BAB I PENDAHULUAN. khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya hidup modern dengan

dokumen-dokumen yang mirip
PELUANG USAHA BERLANGGANAN PERANGKAT LUNAK SECARA CLOUD COMPUTING BAGI RESTAURANT NON CHAIN DI PONTIANAK. Laporan Teknis VIVI YENTY

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia IT (Information Technology) sekarang ini demikian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. satunya adalah handphone. Pada jaman sekarang, handphone menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

Kusuma Wardani

Nama : Irfan Ramadhan NIM : Kelas : S1T1 2B ABSTRAKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan yang sangat penting bagi banyak orang. Dengan internet kita dapat

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

Definisi Cloud Computing

ABSTRAK. Kata Kunci: Layanan Pesan Antar Makanan, E-tracking, GPS, Android, Cloud. vii

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan perkembangan teknologi informasi telah membuat proses dan startegi bisnis

KOMPUTASI AWAN ( CLOUD COMPUTING ) Disusun Oleh Arbiyan Tezar Kumbara ( )

BAB I PENDAHULUAN. mengusung konsep makanan cepat saji (fast food) dan restoran spesialis. Restoran

BAB 1 PENDAHULUAN. pada perkembangan dari sistem informasi. E-commerce adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Zaman modern seperti ini masyarakat mulai membutuhkan internet, internet

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Teknologi Cross Platform, Telecomuters & One Stop Solutions Cloud Computing

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB II GAMBARAN UMUM. : PT Cross Network Indonesia. : Intiland Tower 10 th 1D. Surabaya. Telephone : (031)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan di bidang furnitur mebel semakin banyak jumlahnya disetiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah tujuan pariwisata dan hotel di berbagai daerah semakin bertambah

Laporan Hasil Wawancara. Narasumber : Bapak Imam M.R. (Wireless Broadband Access Manager ICT Centre Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I. 1 Statistik Penggunaan Internet di Indonesia. Sumber: (APJII, 2012)

S-1 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Situasi yang sama juga tampak di kota kota besar seperti kota Medan. Hotel

Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi..., Abdul, Fakultas Teknik 2016

BAB I. Pendahuluan. komunitas yang anggotanya memiliki atau mengelola Showroom Mobil. Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan secara bertahap seiring perkembangan teknologi dan sistem

Business Plan APLIKASI BERBASIS AWAN (CLOUD COMPUTING) UNTUK PRODUSEN ALAT- ALAT ELEKTRONIK MATA KULIAH INOVASI DAN KEWIRAUSAHAAN TT32GB

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi informasi. Cloud computing adalah transformasi

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V RENCANA AKSI. dalam rencana aksi beserta waktu eksekusi dari masing-masing kegiatan tersebut.

Cloud Computing Windows Azure

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah melanda berbagai aspek kehidupan manusia, dimana

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi saat ini mengalami

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN STUDI KASUS KOMPUTASI AWAN (CLOUD COMPUTING)

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih cepat dan murah tentunya menuntut para pemberi informasi untuk memiliki

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. perusahaan, struktur organisasi, serta pembagian tugas dan tanggung jawab.

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini, kemajuan teknologi merupakan kebutuhan yang tidak

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

Layanan Cloud Computing Setelah dijabarkan mengenai lima karakteristik yang terdapat di dalam sistem layanan Cloud

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Perubahan lingkungan bisnis memaksa organisasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi, caranya yaitu dengan menggunakan fasilitas internet. Saat

Rencana Bisnis Pendirian Perusahaan Baru (Corporate Business Plan)

Lampiran. Kepada Yth: Bapak/Ibu/Saudara/Saudari Di Tempat

1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang dilakukan penelitian ini adalah Untuk membuat perancangan sistem

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah pula aneka ragam kebutuhan barang dan jasa untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. (tangible) kinerjanya pada dasarnya tidak nyata (intangible) dan biasanya

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

PERANCANGAN WEBSITE PADA RESTAURANT CLOVER PALACE SKRIPSI. Oleh OKY WIJAYA Kelas / Kelompok : 07PCT / 01

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nama : - Kartika Rahel - Mayke - Rinaras - Radhika Frisdela

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sekilas Singkat PT Marketbizmedia Kegiatan Marketbizmedia

BISNIS RUMAH MAKAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Muhamad Amirudin Fauzi / S1TI2M

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perkembangan teknologi semakin pesat, komputer dan internet

UTILITY COMPUTING Segala hal mengenai Utility Computing dan Cloud. Oleh: Abdullah Adnan Dosen: I Made Andhika

CLOUD-BASED INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY - LEARNING MANAGEMENT SYSTEM SOLUTIONS

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

CLOUD COMPUTING TECHNOLOGY

Konsep E-Business. Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom

BAB I PENDAHULUAN. akses Internet yang sekarang diberitakan memberikan biaya yang murah pun, jika. sehingga kebutuhan akan warnet akan selalu ada.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III. LANDASAN TEORI 3.1 Electronic Commerce 3.2 Transaksi dalam E-Commerce

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang membutuhkan, baik perorangan, maupun perusahaan. Usaha

CLOUD COMPUTING PENGANTAR KOMPUTER & TI 1A :

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

Implementasi Cloud Computing Menggunakan Metode Pengembangan Sistem Agile

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard.

I. PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dari masyarakat, keberadaan restoran atau tempat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan sangat pesat, khususnya perkembangan internet. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang sebelumnya menguasai pasar. Bermacam-macam

IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING UNTUK MEMAKSIMALKAN LAYANAN PARIWISATA

Bab 1. Pendahuluan Pengantar

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi dunia saat ini telah mengalami perubahan dalam dasawarsa

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, membuat setiap masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dimulai dengan service, pengadaan barang barang seperti akesoris komputer,

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK

Gambar 1.1 Contoh laporan billing di Windows Azure

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis semakin pesat membuat orang berpikir lebih

BAB I PENDAHULUAN. yang menjalankan sistem informasi perusahaan. Saat ini, menurut The itmweb Site TM

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat strategi baru bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dan untuk

INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN CLOUD COMPUTING DI DUNIA PENDIDIKAN MENENGAH DALAM PENDEKATAN TEORITIS. Maria Christina

PROPOSAL PERKENALAN DAN PENAWARAN USAHA MAINTENENCE SUPPORT & SERVICE NETWORKING WEB DESIGN HARDWARE & SOFTWARE PROCUREMENT

Manejemen Pusat Data

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Restaurant adalah salah satu industri di dunia yang berkembang dengan cepat, khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya hidup modern dengan fleksibilitas yang semakin meningkat. Dengan adanya perubahan gaya hidup serta semakin diterimanya restaurant terutama cepat saji oleh masyarakat, maka persaingan antara restaurant cepat saji terhadap kualitas produk dan layanan akan semakin menonjol di masa mendatang. Salah satu layanan yang diberikan oleh restaurant cepat saji adalah layanan produk makanan take out. Layanan ini meliputi pembelian langsung pada gerai restaurant cepat saji yang dimana pembelian atau pemesanan makanan bisa melalui telepon / fax / internet. Produk makanan yang dibeli customer secara langsung akan dikemas secara khusus pada saat pembelian, dan jika pembeli tidak bisa datang membeli secara langsung maka restaurant mempunyai layanan khusus yaitu Delivery langsung ke alamat Customer. Kemudahan serta kenyamanan yang ditawarkan dari pembelian produk makanan take out di restaurant diharapkan dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi Customer. Banyak faktor yang mempengaruhi Customer untuk datang ke suatu lokasi rumah makan seperti restaurant, dikarenakan banyak sekali persaingan di dalam usaha 1

2 bisnis yang sama. Beberapa faktor yang mendukung datangnya Customer adalah dengan adanya perencanaan marketing. Di dalam perencanaan marketing harus ada strategi-strategi marketing mix. Strategi marketing mix meliputi produk (product), harga (price), tempat (place), promosi (promotion), orang (people), bukti fisik (physical evidence), dan proses (process). Dengan menerapkan strategi marketing mix diharapkan dapat meningkatkan jumlah Customer. (www.lontar.ui.ac.id) Restaurant juga harus didesain dengan bentuk ruangan yang rapi, teratur, dan menarik, sehingga membuat customer nyaman untuk menikmati hidangan yang disajikan. Harga yang ditawarkan oleh restaurant tergantung dari masing-masing pengelola misalnya dari harga yang relatif mahal sampai dengan harga yang relatif murah. Begitu juga restaurant di Pontianak yang sangat memperhatikan apa yang diinginkan oleh customer baik dari sisi pelayanan, kecepatan, kualitas, maupun harga. Dibawah ini adalah Data Jumlah Restaurant non chain dan Franchise yang ada di Kota Pontianak : Gambar 1.1 Data Jumlah Restaurant Non Chain di Pontianak ( Sumber. Data usaha Pariwisata Kota Pontianak Tahun 2006-2011 )

3 Gambar 1.2 Data Jumlah Restaurant Franchise di Pontianak ( Sumber. Data usaha Pariwisata Kota Pontianak Tahun 2006-2011 ) Dari Gambar 1.1 dan Gambar 1.2 dapat dilihat perbandingan antara Jumlah Data Restaurant Non Chain dan franchise bahwa Data Jumlah Restaurant Non Chain di Pontianak mengalami perubahan pada tiap Tahunnya dengan kenaikan pada Tahun 2006-2008 dan mengalami penurunan pada Tahun 2009. Untuk Tahun 2011 jumlah Restaurant Non Chain mengalami peningkatan drastis sebanyak 61 Restaurant Non Chain di Kota Pontianak. Berbeda dengan Jumlah Restaurant Franchise yang mengalami peningkatan secara stabil tanpa adanya penurunan. Setiap Restaurant non chain maupun franchise di kota Pontianak harus memperhatikan beberapa peraturan-peraturan daerah yaitu tentang pajak restoran. Menurut Peraturan Daerah Kota Pontianak No. 3 Tahun 2005 mengatakan bahwa pajak Restaurant adalah pajak pungutan daerah atas pelayanan restaurant. Restaurant adalah tempat menyantap makanan, dan minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga atau catering. Ada beberapa perbedaan dari

4 pajak yaitu objek pajak dan subyek pajak. Objek Pajak lebih mengarah pada setiap pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di restaurant, dan subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan restaurant, Wajib pajak restoran di Pontianak adalah Pengusaha Restaurant dan tarif pajak ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen). PONTIANAK 20,000,000,000 18,000,000,000 16,000,000,000 14,000,000,000 12,000,000,000 10,000,000,000 8,000,000,000 6,000,000,000 4,000,000,000 2,000,000,000 0 17,690,746,865 13,584,454,921 7,463,992,482 8,991,348,427 5,678,394,225 2,234,476,860 2006 2007 2008 2009 2010 2011 TAHUN Total Pendapatan Daerah Kota Pontianak Gambar 1.3 Data Realisasi Pembayaran Pajak Restoran oleh wajib Pajak di Kota Pontianak ( Sumber. Dinas Pendapatan Daerah Kota Pontianak Tahun 2006-2011) Dari Gambar 1.3 dapat disimpulkan bahwa Data jumlah Pendapatan Daerah Kota Pontianak mengalami peningkatan dari Tahun 2006-2011. Pendapatan yang diterima oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Pontianak Tahun 2011 berjumlah Rp. 17,690,746,865 dan sangat berbeda jauh dengan pendapatan Daerah Kota Pontianak pada Tahun 2006.

5 Perkembangan dunia IT (Information Technology) sekarang ini, banyak sekali perusahaan-perusahaan di berbagai bidang yang sudah menerapkan IT. Hal ini dapat terlihat dari semakin banyaknya kalangan pengguna Internet, meluasnya jangkauan internet hingga ke berbagai pelosok, serta semakin mudah untuk mengakses ke dunia maya tersebut. Pengguna internet sekarang sudah menjangkau berbagai pihak, mulai dari kalangan mahasiswa hingga ke murid-murid SD. Dari kalangan pengusaha besar hingga ke wiraswasta kecil-kecilan. Internet sekarang sudah bisa diakses di daerahdaerah diluar kota-kota besar, baik itu melalui jaringan telepon maupun melalui satelit. Untuk mengakses ke jaringan internet sekarang tidak lagi harus melalui komputer, dari laptop dengan memanfaatkan jaringan wireless, hingga menggunakan Handphone dengan teknologi 3G. Perkembangan teknologi di belakangan ini telah mengubah tatanan kompetisi di dunia usaha misalnya usaha kuliner seperti Restaurant Non Chain di Pontianak. Meningkatkan popularitas penggunaan internet, sosial media, dan e-payment telah mengubah pola komunikasi dan konsumsi masyarakat. Makin banyak Customer yang merasa nyaman melakukan transaksi secara online. Produk dan jasa dapat diperdagangkan secara jarak jauh, maupun secara virtual. Produk yang dibeli dapat diantarkan dengan jasa delivery dan tiba di tempat Customer dalam sesuai waktu yang ditentukan. Perubahan ini memaksa dunia usaha juga berubah mengikuti pasar agar tidak ketinggalan. Teknologi juga dapat memberikan berbagai manfaat tambahan, antara lain adalah Meningkatkan produktifitas, Meningkatkan jangkauan pasar, dan Meningkatkan reporting dan pengawasan.

6 Penerapan IT pada Restaurant Non Chain di Pontianak diharapkan dapat mengurangi terjadinya kesalahan dan mempermudah kinerja di dalam pemrosesan data. Kalau tidak ada penerapan IT, maka bisnis apapun tidak akan berjalan dengan mudah. Peranan IT bagi Restaurant Non Chain di Pontianak sangatlah penting. Penerapan IT pada tiap perusahaan atau bisnis Restaurant sekalipun tentunya memiliki tujuan yang berbeda pada penerapan IT, dikarenakan penerapan IT pada suatu organisasi adalah untuk mendukung kepentingan usaha. Apalagi dengan kondisi saat ini, dengan persaingan dan fluktuasi dunia bisnis yang tinggi sehingga penerapan IT bukan hanya sebagai supporting tools saja, tetapi menjadi strategic tools, dimana fungsi dan perannya lebih komprehensif, dan lebih luas terkait pada visi, misi dan tujuan perusahaan. Namun seringkali penerapan IT menjadi gagal karena banyak proyek IT yang selalu tertunda, dan berlarut-larut sehingga telah menghabiskan banyak dana tetapi tidak membuahkan hasil. Banyak Restaurant Non Chain di Kota Pontianak yang tidak berani berinvestasi dikarenakan Biaya investasi IT mahal, dan kesusahan di dalam mencari SDM yang kredibel untuk menjamin keberlangsungan IT berjalan dengan baik. Implementasi custom software pada Restaurant Non Chain membutuhkan waktu yang tidak singkat dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Penerapan IT pada Restaurant Non Chain memang memerlukan investasi yang tidak sedikit, dan diperlukan analisis yang matang untuk kebutuhan IT. Selain itu banyak Restaurant Non Chain di Kota Pontianak yang mempertimbangkan pengeluaran dana dengan jumlah besar untuk penggunaan jasa konsultan IT yang terpercaya, yang dimana

7 Konsultan IT itu akan merancang dan mengimplementasikan sistem ataupun infrastruktur pada Restaurant tersebut. Penggunaan IT saat ini tidak hanya untuk proses operasional sehari-hari, akan tetapi sudah pada proses membantu pengambilan keputusan. Namun demikian juga tidak bisa secara gegabah mengeluarkan investasi untuk implementasi IT, karena tentu saja harus memperhitungkan cost dan benefit yang dihasilkan. Banyak cara yang digunakan untuk menghitung besarnya investasi IT. Yang paling sering dan paling mudah dilakukan adalah mengkalkulasi harga pembelian hardware hingga biaya perijinan penggunaannya. Harga proyek-proyek IT biasanya termasuk biaya konvegersi ke hardware atau software baru. Akan tetapi cara yang sangat sederhana itu ternyata sangat tidak relevan dengan realita yang dihadapi karena setelah seluruh proses pembelian dilakukan, perusahaan masih harus mengeluarkan biaya-biaya tambahan, baik saat implementasi dilakukan maupun setelah proyeknya berjalan. Belum lagi biaya yang harus dikeluarkan kala terjadi masalah saat atau sesudah implementasi dan yang dimana pada akhirnya begitu banyak biaya berkelanjutan yang harus dikeluarkan. Pada akhirnya investasi IT telah memakan banyak biaya yang dimana sama sekali tidak memberikan manfaat sesuai dengan yang dijanjikan atau malah menjadi sia-sia.(www.syafin.awardspace.com) Banyak perusahaan yang menyediakan jasa seperti pembuatan software khususnya untuk Restaurant Non Chain. Harga software yang ditawarkan di dalam negeri beraneka ragam berkisar Rp. 750.000 Rp. 2.000.000 ke atas. Software Restaurant meliputi data master, data stok, pembelian, penjualan, keuangan, laporan

8 dan tools. Dengan Perkembangan IT yang semakin pesat, banyak sekali perusahaanperusahaan yang menawarkan berbagai software-software yang diperlukan di dalam perusahaan misalnya software untuk restaurant Non Chain. Di dalam memilih sebuah software, pemilik restaurant harus mengetahui manfaat apa saja yang dapat diberikan oleh aplikasi tersebut. Untuk sekarang ini sedang trend perusahaan penyedia software yang memakai cloud computing. Cloud Computing adalah gabungan dari pemanfaatan teknologi (komputasi) dan pengembangan berbasis internet (awan). Cloud computing merupakan sebuah metode komputasi dimana kemampuan IT disediakan sebagai layanan berbasis internet. Cloud computing mempunyai 3 tingkatan layanan yang diberikan kepada pengguna, yaitu: Infrastructure as a service, Platform as a service, dan Software as a service. Cloud Computing tidak lama lagi akan berkembang pesat dan ini akan memaksa para IT professional untuk cepat beradaptasi dengan teknologi ini. Akibat dari keadaan sosial ekonomi yang terus mengalami revolusi yang sangat cepat sehingga melahirkan cloud computing, dimana teknologi ini dibutuhkan untuk kecepatan dan realibilitas yang lebih dari teknologi yang sebelumnya. Sehingga teknologi ini nantinya akan mencapai pada tingkat investasi dalam cloud service yang cepat dan mudah. Ketika pemilik Restaurant Non Chain membeli software kepada si penyedia software, maka si penyedia harus menyediakan tenaga IT. Tenaga IT disini membantu jika terjadi kerusakan pada software dan hardware. Dengan begitu pemilik Restaurant Non Chain harus mengeluarkan uang lebih bukan hanya pada pembelian software,

9 tetapi juga untuk memakai tenaga IT bilamana terjadi kerusakan pada software dan hardware. Beda dengan sewa berlangganan secara cloud computing, pemilik Restaurant tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk software, hardware, dan tenaga IT. Perusahaan yang bergerak di dalam penjualan software saat ini banyak sekali mengalami kegagalan dikarenakan penjualan software yang relative murah dan banyaknya beredar cd bajakan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang ingin mengambil keuntungan dari perusahaan penyedia software. Oleh karena itu perusahaan penyedia software harus kreatif dan berinovasi. Maka perusahaan penyedia software ini memutuskan untuk menyewakan software-software khususnya untuk bisnis Restaurant Non Chain dengan menggunakan Cloud Computing. Penggunaan Cloud Computing ini mempunyai banyak keuntungan, disamping itu software tidak akan bisa dibajak. Dengan Cloud Computing, pemilik restaurant Non Chain bisa berlangganan aplikasi dengan cara mengakses lewat website dan bebas memilih untuk berlangganan software selama setahun ataupun bulanan. Perusahaan yang menyewakan software dengan Cloud Computing yang mengarah pada layanan Software As a Service / SaaS. Layanan SaaS ini dapat diakses dimanapun sepanjang terdapat koneksi internet. Dengan SaaS, customer dapat melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pemakaian bulanan atau tahunan. SaaS ini merupakan layanan Cloud Computing yang paling dahulu populer. Software as a Service ini merupakan evolusi lebih lanjut dari konsep ASP (Application Service Provider). SaaS memberikan kemudahan bagi pengguna untuk bisa memanfaatkan

10 sumber daya perangkat lunak dengan cara berlangganan. Sehingga tidak perlu mengeluarkan investasi baik untuk in house development ataupun pembelian lisensi. Dengan cara berlangganan via web, pengguna dapat langsung menggunakan berbagai fitur yang disediakan oleh penyedia layanan. Akan tetapi konsep SaaS ini, Customer tidak memiliki kendali penuh atas aplikasi yang mereka sewa. Hanya fitur-fitur aplikasi yang telah disediakan oleh penyedia saja yang dapat disewa oleh Customer, yang dimana arsitektur aplikasi SaaS yang bersifat multi-tenant. Ketika perusahaan belum menggunakan Cloud Computing, banyak sekali perusahaan yang mengalokasi anggaran untuk software (biaya untuk kustomisasi), hardware (server untuk hosting data dan aplikasi dan semua komponen networking yang dibutuhkan), Biaya yang dikeluarkan untuk professional service adalah untuk membayar support staff untuk deploying software, maintenance software, dan hardware untuk menjamin keberlangsungan aplikasi. Sementara konsultan berperan untuk membantu desain software dan mengimplementasikan kustomisasi software. Dengan penggunaan Cloud Computing, maka penyedia layanan SaaS menghandle aplikasi utama, dan menghubungkan data pada server yang terpusat pada milik penyedia layanan SaaS, sudah termasuk di dalam pembiayaan pengadaan hardware, kebutuhan networking, dan professional service. Hal ini dapat meringankan dan mempermudah Customer, karena tanggung jawab ketiga hal tersebut adalah sudah menjadi milik penyedia layanan. Kesimpulan dari implementasi ini adalah biaya terbesar yang dialokasikan adalah untuk penggunaan software, lebih tepatnya untuk membayar biaya layanan SaaS. Dengan begitu, penyedia layanan SaaS telah

11 menyederhanakan biaya perawatan dengan menghandle banyak proses bisnis. Penyederhanaan ini tidak hanya dalam konsep uang, tetapi juga memberikan kemudahan bagi customer untuk menggunakan layanan IT yang dapat membantu bisnis perusahaan. Hal ini lebih efektif dikarenakan penggunaan layanan SaaS sangat menghemat biaya. 1.2 INDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan kondisi latar belakang tersebut maka adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana peluang penyewaan software Restaurant Non Chain online secara berlangganan di kota Pontianak dan berapa BEP pada usaha ini? 2. Bagaimana pemakaian Software Restaurant dapat membantu proses pengelolaan bisnis pada Restaurant Non Chain di kota Pontianak? 3. Bagaimana penggunaan layanan cloud computing dapat memberikan keuntungan bagi pengelola Restaurant Non Chain di kota Pontianak dalam segi biaya investasi IT? 1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan dan Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : A. Tujuan yang ingin dicapai :

12 1. Untuk mendapatkan peluang usaha software khusus Restaurant Non Chain di Pontianak dengan menggunakan cloud computing. 2. Untuk mencari apakah penerapan IT dapat membantu proses pengelolaan bisnis pada Restaurant Non Chain di Pontianak. 3. Untuk meneliti apakah penggunaan Cloud Computing dapat memberikan keuntungan bagi pengelola Restaurant Non Chain di Pontianak dalam segi finansial. B. Manfaat-manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini : Untuk menambah wawasan agar dapat memahami dan mempelajari lebih dalam hal-hal yang berhubungan dengan upaya penerapan IT secara Cloud Computing bagi Restaurant non chain di Pontianak.