PELUANG USAHA BERLANGGANAN PERANGKAT LUNAK SECARA CLOUD COMPUTING BAGI RESTAURANT NON CHAIN DI PONTIANAK. Laporan Teknis VIVI YENTY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELUANG USAHA BERLANGGANAN PERANGKAT LUNAK SECARA CLOUD COMPUTING BAGI RESTAURANT NON CHAIN DI PONTIANAK. Laporan Teknis VIVI YENTY"

Transkripsi

1 PELUANG USAHA BERLANGGANAN PERANGKAT LUNAK SECARA CLOUD COMPUTING BAGI RESTAURANT NON CHAIN DI PONTIANAK Laporan Teknis VIVI YENTY Program Pascasarjana Ilmu Komputer MANAJEMEN SISTEM INFORMASI JENJANG S2 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA 2012

2 PELUANG USAHA BERLANGGANAN PERANGKAT LUNAK SECARA CLOUD COMPUTING BAGI RESTAURANT NON CHAIN DI PONTIANAK Vivi Yenty, Hari Santosa Sungkari Laporan Teknis Jakarta, Menyetujui : Pembimbing, Hari Santosa Sungkari, ST.,MH.,Dr

3 ABSTRACT This thesis discusses the business opportunities Non Chain Restaurant Software subscription online using Cloud Computing services in the city of Pontianak. The purpose of this paper is planning to open a business venture Software Non Chain Restaurant in the city of Pontianak by renting to Non Chain Restaurant manager either monthly or annually. The methods employed in this business plan is to use the analysis of Five Forces and SWOT analysis. Therefore, it can be concluded that the business opportunity Non Chain Restaurant Software in Pontianak city is very large because there are no competitors in the business type and application of IT in the Non Chain Restaurant Chain is very helpful in the city of Pontianak. Keywords : Business Plan, Five Forces Analysis, SWOT Analysis, Cloud Computing, Software Non Chain Restaurant ABSTRAK Thesis ini membahas tentang peluang usaha berlangganan Software Restaurant Non Chain online dengan memakai layanan Cloud Computing di kota Pontianak. Tujuan penulisan ini adalah perencanaan untuk membuka usaha bisnis Software Restaurant Non Chain di kota pontianak dengan menyewakan kepada pengelola Restaurant Non Chain baik perbulan maupun pertahun. Metode yang dipakai pada business plan ini adalah dengan menggunakan analisis Five Forces dan analisis SWOT. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Peluang usaha Software Restaurant Non Chain di kota Pontianak sangat besar karena belum ada kompetitor di dalam usaha bisnis sejenis dan dengan penerapan IT sangat membantu Restaurant Non Chain di kota Pontianak. Kata kunci : Business Plan, Analisis Five Forces, Analisis SWOT, Cloud Computing, Software Restaurant Non Chain PENDAHULUAN Latar Belakang Restaurant adalah salah satu industri di dunia yang berkembang dengan cepat, khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya hidup modern dengan fleksibilitas yang semakin meningkat. Salah satu layanan yang diberikan oleh restaurant cepat saji adalah layanan produk makanan take out. Layanan ini meliputi pembelian langsung pada gerai restaurant cepat saji yang dimana pembelian atau pemesanan makanan bisa melalui telepon / fax / internet. Banyak faktor yang mempengaruhi Customer untuk datang ke suatu lokasi rumah makan seperti restaurant, dikarenakan banyak sekali persaingan di dalam usaha bisnis yang sama. Beberapa faktor yang mendukung datangnya Customer adalah dengan adanya perencanaan marketing. Di dalam perencanaan marketing harus ada strategi-strategi marketing mix. Strategi marketing mix meliputi produk (product), harga (price), tempat (place), promosi (promotion), orang (people), bukti fisik (physical evidence), dan proses (process).

4 Restaurant juga harus didesain dengan bentuk ruangan yang rapi, teratur, dan menarik, sehingga membuat customer nyaman untuk menikmati hidangan yang disajikan. Harga yang ditawarkan oleh restaurant tergantung dari masing-masing pengelola misalnya dari harga yang relatif mahal sampai dengan harga yang relatif murah. Begitu juga restaurant di Pontianak yang sangat memperhatikan apa yang diinginkan oleh customer baik dari sisi pelayanan, kecepatan, kualitas, maupun harga. Dibawah ini adalah Data Jumlah Restaurant non chain dan Franchise yang ada di Kota Pontianak : Gambar 1.1 Data Jumlah Restaurant Non Chain di Pontianak ( Sumber. Data usaha Pariwisata Kota Pontianak Tahun ) Gambar 1.2 Data Jumlah Restaurant Franchise di Pontianak ( Sumber. Data usaha Pariwisata Kota Pontianak Tahun ) Dari Gambar 1.1 dan Gambar 1.2 dapat dilihat perbandingan antara Jumlah Data Restaurant Non Chain dan franchise bahwa Data Jumlah Restaurant Non Chain di Pontianak mengalami perubahan pada tiap Tahunnya dengan kenaikan pada Tahun dan mengalami penurunan pada Tahun Untuk Tahun 2011 jumlah Restaurant Non Chain mengalami peningkatan drastis sebanyak 61 Restaurant Non Chain di Kota Pontianak. Berbeda dengan Jumlah Restaurant Franchise yang mengalami peningkatan secara stabil tanpa adanya penurunan. Setiap Restaurant non chain maupun franchise di kota Pontianak harus memperhatikan beberapa peraturan-peraturan daerah yaitu tentang pajak restoran. Menurut Peraturan Daerah Kota Pontianak No. 3 Tahun 2005 mengatakan bahwa pajak Restaurant adalah pajak pungutan daerah atas

5 pelayanan restaurant. Restaurant adalah tempat menyantap makanan, dan minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga atau catering. Ada beberapa perbedaan dari pajak yaitu objek pajak dan subyek pajak. Objek Pajak lebih mengarah pada setiap pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di restaurant, dan subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan restaurant, Wajib pajak restoran di Pontianak adalah Pengusaha Restaurant dan tarif pajak ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen). PONTIANAK 20,000,000,000 18,000,000,000 16,000,000,000 14,000,000,000 12,000,000,000 10,000,000,000 8,000,000,000 6,000,000,000 4,000,000,000 2,000,000, ,690,746,865 13,584,454,921 7,463,992,482 8,991,348,427 5,678,394,225 2,234,476, TAHUN Total Pendapatan Daerah Kota Pontianak Gambar 1.3 Data Realisasi Pembayaran Pajak Restoran oleh wajib Pajak di Kota Pontianak ( Sumber. Dinas Pendapatan Daerah Kota Pontianak Tahun ) Dari Gambar 1.3 dapat disimpulkan bahwa Data jumlah Pendapatan Daerah Kota Pontianak mengalami peningkatan dari Tahun Pendapatan yang diterima oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Pontianak Tahun 2011 berjumlah Rp. 17,690,746,865 dan sangat berbeda jauh dengan pendapatan Daerah Kota Pontianak pada Tahun Perkembangan dunia IT (Information Technology) sekarang ini, banyak sekali perusahaanperusahaan di berbagai bidang yang sudah menerapkan IT. Hal ini dapat terlihat dari semakin banyaknya kalangan pengguna Internet, meluasnya jangkauan internet hingga ke berbagai pelosok, serta semakin mudah untuk mengakses ke dunia maya tersebut. Perkembangan teknologi di belakangan ini telah mengubah tatanan kompetisi di dunia usaha misalnya usaha kuliner seperti Restaurant Non Chain di Pontianak. Meningkatkan popularitas penggunaan internet, sosial media, dan e-payment telah mengubah pola komunikasi dan konsumsi masyarakat. Penerapan IT pada Restaurant Non Chain di Pontianak diharapkan dapat mengurangi terjadinya kesalahan dan mempermudah kinerja di dalam pemrosesan data. Kalau tidak ada penerapan IT, maka bisnis apapun tidak akan berjalan dengan mudah. Peranan IT bagi Restaurant Non Chain di Pontianak sangatlah penting. Penerapan IT pada tiap perusahaan atau bisnis Restaurant sekalipun tentunya memiliki tujuan yang berbeda pada penerapan IT, dikarenakan penerapan IT pada suatu organisasi adalah untuk mendukung kepentingan usaha. Apalagi dengan kondisi saat ini, dengan persaingan dan fluktuasi dunia bisnis yang tinggi sehingga penerapan IT bukan hanya sebagai supporting tools saja, tetapi menjadi strategic tools, dimana fungsi dan perannya lebih komprehensif, dan lebih luas terkait pada visi, misi dan tujuan perusahaan. Banyak Restaurant Non Chain di Kota Pontianak yang tidak berani berinvestasi dikarenakan Biaya investasi IT mahal, dan kesusahan di dalam mencari SDM yang kredibel untuk menjamin keberlangsungan IT berjalan dengan baik. Implementasi custom software pada Restaurant Non Chain

6 membutuhkan waktu yang tidak singkat dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Penerapan IT pada Restaurant Non Chain memang memerlukan investasi yang tidak sedikit, dan diperlukan analisis yang matang untuk kebutuhan IT. Banyak cara yang digunakan untuk menghitung besarnya investasi IT. Yang paling sering dan paling mudah dilakukan adalah mengkalkulasi harga pembelian hardware hingga biaya perijinan penggunaannya. Harga proyek-proyek IT biasanya termasuk biaya konvegersi ke hardware atau software baru. Akan tetapi cara yang sangat sederhana itu ternyata sangat tidak relevan dengan realita yang dihadapi karena setelah seluruh proses pembelian dilakukan, perusahaan masih harus mengeluarkan biaya-biaya tambahan, baik saat implementasi dilakukan maupun setelah proyeknya berjalan. Belum lagi biaya yang harus dikeluarkan kala terjadi masalah saat atau sesudah implementasi dan yang dimana pada akhirnya begitu banyak biaya berkelanjutan yang harus dikeluarkan. Banyak perusahaan yang menyediakan jasa seperti pembuatan software khususnya untuk Restaurant Non Chain. Harga software yang ditawarkan di dalam negeri beraneka ragam berkisar Rp Rp ke atas. Software Restaurant meliputi data master, data stok, pembelian, penjualan, keuangan, laporan dan tools. Dengan Perkembangan IT yang semakin pesat, banyak sekali perusahaan-perusahaan yang menawarkan berbagai software-software yang diperlukan di dalam perusahaan misalnya software untuk restaurant Non Chain. Di dalam memilih sebuah software, pemilik restaurant harus mengetahui manfaat apa saja yang dapat diberikan oleh aplikasi tersebut. Untuk sekarang ini sedang trend perusahaan penyedia software yang memakai cloud computing. Cloud Computing adalah gabungan dari pemanfaatan teknologi (komputasi) dan pengembangan berbasis internet (awan). Cloud computing merupakan sebuah metode komputasi dimana kemampuan IT disediakan sebagai layanan berbasis internet. Cloud computing mempunyai 3 tingkatan layanan yang diberikan kepada pengguna, yaitu: Infrastructure as a service, Platform as a service, dan Software as a service. Ketika pemilik Restaurant Non Chain membeli software kepada si penyedia software, maka si penyedia harus menyediakan tenaga IT. Tenaga IT disini membantu jika terjadi kerusakan pada software dan hardware. Dengan begitu pemilik Restaurant Non Chain harus mengeluarkan uang lebih bukan hanya pada pembelian software, tetapi juga untuk memakai tenaga IT bilamana terjadi kerusakan pada software dan hardware. Beda dengan sewa berlangganan secara cloud computing, pemilik Restaurant tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk software, hardware, dan tenaga IT. Perusahaan yang menyewakan software dengan Cloud Computing yang mengarah pada layanan Software As a Service / SaaS. Layanan SaaS ini dapat diakses dimanapun sepanjang terdapat koneksi internet. Dengan SaaS, customer dapat melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pemakaian bulanan atau tahunan. SaaS ini merupakan layanan Cloud Computing yang paling dahulu populer. Software as a Service ini merupakan evolusi lebih lanjut dari konsep ASP (Application Service Provider). SaaS memberikan kemudahan bagi pengguna untuk bisa memanfaatkan sumber daya perangkat lunak dengan cara berlangganan. Ketika perusahaan belum menggunakan Cloud Computing, banyak sekali perusahaan yang mengalokasi anggaran untuk software (biaya untuk kustomisasi), hardware (server untuk hosting data dan aplikasi dan semua komponen networking yang dibutuhkan), Biaya yang dikeluarkan untuk professional service adalah untuk membayar support staff untuk deploying software, maintenance software, dan hardware untuk menjamin keberlangsungan aplikasi. Sementara konsultan berperan untuk membantu desain software dan mengimplementasikan kustomisasi software. Dengan penggunaan Cloud Computing, maka penyedia layanan SaaS menghandle aplikasi utama, dan menghubungkan data pada server yang terpusat pada milik penyedia layanan SaaS, sudah termasuk di dalam pembiayaan pengadaan hardware, kebutuhan networking, dan professional service. Hal ini dapat meringankan dan mempermudah Customer, karena tanggung jawab ketiga hal tersebut adalah sudah menjadi milik penyedia layanan. Kesimpulan dari implementasi ini adalah biaya terbesar yang dialokasikan adalah untuk penggunaan software, lebih tepatnya untuk membayar biaya layanan SaaS. Berdasarkan kondisi latar belakang tersebut maka adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut :

7 1. Bagaimana peluang penyewaan software Restaurant Non Chain online secara berlangganan di kota Pontianak dan berapa BEP pada usaha ini? 2. Bagaimana pemakaian Software Restaurant dapat membantu proses pengelolaan bisnis pada Restaurant Non Chain di kota Pontianak? 3. Bagaimana penggunaan layanan cloud computing dapat memberikan keuntungan bagi pengelola Restaurant Non Chain di kota Pontianak dalam segi biaya investasi IT? Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan peluang usaha software khusus Restaurant Non Chain di Pontianak dengan menggunakan cloud computing, untuk mencari apakah penerapan IT dapat membantu proses pengelolaan bisnis pada Restaurant Non Chain di Pontianak, dan untuk meneliti apakah penggunaan Cloud Computing dapat memberikan keuntungan bagi pengelola Restaurant Non Chain di Pontianak dalam segi finansial. Adapun manfaat-manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah untuk menambah wawasan agar dapat memahami dan mempelajari lebih dalam hal-hal yang berhubungan dengan upaya penerapan IT secara Cloud Computing bagi Restaurant non chain di Pontianak. Menurut Baldacchino (2009) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang. Menurut Dennis Posada (2007) mendefinisikan istilah technopreneurship dalam cakupan yang lebih luas, yakni sebagai wirausaha di bidang teknologi yang mencakup teknologi semikonduktor sampai ke asesoris Komputer Pribadi ( PC). Menurut Freddy Rangkuti (2006:18) menyatakan bahwa SWOT adalah identitas berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi pelayanan. Analisis ini berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan dapat meminimalkan kekurangan dan ancaman. Michael E. Porter merupakan salah satu marketing merupakan salah satu ahli marketing terkenal. Teori Porter yang paling terkenal adalah Porter s Five Forces Analysis. Menurut Porter ( 2008:3 ) definisi analisis Five Forces ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah suatu produk memiliki potensi yang menguntungkan dimana keuntungan tidak hanya diambil dari kondisi yang baik tetapi juga harus dari kondisi yang lemah. Menurut Assauri, Sofjan (2007) menyatakan bahwa pemasaran akan lebih optimal apabila marketer perlu memiliki dukungan yang kuat tentang pemahan dari cara yang paling efektif dan efisien dalam melaksanakan kegiatan pemasaran berdasarkan pemikiran strategis yang disusun dalam rencana keseluruhan yang menggambarkan semua aktivitas pemasaran akan dilakukan, ditentukan dengan ukuran waktu tertentu meliputi: proyeksi produksi, harga, target keuntungan, promosi, penjualan, dan anggaran pengeluaran untuk biaya aktivitas pemasaran untuk mencapai sasaran dan tujuan pemasaran yang diinginkan. Cloud Computing muncul pertama kali pada Tahun 1960 oleh John McCarthy yang menyatakan bahwa Komputasi suatu hari nanti akan menjadi sebuah utilitas umum. Persamaan Cloud Computing memiliki sebuah karateristik yang sama dengan biro jasa, yang dimana biro jasa ini ditujukan bagi pengguna. Menurut Roger S Pressmann (2005:774) menyatakan bahwa Software adalah sebuah perkembangan dari hardware dan sistem engineerin, dalam rekayasa peranti lunak (software) mencakup tiga elemen kunci, antara lain metode, alat, dan prosedur.

8 METODE PENELITIAN Gambar 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Berdasarkan kerangka fikir business plan diatas untuk usaha bisnis penyewaan Software Restaurant secara online mempunyai strategi marketing tersendiri. Strategi marketing yang digunakan oleh Bisnis penyewaan Software Restaurant meliputi : Segmentasi Pasar Dengan adanya segmentasi pasar, maka kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah, dan sumber daya yang dimiliki oleh Usaha penyewaan Software Restaurant ini dapat digunakan secara lebih efektif, efisien, dan dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen. Segmentasi Pasar yaitu Restaurant Non chain dari skala kecil, menengah, dan besar.

9 Targeting Target konsumen di dalam penyewaan software Restaurant secara online di Pontianak adalah Restaurant Non Chain dari skala menengah dan besar. Positioning Setelah melakukan segmentasi dan tergeting, Strategi Marketing yang terakhir adalah dengan melakukan positioning. Positioning yang dipilih adalah positioning berdasarkan kategori produk yang dimana tidak hanya software restaurant yang ditawarkan, tetapi juga menawarkan bisnis software Restaurant. Untuk Marketing Strategy ada beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan tentang strategi marketing 4p yaitu : Produk Barang yang ditawarkan disini adalah penyewaan software Restaurant online secara cloud computing dan khusus untuk restaurant non chain yang ada di pontianak. Price Harga penyewaan software Restaurant Non Chain di Pontianak, yang ditawarkan sesuai dengan paket produk yang dipilih dan sistem pembayarannya bisa perbulan atau per tahun. Promotion Promosi penyewaan software Restaurant Non chain yang akan digunakan adalah dengan internal promo, konsumen promo dengan memberikan diskon, dan melalui media di Pontianak. Place Penyedia layanan software Restaurant lebih memilih lokasi yang strategis dimana lokasi adalah sebagai salah satu syarat demi kesuksesan bisnis penyewaan software di kota pontianak. HASIL DAN PENELITIAN

10 PT. Software Creative Solution menggunakan analisis Porter 5 Forces yang dimana digunakan untuk memberikan gambaran mengenai bagaimana tingkat persaingan dari suatu industri dan lingkungan kompetitif yang akan berpengaruh terhadap pemasaran suatu produk. Adapun analisa Porter 5 Forces adalah sebagai berikut : 1. Rivalvy among existing competitors Untuk pesaing di dalam penyewaan Software Restaurant online di kota Pontianak masih belum ada, akan tetapi ada beberapa perusahaan Software Restaurant di kota pontianak yang sudah lama menjalankan bisnis usaha Software Restaurant dan menawarkan Software Restaurant masih menggunakan CD yaitu I Global Solution dan Kreatif Software Pro. 2. Threat of new entrants Dengan melakukan pengamatan tersebut, PT. Software Creative Solution mengambil langkah untuk dapat berkompetisi dengan pendatang baru dan perusahaan Software Restaurant Non Chain yang sudah ada di kota Pontianak. Untuk pendatang baru ada kemungkinan akan membuka cabang di kota Pontianak yaitu ventrasys dan solis resto. 3. Threat of substitute product or service Sejauh ini yang saya lihat belum ada ancaman produk subtitusi yang bisa menggantikan penyewaan software Restaurant secara online di Pontianak. 4. Bargaining Power Of Supplier Untuk kekuatan dari supplier, supplier khusus di kota pontianak tidak ada akan tetapi diperlukan SDM Programmer untuk membuat Software Restaurant Non Chain. 5. Bargaining The power Of Buyer Untuk penawaran produk, PT. Software Creative menyediakan beberapa paket yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan konsumen. Harga yang sudah ditentukan oleh PT. Software Creative Solution sesuai dengan paket yang dimana tergantung kepada konsumen yang ingin berlangganan secara bulanan atau pertahun Peluang pasar untuk PT. Software Creative Solution ini sangat tinggi karena perusahaan Software Non Chain di kota Pontianak yang belum memakai sistem online, yang dimana Software Creative Solution ini menawarkan kepada pemilik Restaurant Non chain dengan cara berlangganan. Penyewaan Software Restaurant ini tergantung dari pemilik Restaurant Non Chain dengan harganya pun tidak terlalu mahal dan tidak perlu memanggil Tenaga IT bila terjadi masalah pada aplikasi tersebut. Untuk itu PT. Software Creative Solution menggunakan analisis SWOT untuk menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimana analisis SWOT akan dijelaskan sebagai berikut : Kekuatan ( Strength ) Untuk saat ini masih jarang ditemui bisnis software Restaurant Non Chain yang menawarkan berlangganan secara online dengan menggunakan layanan cloud computing di kota Pontianak. Kelemahan ( Weakness ) Kelemahan dalam bisnis usaha penyewaan Software Restaurant Non Chain yaitu masih diperlukan tenaga IT professional untuk membuat dan menghasilkan Software Restaurant khusus Restaurant Non Chain yang sesuai dengan keinginan konsumen dan masih banyak pemilik restaurant Non Chain di kota Pontianak yang tidak mau menerapkan IT dalam bisnis usahanya dan kurang memahami akan kemudahan yang bisa didapat dengan penggunaan aplikasi Restaurant Non Chain. Kesempatan ( Opportunity ) Untuk usaha bisnis ini memiliki peluang yang besar karena penyewaan software Restaurant secara online ini termasuk jarang dan belum banyak competitor yang menawarkan software Restaurant secara online. Saat ini banyak Restaurant baru yang sedang berkembang, jadi ada kesempatan untuk menjalankan bisnis usaha ini, yang dimana memerlukan software restoran agar lebih memudahkan di dalam perencanaan bisnis.

11 Ancaman ( Thread ) Ancaman akan muncul jika terdapat usaha bisnis software Restaurant yang sejenis dan pendatang baru di kota Pontianak. Oleh sebab itu kualitas produk yang dibuat harus terus dijaga dan melakukan inovasi agar usaha bisnis ini dapat survive. Penyewaan Software Restaurant Non Chain online di kota Pontianak menganut bisnis model subscription dan pendapatan yang diterima oleh usaha ini adalah penyewaan software restaurant Non chain secara bulanan maupun pertahun. Adapun rincian biaya penyewaan Software Restaurant Non Chain secara online di kota Pontianak adalah sebagai berikut: 1. Paket Silver : Rp / Bulanan / Tahunan 2. Paket Gold : Rp / Bulanan / Tahunan 3. Paket Platinum : Rp / Bulanan / Tahunan Berdasarkan target konsumen atau penyewaan software Restaurant Non Chain di kota Pontianak yang dimana sesuai paket yang ditawarkan adalah sebagai berikut : Target Konsumen Paket Silver. Untuk target konsumen paket Silver adalah pendapatan Restaurant Non Chain yang setiap bulannya mencapai omset Rp Rp Restaurant-restaurant Non Chain yang menjadi target adalah Restaurant Chinese Food dan Restaurant Vegetarian di kota Pontianak. Target Konsumen Paket Gold. Untuk target konsumen paket Gold adalah pendapatan Restaurant Non Chain yang setiap bulannya mencapai omset Rp Rp Restaurant-restaurant Non Chain yang menjadi target adalah Restaurant Seafood dan Restaurant Steak di kota Pontianak. Target Konsumen Paket Platinum. Untuk target konsumen paket Platinum adalah pendapatan Restaurant Non Chain yang setiap bulannya mencapai omset Rp Rp keatas. Restaurant-restaurant Non Chain yang menjadi target adalah Restaurant Seafood di kota Pontianak. Untuk Cost Model pada usaha penyewaan Software Restaurant Non Chain online ini adalah biaya dialokasikan pada penyewaan layanan cloud computing pada PT. Telkom Indonesia di Kota Pontianak. Penyewaan Cloud Computing pada PT. Telkom yaitu Telkom VPS. Penyewaan Telkom VPS, PT. Software Creative Solution menyewa paket Telkom VPS Gold dengan biaya Rp / bulan untuk 2 users. Berikut ini adalah spesifikasi harga penyewaan Telkom VPS secara bulanan dengan paket-paket yang ditawarkan oleh PT. Telkom Indonesia yaitu : Gambar 4.4 Daftar Harga Paket penyewaan Telkom VPS pada PT. Telkom Indonesia

12 Software Restaurant yang dibuat oleh PT. Software Creative Solution adalah aplikasi yang dikhususkan bagi Restaurant-Restaurant Non Chain di kota Pontianak yang dimana aplikasi ini dapat memberikan beberapa keuntungan dan peningkatan kualitas pelayanan usaha kepada pemilik Restaurant Non Chain yang menggunakannya. Produk Software Restaurant Non Chain ini mengadministrasi kegiatan operasional dari front sampai back-end. Software Restaurant Non Chain yang ditawarkan oleh PT. Software Creative Solution terdiri dari paket-paket yang didalamnya terdapat beberapa aplikasi yang sudah disediakan dan paket tersebut bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan pengguna. Adapun contoh desain website dan aplikasi-aplikasi yang ditawarkan di dalam paket yaitu : 1. Website Restaurant Non Chain 2. Paket Silver

13 3. Paket Gold 4. Paket Platinum Untuk mengetahui Data jumlah Restaurant-restaurant Non Chain yang berdiri di Kota Pontianak pada Tahun 2006 Tahun 2011, yang dimana data jumlah Restaurant Non chain didapat dari Dinas Pariwisata di Kota Pontianak. Untuk beberapa Restaurant sudah terdaftar membayar pajak Restaurant kepada Dinas Pendapatan Daerah berjumlah 80 Restaurant Non Chain dari Tahun Tahun Berikut ini adalah perbandingan jumlah Restaurant Non Chain dan Chain di kota Pontianak :

14 Gambar 4.6 Data jumlah Restaurant Non Chain dan Chain di kota Pontianak Berdasarkan gambar 4.6 menjelaskan bahwa lebih banyak berdirinya Restaurant Non Chain di kota Pontianak setiap tahunnya dibandingkan dengan Restaurant Chain. Pemilihan usaha ini karena banyaknya jumlah Restaurant Non Chain di kota Pontianak dan melihat adanya peluang pada usaha penyewaan Software Restaurant Non Chain online dengan menggunakan layanan Cloud Computing. Restaurant-restaurant Non Chain yang berdiri di kota Pontianak antara lain adalah Restaurant Seafood, Restaurant Chinese, Restaurant Steak, dan Restaurant Vegetarian. Adapun pembagian jumlah masing-masing Restaurant Non Chain di kota Pontianak yaitu : Gambar 4.7 Jumlah masing-masing Restaurant Non Chain di kota Pontianak Berdasarkan gambar 4.7 jumlah masing-masing Restaurant Non Chain di kota Pontianak yang dimana jumlah Restaurant Non Chain paling banyak adalah Restaurant Seafood dibandingkan dengan Restaurant Chinese, Restaurant Steak, dan Restaurant Vegetarian. Data ini diambil dari Dinas Pendapatan Daerah pada Tahun Untuk harga yang ditawarkan oleh PT. Software Creative Solution tergantung dari paket yang diambil sesuai kebutuhan konsumen. Adapun harga-harga paket PT. Software Creative Solution yaitu :

15 Paket Silver Paket Silver memiliki harga berkisar / perbulan, yang dimana Software Restaurant ini terdiri dari aplikasi data customer, reservarsi, data data pegawai, daftar menu, transaksi pembayaran, orderan menu, dan Mencatat pemakaian bahan untuk pembuatan produk Paket Gold Paket Gold memiliki harga berkisar / perbulan, yang dimana Software Restaurant ini terdiri dari aplikasi data customer, reservarsi, data supplier, data pegawai, daftar menu, transaksi pembayaran, orderan menu, laporan pemasukan kas harian, laporan pengeluaran kas harian, laporan pemasukan kas bulanan, laporan pengeluaran kas bulanan, mencatat pemakaian bahan untuk pembuatan produk, dan data komplain pelanggan. Paket Platinum Paket Platinum memiliki harga berkisar / perbulan, yang dimana Software Restaurant ini terdiri dari aplikasi aplikasi data customer, reservarsi, data supplier, data pegawai, daftar menu, transaksi pembayaran, orderan menu, laporan pemasukan kas, laporan pengeluaran kas, laporan pemasukan kas bulanan, laporan pengeluaran kas bulanan, data komplain pelanggan, inventory, multiple payment methods, dan mencatat pemakaian bahan untuk pembuatan produk. PT. Software Creative Solution akan mendapatkan tuntunan dalam menjalankan bisnis serta melihat kemungkinan-kemungkinan resiko bisnis, keberadaan pasar potensialnya, dan produk yang akan menjadi market leader. Tahapan pengembangan dari PT. Software Creative Solution adalah sebagai berikut : Kegiatan Pembentukan organisasi Perekrutan karyawan dan programmer Pelatihan karyawan dan programmer Pembuatan aplikasi Software Restaurant Non Chain dan website Bulan X X X X X X X Live Site X X X X X X Promosi penjualan X X X X X X X X X Evaluasi dan pengembangan Produk X x Melakukan Penjualan Produk X X X X X X Gambar 4.11 Development Timeline

16 Dari tabel 4.12 ini menunjukkan bahwa PT. Software Creative Solution berniat untuk menaikkan pendapatan pada tahun Revenue Projection ini didapat dari penjualan produk pada bulan Januari 2013 Desember Gambar 4.12 Revenue Projections PT. Software Creative Solution pada Tahun Untuk Cost Of Good Sold, PT. Software Creative solution melihat bahwa COGS ini dilihat dari penjualan dari sisi produk dan biaya operasional yang akan dikeluarkan. Biaya operasional ini adalah penyewaan Telkom VPS yang dilakukan oleh PT. Software Creative Solution secara perbulan. Dapat dilihat dari Tabel 4.13 bahwa adanya peningkatan biaya operasional setiap tahun, yang dimana dapat dilihat dari pengeluaran biaya operasional secara bulanan. Gambar 4.13 Cost Of Good Sold PT. Software Creative Solution Tahun Berdasarkan perkiraan Income Statement, maka PT. Software Creative Solution berencana untuk melakukan strategi untuk mendapatkan peningkatan net profit untuk tiap tahunnya sebesar 50%.

17 PT. Software Creative Solution INCOME STATEMENT Per 31 Desember Desember 2017 Product / Service Description Revenues Paket Silver Rp Rp Rp Rp Rp Paket Gold Rp Rp Rp Rp Rp Paket Platinum Rp0 Rp Rp Rp Rp Total Revenues Rp Rp Rp Rp Rp COGS Paket Silver Rp Rp Rp Rp Rp Paket Gold Rp Rp Rp Rp Rp Paket Platinum Rp0 Rp Rp Rp Rp Total COGS Rp Rp Rp Rp Rp Gross Profit Paket Silver Rp Rp Rp Rp Rp Paket Gold Rp Rp Rp Rp Rp Paket Platinum Rp0 Rp Rp Rp Rp Total Gross Profit Rp Rp Rp Rp Rp Operating Expenses Biaya Gaji Pegawai Rp Rp Rp Rp Rp Biaya Telp dan Listrik Rp Rp Rp Rp Rp Biaya Internet Rp Rp Rp Rp Rp Biaya Promosi Rp Rp Rp Rp Rp Biaya lain lain Rp Rp Rp Rp Rp Biaya Asuransi Rp Rp Rp Rp Rp Biaya Transportasi Rp Rp Rp Rp Rp Biaya Depresiasi Rp Rp Rp Rp Rp Biaya Amortisasi Rp Rp Rp Rp Rp Biaya Cicil ( rumah) Rp Rp Total Operating Expenses Rp Rp Rp Rp Rp Earnings From Operations (Rp ) (Rp ) Rp Rp Rp Taxes ( 25%) Rp Rp Rp Net Earnings (Rp ) (Rp ) Rp Rp Rp Cumulative Net Earning (Rp ) (Rp ) Rp Rp Rp Tabel 4.15 Income Statement Assumption SIMPULAN Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis mengambil kesimpulan untuk menjawab indentifikasi masalah pada latar belakang Bab 1 yaitu : Peluang usaha penyewaan Software Restaurant Non Chain di kota Pontianak sangat besar peluangnya, dikarenakan tidak adanya perusahaan Software yang menawarkan usaha aplikasi Restaurant Non Chain yang sama dengan sistem online dan menyewakan Software Restaurant Non Chain dengan memakai layanan Cloud Computing. Break Event Point pada usaha ini terjadi pada tahun ketiga bulan november sebesar Rp dengan modal awal sebesar Rp Dengan penggunaan Software Restaurant pada Restaurant Non Chain di kota Pontianak dapat membantu di dalam proses pengelolaan bisnis Restaurant, yang dimana proses akan menjadi lebih cepat dan otomatisasi dibandingkan dengan Restaurant Non Chain yang masih memakai cara manual dengan proses yang sangat lama. Penggunaan layanan cloud Computing pada Restaurant Non Chain di kota pontianak dapat memberikan keuntungan kepada pengelola Restaurant Non Chain, dikarenakan perlu mengeluarkan biaya investasi yang mahal untuk biaya maintenance software, hardware, dan biaya tenaga IT. Dengan penggunaan layanan Cloud computing, pengelola restaurant Non

18 Chain dapat melakukan penyewaan dengan cara berlangganan baik perbulan maupun pertahun. Layanan Cloud computing juga dapat membantu bisnis operasional dan manajemen menjadi lebih mudah, dikarenakan sistem yang ditawarkan oleh cloud computing dapat diatur dengan mudah dan berorientasi pada profit. Jadi tidak perlu ada biaya tambahan investasi IT bagi Restaurant Non Chain di pontianak yang dimana biaya invetasi IT hanya pada biaya Operating Expenses dalam bentuk sewa aplikasi Restaurant Non Chain dan pengguna tidak perlu menyediakan SDM IT. DAFTAR PUSTAKA Michael, E Porter. (2008). On competition. Updated and expanded edition. a Harvard Business Review book. Rangkuti, Freddy. (2006). Teknik Membedah Kasus Bisnis. Edisi 13. Penerbit Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Rogers, Pressman. (2005). Software Engineering - A Practitioner s Approach. 6th Edition. McGraw- Hill Higher Education : India. William Bygrave, (2008). Entreprenuership. 1 th Edition.Wiley, John & Sons, Inc : USA.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya hidup modern dengan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya hidup modern dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Restaurant adalah salah satu industri di dunia yang berkembang dengan cepat, khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya hidup modern dengan fleksibilitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Properti Properti berasal dari bahasa Latin yaitu proprietas atau berarti kepemilikan, dan merujuk pada satu atau lebih entitas yang dimiliki seseorang atau badan organisasi, dimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Liquefied Petroleum Gas (LPG) LPG adalah singkatan dari Liquefied Petroleum Gas yang di Iindonesia (oleh PERTAMINA) diproduksi /dipasarkan dengan nama dagang Elpiji. Elpiji umumnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ENTREPRENUERSHIP ( KEWIRAUSAHAWAN ) Menurut Bjerke (2005) menyatakan bahwa Studi kewirausahaan berkembang dalam disiplin ilmu lain yang penekanannya pada wirausaha sendiri. Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis memasuki fase baru dimana persaingan menjadi semakin kompetitif. Perkembangan teknologi informasi menjadi salah satu faktor yang menyebabkan

Lebih terperinci

Nama : Irfan Ramadhan NIM : Kelas : S1T1 2B ABSTRAKSI

Nama : Irfan Ramadhan NIM : Kelas : S1T1 2B ABSTRAKSI Nama : Irfan Ramadhan NIM : 10.11.3637 Kelas : S1T1 2B ABSTRAKSI Peluang bisnis adalah suatu kesempatan dimana seseorang dapat memulai kegiatannya berperan dalam dunia bisnis, yaitu dengan memproduksi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

E-Marketing dalam E-Business

E-Marketing dalam E-Business 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang e-marketing di dalam Dalam e-business terdapat E-Marketing dimana e-marketing juga berperan dalam penyusunan sistem e- business.berikut ini adalah beberapa definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa perlu menjaga kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis pengaruh bauran pemasaran Rumah Makan Bakso Salatiga Bandung terhadap loyalitas konsumen Bakso Salatiga,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE DALAM MENINGKATKAN STRATEGI BISNIS DAN TEKNOLOGI PADA PT. PAKARTI GRAHA SENTOSA

PENERAPAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE DALAM MENINGKATKAN STRATEGI BISNIS DAN TEKNOLOGI PADA PT. PAKARTI GRAHA SENTOSA 1 PENERAPAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE DALAM MENINGKATKAN STRATEGI BISNIS DAN TEKNOLOGI PADA PT. PAKARTI GRAHA SENTOSA Galih Permadi Putra Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia dan Derly

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dibuat tidak berdasarkan tekanan apapun dan murni dari hasil analisa yang diperoleh. Dari analisa yang dilakukan pada Bab IV, maka dapat diambil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Strategic Company Strategy merupakan kombinasi dari pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk melayani pelanggan, dapat memenangkan

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Business Plan APLIKASI BERBASIS AWAN (CLOUD COMPUTING) UNTUK PRODUSEN ALAT- ALAT ELEKTRONIK MATA KULIAH INOVASI DAN KEWIRAUSAHAAN TT32GB

Business Plan APLIKASI BERBASIS AWAN (CLOUD COMPUTING) UNTUK PRODUSEN ALAT- ALAT ELEKTRONIK MATA KULIAH INOVASI DAN KEWIRAUSAHAAN TT32GB Business Plan APLIKASI BERBASIS AWAN (CLOUD COMPUTING) UNTUK PRODUSEN ALAT- ALAT ELEKTRONIK MATA KULIAH INOVASI DAN KEWIRAUSAHAAN TT32GB Disusun oleh : Iqbal Pramadita 1150900080 FAKULTAS ELEKTRO DAN KOMUNIKASI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Yield Management Internet telah menyebabkan banyak perusahaan untuk mempertimbangkan kembali model bisnis mereka saat ini dan mengevaluasi bagaimana untuk menangkap potensi pendapatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan munculnya produk-produk baru. Cepat atau lambat, hampir semua produk yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. dan munculnya produk-produk baru. Cepat atau lambat, hampir semua produk yang ada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir tidak ada perusahaan yang dapat luput dari pengaruh kemajuan teknologi dan munculnya produk-produk baru. Cepat atau lambat, hampir semua produk yang ada sekarang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa STP (Segmentasi, Target, Positioning) Dalam melakukan manajemen pemasaran diperlukan suatu analisa untuk mengetahui hal hal mengenai segmentasi konsumen, target

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah Penulis melakukan analisis terhadap lingkungan industri yang dihadapi oleh Dewi Sambi Tenun dan Perancangan saluran distribusi multi channel Marketing,

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan sistem dan teknologi informasi berkembang sangat pesat dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka dimungkinkan penerapan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB VI KESIMPULAN & SARAN BAB VI KESIMPULAN & SARAN 6. Kesimpulan berikut: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai. Faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen dalam pemilihan restaurant

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

Pendahuluan. Metode Pengerjaan. Hasil Analisis

Pendahuluan. Metode Pengerjaan. Hasil Analisis Pendahuluan Metode Pengerjaan Hasil Analisis Unit Otonom ABC merupakan unit otonom yang khusus mengelola gedung perkantoran dari perusahaan induk PT. Krakatau Steel Dalam membantu kegiatan proses bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Latar Belakang PT. Natura Foods Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang industri minuman dalam kemasan gelas dan sachet. Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility BAB III METODOLOGI 3.1 METODE PERENCANAAN BISNIS Untuk merencanakan konsep pengembangan model bisnis dari developer rumah container ini, kami menggunakan berbagai macam perencanaan dan sistem untuk menjaga

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. JAMSOSTEK (PERSERO) DENGAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE

PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. JAMSOSTEK (PERSERO) DENGAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. JAMSOSTEK (PERSERO) DENGAN METODE ENTERPRISE ARCHITECTURE Afif Iswardhana Barmansyah Bina Nusantara University, Jakarta081285326611, afifiswardhana@ymail.com

Lebih terperinci

PENGANTAR BUSINESS PLAN

PENGANTAR BUSINESS PLAN PENGANTAR BUSINESS PLAN Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian business plan 2. Latar belakang penyusunan business plan 3. Tujuan business plan 4. Manfaat business plan 5. Elemen dasar business plan 6. Aspek-aspek

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan limpahan rahmat-nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis yang berjudul Analisis dan Perumusan Strategi Marketing untuk

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS TOKO FAJAR BARU

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS TOKO FAJAR BARU Volume 5. No : 3, 2017 1 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS TOKO FAJAR BARU Pricillia Wanandi Program Studi Manajemen Bisnis, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121 131, Surabaya E-mail: shiel_pricillia@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian untuk menjawab tujuan penelitian yang terdapat pada Bab pertama,

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian untuk menjawab tujuan penelitian yang terdapat pada Bab pertama, BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Sebagai bagian akhir dalam penelitian, berikut disampaikan kesimpulan penelitian untuk menjawab tujuan penelitian yang terdapat pada Bab pertama, yaitu: 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan besarnya kebutuhan masyarakat akan makanan sebagai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu mengirinkan barang dalam skala besar. Sejarah serta perkembangannya

Lebih terperinci

BAB III EVALUASI BISNIS

BAB III EVALUASI BISNIS BAB III EVALUASI BISNIS 3.1. Evaluasi Pencapaian Bisnis Konveksi Pakaian KVKU Pola gaya hidup konsumtif masyarakat Indonesia sangat berpengaruh terhadap performa penjualan KVKU dari tahun ke tahunnya.

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan Dunia kita membutuhkan konsumsi energi yang semakin meningkat untuk sumber daya ekonomi kita. Sumber dominan energi dunia berasal dari pasokan

Lebih terperinci

Relax, Investasi Anda Aman Dengan Snapy...

Relax, Investasi Anda Aman Dengan Snapy... Relax, Investasi Anda Aman Dengan Snapy... VISI Menjadi franchise internasional pilihan pertama untuk mid size investor MISI Membangun jaringan center dan digital smart print yang terdepan dan sangat diandalkan

Lebih terperinci

Laporan Hasil Wawancara. Narasumber : Bapak Imam M.R. (Wireless Broadband Access Manager ICT Centre Jakarta)

Laporan Hasil Wawancara. Narasumber : Bapak Imam M.R. (Wireless Broadband Access Manager ICT Centre Jakarta) L1 LAMPIRAN 1 Laporan Hasil Wawancara Narasumber : Bapak Imam M.R (Wireless Broadband Access Manager ICT Centre Jakarta) 1. Apakah sistem informasi yang menjadi kebutuhan perusahaan saat ini, mengingat

Lebih terperinci

Rencana Bisnis Pendirian Perusahaan Baru (Corporate Business Plan)

Rencana Bisnis Pendirian Perusahaan Baru (Corporate Business Plan) Rencana Bisnis Pendirian Perusahaan Baru (Corporate Business Plan) Ringkasan Eksekutif PT. INDOTRUST TECHNOLOGY merupakan perusahaan swasta nasional, yang rencananya akan didirikan pada bulan Juli tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Pemasaran Menurut Paul D. Converse, Harvey W. Huegy dan Robert V. Mitchell, dalam bukunya Elements of Marketing menyatakan bahwa marketing didefinisikan sebagai kegiatan

Lebih terperinci

2 Sistem Informasi untuk Keunggulan Strategis

2 Sistem Informasi untuk Keunggulan Strategis Information System Strategic Design 2 Sistem Informasi untuk Keunggulan Strategis Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Pengertian Sistem Informasi dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kewirausahaan Joseph Schumpeter, memperkenalkan definisi modern dari entrepreneur (wiraswasta), yaitu: seseorang yang merusak tatanan ekonomi yang telah terbentuk, dengan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Keuangan Metode analisis keuangan yang digunakan dalam pengukuran pngembalian investasi bisnis SPBG adalah sebagai berikut : a. Sensitivity Analysis Pada perhitungan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan BAB V ANALISA 5.1 Analisis Segmentasi Segmentasi berdasarkan variabel demografi dengan analisis klaster pada bab sebelumnya terbentuk 3 klaster, berdasarkan variabel gaya hidup juga terbentuk 3 klaster,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan tinggi menempati posisi yang strategis dalam pembangunan masyarakat. Perkembangan masyarakat

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: competitive advantage, quality and uniqueness of the product, promotion, Business plan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: competitive advantage, quality and uniqueness of the product, promotion, Business plan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Food Variety Nation is a company engaged in the field of culinary-themed western sells sandwiches, burgers and kebabs. Company is located in Bandung, West Java, Indonesia. FVN promote the quality

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III Landasan Teori

BAB III Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri)

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri) BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI (Simpanan Masyarakat Kota Santri) A. Urgensi Strategi Pemasaran bagi BMT dalam Meningkatkan Produk Si Santri Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Real Estate Real Estate didefinisikan sebagai lahan dan semua peningkatan alami dan yang dibuat oleh manusia yang secara permanen terikat kepadanya (Sirota, 2006, p1). Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN LANJUT PERENCANAAN PEMASARAN. Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si. UNIVERSITAS MERCU BUANA. Modul ke:

KEWIRAUSAHAAN LANJUT PERENCANAAN PEMASARAN. Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si. UNIVERSITAS MERCU BUANA. Modul ke: KEWIRAUSAHAAN LANJUT Modul ke: PERENCANAAN PEMASARAN Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si. UNIVERSITAS MERCU BUANA TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional Umum : Setelah mempelajari materi kuliah Kewirausahaan

Lebih terperinci

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1 RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Teknologi telah menjadi unsur yang terdapat dalam kehidupan manusia, bahkan hampir di semua aspek kehidupan. Hampir semua

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengumpulan data, pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan, adapun kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, membuat setiap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, membuat setiap masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, membuat setiap masyarakat berlomba-lomba untuk mulai berusaha dan beraktivitas untuk mendapatkan penghasilan agar dapat

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut American Marketing Association adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasi pemasaran total, termasuk perumusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan pemasaran tidak lagi menggunakan metode tradisional melainkan menggunakan teknologi. Teknologi merupakan hal yang hampir tidak dapat dipisahkan dalam hidup.

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Services Marketing Marketing (pemasaran) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Manajemen pemasaran (marketing management) sebagai seni dan ilmu memilih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan pemasaran yaitu membuat agar penjualan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK YADIKA BANGIL

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK YADIKA BANGIL PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK YADIKA BANGIL Kurniawan Wahyu Haryanto 1) dan Hari Ginardi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini persaingan di dunia kerja semakin ketat dan pengangguran di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini persaingan di dunia kerja semakin ketat dan pengangguran di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini persaingan di dunia kerja semakin ketat dan pengangguran di Indonesia juga semakin banyak. Hal ini didukung dengan semakin banyaknya perusahaan besar dan kecil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya menuntut peralatan yang begitu. dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya menuntut peralatan yang begitu. dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dikoordinasikan untuk mencapai sebuah tujuan organisasi/perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI. dikoordinasikan untuk mencapai sebuah tujuan organisasi/perusahaan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis SI/TI Menurut Cassidy (2006), perencanaan adalah suatu harapan dalam penetapan tujuan organisasi/perusahaan dan membuat sebuah rumusan sistem perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan saat ini mengalami kenaikan yang cukup pesat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan saat ini mengalami kenaikan yang cukup pesat. Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri jasa yang bergerak di bidang kepariwisataan saat ini mengalami kenaikan yang cukup pesat. Banyak perusahaan baru hadir dan berkompetisi dengan

Lebih terperinci

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan Nyoman Ayu Nila Dewi STMIK STIKOM BALI

Lebih terperinci

III. LANDASAN TEORI 3.1 Electronic Commerce 3.2 Transaksi dalam E-Commerce

III. LANDASAN TEORI 3.1 Electronic Commerce 3.2 Transaksi dalam E-Commerce III. LANDASAN TEORI Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah membawa banyak perubahan pada stabilitas ekonomi global, yaitu maraknya penggunaan Internet sebagai medium untuk melakukan transaksi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pemeriksaan operasional atas strategi bauran pemasaran pada CUPS Coffee & Kitchen, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dari bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dijabarkan berbagai kesimpulan yang didapat. Dari kuesioner yang diadakan, bisa ditarik

Lebih terperinci

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 65 BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 5.1. Analisa SWOT 5.1.1. Strength (Kekuatan) - Mempunyai ragam variasi kegunaan yang tinggi (masak, membuat roti, minum, mengobati penyakit autisme,

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PADA PANGKAS RAMBUT SUNDA MENGGUNAKAN ANALISA SWOT FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK 2015

STRATEGI PEMASARAN PADA PANGKAS RAMBUT SUNDA MENGGUNAKAN ANALISA SWOT FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK 2015 STRATEGI PEMASARAN PADA PANGKAS RAMBUT SUNDA MENGGUNAKAN ANALISA SWOT Disusun Oleh : Nama : Fajrurrachman Hakim NPM : 12212738 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Retno Kusumaningrum,SE.,MM FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT Intan Pertiwi Industri PT Intan Pertiwi Industri merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri kawat las kobe atau welding

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, dengan jumlah penduduk sekitar 287 juta penduduk ( Time, July

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, dengan jumlah penduduk sekitar 287 juta penduduk ( Time, July BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia, dengan jumlah penduduk sekitar 287 juta penduduk ( Time, July 19 th 2004, pp 43 ), merupakan pasar potensial yamg sangat besar bagi setiap pemasar,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh pengusaha dalam usahanya mempertahan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PERGURUAN TINGGI XYZ MENGGUNAKAN METODE SWOT. Nurul Huda AMIK Bina Sriwijaya Palembang

RENCANA STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PERGURUAN TINGGI XYZ MENGGUNAKAN METODE SWOT. Nurul Huda AMIK Bina Sriwijaya Palembang RENCANA STRATEGI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PERGURUAN TINGGI XYZ MENGGUNAKAN METODE SWOT Nurul Huda AMIK Bina Sriwijaya Palembang ABSTRACT In this study, the authors formulate strategic planning for information

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bambang, Hariadi. (2005). Strategi Manajemen. Jakarta: Bayumedia Publishing.

DAFTAR PUSTAKA. Bambang, Hariadi. (2005). Strategi Manajemen. Jakarta: Bayumedia Publishing. 71 DAFTAR PUSTAKA Bambang, Hariadi. (2005). Strategi Manajemen. Jakarta: Bayumedia Publishing. Cooper, D.R. and Emory, C.E., 1992. Business Research Methods, 2 nd Edition, Richard D. Irwin. Inc. David,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. BMT Berkah dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented

BAB V PEMBAHASAN. BMT Berkah dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented 91 BAB V PEMBAHASAN A. Strategi Bersaing Bisnis Dengan Menggunakan Analisa SWOT Pada BMT Berkah Trenggalek BMT Berkah Trenggalek pada penilaian peneliti berada pada posisi kuadran I yaitu dengan menerapkan

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan pasti selalu ada dalam sebuah pasar terutama dalam dunia bisnis itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan pasti selalu ada dalam sebuah pasar terutama dalam dunia bisnis itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan pasti selalu ada dalam sebuah pasar terutama dalam dunia bisnis itu sendiri. Dimana banyak aspek bisa menjadi daya saing membuat suatu perusahaan dapat bertahan,

Lebih terperinci

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan. Ardhariksa Z, M.Med.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan. Ardhariksa Z, M.Med.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM Mata Kuliah Modul ke: - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Analisis Situasional Apa yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA A. Analisis Daya Saing Konveksi Semar Daya saing merupakan suatu konsep perbandingan kemampuan dan kinerja

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT

Lebih terperinci

BAB II ASPEK UMUM DAN ORGANISASI. : Rental Sewa Xiaomi Yi Kamera Malang

BAB II ASPEK UMUM DAN ORGANISASI. : Rental Sewa Xiaomi Yi Kamera Malang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Usaha sewa menyewa adalah salah satu jenis usaha yang peluangnya masih sangat menjanjikan apalagi untuk berbagai produk yang memiliki harga tinggi. Jenis usaha ini umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Peran sekolah dinilai sangat penting bagi maju dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Peran sekolah dinilai sangat penting bagi maju dan berkembangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan, sebab kualitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sistem dan teknologi informasi pada saat ini memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, semua aspek kehidupan masyarakat tidak terlepas dari dukungan

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Studi Pada PT Dimata Sora Jayate di Kota Denpasar)

FORMULASI STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Studi Pada PT Dimata Sora Jayate di Kota Denpasar) TESIS FORMULASI STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Studi Pada PT Dimata Sora Jayate di Kota Denpasar) I PUTU AGUS MAHENDRA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. satunya adalah handphone. Pada jaman sekarang, handphone menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. satunya adalah handphone. Pada jaman sekarang, handphone menjadi salah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini semakin cepat dan semakin canggih serta praktis. Teknologi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia zaman

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL MEREK TOYOTA PADA UD. DUA TIGA TUJUH MOTOR. Oleh : VINA SORAYA A

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL MEREK TOYOTA PADA UD. DUA TIGA TUJUH MOTOR. Oleh : VINA SORAYA A PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL MEREK TOYOTA PADA UD. DUA TIGA TUJUH MOTOR Oleh : VINA SORAYA A21107638 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Globalisasi perdagangan

Lebih terperinci

BAB IV BUSINESS PLAN

BAB IV BUSINESS PLAN BAB IV BUSINESS PLAN 4.1 Executive Summary Sebagai suatu kebutuhan hidup, gas mulai menjelma menjadi kebutuhan pokok di masyarakat Indonesia secara umum dan masyarakat Kota Pekanbaru khususnya. Ditambah

Lebih terperinci