INTIM BERKOMUN NIKASI: Mendengarkan dan Meny yampaikan Sebagian besar buku-buku psikologi populer yang membahas tentang relasi intim seperti pacaran dan pernikahan memberikan perhatian yang besar pada aspek komunikasi. Hal itu karena komunikasi sangat penting dan vital dalam relasi antar manusia. Komunikasi membangun kedekatan emosional. Kamu menjadi dekat dengan pasanganmu dengan cara berbagi pikiran dan perasaan, yang mungkin tidak kamu bagi dengan orang lain. Saat berbagai dengan pasangan, kamu melakukannya melalui komunikasi verbal dan nonverbal. Karenanya, untuk dapat lebih dekat, kalian berdua harus dapat saling berbagi menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal yang sehat. TIGA MITOS KOMUNIKASI mitos # 1 Pasangan sayaa harusnya tahu apa perasaan saya realita Masing-masing bertanggungjawab untuk berbagi perasaan satu sama lain # 2 Berbicara ya berbicara, semua orang caranya pasti sama Kamu dapat berkomunikasi secara pasif, agresif, atau asertif. Bagaimana kamu berkomunikasi akan membedakan bagaimana pesanmu diterima # 3 Jika marah, saya harus agresif Perasaan dengan (marah) tingkah berbeda laku (berkomunikasi secara agresif). Dapat saja kamu marah tapi mengkomunikasikannya secara agresif, pasif, dan asertif.
Ga boleh begini, ga boleh begitu Harus apaa lagi, harus apa lagi? Kau ngomong yang ini, ku ngomong yang itu Ga nyambung lagi, ga nyambung lagi Bete bete bete bete bete bete ah, betee bete ah, bete bete ah Basi basi basi basi basi basi lo, lama lama aku bisa jadi gila... Maumuu begini, mauku begitu Ga pernah ketemu, ga pernah ketemu Kau ngomong yang ini, ku ngomong yang itu Ga nyambung lagi, ga nyambung lagi Bete bete bete bete bete bete ah, betee bete ah, bete bete ah Basi basi basi basi basi basi lo, lama lama aku bisa jadi gila... (Dewiq feat Ipang: Be te) Seberapa sering situasi, yang digambarkan oleh Dewiq dalam lirik lagunya, terjadi diantara kalian berdua? Kamu berusaha menyampaikan sesuatu, tapi pasanganmu tidak dapat memahaminya. Dia mencoba mengatakan sesuatu, tapi kamu tidak mau mendengarkan. Kamu bercerita tentang pikiran yang sedang mengganggumu, tapi dia menangkapnya berbeda. Dia menyatakan perasaan kesalnya padamu, kamu balik marah padanya. GA NYAMBUNG!!!! Dalam bagian ini, kita akan mengulik lebih dalam tentang dua ketrampilan utama dalam komunikasi, yaitu MENDENGARKAN dan MENYAMPAIKAN. Jika kalian berdua dapat menguasai ketrampilan menyampaikan pikiran dan perasaan secara optimal, dan ketrampilan mendengarkan dari hati yang terdalam, komunikasi yang tercipta adalah KOMUNIKASI yang INTIM, komunikasi yang nyambung dan hangat antar pasangan. MENDENGARKAN Mungkin memang benar Tuhan menciptakan manusia dengan satu mulut dan dua telinga ditujukan khusus pada pasangan, sebagai indikasi rasio yang benar antara berbicara dan mendengarkan. (Yang bekerja paling banyak adalah yang mendengar, bukan yang berbicara Stephen R Covey
Mendengarkan adalah sebuah bentuk dari dukungan emosional yang dapat diberikan pada semua orang, terlebih pada pasangan. Mendengarkan dalam komunikasi yang intim berbeda dengan mendengar biasa yang dilakukan sehari-hari. Mendengarkan dalam komunikasi intim antar pasangan tidak memberikan saran atau penilaian, juga tidak berupaya untuk memperbaiki apapun. Mendengarkan adalah sebuah hadiah indah, dimana kita memberikan seluruh rentang perhatian secara emosional, mental, dan fisik yang tertuju pada pasangan. Saat dimana kita hadir untuk pasangan, seutuhnya tanpa terganggu oleh stimulus lain, akan memberikan kenyamanan, kesempatan, dan keberanian bagi pasangan untuk mengeskpresikan dirinya tanpa rasa takut. Saat mendengarkan, kita akan menangkap keseluruhan ekspresi diri pasangan. Bukan hanya pesan yang tersampaikan lewat katanon kata, melainkan juga perasaan pasangan yang tersampaikan melalui isyarat-isyarat verbalnya. Mengapa mendengarkan secara mendalam penting bagi pasangan? Para ahli komunikasi menyimpulkan bahwa hanya 7 persen dari komunikasi kita yang direpresentasikan oleh kata-kata yang kita sampaikan, 38 persen oleh suara dan bagaimana kita mengatakannya, sementara 55 persen oleh perilaku nonverbal dan bahas tubuh kita. 7% Kata yang digunakann 55% 38% Cara mengucapkan dan suara Nonverbal, bahasa tubuh Apa yang bisa dilakukan untuk dapat mendengarkan secara intim dan mendalam? Apa yang bisa dilakukan agar dapat memahami keseluruhan pesan dari pasangan saat sedang berkomunikasi?
MENDENGARKAN YANG EMPATIK Tingkatan dalam mendengarkan Mendengarkan dan berespon dengan pikiran dan hati untuk memahami kata, maksud, dan perasaan pasangan MENDENGARKAN YANG FOKUS Memperhatikan dan konsentrasi pada pasangan dan membandingkannya pengalaman kita sendiri perkataan dengan MENDENGARKAN YANG SELEKTIF Mendengarkan hanya bagian-bagian yang menarik untuk kita BERPURA-PURA MENDENGARKANN Mengusahakan/menampilkan kesan agar pasangan menganggap kita mendengarkan dia berbicara TIDAK MENDENGARKAN Tidak ada upaya untuk mendengarkan
Bagaimana cara agar kita dapat mencapai teknik mendengarkan yang empatik? BEBERAPA KETRAMPILAN DASAR MENDENGARKAN YANG EMPATIK 1. Mengulangi verbatim isi pesan pembicara hanya kata-kata, bukan perasaan 2. Refrase isi menyimpulkan makna dari pesan dengan kata- menangkap perasaan pembicara dengan kata-kata kita sendiri. Lihat bahasa tubuh dan nada suara untuk menangkap perasaan kata kita sendiri 3. Refleksi pe erasaan melihat lebih dalam dan mencoba 4. Refrase isi dan refleksi perasaan mengekspresikan isi pesan dan perasaan pembicara dengan kata-kata kita sendiri 5. Membedaka an saat-saat dimana empati tidak perlu atau tidak tepat
MENYAMPAIKAN Suatu relasi intim dikatakan optimal jika relasi tersebut dapat menjadi zona-aman-emosional bagi pasangan. Artinya, kamu dan pasanganmu meyakini betul bahwa kalian bertanggung jawab penuh atas seluruh keadaan emosional yang kalian miliki. Bersedia untuk belajar bagaimana caranya mengendalikan turun naiknya emosi marah, sedih, takut, bersalah, malu, gembira, dan cinta yang terjadi sepanjang waktu, terutama dalam relasi kalian berdua. Selain itu, kalian juga diharapkan ujur secara emosional pada diri sendiri dan pasangan. EM MPAT langkah KENALI EMOSIMU JUJUR AKAN EMOSIMU SAMPAIKAN EMOSIMU MANAJEMEN EMOSI Kenali emosimu!! 1. Aku merasa bahwa kamu salah melakukan itu. 2. Menurut pendapatku, kamu salah melakukan itu. 3. Rasanya kurang tepat kalau kamu mengajaknya pergi 4. Aku sedih karena kamu malah mengajaknya pergi, bukan mengajakku. Yang mana pernyataan yang menyatakan pikiran, dan yang mana yang menyatakan emosi/perasaan? Pernyataan 1:... Pernyataan 3:... Pernyataan 2:... Pernyataan 4:... Tugas pertama untuk dapat mengenali emosi adalah membedakan pikiran dengan emosi. Bahasa seringkali menghasilkan kerancuan antara pikiran dan perasaan. Emosi berpusat di badan. Saat emosi muncul disertai oleh sekelompok reaksi fisik. Pikiran meliputi opini, ide, kepercayaan, penilaian, dan fantasi (sebagian daripada berbagai jenis pikiran) dan berpusat di kepala. Pikiran bukanlah menjadi pencetus reaksi fisik secara langsung.. yang umumm terjadi adalah pikiran memunculkan emosi, dimana emosi memunculkan reaksi fisik.
Setelah mampu membedakan antara pikiran dengan emosi, kamu juga harus mampu memberikan nama yang tepat bagi setiap perasaan. Saat kamu merasakan suatu perasaan dalam situas tertentu, kenali dan beri nama perasaan tersebut. ENAM JENIS KELOMPOK EMOSI 1. Shock, kaget, terkejut 2. Marah, murka, frustasi, terganggu, kesal, tidak sabar, benci, terhina 3. Sedih, duka, kecewa, putus asa 4. Takut, cemas, khawatir, panik, cemburu, malu dan rasa bersalah (yang tidak sehat) 5. Rasa bersalah dan malu (yang sehat) 6. Cinta, gembira, bangga, apresiasi, syukur, lega, empati, dan kasih. Jujur akan emosimu!! Kejujuran emosional adalah kesediaan dari pasangan untuk menyadari dan kemudian menyatakan dengan jujur apa yang dirasakan. Bedakan antara bersedia melakukan dengan benar-benar melakukannya. Akan sangat aneh jika menunjukkan semua emosi yang kamu rasakan setiap kali. Yang paling penting adalah mengakui emosi yang sedang dialami dan menyatakannya secara jujur, terutama jika ia dapat menjadi masalah bagi pasangan. Apakah kamu pernah merasa marah/kesal/terganggu/tidak sabar/cemburu/ iri/ kecewa/... (pilih salah satu atau tuliskan jika tidak ada dalam daftar tersebut) tapi tidak diungkapkan pada pasangan, padahal sebenarnya perasaan tersebut mengganggu kamu? Apa alasanmu tidak menyampaikannya? Apa efek/akibat pada dirimu (tidak menyampaikannya)
Sampaikan emosimu!! Kefasihan emosional adalah kemampuan pasangan untuk mengungkapkan dalam kata-kata yang tepat menggambarkan perasaan dengan cara yang paling langsung. Ini dapat dilakukan dengan I-statement (Pernyataan Aku), yaitu sebuah formula dimana kata Aku merasa diikuti oleh emosi apapun yang saat itu dirasakan dengan tepat. You-statementt Kamu membuatku sedih karena berbohong padaku. I-statement Aku sedih karena mengetahui berbohong padaku. kamu Kamu kok tidak pernah memperhatikan aku? Aku merasa kangen kamu akhir-akhir ini, habisnya kita jarang bertemu. Kamu memotong pembicaraanku sih? kok Aku merasa sedih kamu tiba-tiba memotongku tadi saat aku sedang bercerita tentang apa yang terjadi di kantor pagi ini.
Dengan menggunakan I-statement, berarti kamu telah mengenali perasaanmu, jujur mengakui perasaanmu, dan menyampaikan secara langsung dari sisi kamu, bukan sisi pasangan. Jika kamu menggunakan you-statement, maka seringkali pasangan merasa dituduh atau dipersalahkan, dan dapat menimbulkan konflik lanjutan yang tidak diperlukan. Manajemen emosi!! Emotional management (manajemen emosi) adalah kemampuan untuk menangani emosi negatif dengan mengekspresikannya secara bertanggungjawab. Jika kamu tidak mampu mengendalikan emosi negatif dengan sadar, ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu: 1. akan meledak (acting out), beberapa contoh: Memotong atau memutarbalikkan: menghina kecerdasan pasangan dengan mengekspresikan secara verbal dengan bebas. Merendahkan: mempertanyakan atau merendahkan persepsi atau pengalaman pasangan Bercanda: mengeluarkan canda, godaan, atau sarkasme tentang pasangan Mengalihkan pembicaraan: mengubah subjek pembicaraan, membuat alasan, dan taktik lain yang bertujuan untuk mencegah diskusi Menuduh dan menyalahkan: menuduh pasangan dengan tingkah laku yang tidak pantas atau mengingkari janji, dengann tujuan menghindari pertanggungjawaban akan kemarahannya sendiri Menyepelekan: mengatakan atau mengisyaratkan apa yang dipikirkan, dilakukan, dikatakan pasangan tidaklah signifikan. Menakuti: Dengan sengaja menakuti pasangan dengan memunculkan ketakutan terbesarnya Menjuluki: menjuluki pasangan dengan julukan yang merendahkan atau nama yang pasangan keberatan Melupakan: mengklaim bahwa ia melupakan detil-detil tertentu, suatu bentuk lain dari menipu Memerintah: menunjukkan kata atau nada yang otoritatif, dominan, dan tidak menghormati pasangan. Menyangkal: Berbohong tentang fakta atau tidak mengakui pengalaman dan ingatan dari pasangan Menginterogasi: menyampaikan serangkaian pertanyaan dalam cara yang keras, intimidatif, membuat malu; yang menunjukkan bahwa ialah yang berkuasa. 2. akan menelannya (acting in), dengan berpikir: Menganggap diri tidak berharga Menyalahkan diri sendiri Merendahkan diri sendirii
TIPS MANAJEMEN EMOSI Kenali: Cara yang tepat Waktu yang tepat untuk mengungkapkan emosi, Tempat yang tepat terutama emosi negatif LATIHAN PASANGAN Saatnya berlatih menuju ketrampilan mendengarkan yang empatik. Ikutilah langkah-langkamenjadi pembicara dan yang lainnya menjadi pendengar. 2. Pembicara memilih satu hal yang ingin ia ceritakan. Satu hal yang cukup sederhana dan mengandung berikut ini: 1. Pilihlah salah satu yang akan aspek emosional. Contoh: pengalaman melihat film yang bagus di hari sebelumnya. Atau rasa kesal karena kemacetan ketika di jalan tadi pagi. Karena ini latihan, mulailah dengan isu yang sederhana dulu, 3. Pembicara kemudian menceritakan isu yang telah dipilihnya dalam beberapa kalimat. Usahakan untuk tidak terlalu panjang (lima sampai delapan kalimat). 4. Pendengar kemudian mencoba melakukan kelima ketrampilan dasar mendengarkan yang empatik satu persatu. Pembicara memperhatikan dan memberikan masukan jika diperlukan. 5. Setelah selesai, tentukan yang mana dari keempat hasil ketrampilan tersebutt yang dirasakan oleh pembicara sebagai respon yang ia harapkan dan paling membuatnya nyamann (bisa saja lebih dari satu). 6. Bertukar-posisilah dan lakukan sekali lagi. 7. Lakukanlah latihan ini berulangkali, kemudian praktekkanlah dalam percakapan sehari-hari kalian. Saat salah satu bercerita tentang isu yang menarik baginya, yang lain akan berusaha mendengarkannya. Beresponlah sesuai dengan respon yang paling nyaman untuk dia yang sedang bercerita.
CONTOH PERCAKAPAN: PEMBICARA: PENDENGAR: PEMBICARA: PENDENGAR: Kemarin waktu aku pulang kuliah aku naik angkot dari DU sampai kosan. Sampai di simpang, angkotnya ngetem. Gila, lama banget ngetemnya. Ada kali 15 menit. Udah lapar, udah magrib, udah cape, udah ngantuk, lengkap deh. Sampai aku berulangkali mendesah huh biar supirnya nyadar. Ngga juga tuh...parah!!! Aku coba empat-empatnya ya. Ini yang verbatim: Kemarin waktu kamu pulang kuliah, kamu naik angkot dari DU sampai kosan. Sampai di simpang, angkotnya ngetem. Dan ngetemnya lama. Ada skitar 15 menit. Udah kamu magrib, cape, ngantuk, semuanya. Kamu berulangkali mendesah huh supaya supirnya nyadar. Ternyata dia tidak sadar juga. Ini yang isi: Kemaren waktu kamu pulang dari kampus, kamu naik angkot ke kosan. Supir angkotnyaa ngetem lama di simpang. Kamu lapar dan ngantuk, dan juga sudah magrib. Coba mengingatkan si supir, ternyata dia tidak sadar. Ini yang perasaan: Kemarin kamu kesal pada supir angkot karenaa dia ngetem lama di simpang dago, sementara kamu udah ngantuk dan lapar. Ini yang isi dan perasaan: Kemaren saat kamu pulang kekosan naek angkot, supirnya ngetem cukup lama di simpang. Kamu merasa kesal pada supirnya karena kamu sudah lapar dan ngantuk, sementara saat itu sudah magrib. Nah, mana yang kamu rasakan paling nyaman buat kamu? Aku sih suka yang isi dan perasaan. Abisnya kamu tau kalo aku kesel sama si sopir angkot itu. gitu dong sayang...pinter deh kamu. Gantian ah... Oke deh...aku yang jadi pembicara ya sekarang...(mulai lagi)
MENYAMPAIKAN Gunak kan I-statement I Aku merasa...ketika kamu... Aku merasa...ketika...terjadi. Kenali i saat dimana harus bertanya, dan kapan harus membe eri pernyataan Hindar ari kata-kata yang melebih-lebihkan lebihkan tidak pernah, selalu, semua orang, tidak satupun, tidak ada, paling. Sadar ri dan kendalikan 3 elemen pesan: Kata Cara Gerak tubuh
MENDENGARKAN Diam dan dengarkan Berilah res spon sesuai dengan kebutuhan pasangan, BUKAN kebutuhanmu Gunakan kalimat suportif Aku merasa bahagia untukmu, Sayang. Aku ikut sedih. Ada yang bisa kubantu? Pujian dan pujian dan pujian Verbal: Kamu hebat Aku sayang kamu Non verbal: memeluk, memegang tangan, mencium. Perhatikan n 3 elemen pesan: Kata Cara Gerak tubuh