1.1. Latar Belakang Ekonomi syariah yang memiliki prinsip-prinsip dasar yang bersumber dari Al-quran dan Al-hadist mengajarkan pentingnya keadilan dalam menjalankan praktek ekonomi, salah satu prinsipnya adalah dilarang melakukan praktek riba. Pada zaman modern ini praktek ekonomi tidak akan sempurna tanpa adanya lembaga perbankan yang memiliki fungsi sebagai intermediasi. Di Indonesia lembaga perbankan beroperasional dengan menggunakan dua sistem yaitu sistem konvensional yang menggunakan konsep bunga yang sama artinya dengan praktek riba dan sistem syariah yang mengunakan konsep bagi hasil. Hal tersebut mengadung arti bahwa perbankan syariah terbebas dari konsep bunga sehingga berakibat pada terbebasnya perbankan Islam dari masalah negative spread, yaitu masalah yang terjadi karena bank harus membayar biaya bunga kepada deposan (cost of fund) dengan suku bunga tinggi, sedangkan suku bunga pinjaman tidak bisa disesuaikan sepenuhnya. Konsep perbankan syariah berbasis pada konsep bagi hasil, jual beli dan sewa guna menandakan perbankan syariah berorientasi pada sektor riil kerena pada setiap transaksinya disertai dengan underlying transaction. Disamping itu bank syariah menempatkan debitur sebagai mitra sehingga akan terdapat ikatan emosional yang kuat antara pemegang saham, pengelola bank dan nasabahnya. Kuatnya ikatan emosional ini akan menimbulkan kuatnya kebersamaan dalam menghadapi resiko usaha dan membagi keuntungan secara jujur dan adil,semua pihak yang terlibat dalam perbankan syariah akan memiliki tanggung jawab usaha yang sama sesuai dengan ajaran agamanya. Dengan adanya keistimewaan ini, bank Islam akan benar-benar menyeleksi proyek yang hendak dibiayai, terutama berkaitan dengan kehalalan dan kelayakan usaha yang akan mengakibatkan membaiknya kinerja perbankan syariah sehingga akan berdampak pada semakin pesatnya pertumbuhan bank syariah (Indirani, 2006). Industri perbankan syariah adalah industri yang mempunyai potensi besar untuk berkembang. Keberadaannya yang dulu hanya sebagai pelengkap sekarang sudah nampak mampu meningkatkan kinerja perekonomian Indonesia. Hal ini
dibuktikan dengan perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia yang selalu mengalami pertumbuhan seperti pada tabel 1.1, pada kurun waktu tahun 2008-2012 berdasarkan data yang diakses dari situs Bank Indonesia (BI) per Februari 2013. Total Aset, Pembiayaan yang diberikan dan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh rata-rata 40 persen sedangkan Financing Deposit Rasio (FDR) perbankan syariah tumbuh rata-rata 94,25 persen, ini menunjukkan bahwa fungsi intermediasi perbankan syariah berfungsi dengan baik dan sudah sesuai dengan kebijakan Bank Indonesia yang mewajibkan perbankan untuk mencapai Loan Deposit Ratio(LDR) untuk perbankan konvesionaldan Financing Defosit Ratio (FDR)untuk perbankan syariah minimal 75 persen dan maksimal 105 persen.peningkatan dari dua indikator keuangan Syariah yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan yang disalurkan seharusnya dapat meningkatkan pertumbuhan total aset Bank Syariah. Haryono (2003) menyebutkan DPK dan pembiayaan merupakan kinerja dari perbankan, sedangkan total aset merupakan ukuran bank. Tabel 1.1 Perkembangan Indikator Keuangan Bank Syariah (Triliun Rupiah) Indikator Tahun Total Aset Pembiayaan yang diberikan Dana Pihak Ketiga FDR 2008 49,555 38,199 36,852 103,66% 2009 66,090 46,886 52,271 89,70% 2010 97,519 68,181 76,036 89,67% 2011 145,467 102,655 115,415 88,94% 2012 193,11 149,672 148,731 100,63% Pertumbuhan 2009 33,37% 22,74% 41,84% 2010 47,55% 45,42% 45,46% 2011 49,17% 50,56% 51,79% 2012 32,75% 45,80% 28,87% Rata-rata 40,71% 41,13% 41,99% 94,25% Sumber : www.bi.go.id, data per Februari 2013 Meskipun perkembangan perbankan syariah mengalami pertumbuhan yang baik akan tetapi pangsa (share) perbankan syariah terhadap perbankan nasional masih relatif kecil, pada tabel 1.2, pangsa (share) perbankan syariah
untuk setiap indikator yang penulis gunakan menunjukan angka yang kecil, kecilnya pangsa (share) bank syariah terhadap perbankan nasional mengakibatkan kecilnya kontribusi sistem perbankan syariah terhadap sistem perbankan nasional. Data yang sama ini sejalan dengan penelitian Indirani (2006), yang menyebutkan walaupun perbankan syariah tumbuh dengan pesat namun memiliki masalah yaitu kontribusi yang masih kecil. Menurut Jaya (2001), derajat kekuatan pangsa pasar umumnya akan muncul ketika pangsa pasar mencapai 15 persen. Kecilnya kontribusi sistem perbankan syariah terhadap perbankan nasional akan mempengaruhi fungsi bank syariah itu sendiri yaitu sebagai intermediator kegiatan investasi. Indirani (2006) menyebutkan sedikitnya kegiatan investasi yang berhasil dibiayai oleh perbankan syariah pada akhirnya akan menurunkan kinerja perekonomian suatu negara. Faktanya pada periode penelitian ini, FDR perbankan syariah lebih besar dibandingkan LDR perbankan nasional hal ini menandakan fungsi bank syariah sebagai intermediator kegiatan investasi berfungsi lebih baik namun karena kecilnya pangsa (share) secara volume FDR masih kecil. Pangsa perbankan syariah terhadap total bank ini dapat dilihat pada tabel 1.2. Tabel 1.2. Pangsa Pasar Perbankan Syariah Terhadap Total Bank tahun 2012 Kriteria Nominal (triliun rupiah) Bank Syariah pangsa pasar (persen) Total Bank (Triliun Rupiah) Total Aset 193,11 4,75% 4067,805 Pembiyaan 149,672 5,51% 2718,717 Dana Pihak Ketiga 148,731 4,64% 3205,006 FDR/LDR 100,63% 84,83% Sumber: :www.bi.go.id, data per pebruari 2013 Disamping menentukan kontribusi sistem perbankan syariah terhadap sistem perbankan nasional, total aset juga merupakan indikator ukuran bank, dimana kecilnya total aset akan berdampak pada kecilnya tingkat economies of scale yang dimiliki oleh bank. Menurut Porter (1995), skala ekonomi yang
dimiliki perusahaan dapat membuat operasional perusahaan jauh lebih murah dibandingkan dengan para pesaingnya. Haryono (2003) menyebutkan dampak dari kecilnya economies of scale menyebabkan kecilnya tingkat laba, kecilnya tingkat Return On Asset (ROA), dan lamanya pencapaian Break Even Point (BEP). Hal ini didukung dari penelitian yang dilakukan Choirudin (2013), bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari rasio ROA Bank Syariah dengan Bank Konvensional. Bank Konvensional mampu mencatatkan perolehan laba yang lebih tinggi dibandingkan dengan Bank Syariah. Dari fenomena di atas dapat disimpulkan bahwa bank syariah di indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat baik, Namun masih kecilnya porsentasi nilai total aset bank syariah terhadap total aset perbankan nasionalmemerlukan banyak hal yang harus dilakukan. Dikutip dari situs www.neraca.co.id, Direktur Eksekutif Perbankan Syariah Bank Indonesia mengatakan bahwa, pangsa yang relatif masih kecil harus menjadi motivasi bagi pelaku perbankan syariah bahwa ruang untuk bertumbuh masih sangat luas. Oleh karena itu perlu banyak hal yang harus dilakukan, diantaranya mengupayakan pertumbuhan total aset bank terhadap total aset perbankan nasional dengan berbagai usaha salah satunya menganalisa faktorfaktor yang mempengaruhinya. Haryono (2003) menyebutkan total aset bank merupakan indikator perkembangan perbankan syariah yang akan menentukan kontribusi industri perbankan syariah terhadap perbankan nasional, yang juga merupakan indikator kuantitatif yang menginformasikan ukuran besar atau kecilnya suatu bank. Menurut Simamora, (2000:12), total aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darinya manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diraih perusahaan. Dalam penelitiannya Vennet (1999), menggunakan total aset sebagai objek penelitiannya untuk mengukur dinamika di sektor perbankan sedangkan Indirani (2006), menggunakan total aset sebagai objek penelitiannya sekaligus sebagai variabel dependen karena total aset bank dapat dijadikan indikator dari eksistensi bank dan pengaruhnya terhadap perbankan nasional, adapun variabel independen dalam penelitian ini yaitu Return
On Asset (ROA), Non Performing Financing (NPF), Inflasi, Gross Domestic Bruto (GDP), Bunga simpanan bank konvensional (Deposito) yang merujuk pada penelitian Indirani (2006) dan Vennet (1999). Sehingga penulis tertarik untuk menjadikan total aset sebagai objek dari penelitian ini dikarenakan dukungan dari teori dan penelitian sebelumnya dan permasalahan yang ada pada total aset perbankan syariah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Sampel yang dipilih dari perbankan syariah yaitu Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) bank dikarenakan memiliki laporan keuangan yang lengkap yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dari tahun 2008-2012 dan juga mewakili 98% total aset perbankan syariah. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Total Aset Bank Syariah di Indonesia Periode Penelitian Tahun 2008-2012. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana perkembangan dari Return On Asset (ROA), Non Performing Financing (NPF), Inflasi, Gross Domestic Product (GDP) dan Bunga Simpanan Bank Konvensional (Deposito) selama periode penelitian tahun 2008-2012. 2. Bagaimanakah pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap pertumbuhan Bank Syariah di Indonesia secara simultan dan parsial. 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis bermaksud untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun skripsi yang merupakan salah satu prasyarat yang harus dipenuhi oleh penulis dalam memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen S1 Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung. Tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perkembangan dari Return On Asset (ROA), Non Performing Financing (NPF), Inflasi, Gross Domestic Product (GDP) dan Bunga Simpanan Bank Konvensional (Deposito) selama periode penelitian 2008-2012 2. Untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap pertumbuhan Bank Syariah di Indonesia secara simultan dan parsial. 1.4. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi bagi berbagai pihak, khususnya: 1. Pihak perbankan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai masukan dalam penyusunan kebijakan pengembangan perbankan Syariah di Indonesia. 2. Bagi Perguruan Tinggi hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam penelitian lebih lanjut mengenai perkembangan perbankan terutama perbankan Syariah. 3. Sedangkan bagi penulis pribadi, penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan ilmu yang telah penulis pelajari selama di bangku kuliah. 1.5. Kerangka pemikiran Kuncoro (2002), menyebutkan bahwa tujuan fundamental bisnis perbankan adalah memperoleh keuntungan optimal dengan jalan memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat, secara lebih spesifik tujuan operasi
bank syariah adalah menyediakan pelayanan jasa keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah serta mempromosikan, mendorong, dan mengembangkan penerapan prinsip dan nilai-nilai syariah dalam transaksi keuangan, perbankan, dan kegiatan ekonomi pada umumnya. Indikator keberhasilan dari tujuan yang ingin dicapai dapat dilihat dari seberapa besar kemampuan untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang diperoleh dan kinerja keuangan yang baik serta seberapa besar pertumbuhan (total asetnya). Menurut Hunger (2000:15), tujuan perusahaan adalah profitabilitas (laba bersih), efisiensi (biaya rendah), pertumbuhan (kenaikan pada total aset), kekayaan pemegang saham, penggunaan sumber daya (ROE atau ROI), reputasi, kepemimpinan pasar (pangsa pasar). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bank beroperasi untuk memaksimalkan fungsinya sekaligus mencapai tujuan, salah satunya mencapai pertumbuhan total aset yang merupakan salah satu indikator untuk mengukur pertumbuhan perbankan syariah. Aset menurut Simamora (2000:12), adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darinya manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diraih perusahaan. Untuk mendorong pertumbuhan aset bank syariah, maka harus dilakukan perumusan strategi-strategi. Untuk dapat merumuskan strategi yang tepat dalam meningkatkan pertumbuhan total aset diperlukan pengetahuan tentang faktorfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan total aset dengan cara mengamati lingkungan perusahaan. Penelitian menunjukan hubungan yang positif antara pengamatan lingkungan dengan kinerja perusahaan, Hunger (2000:16). Dalam penelitian ini menurut Haryono (2003), untuk perbankan syariah diukur melalui total aset. Menurut Hunger, (2000:14), ruang lingkup pengamatan lingkungan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Lingkungan eksternal (sosial) : ekonomi, teknologi, politik-hukum,sosial kultural.
2. Lingkungan kerja (industri) : pemasok, pekerja, pesaing, asosiasi perdagangan, komunitas, kreditur, pelanggan, kelompok kepentingan khusus, pemeritah dan pemegang saham. 3. Lingkungan internal (perusahaan) : struktur, budaya, sumber daya. Untuk membatasi penelitian penulis menggunakan faktor ekonomi, pesaing, sumber daya. Variabel dari ketiga faktor tersebut : 1. Faktor ekonomi, dalam hal ini faktor ekonomi makro. Menurut Case and Fair (2007:2), bahwa Ekonomi makro berkaitan dengan perekonomian secara keseluruhan berfokus pada determinasi pendapatan nasional total, berkaitan dengan agregat seperti konsumsi dan investasi agregat dan melihat tingkat harga keseluruhan. Selain itu Djamil (1989), menjelaskan bahwa ekonomi makro menganalisa keadaan seluruh kegiatan perekonomian. Lingkungan ekonomi makro akan mempengaruhi operasional perusahaan yang dalam hal ini keputusan pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja perbankan. Variabel ekonomi makro yang penulis gunakan, yaitu: a) Gross Domestic Product (GDP), menurut Sukirno (2004 : 17), Pendapatan Nasional menggambarkan tingkat produksi negara yang dicapai dalam satu tahun tertentu dan perubahannya dari tahun ke tahun b) Inflasi (INF), Menurut Murni (2006:202), Inflasi adalah sesuatu kejadian yang menunjukan kenaikan tingkat harga secara umum dan berlangsung secara terus menerus. 2. Faktor pesaing, dalam hal ini pesaing bank syariah adalah bank konvesional. Arif (2008), menjelaskan bahwa salah satu benchmark (acuan) dalam penetapan prosentasi bagi hasil di bank syariah adalah tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh bank konvensional periode sebelumnya karena bank syariah bersaing langsung dengan bank konvensional berkaitan dengan nasabah yang memiliki sifat rasional yang lebih berorientasi pada tingkat keuntungan, yaitu tingkat suku bunga simpanan bank konvensional (Deposito). Menurut Kasmir (2012), bunga
simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. 3. Faktor sumber daya, dalam hal ini faktor sumber daya keuangan dengan memakai analisis kinerja keuangan bank syariah. Jumingan (2008 :239) mengemukakan kinerja bank adalah keseluruhan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dana, teknologi, maupun sumber daya manusia. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masalalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan seperti pada penelitian yang dilakukan vennet (1999), variable tersebut yaitu : a) Return On Asset (ROA). Definisi yang ditulis oleh Santoso (2000:32) yang menyebutkan bahwa Return On Asset (ROA) adalah rasio yang digunakan mengukur kemampuan bank menghasilkan keuntungan secara relatif dibandingkan dengan total asetnya atau ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset perusahaan. b) Non Performing Financing (NPF) Merupakan istilah yang digunakan pada bank syariah yang memiliki definisi yang sama dengan Non Perfoming Loan (NPL) pada bank konvensional. Menurut Siamat (2005:92), resiko kredit merupakan suatu resiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan atau dijadwalkan Model kerangka pemikiran menyangkut keterkaitan variabel yang akan diteliti dapat dilihat pada gambar 1.1. Perbankan Syariah Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Total Aset Bank Syariah
Gambar 1.1. KerangkaPemikiran
1.6 Penelitian Terdahulu Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan total aset bank syariah di Indonesia, penulis menggunakan konsep kuantitatif, dimana Total Aset (TA) sebagai variabel dependen dan ROA, NPF, Inflasi, GDP dan Bunga simpanan bank konvensional (Deposito) sebagai variabel independen. Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa jurnal atau penelitian terdahulu untuk mendukung penelitian, penelitian terdahulu telah dirangkum sebagai berikut: Penelitan yang pertama dilakukan oleh Indirani, 2006 dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan total aset industri perbankan dalam hal ini industri perbankan syariah dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor makro dan faktor mikro. Faktor-faktor makro yang mempengaruhi pertumbuhan total aset Bank Syariah antara lain pertumbuhan ekonomi Gross Domestic Product/GDP, tingkat suku bunga riil bank konvensional serta inflasi. Faktor-faktor mikro yang mempengaruhi pertumbuhan total aset adalah Return On Asset (ROA), Non Performing Finance (NPF) dan Jaringan Kantor Bank (JKB). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh positif terhadap pertumbuhan total aset Bank Syariah adalah modal, jumlah kantor bank per kapita, pertumbuhan ekonomi dan ROA. Sedangkan variabel yang mempengaruhi pertumbuhan total aset Bank Syariah secara negatif adalah tingkat suku bunga bank konvensional, pertumbuhan kredit macet dan inflasi.. Penelitian kedua dilakukan oleh Vennet, 1999, dengan judul The Law of Proportionate Effect and OECD Bank Sector. Sebenarnya dalam penelitian ini Vennet ingin mengetahui dinamika pertumbuhan dari sektor perbankan di sekitar OECD pada periode 1985-1994 dan menguji apakah perubahan keuangan struktural pada akhir 1980an sudah mempengaruhi alur pertumbuhan di sektor bank itu sendiri. Penelitian yang menggunakan metode regresi linier berganda tersebut, Vennet menggunakan total aset sebagai variabel tak bebas atau variabel terikat. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan makro
ekonomi yang ditunjukkan oleh variabel GROWTH dan GOVDEF; efisiensi operasional perbankan yang ditunjukkan oleh variabel ROA, ROE, dan COSTINC; mutu kredit yang diukur dengan NPL yaitu besarnya tingkat kredit macet perbankan dan kapitalisasi yang diwakili oleh variabel CAP adalah penyebab utama pertumbuhan industri bank. Untuk melihat lebih jelas dan singkat dari penelitian terdahulu dapat dilihat dari tabel 1.3 Tabel 1.3. Penelitian Terdahulu Hasil Penelitian No Nama Peneliti Judul 1. Latti Indirani, 2006, Depatemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah di Indonesia Parsial Simultan ROA NPF Inflasi GDP Deposito + - - + - 2. Vennet, University of Ghent, Hoveniersberg 24, 9000 Ghent, Belgium The Law of Proportionate Effect and OECD Bank Sector Sumber : penelitian terdahulu Keterangan : = terdapat pengaruh + = terdapat pengaruh positif - = terdapat pengaruh negatif _ = tidak diteliti + - _ - _ 1.7. Hipotesis Penelitian Hipotesis menurut Sugiyono (2010:183), menyatakan bahwa uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui atau tidaknya hipotesis yang diajukan yang sekaligus merupakan tanda keberatian hubungan antara variabel-variabel yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Maka hipotesis adalah suatu dugaan sementara yang perlu diketahui kebenarannya yang berarti dugaan itu mungkin
benar mungkin salah. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan hasil penelitian terdahulu yang terlampir di atas, maka penulis mengambil dugaan atau hipotesis sementara sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari Return On Asset (ROA), Non Performing Financing (NPF), Inflasi, Gross Domestic Product GDP dan Bunga Simpanan Bank Konvensional terhadap Total Aset. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan dari Return On Asset (ROA) terhadap Total Aset. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan dari Non Performing Financing (NPF) terhadap Total Aset. 4. Terdapat pengaruh yang signifikan dari Inflasi terhadap Total Aset. 5. Terdapat pengaruh yang signifikan dari Gross Domestic Product (GDP) terhadap Total Aset. 6. Terdapat pengaruh yang signifikan dari Bunga Simpanan Bank Konvensional (Deposito) terhadap Total Aset. 1.8. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2010) metode deskripif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel maupun lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel yang satu dengan yang lain. Dimana tujuannya adalah untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan, menguatkan hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. Sedangkan metode analisis verifikatif menurut Sugiyono (2010) adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Metode ini juga digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis. Dalam penelitian ini data diperoleh dari laporan keuangan industri perbankan syariah dan keadaan perekonomian Indonesia,
kemudian diolah sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, selajutnya dilakukan analisis. Penelitian ini menggunakan lima variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama peneliti, yang dipengaruhi oleh variabel lain, sedangkan variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik secara positif maupun negatif. 1.9. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil sampel pada industri perbankan syariah. Data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan data sekunder (data time series). Pengambilan sumber data diperoleh dari internet melalui situs www.bi.go.id, www.bps.go.iddan pustakaloka Universitas Widyatama yang beralokasi di Jalan Cikutra, Bandung. Adapun penelitian dilakukan mulai bulan April 2013 sampai dengan selesai.