Sektor Pertanian yang Berorientasi Penanggulangan Kemiskinan. Program-Program. Badan Pengembangan SDM Pertanian Departemen Pertanian /3/2007 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Agricultural Sector Pograms for Poverty Alleviation: The Experience of P4K Project as a Model of Poverty Alleviation in Rural Areas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DALAM KERANGKA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MISKIN 1 Nani Zulminarni 2

I. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Mayang Adelia Puspita, SP. MP

III KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang saat ini menghadapi banyak

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mendorong masyarakat miskin di perdesaan untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia

Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan

ABSTRAK PENDAHULUAN. Akhmad Ansyor, Zikril Hidayat dan Nia Kaniasari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan.

I. PENDAHULUAN. Modal tanah, tenaga kerja dan manajemen adalah faktor-faktor produksi,

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan yang melanda sebagian besar

I. PENDAHULUAN. bermata pencaharian sebagai petani yang bertempat tinggal di pedesaan. Sektor

MEMBERDAYAKAN PEREKONOMIAN RAKYAT. Oleh: Bambang Ismawan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE

BAB I PENDAHULUAN. Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK)

I PENDAHULUAN. Laju 2008 % 2009 % 2010* % (%) Pertanian, Peternakan,

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Hai ini mengingat wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan

Perempuan dan Industri Rumahan

KEMISKINAN DAN UPAYA PENGENTASANNYA. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa

PERAN MODAL SOSIAL (SOCIAL CAPITAL) Oleh: FAHMI AKBAR IDRIES, SE., MM. Direktur Utama PD. BPR Bank Pasar Kulon Progo

PEMBANGUNAN PERTANIAN

PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar Perkembangan Kemiskinan di Indonesia,

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk

LATAR BELAKANG PENGEMBANGAN KOMUNITAS

KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

Konsep dan Implementasi Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan: Upaya Mendorong Terpenuhinya Hak Rakyat Atas Pangan

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar).

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari

CONTRACT FARMING SEBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN BARU DALAM BIDANG PETERNAKAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Bentuk Bantuan Modal pada Pertanian

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

Program Pengentasan Kemiskinan melalui Penajaman Unit Pengelola Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. memacu laju pertumbuhan negara. Hal ini dipastikan akan sangat membantu

STUDI PELAKSANAAN KREDIT PERBAIKAN RUMAH SWADAYA MIKRO SYARIAH BERSUBSIDI DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian dari Pembangunan ekonomi merupakan upaya-upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONSEPSI PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK MASYARAKAT DESA MELALUI LEMBAGA KEUANGAN MASYARAKAT MANDIRI

V. TIPOLOGI KEMISKINAN DAN KERENTANAN

BAB I PENDAHULUAN. nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari tingkat perkembangan pembangunan

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peranan yang amat vital untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1.

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam meningkatkan. 29,41%, tahun 2013 tercatat 29,13%, dan 2014 tercatat 28,23%.

: PERATURAN GUBERNUR TENTANG ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

BAB I PENDAHULUAN. misalkan susu dari hewan ternak, sutera dari ulat sutera, dan madu dari

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Usaha Besar Tahun

PERSIAPAN RPJMN TERKAIT PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PEMERATAAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program

MARGINALISASI PEREMPUAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1984 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI UNIT DESA (KUD) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Penataan Wilayah Pengembangan FAKULTAS PETERNAKAN

ARAH KEBIJAKAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR UNTUK MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT PERDESAAN DRAFT PEDOMAN UMUM

disampaikan oleh : Kepala BAPPEDA Provinsi Kalimantan Tengah

Transkripsi:

Program-Program Sektor Pertanian yang Berorientasi Penanggulangan Kemiskinan Badan Pengembangan SDM Pertanian Departemen Pertanian 2007 9/3/2007 1

Outline Pendahuluan Peran Departemen Pertanian P4K, Model Penanggulangan Kemiskinan di Perdesaan 9/3/2007 2

kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat 9/3/2007 3

BPS, Juli 2007: jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2007 = 37,17 juta (16,58 %); Dimana 23,61 juta (63,52 %) adalah penduduk miskin di perdesaan WB 2006:kemiskinan di Indonesia Standar pengeluaran per kapita per hari: US $ 1 maka 35 juta = penduduk miskin, US $ 2 maka 175 juta (80%)= penduduk miskin (= jumlah total penduduk miskin di Asia Timur minus China) 9/3/2007 4

Distribution of Poor People in Agricultural Sector (%) Agricultural Sector 1. Food Crops 2. Estate Crops and Forestry 100.00 75.00 13.00 3. Livestock 4.60 4. Fishery 7.40 About 55% of poor people work in agricultural sector 9/3/2007 5

Kemiskinan Struktural kemiskinan yang secara langsung atau tidak disebabkan oleh tatanan kelembagaan Kemiskinan Natural kemiskinan yang disebabkan oleh kualitas sumber daya alam dan sumber daya manusia yang rendah Kemiskinan Kultural kemiskinan yang disebabkan oleh sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari fihak lain yang membantunya 9/3/2007 6

Characteristics 1. Most poor (75%) agriculture workers engaged in food crops, 2. Only 5% rural employment are formal - 95% are informal limited access to aids or support which is channelled through formal institutions and mechanism. 3. Mostly work in on-farm (primary production) activities. 9/3/2007 7

Pemberdayaan secara internal dari dalam masyarakat miskin itu sendiri, yaitu memperkuat kemampuan masyarakat itu sendiri dalam mengakses sumberdaya yang tersedia, misal dengan peningkatan kapasitas dan pendapatan Pemberdayaan secara eksternal dari luar masyarakat miskin, yaitu dengan mengurangi beban-beban hidup masyarakat miskin, misal dengan memberi bantuan langsung untuk meringankan akses terhadap pelayanan kesehatan, pendidikan dan kebutuhan pokok 9/3/2007 8

MEASURES FOR POVERTY ALLEVIATION INSTRUMENT FOR POVERTY ALLEVIATION INCREASE ACCESS TO BASIC NEEDS ECONOMIC ACTIVITY AND PRODUCTIVITY IMPROVEMENT POOR PEOPLE INCREASE ACCESS FOR PRODUCTIVE RESOURCES EMPOWERMENT Pre-Requisite: Good Governance, Pro Poor Macroeconomic Policy, 9/3/2007 9

internal Meningkatkan pendapatan masyarakat miskin - pelatihan untuk meningkatkan kemampuan berusaha - peningkatan kemampuan akses kepada modal usaha (kredit) eksternal Mengurangi pengeluaran masyarakat miskin - memberi bantuan langsung berupa keringanan biaya pelayanan kesehatan dan pendidikan - menyediakan subsidi kebutuhan pokok (misal raskin) 9/3/2007 10

Tugas pokok Deptan adalah menangani stabilitas peningkatan produksi pertanian Menyediakan pelatihan bagi penduduk miskin untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengembangkan usaha-usaha agribisnis skala mikro; Menyediakan bimbingan dan pendampingan dalam pengembangan usaha-usaha agribisnis skala mikro; Menyediakan pembelajaran dalam akses permodalan usaha (misal melalui kredit bank) 9/3/2007 11

tujuan strategis Deptan dalam Penanggulangan Kemiskinan 1 Memperkuat kapasitas penduduk miskin perdesaan dan kelembagaannya Menyediakan kesempatan untuk membangun kapabilitas individu dan kolektifnya. Memperbesar akses kepada peluang-peluang ekonomi,, infra-struktur dan pelayanan sosial. Membantu mereka berinteraksi dengan lingkungan secara lebih seimbang. P4K, PIDRA, PK2PM, PFIP, PKMP 9/3/2007 12

3 tujuan strategis (lanjutan) 2 Memperbaiki akses penduduk miskin secara lebih merata terhadap sumberdaya, infra-struktur dan teknologi produksi Beberapa faktor penting: akses kepada SDA (lahan( lahan, air dan hutan) dan teknologi Mengurangi potensi konflik sosial Memperbaiki perencanaan pemanfaatan sumberdaya alam secara merata dan berkelanjutan PIDRA, PFIP, P4K 9/3/2007 13

3 tujuan strategis (lanjutan) 3 Meningkatkan akses penduduk miskin kepada modal finansial Mendorong kebiasaan menabung Pengembangan lembaga keuangan perdesaan yang profesional dan responsif Pengembangan agribisnis di perdesaan Penganekaragaman sumber pendapatan (non-farmfarm dan off-farm farm) P4K, PKMP, PIDRA dan PK2PM 9/3/2007 14

Penerima manfaat P4K adalah Petani-Nelayan Kecil (PNK), yang meliputi : Petani pemilik dan pengelola lahan sempit Penggarap/penyakap Buruh tani Buruh nelayan/pandega Nelayan dengan peralatan sederhana Peternak kecil Pengrajin kecil Dan lain-lain 9/3/2007 15

P4K Fase III bertujuan membangun sistem partisipatif dan berkelanjutan untuk membantu penduduk miskin memperbaiki taraf hidup dan kesejahteraan keluarganya, melalui pencapaian kemandirian dan mengantarkan mereka keluar dari kemiskinan dengan kekuatan mereka sendiri Sistem partisipatif dan berkelanjutan tersebut di tingkat petani-nelayan nelayan kecil (internal) berwujud kelompok-kelompok swadaya,, yang memiliki kompetensi sebagai berikut: 9/3/2007 16

Pemberdayaan kelompok Sistem partisipatif dan berkelanjutan di tingkat petani-nelayan nelayan kecil Pengurus dan anggota yang aktif Dana Bersama yang terus berkembang Usaha yang menguntungkan dan terus berkembang Hubungan yang saling menguntungkan dengan pihak lain Kelompok yang Mandiri K E P E M I M P I N A N 9/3/2007 17

Pemberdayaan berjalur ganda (dual track) pemberdayaan petani-nelayan nelayan kecil melalui penguatan kapasitas kelembagaan petani- nelayan kecil atau KPK pemberdayaan matapencaharian dan usaha yang mapan dan berkelanjutan yang dimiliki dan dikelola oleh para petani- nelayan kecil maupun KPK 9/3/2007 18

3 elemen perspektif keberlanjutan upaya penanggulangan kemiskinan dijalankan tidak sebagai program derma (charity), melainkan sebagai upaya memperkuat kapasitas menjamin agar peningkatan pendapatan rumahtangga dimanfaatkan untuk memenuhi standar hidup layak bagi seluruh anggota keluarga mengembangkan infra-struktur lokal, a.l.:.: - kelembagaan masyarakat lokal - struktur pendidikan/pelatihan lokal - struktur sumber-sumber permodalan 9/3/2007 19

Hasil-hasil P4K Jumlah kelompok (KPK) yang ditumbuhkan sampai dengan akhir 2006 adalah 58.118 KPK di 12 Provinsi;. Selain itu tumbuh sekitar 1.496 Gabungan KPK, 35 Koperasi dari KPK dan 205 LKM dari KPK. Proyek P4K di 12 Provinsi mencakup 127 kabupaten, 1.973 kecamatan dan 10.720 desa dengan melibatkan sebanyak 474 PPTK, 1.973 Koordinator Penyuluh dan 4.697 Penyuluh Pertanian. Dalam rangka penanggulangan bencana alam gempa bumi dan tsunami di Prov.. NAD dan Sumut, telah tumbuh 552 KPK di 2 provinsi tsb. Tersebar di 6 kabupaten, 23 kecamatan dan 77 desa. 9/3/2007 20

Hasil-hasil P4K..... (lanjutan) Jumlah pinjaman kelompok yang telah tersalurkan selama Fase 3 mencapai Rp 1,3 Trilyun untuk membiayai 161.529 RUB (Rencana Usaha Bersama) ) yang disusun oleh KPK. Pengembalian = Rp 1,1 Trilyun; ; Sisa Rp 218 Milyar masih dalam proses pengangsuran. Dihitung dari jumlah realisasi kredit, tingkat tunggakan kredit = 5,2 %.% Tabungan anggota di BRI = Rp 19,4 Milyar; Tabungan di kelompok = Rp 5,9 Milyar. 9/3/2007 21

Hasil-hasil P4K..... (lanjutan) Perkembangan KPK Jumlah KPK (12 Provinsi) 58.118 KPK Wanita; 18.017 ; 31% Campuran; 33.127 ; 57% Pria; 6.974 12% 9/3/2007 22

Hasil-hasil P4K..... (lanjutan) 1.600 1.496 1.400 1.200 1.000 800 600 400 200 205 35 - Gabungan KPK LKM Kope rasi 9/3/2007 23

Hasil-hasil P4K..... (lanjutan) Perkembangan Kredit (data Juli 2006) 1.600.000 1.400.000 1.413.494 1.224.479 1.200.000 1.000.000 800.000 600.000 400.000 200.000 168.916 137.946 189.015 30.970 73.135 21.177 - Realisasi Kredit Pem bayaran Kredit Kredit Outstanding Tunggakan Jumlah (Rp. '000) Jumlah KPK Persentase Tunggakan = 5,17% 9/3/2007 24

Hasil-hasil P4K..... (lanjutan) Perkembangan KPK Jumlah KPK (NAD & Sumut) 552 KPK KPK PRA; 183 ; 33% KPK Non PRA; 369 ; 67% 9/3/2007 25

Hasil-hasil P4K..... (lanjutan) Perkembangan Penyaluran BUEP 4.500 4.000 3.810 3.750 4.200 4.272 3.500 3.000 2.500 2.000 1.500 1.000 500 0 Kota Banda Aceh 105 Pidie 105 Aceh Barat 105 1.450 Aceh Besar 58 Nias 139 1.044 40 Nias Selatan Dana BUEP (Rp.'000.000) Total KPK 9/3/2007 26

1. penanggulangan kemiskinan akan efektif hanya jika perbaikan-perbaikan pada indikator ekonomi makro dibarengi dengan program yang benar-benar langsung menjangkau dan mendampingi penduduk miskin. 2. petani kecil bukanlah kelompok yang tidak memiliki apa-apa (the have not), melainkan mereka adalah kelompok yang memiliki serba terbatas (the have little). 3. Kepercayaan diri merupakan titik masuk utama (entry point) dalam membantu mereka keluar dari kemiskinan. 9/3/2007 27

(lanjutan) 4. Kelompok afinitas penduduk miskin merupakan instrumen yang amat efektif bagi penduduk miskin untuk menumbuhkan kepercayaan diri sehingga mampu keluar dari kemiskinan. 5. Penduduk miskin yang bergabung dalam kelompokkelompok swadaya memiliki kemampuan dalam mengelola kredit (credit management) dan memenuhi kelayakan untuk dilayani dari perspektif perbankan. 6. Pelayanan keuangan mikro harus didahului dan dibarengi dengan proses penguatan kapasitas dan pemberdayaan kelompok secara terus-menerus. 9/3/2007 28

Beberapa isu penting dalam merancang suatu aksi bersama menanggulangi kemiskinan yang berbasis pada kemampuan masyarakat mengatasi kemiskinan dengan kekuatan mereka sendiri: Diperlukan komitmen bersama di seluruh level manajemen dan seluruh komponen masyarakat Terjaminnya mobilisasi sumberdaya (dana, petugas, dsb) Perencanaan partisipatif Konsistensi dalam pelaksanaan Program yang belajar dari pengalaman 9/3/2007 29

pembangunan pertanian yang berorientasi pada kesejahteraan petani seyogyanya berisi kebijakan-kebijakan tentang penanggulangan kemiskinan; petani dengan lahan garapan sangat sempit (petani gurem) selalu berpola nafkah ganda, tidak mungkin menggantungkan pendapatannya hanya dari usahatani saja tetapi juga dari usaha-usaha lain di luar usahatani (off farm); 9/3/2007 30

(lanjutan) sesungguhnya masyarakat miskin mempunyai kemampuan menemukan jalannya sendiri untuk mengatasi masalah kemiskinan yang mereka hadapi (discovery learning); Kapasitas yang dapat berkembang, a.l.: mampu menabung mampu dan mau membayar kembali pinjaman modal mampu berperanserta dalam kancah ekonomi secara mikro mampu berorganisasi bekerjasama dengan pihak lain 9/3/2007 31

(lanjutan) Pemerintah dapat membantu mempercepat proses discovery learning masyarakat miskin melalui: 1. pemberdayaan dari dalam masyarakat miskin itu sendiri memperkuat kekuatan akses kepada sumberdaya yang tersedia berdasarkan kekuatan sendiri (misal dengan peningkatan kapasitas kelembagaan dan peningkatan pendapatan mereka) 2. pemberdayaan dari luar masyarakat miskin mengurangi beban-beban hidup masyarakat miskin, misal dengan meringankan akses terhadap pelayanan kesehatan, pendidikan dan kebutuhan pokok 9/3/2007 32

Dalam pemberdayaan, mana yang lebih tepat: diberi ikan atau diberi pancing?? Diberi ikan agar punya tenaga untuk bekerja Juga diberi pancing agar bisa mencari ikan Diberdayakan, dilatih, dididik agar dapat menangkap ikan dengan baik Dilindungi sungai/danau/lautnya agar tidak harus bersaing secara tidak adil dengan trawl atau kapal-ikan ikan besar. (Bayu Krisnamurthi, 2006) 9/3/2007 33

Dalam penanggulangan dan pengurangan kemiskinan : Hak Azasi Kewajiban Azasi Rakyat Miskin Sendiri Pemerintah, Pemerintah Daerah Swasta, Warga Masyarakat Terbebas dari kemiskinan Berusaha maksimal untuk bebas dari kemiskinan Membantu, mendukung, mengusahakan agar rakyat miskin terbebas dari kemiskinan (Bayu Krisnamurthi, 2006) 9/3/2007 34

9/3/2007 35