerah atau kekuning-kuningan serta memiliki buku-buku yang sedikit membengkak, dan seratnya yang panjang, halus, juga lentur sehingga cocok digunakan sebagai bahan baku kerajinan anyaman. Bambu surat dan bambu gombong sebenarnya memiliki kemiripan secara fisik namun secara morfologis sedikit berbeda. Bambu surat memiliki warna permukaan Bambu tali batang hijau cerah beralur kuning muda, serta memiliki perkembangan akar simpodial. Sedangkan bambu gombong buluhnya berwarna hijau tua kehitaman dengan garis-garis kuning sejajar dengan batang, dan memiliki serat yang halus dan buluhnya lebih tipis. Bambu surat digunakan untuk membuat berbagai jenis kerajinan tangan dan untuk sumpit. Sedangkan bambu gombong digunakan untuk membuat kudakuda rumah. Bambu bitung atau di daerah Jawa Tengah dikenal sebagai bambu petung, jenis bambu ini dicirikan dengan rumpunnya yang tegak dan rapat. Rebungnya berwarna hitam keunguan, tertutup bulu berwarna coklat hingga kehitaman. Tinggi buluh mencapai 20 m, tegak dengan ujung melengkung. Pemanfaatan bambu bitung yaitu untuk pilar konstruksi bangunan, mebel, industri sumpit, tusuk gigi dan kertas serta untuk membuat alat musik bambu tradisional seperti bas. Bagi orang Sunda dan Jawa, rebung bambu bitung dimanfaatkan sebagai sayuran. Jenis bambu hitam dicirikan oleh rumpunnya yang tumbuh tegak simpodial dan rapat. Rebung berwarna hijau kehitaman dengan ujung jingga, tertutup bulu coklat hingga hitam. Tinggi buluh mencapai 15 m. Tekstur serat bambu hitam sangat baik dan kuat, banyak dimanfaatkan antara lain untuk membuat alat musik tradisional Jawa Barat seperti angklung, calung, gambang dan celempung, serta sebagai bahan industri kerajinan tangan dan pembuatan mebel. Rebungnya yang bertekstur renyah dan berasa manis dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. Bambu haur hijau memiliki ciri rumpun tegak, tinggi 10 20 m, permukaan batang hijau mengkilap, berambut hitam dan dilapisi lilin putih ketika masih muda dan berangsurangsur menjadi halus tak berambut dan mengkilap. Bambu haur hijau dapat digunakan Potensi tanaman bambu di Tasikmalaya 4

sebagai pagar, jembatan, rakit, pipa saluran air dan berbagai peralatan rumah tangga. Selain itu, rebungnya dapat dimakan serta dapat digunakan sebagai obat hepatitis. Sesuai dengan namanya bambu haur kuning batangnya berwarna kuning emas. Biasanya ditanam orang untuk pohon hias di halaman, sedangkan batang yang kecil dan tua dipakai untuk tangkai lempar lembing. Selain manfaat dari aspek ekonomi masing-masing jenisnya, pada aspek budidaya, bambu mudah ditanam, tidak memerlukan investasi tinggi dan pemeliharaan secara khusus. Setelah tanaman sudah mantap (3 5 tahun), hasilnya dapat diperoleh secara menerus setiap tahun tanpa perlu menanam lagi. Bambu juga mempunyai manfaat dari aspek ekologi, yaitu memiliki keunggulan untuk memperbaiki sumber tangkapan air, Bambu haur kuning sehingga mampu meningkatkan aliran air bawah tanah secara nyata. Tanaman bambu yang ditanam berderet membentuk teras pada lereng akan memberikan kekuatan bagi penahanan tanah dari bahaya banjir dan longsor/erosi. Akar bambu yang saling terkait dan mengikat antar rumpun ditambah serasah-serasah yang ada dibawahnya akan menahan top soil (lapisan tanah permukaan yang subur) sehingga tidak terbawa air hujan. Selain itu, bambu turut andil dalam menyerap emisi CO 2 dan sebagai penyimpan karbon. Penutup Melihat besarnya potensi bambu di Kab. Tasikmalaya, maka sebaiknya Pemerintah memfasilitasi agar usaha bambu semakin berkembang, khususnya di daerah-daerah yang potensi tanaman bambunya tergolong tinggi. Fasilitasi yang dapat diberikan oleh pemerintah mulai dari memberikan pelatihan tentang budidaya bambu dan analisis usahanya, memfasilitasi kerjasama antara petani dan pengusaha bambu, sampai dengan pelatihan pemanfaatan bambu, terutama untuk membuat produk-produk yang belum banyak dikenal, misalnya pengolahan bambu menjadi kertas atau baju. Fasilitasi tersebut tentunya tidak hanya dari sektor kehutanan, namun dari sektor lainnya seperti perindustrian, perdagangan, dan UKM. Penulis: Lucia Sinto Dewi, S.Sos. PEH pada BPDAS Cimanuk-Citanduy Potensi tanaman bambu di Tasikmalaya 5