Potensi Tanaman Bambu di Tasikmalaya Pendahuluan Bambu adalah salah satu jenis Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang potensial untuk mensubstitusi kayu bagi industri berbasis bahan baku kayu. Dengan adanya perkembangan teknologi, bambu dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk, mulai dari perkakas dapur, hiasan dan perabotan rumah, struktur bangunan, sampai menjadi serat pakaian. Dampak dari pengurangan penebangan kayu adalah dapat meningkatkan kualitas lingkungan secara global. Selain berpotensi sebagai bahan substitusi kayu, penggunaan bambu tergolong ramah lingkungan karena ditanam sekali, kemudian dapat dipanen berkali-kali tanpa harus menghilangkan seluruh tegakan rumpunnya. Jawa Barat dikenal sebagai salah satu provinsi penghasil bambu terbanyak di Indonesia. Beberapa kabupaten di Jawa Barat sejak dahulu sudah menjadikan industri berbahan baku bambu sebagai salah satu sektor unggulan guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu kabupaten yang terkenal dengan kerajinan bambunya adalah Kabupaten Tasikmalaya. Di Tasikmalaya, bambu sebagai bahan baku industri kerajinan diperoleh dari hutan alam maupun dari hutan rakyat. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Cimanuk-Citanduy sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melaksanakan kegiatan pengumpulan data potensi tanaman bambu di Kabupaten Tasikmalaya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui daerah mana saja di Kabupaten Tasikmalaya yang memiliki potensi tanaman bambu cukup besar. Tujuannya adalah agar pengembangan industri bambu semakin terarah, mulai dari budidaya, pemasaran, sampai dengan pengolahan bambu menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi. Metode pengumpulan data Pengumpulan data diawali dengan studi pustaka, yaitu mempelajari buku-buku peraturan teknis, pedoman, serta hasil-hasil studi tentang bambu yang telah ada sebelumnya. Selanjutnya dilakukan penentuan sample kecamatan dan desa untuk pengambilan data potensi bambu, yaitu pada 63 desa yang tersebar di 20 kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya. Penentuan sample ini berdasarkan pada laporan hasil Inventarisasi Potensi dan Jenis Bambu di Wilayah BPDAS Cimanuk-Citanduy tahun 2009, hasil koordinasi dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Tasikmalaya, UPTD Wilayah Kehutanan/ Perkebunan, serta informasi dari Penyuluh Kehutanan. Tahapan selanjutnya adalah pengumpulan data sekunder dan data primer di lokasi sample yang telah ditentukan. Potensi tanaman bambu di Tasikmalaya 1
Potensi tegakan rumpun bambu Kabupaten Tasikmalaya mempunyai luas wilayah sekitar 270.881 ha atau 2.708,81 km². Secara geografis terletak pada 7 02'29" - 7 49'08" LS dan 107 54'10" - 108 26'42" BT. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2000, Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari 39 kecamatan dan 351 desa. Penyebaran bambu di Kabupaten Tasikmalaya sangat luas. Hampir setiap desa memiliki tanaman bambu sehingga sejak dahulu Kabupaten Tasikmalaya menjadi sentra kerajinan bambu terbesar di Jawa Barat. Dari hasil pengumpulan data di 63 desa yang tersebar di 20 kecamatan, diketahui jumlah tegakan bambu di Tasikmalaya sebanyak 74.612 rumpun, dengan jumlah bambu sebanyak 3.749.913 batang. Kecamatan yang memiliki jumlah rumpun dan batang bambu terbanyak adalah Kecamatan Kadipaten, Kecamatan Taraju, dan Kecamatan Bojonggambir. Hasil secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1. Jumlah rumpun bambu per kecamatan di Kab. Tasikmalaya Tahun 2014 No Kecamatan Jumlah Rumpun (rumpun) Jumlah Batang (batang) 1 Bantarkalong 1.713 36.460 2 Bojongasih 3.885 207.260 3 Bojonggambir 5.115 230.168 4 Ciawi 1.901 88.819 5 Cigalontang 3.906 188.538 6 Cikalong 2.870 114.563 7 Cikatomas 901 29.032 8 Cineam 3.476 159.333 9 Cisayong 3.555 191.729 10 Kadipaten 15.503 1.016.953 11 Karangnunggal 2.547 69.883 12 Mangunreja 3.300 159.000 13 Manonjaya 2.644 161.824 14 Padakembang 3.685 124.575 15 Pancatengah 1.376 50.807 16 Parungponteng 1.980 98.850 17 Salopa 1.575 75.208 18 Singaparna 3.050 81.137 19 Sodonghilir 1.930 59.065 20 Taraju 9.700 606.709 Total 74.612 3.749.913 Sumber : Pengolahan data Potensi tanaman bambu di Tasikmalaya 2
Jenis-jenis bambu yang ada di Tasikmalaya Bambu yang terdapat di Kabupaten Tasikmalaya ada 10 jenis, yaitu bambu tali (Gigantochloa apus), bambu surat (Gigantochloa verticillata), bambu gombong (Gigantochloa psedoarundinaceae), bambu haur hijau (Bambusa vulgaris var. Vitata), bambu haur kuning (Bambusa vulgaris var. Striata), bambu temen (Gigantochloa robusta), bambu hitam (Gigantochloa atroviolacea), bambu ater (Gigantochloa atter), bambu tamiang (Schizostachyum blumei), dan bambu bitung/petung (Dendrocalamus asper). Jenis bambu yang dominan tumbuh adalah bambu tali sedangkan yang jarang adalah bambu ater, bambu haur kuning dan bambu tamiang. Langkanya ketiga jenis bambu tersebut disebabkan ketidaktahuan masyarakat tentang teknik budidayanya. Jumlah rumpun dan batang bambu berdasarkan jenisnya di Kabupaten Tasikmalaya secara rinci dapat dibaca pada tabel berikut. Tabel 2. Jumlah rumpun bambu berdasarkan jenis di Kab. Tasikmalaya Tahun 2014 No Jenis Bambu Jumlah Rumpun Jumlah Bambu Prosentase (rumpun) (batang) rumpun (%) 1 Bambu tali 50.210 2.610.057 67,29 2 Bambu surat 3.554 135.606 4,71 3 Bambu gombong 7.018 358.230 9,41 4 Bambu haur hijau 3.848 143.445 5,16 5 Bambu haur Kuning 69 1.330 0,09 6 Bambu temen 2.164 103.238 2,90 7 Bambu hitam 1.207 165.554 1,62 8 Bambu ater 24 664 0,03 9 Bambu tamiang 195 9.750 0,26 10 Bambu bitung 6.323 222.039 8,47 Total 74.612 3.749.913 100 Prosentase rumpun bambu berdasarkan jenisnya 2,90 1,62 5,16 0,09 0,26 8,47 bambu tali bambu surat 0,03 9,41 bambu gombong bambu haur hijau 4,76 67,29 bambu haur kuning bambu temen bambu hitam bambu ater bambu tamiang bambu bitung Potensi tanaman bambu di Tasikmalaya 3
Ciri-ciri bambu dan manfaatnya Bambu tali adalah jenis bambu yang paling banyak dijumpai di Kab. Tasikmalaya, dan penyebarannya merata. Bambu ini memiliki ciri bentuk batangnya yang sangat teratur, kuat, liat, lurus, warna buluh hijau cerah atau kekuning-kuningan serta memiliki buku-buku yang sedikit membengkak, dan seratnya yang panjang, halus, juga lentur sehingga cocok digunakan sebagai bahan baku kerajinan anyaman. Bambu surat dan bambu gombong sebenarnya memiliki kemiripan secara fisik namun secara morfologis sedikit berbeda. Bambu surat memiliki warna permukaan Bambu tali batang hijau cerah beralur kuning muda, serta memiliki perkembangan akar simpodial. Sedangkan bambu gombong buluhnya berwarna hijau tua kehitaman dengan garis-garis kuning sejajar dengan batang, dan memiliki serat yang halus dan buluhnya lebih tipis. Bambu surat digunakan untuk membuat berbagai jenis kerajinan tangan dan untuk sumpit. Sedangkan bambu gombong digunakan untuk membuat kudakuda rumah. Bambu bitung atau di daerah Jawa Tengah dikenal sebagai bambu petung, jenis bambu ini dicirikan dengan rumpunnya yang tegak dan rapat. Rebungnya berwarna hitam keunguan, tertutup bulu berwarna coklat hingga kehitaman. Tinggi buluh mencapai 20 m, tegak dengan ujung melengkung. Pemanfaatan bambu bitung yaitu untuk pilar konstruksi bangunan, mebel, industri sumpit, tusuk gigi dan kertas serta untuk membuat alat musik bambu tradisional seperti bas. Bagi orang Sunda dan Jawa, rebung bambu bitung dimanfaatkan sebagai sayuran. Jenis bambu hitam dicirikan oleh rumpunnya yang tumbuh tegak simpodial dan rapat. Rebung berwarna hijau kehitaman dengan ujung jingga, tertutup bulu coklat hingga hitam. Tinggi buluh mencapai 15 m. Tekstur serat bambu hitam sangat baik dan kuat, banyak dimanfaatkan antara lain untuk membuat alat musik tradisional Jawa Barat seperti angklung, calung, gambang dan celempung, serta sebagai bahan industri kerajinan tangan dan pembuatan mebel. Rebungnya yang bertekstur renyah dan berasa manis dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. Bambu haur hijau memiliki ciri rumpun tegak, tinggi 10 20 m, permukaan batang hijau mengkilap, berambut hitam dan dilapisi lilin putih ketika masih muda dan berangsurangsur menjadi halus tak berambut dan mengkilap. Bambu haur hijau dapat digunakan Potensi tanaman bambu di Tasikmalaya 4
sebagai pagar, jembatan, rakit, pipa saluran air dan berbagai peralatan rumah tangga. Selain itu, rebungnya dapat dimakan serta dapat digunakan sebagai obat hepatitis. Sesuai dengan namanya bambu haur kuning batangnya berwarna kuning emas. Biasanya ditanam orang untuk pohon hias di halaman, sedangkan batang yang kecil dan tua dipakai untuk tangkai lempar lembing. Selain manfaat dari aspek ekonomi masing-masing jenisnya, pada aspek budidaya, bambu mudah ditanam, tidak memerlukan investasi tinggi dan pemeliharaan secara khusus. Setelah tanaman sudah mantap (3 5 tahun), hasilnya dapat diperoleh secara menerus setiap tahun tanpa perlu menanam lagi. Bambu juga mempunyai manfaat dari aspek ekologi, yaitu memiliki keunggulan untuk memperbaiki sumber tangkapan air, Bambu haur kuning sehingga mampu meningkatkan aliran air bawah tanah secara nyata. Tanaman bambu yang ditanam berderet membentuk teras pada lereng akan memberikan kekuatan bagi penahanan tanah dari bahaya banjir dan longsor/erosi. Akar bambu yang saling terkait dan mengikat antar rumpun ditambah serasah-serasah yang ada dibawahnya akan menahan top soil (lapisan tanah permukaan yang subur) sehingga tidak terbawa air hujan. Selain itu, bambu turut andil dalam menyerap emisi CO 2 dan sebagai penyimpan karbon. Penutup Melihat besarnya potensi bambu di Kab. Tasikmalaya, maka sebaiknya Pemerintah memfasilitasi agar usaha bambu semakin berkembang, khususnya di daerah-daerah yang potensi tanaman bambunya tergolong tinggi. Fasilitasi yang dapat diberikan oleh pemerintah mulai dari memberikan pelatihan tentang budidaya bambu dan analisis usahanya, memfasilitasi kerjasama antara petani dan pengusaha bambu, sampai dengan pelatihan pemanfaatan bambu, terutama untuk membuat produk-produk yang belum banyak dikenal, misalnya pengolahan bambu menjadi kertas atau baju. Fasilitasi tersebut tentunya tidak hanya dari sektor kehutanan, namun dari sektor lainnya seperti perindustrian, perdagangan, dan UKM. Penulis: Lucia Sinto Dewi, S.Sos. PEH pada BPDAS Cimanuk-Citanduy Potensi tanaman bambu di Tasikmalaya 5