Gambaran Umum Wilayah`

dokumen-dokumen yang mirip
Gambaran Umum Wilayah

BAB 5 RTRW KABUPATEN

BAB 2. GAMBARAN UMUM WILAYAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

BUPATI SERAM BAGIAN BARAT

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

Jumlah Anggaran 1 BELANJA , ,00 97, ,95

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Pelalawan

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

BAB I PENDAHULUAN...I.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA PRIORITAS PLAFON ANGGARAN SEMENTARA PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH.

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

D A F T A R I S I Halaman

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA 47 TAHUN 1997 (47/1997) 30 DESEMBER 1997 (JAKARTA)

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii

REALISASI PENCAIRAN DANA APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH S.D. TRIWULAN IV TA 2015

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BINTAN TAHUN

P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI MALUKU

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI RIAU

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA dan GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

Transkripsi:

Bab 2: Gambaran Umum Wilayah` 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik Kabupaten Seram Bagian Timur merupakan kabupaten hasil pemekaran berdasarkan UU Nomor 40 Tahun 2003 Tanggal 18 Desember 2003 dari Kabupaten Maluku Tengah menjadi Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Seram Bagian Timur. Kabupaten Seram Bagian Timur merupakan salah satu kabupaten yang terletak dibagian Timur dan selatan Pulau Seram Provinsi Maluku, dimana secara geografis berada pada 128 20 130 10 BT dan 02 50 04 40 LS. Sesuai UndangUndang Nomor 40 Pasal 7 Tahun 2003 batas wilayah kabupaten Seram Bagian Timur sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Seram Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Arafura Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Banda Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Maluku Tengah. Luas wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur mencapai 20.656,894 km 2, yang mencakup luas wilayah daratan 5.799,12 km 2, dan wilayah lautan 14.877,771 km 2. Terdiri dari 50 Pulau, terdapat di 15 kecamatan. Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten/Kota Nama DAS Luas (Ha) Das Bobot Das Masiwang Das Bobi Sumber: RTRW Kab. Administratif Nama Kecamatan Luas Wilayah Admisitratif Wilayah Terbangun perkecamatan Jumlah Kelurahan Luas Wilayah Administrasi Terbangun /Desa Km2 HA (%) thd (Ha) (%) thd total total Bula 10 643,36 64.336 5.470 8,502 Werinama 10 993,84 99.384 2.048 2,061 Seram Timur 7 73,35 7.335 4.724 64,404 PP. Gorom 11 91,23 9.123 6.600 72,345 Wakate 14 37,58 3.758 2.544 67,696 Tutuk Tolu 9 330,09 33.009 1.640 4,968 Siwalalat 12 847,19 84.719 2.014 2,377 Kilmuri 12 873,62 87.362 1.720 1,969 Bula Barat 11 880,29 88.029 2.974 3,378 Gorom Timur 18 29,29 2.929 2.358 80,505 Telu Waru 9 669,67 66.967 1.374 2,052 Pulau Panjang 6 20,53 2.053 608 29,615 Lian vitu 10 172,37 17.237 1.508 8,749 Kian Darat 10 129,23 12.923 1.246 9,642 Teor 10 7,48 748 493 65,869 Total 161 5.799,12 579.912 37.586 6,481

Sumber:: Kantor Bupati Seram Bagian Timur Peta 2.1: Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur Sumber:

Peta 2.2: Peta Administrasi Kabupaten Seram Bagian Timur Sumber : RTRW Kab. SBT

2.2 Demografi Nama Kecamatan Tabel 2.3: Jumlah penduduk dan kepadatannya 5 tahun terakhir Tingkat Jumlah Penduduk Jumlah KK Pertumbuhan Kepadatan pddk Tahun Tahun Tahun Tahun n5 n. n1 n5 n. n1 n5 n. n1 Bula 16410 2.735 Werinama 6144 1.024 Seram Timur 14172 2.362 PP. Gorom 19800 3.300 Wakate 7632 1.272 Tutuk Tolu 4920 820 Siwalalat 6042 1.007 Kilmuri 5160 860 Bula Barat 8922 1.487 Gorom Timur 7074 1.179 Telu Waru 4122 687 Pulau Panjang 1824 304 Lianfitu 4524 754 Kian Darat 3738 2.362 Teor 2274 379 20.532 Sumber: n n1 Nama Kecamatan Bula Werinama Seram Timur PP. Gorom Wakate Tutuk Tolu Siwalalat Kilmuri Bula Barat Gorom Timur Telu Waru Pulau Panjang Tabel 2.4: Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Pddk Tahun Tahun Tahun Tahun N n+. n+4 N n+. n+4 n n+. n+4 n. n1

Lianfitu Kian Darat Teor T O T A L Sumber:.. 2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah No Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Buru Selatan Tahun 2009 2013 Tahun Realisasi Anggaran 2009 2010 2011 2012 2013 A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 10.719.652.524 5.779.336.429 a.1.1 Pajak daerah 1.205.723.264 1.259.184.088 a.1.2 Retribusi daerah 541.338.870 689.702.480 a.1.3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan 0 152.380.880 a.1.4 Lainlain pendapatan daerah yang sah 8.972.590.391 3.678.068.980 a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 371.163.256.137 316.473.963 a.2.1 Dana bagi hasil a.2.2 Dana alokasi umum 219.402.316 214.695.338 a.2.3 Dana alokasi khusus 69.518.323 34.605.800 a.3 Lainlain Pendapatan yang Sah 4.054.089.963 385.036.998.625 a.3.1 Hibah a.3.2 Dana darurat a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota a.3.4 Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus Bantuan keuangan dari a.3.5 provinsi/pemerintah daerah lainnya B Belanja (b1 + b.2) b.1 Belanja Tidak Langsung 89.964.718.477 123.174.025.442 b.1.1 Belanja pegawai b.1.2 Bunga b.1.3 Subsidi b.1.4 Hibah b.1.5 Bantuan sosial b.1.6 Belanja bagi hasil b.1.7 Bantuan keuangan b.1.8 Belanja tidak terduga b.2 Belanja Langsung 353.750.730.860 241.993.866.521 b.2.1 Belanja pegawai b.2.2 Belanja barang dan jasa b.2.3 Belanja modal C Pembiayaan Surplus/Defisit Anggaran Sumber : Realisasi APBD tahun, diolah Rata2 pertumbuh an

No Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten/Kota.. Tahun 20 20. SKPD 1 PUCK 1.a Investasi 1.b operasional/pemeliharaan (OM) 2 KLH 2.a Investasi 2.b operasional/pemeliharaan (OM) 3 Kimtaru 3.a Investasi 3.b operasional/pemeliharaan (OM) 4 Dinkes 4.a Investasi 4.b operasional/pemeliharaan (OM) 5 Bappeda 5.a Investasi 5.b operasional/pemeliharaan (OM) 6 Bapermas 6.a Investasi 6.b operasional/pemeliharaan (OM) N SKPD lainnya (sebutkan) n.a Investasi n.b operasional/pemeliharaan (OM) 8 Belanja Sanitasi (1+2+3+ n) 9 Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+ na) 10 Pendanaan OM (1b+2b+3b+ nb) 11 Belanja Langsung 12 Proporsi Belanja Sanitasi Belanja Langsung(8/11) 13 Proporsi Investasi Sanitasi Total Belanja Sanitasi (9/8) 14 Proporsi OM Sanitasi Total Belanja Sanitasi (10/8) Sumber : Realisasi APBD tahun., diolah Tahun Rata2 n4 n3 n2 n1 N pertumbuhan No Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kab/Kota Tahun 20.. 20 Uraian 1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 ) 1.1 Air Limbah Domestik 1.2 Sampah rumah tangga 1.3 Drainase perkotaan 1.4 PHBS 2 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 ) 2.1 DAK Sanitasi 2.2 DAK Lingkungan Hidup 2.3 DAK Perumahan dan Permukiman 3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi 4 Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi Belanja Sanitasi (Rp.) Ratarata n4 n3 n2 n1 N Pertumbuhan

Belanja APBD murni untuk Sanitasi (123) Total Belanja Langsung % APBD murni terhadap Belanja Langsung Sumber : APBD tahun 20.. 20.., diolah No Tabel 2.8 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten/Kota.Tahun 20 20 D e s k r i p s i 1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota 2 Jumlah Penduduk Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2) Sumber : APBD dan BPS, diolah Tahun n4 n3 n2 n1 n Ratarata No 1 Retribusi Air Limbah 1.a Realisasi retribusi 1.b Potensi retribusi 2 Retribusi Sampah 2.a Realisasi retribusi 2.b Potensi retribusi 3 Retribusi Drainase 3.a Realisasi retribusi 3.b Potensi retribusi Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) Pertumb SKPD n4 n3 n2 n1 n uhan (%) 4 Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a) 5 Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b) 6 Proporsi Total Realisasi Potensi Retribusi Sanitasi (4/5) Sumber : No Tabel 2.10 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten/Kota Tahun 20 20 D e s k r i p s i 1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) 2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.) 3 Pertumbuhan Ekonomi (%) Sumber : Tahun n4 n3 n2 n1 N 2.4 Tata Ruang Wilayah 2.4.1. Konsep Struktur Ruang Struktur ruang di Kabupaten Seram Bagian Timur akan dibentuk dengan mengembangkan kotakota berdasarkan hirarki. Pengembangan struktur kota

berhirarki tersebut bertujuan untuk membentuk ruang sebagai satu kesatuan yang dibentuk oleh unsurunsur fungsional yang satu sama lain mempunyai sifat hubungan timbal balik. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah gambaran susunan unsurunsur pembentuk rona lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan buatan yang digambarkan secara hirarki dan berhubungan satu sama lain. Rencana struktur ruang kabupaten meliputi hirarki kota, sistem jaringan transportasi, dan sistem prasarana wilayah. Hirarki kota ditentukan berdasarkan besarnya permukiman, ketersediaan fasilitas dan fungsi yang ada maupun fungsi yang ditetapkan. Penentuan hirarki kota mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi. Konsep struktur ruang kota untuk Kabupaten Seram Bagian Timur terdiri atas PKW, PKL dan PPK dan PPL. Kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan wilayah (PKW) adalah: 1. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan eksporimpor yang mendukung PKN; 2. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten; dan/atau; 3. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten Kota yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL) adalah: 1. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan 2. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan Pusat Pelayanan Kawasan ( PPK) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa. Pengembangan jaringan transportasi di Kabupaten Seram Bagian Timur mengacu pada tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan wilayah di Kabupaten Seram Bagian Timur dan mendukung struktur perkotaan yang direncanakan. Sistem transportasi yang direncanakan adalah sistem transportasi terintegrasi baik transportasi darat, laut maupun udara dengan pengembangan beberapa pintu gerbang (multigate system). Pengembangan jaringan prasarana wilayah seperti listrik, air, dan prasarana pengelolaan lingkungan disesuaikan dengan perkembangan penduduk dan struktur kota. 2.4.2. Wilayah Pengembangan Wilayah Pengembangan dimaksudkan sebagai kebijakan pembangunan agar tingkat pelayanan wilayah lebih efektif dan efisien, baik pelayanan pemerintahan, pelayanan fasilitas kehidupan maupun pelaksanaan kegiatan pembangunan wilayah. Sejalan dengan programprogram pengembangan/ pembangunan yang telah direncanakan, serta untuk memperpendek rentang pelayanan pemerintah, baik dalam pelaksanaan, pengawasan, pengendalian pembangunan dan pelayanan fasilitas kehidupan. Pusatpusat wilayah yang ditunjuk akan menjadi tempat konsentrasi fasilitas pelayanan umum sesuai kebutuhan wilayah belakangnya dan kecamatankecamatan yang dibawahinya. Berdasarkan kondisi wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur, Wilayah Pengembangan (WP) dibagi menjadi 6 (Enam) yaitu :

1. Wilayah Pengembangan I, dengan pusat pengembangan di Kota Bula (Kecamatan Bula). Kegiatan yang akan dikembangkan di WP I meliputi pemerintahan kecamatan, perkotaan, permukiman, pertanian, perkebunan, peternakan, perdagangan, pariwisata, dan pertambangan. 2. Wilayah Pengembangan II, dengan pusat pengembangan di Kota Werinama (Kecamatan Werinama). Kegiatan yang akan dikembangkan di WP II adalah perkotaan, pemerintahan kecamatan,permukiman, perdagangan, perkebunan, peternakan dan pariwisata. 3. Wilayah Pengembangan III, dengan pusat pengembangan di Kota Geser (Kecamatan Seram Timur). Kegiatan yang akan dikembangkan di wilayah ini meliputi pemerintahan kecamatan, perkebunan, perikanan,perdagangan&jasa dan pariwisata. 4. Wilayah Pengembangan IV, dengan pusat pengembangan di Kota Kataloka (Kecamatan PP Gorom). Kegiatan yang akan dikembangkan di wilayah ini adalah pemerintahan kecamatan, perkebunan, perikanan perdagangan&jasa dan pariwisata. 5. Wilayah Pengembangan V, dengan pusat pengembangan di Kota Hunimua (Kecamatan Tutuk Tolu) Kegiatan yang akan dikembangkan di wilayah ini adalah pemerintahan Kabupaten, perkebunan, perikanan, perdagangan & jasa, pariwisata. 6. Wilayah Pengembangan VI, dengan pusat pengembangan di Kota Tamher Timur (Kecamatan Wakate). Kegiatan yang akan dikembangkan di wilayah ini adalah pemerintahan kecamatan, perkebunan, perikanan, perdagangan & jasa dan pariwisata. Selain pertimbangan dalam menentukan Wilayah Pengembangan diatas, juga keselarasannya dengan mekanisme perencanaan pembangunan tahunan yang berlaku di wilayah Seram Bagian Timur. Programprogram pembangunan demi kemudahan pengelolaan pelaksanaannya melibatkan proses pelimpahan kewenangan kepada perangkat pemerintah kecamatan. Oleh karena itu pembagian WP sesuai batasbatas kecamatan di wilayah ini diharapkan dapat memudahkan pengukuran pencapaian targettarget pembangunan yang direncanakan dalam RTRW kabupaten. 2.4.3. Sistem Perkotaan Berdasarkan kebijakan yang tertuang dalam RTRW Kabupaten dan berdasarkan hasil analisis dan kecenderungan perkembangan pusatpusat kegiatan di wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur, sistem hierarki pusatpusat pertumbuhan atau hirarki perkotaan di Kabupaten Seram Bagian Timur akan dikategorikan dalam 5 (lima) kelompok berdasarkan fungsi dan pelayanannya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi kabupaten, yaitu : 1. Kota yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dalam hal ini merupakan kota yang termasuk kedalam hirarki pusat pelayanan di RTRW Nasional dan RTRW Provinsi (sebagai simpul kedua kegiatan eksporimpor yang mendukung PKN), berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten. Untuk Kabupaten Seram Bagian Timur PKW terdapat di Kota Bula dan Kota Werinama; 2. Kota yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL), merupakan kota yang termasuk kedalam hirarki pusat pelayanan di RTRW Provinsi. Kota ini merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan, merupakan pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan, dan simpul transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan. Berdasarkan RTRW Provinsi PKL untuk Kabupaten Seram Bagian Timur ditentukan di Dataran Hunimua, Kota Geser dan Kota Kataloka;

Dataran Hunimua adalah ibukota kabupaten definitif yang saat ini berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang akan dipromosikan menjadi Pusat Kegiatan Wilayah (PKW). 3. Kota atau wilayah perkotaan yang berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Kawasan ( PPK), yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. PPK yang ditetapkan di Kabupaten Seram Bagian Timur adalah di Kota Tamher Timur (Kecamatan Wakate) dan Kota Waraswaras (Kecamatan Tutuk Tolu). 4. Wilayah yang berfungsi sebagai Pusat Pelayanan lingkungan (PPL) yang merupakan Pusat Desa yang skala pelayanannya melayani desa disekitarnya. PPL ditetapkan di Kabupaten Seram bagian Timur adalah Atiahu, Batuasa, Kilmuri, Urung, Kwaos, Selagor, Kian, Danama, Banggoi R, Waru, Amarsekaru, Miran, Pulau Panjang, Utta, Lahema dan Teor. Kemudian akan ada rencana pemekaran bakal calon 6 kecamatan baru yaitu : 1. Kecamatan Bula yaitu Kecamatan Bula Barat 2. Kecamatan Werinama yaitu Kecamatan Atiahu 3. Kecamatan Seram Timur yaitu Kecamatan Kilmuri dan Kecamatan Kian 4. Kecamatan Wakate yaitu Kecamatan Teor 5. Kecamatan Pulaupulau Gorom yaitu Gorom Timur Sistem pusatpusat permukiman tidak bisa dilepaskan dari struktur ruang yang ada, karena permukiman merupakan salah satu unsur penting dalam membentuk struktur ruang. Sementara itu penataan ruang sendiri pada dasarnya mengarahkan pada sistem pusatpusat permukiman. Fungsi kotakota dalam lingkup wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur akan diarahkan sesuai kemampuan kota tersebut dalam mendukung fungsi yang diembannya, baik sebagai pusat kegiatan dalam wilayah kota itu sendiri maupun secara regional atau wilayah kota di sekitarnya. Penetapan fungsifungsi kota tersebut berdasarkan pertimbangan keberadaan kota yang sangat mendukung pengembangan kawasan sekitar dan pengembangan wilayah secara umum. Sesuai dengan fungsinya dalam lingkup wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur, maka pengembangan kota diarahkan sebagai pusatpusat pelayanan, yaitu : 1. Pusat Pemerintahan Kabupaten 2. Pusat Pemerintahan Kecamatan 3. Pusat Perdagangan, Jasa, dan Pemasaran 4. Pusat Perhubungan dan Komunikasi 5. Pusat Produksi Pengolahan 6. Pusat Pelayanan Sosial (kesehatan, pendidikan dan lainlain) Untuk mendukung wilayah tersebut diatas sesuai dengan hierarki kotanya masingmasing seperti : 1. Pusat Perdagangan, jasa dan pemasaran yaitu direncanakan pembangunan dan atau penambahan fasilitas seperti pasar, warung, toko dan bank di setiap wilayah hierarki perkotaan. 2. Pusat Pelayanan sosial yaitu : (1) Kesehatan, direncanakan pembangunan dan atau penambahan fasilitas seperti puskesmas, puskesmas pembantu, dan poliklinik disetiap wilayah hierarki perkotaan. Khusus untuk rumah sakit umum yang semula hanya ada di Kota Bula (Kecamatan Bula), akan dikembangkan di Kota Kataloka (Kecamatan PP Gorom). (2) Pendidikan, direncanakan pembangunan dan atau penambahan fasilitas seperti Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama

(SMP/ Sederajat), dan Sekolah Menengah Atas (SMA/ Sederajat) di setiap wilayah hierarki perkotaan.

Gambar 3.2 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Seram Bagian Timur Sumber: RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

2.4.4. Rencana Sistem Perkotaan dan Perdesaan 1.Rencana Sistem Kawasan Perkotaan Sistem kawasan perkotaan (urban) ada lah wilayah yang mempunyai fungsi utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai pusat pemukiman, perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Kawasan perkotaan dibedakan atas : a. Kawasan perkotaan yang berstatus administratif daerah kota b. Kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari kabupaten c. Kawasan perkotaan baru yang merupakan hasil pembangunan yang mengubah kawasan pedesaan menjadi perkotaan d. Kawasan perkotaan yang mempunyai bagian dari dua atau lebih daerah yang berbatasan sebagai satu kesatuan sosial, ekonomi dan fisik perkotaan Penetapan fungsifungsi kota tersebut berdasarkan pertimbangan keberadaan daerah yang sangat mendukung pengembangan kawasan sekitar. Sesuai dengan fungsinya dalam lingkup wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur, maka pengembangan perkotaan diarahkan sebagai pusatpusat pelayanan, yaitu : (1) Pusat Permukiman (2) Pusat Perkotaan (3) Pusat Perdagangan, Jasa, dan Pemasaran (4) Pusat Perhubungan dan Komunikasi (5) Pusat Produksi Pengolahan (6) Pusat Pelayanan Sosial (kesehatan, pendidikan dan lainlain) Kawasan perkotaan yang ditetapkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur adalah wilayah wilayah yang dimungkinkan untuk berkembang menjadi kota yang dapat menopang seluruh aktivitas yang berhirarki sebagai fungsi pelayanan. Rencana sistem perkotaan berada pada hirarki pusat pelayanan yaitu : a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang terdapat pada Kecamatan Bula dan Werinama b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang terdapat pada Kecamatan Seram Timur (Geser), Kecamatan Gorom (Kata loka) dan Dataran Hunimua yang akan dijadikan sebagai Ibukota Kabupaten Definitif c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang terdapat pada Kota Tamher Timur (Kecamatan Wakate) dan Kota Waraswaras (Kecamatan Tutuk Tolu). Rencana Pengelolaan Kawasan Perkotaan Pengelolaan kawasan perkotaan dalam konteks pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur untuk kurun waktu 20 (dua puluh) tahun ke depan, mengacu kepada Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten, yang menetapkan Pusatpusat Kegiatan Utama dan Pusatpusat Pengembangan Wilayah. Pusatpusat yang direncanakan merupakan pusat kegiatan atau pusat pelayanan yang nantinya akan memiliki fungsi sebagai kota yang menjadi orientasi perkembangan bagi kawasan di sekitarnya. Pengelolaan kawasan perkotaan di Kabupaten Seram Bagian Timur adalah sebagai berikut : 1. Mengembangkan kawasan perkotaan yang mampu memberikan pelayanan optimal bagi masyarakat melalui penyediaan sarana dan prasarana yang memadai sehingga memungkinkan masyarakat untuk mengembangkan berbagai

kegiatan perdagangan, jasa dan industri serta kegiatan sosialekonomibudaya lainnya. 2. Mendorong pihak swasta untuk menanamkan investasinya dalam pengembangan kawasan perkotaan. 3. Menyusun Rencana Detail Tata Ruang Kawasan dan Rencana Induk Sistem Prasarana agar pengembangan kawasan perkotaan dalam jangka panjang memiliki arah yang jelas sesuai dengan arahan fungsinya. 4. Mengembangkan keterkaitan antara kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan dan kawasan lainnya untuk menciptakan sinergi bagi perkembangan wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur dan sekitarnya. 5. Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur bertanggungjawab dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan perkotaan dengan memperhatikan kondisi, karakteristik dan potensi sosialekonomi dan prospek pengembangan kawasan perkotaan dalam konstelasi wilayah yang lebih luas. 6. Pengawasan dan penertiban pemanfaatan kawasan perkotaan dilakukan Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur ( Dinas Terkait) untuk menjaga kelestarian lingkungan, keberlangsungan pembangunan dan tata nilai setempat. 2. Rencana Sistem Kawasan Perdesaan Sistem perdesaan tidak bisa dilepaskan dari struktur ruang perkotaan yang ada. Fungsi perdesaan dalam lingkup wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur akan diarahkan sesuai kemampuan desa tersebut dalam mendukung fungsi yang diembannya yaitu sebagai pusat kegiatan dalam wilayah perdesaan itu sendiri. Penetapan fungsifungsi kota tersebut berdasarkan pertimbangan keberadaan desa yang sangat mendukung pengembangan kawasan sekitar. Sesuai dengan fungsinya dalam lingkup wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur, maka pengembangan perdesaan diarahkan sebagai pusatpusat pelayanan, yaitu : (7) Pusat Perdagangan, Jasa, dan Pemasaran (8) Pusat Perhubungan dan Komunikasi (9) Pusat Produksi Pengolahan (10) Pusat Pelayanan Sosial (kesehatan, pendidikan dan lainlain) Adapun wilayah perdesaan yang termasuk didalam kriteria tersebut adalah Wilayah yang berfungsi sebagai Pusat Pelayanan lingkungan (PPL) yang merupakan Pusat Desa yang skala pelayanannya melayani desa disekitarnya kriteria pusat lingkungan adalah Atiahu, Batuasa, Kilmuri, Urung, Kwaos, Selagor, Kian, Danama, Banggoi R, Waru, Amarsekaru, Miran, Pulau Panjang, Utta, Lahema dan Teor Pada Wilayah Pulau Kesui (Kecamatan Wakate) akan dijadikan sebagai sentral produksi perikanan dengan cluster pengembangan minapolitan yang peruntukannya untuk perikanan tangkap, perikanan budidaya dan penghasil rumput laut dan Tamher Timur dijadikan Pusat Pendaratan Ikan (PPI). Rencana Pengelolaan Kawasan Perdesaan Dalam UU No. 32 tahun 2004, dinyatakan bahwa pengertian desa adalah suatu kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batasbatas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asalusul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan pengelolaan kawasan perdesaan adalah:

1. Untuk mengembangkan kawasan perdesaan yang dapat mendukung kesatuan sistem dan keterkaitan fungsional antara kawasan perdesaan dengan kawasan perdesaan dan antara kawasan perdesaan dengan kawasan lainnya. 2. Untuk menciptakan keserasian perkembangan kegiatan pertanian dalam mendukung pengembangan wilayah sekitarnya. 3. Untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan dan keanekaragaman hayati. 4. Agar sumberdaya alam dan sumberdaya buatan dapat dimanfaatkan secara optimal. 5. Untuk mendorong terciptanya lingkungan perumahan dan permukiman yang layak, bersih, sehat dan aman. Pengelolaan kawasan perdesaan diwujudkan dalam bentuk : 1. Pengembangan ekonomi perdesaan 2. Penyempurnaan prasarana dan sarana dasar 3. Mengembangkan keterkaitan desa kota 4. Peningkatan aksesibilitas ke/dari kawasan perdesaan. 5. Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur bertanggungjawab dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan perdesaan dengan memperhatikan kondisi, karakteristik dan potensi sosialekonomi dan sosialbudaya setempat. 6. Pengawasan dan penertiban pemanfaatan kawasan perdesaan dilakukan Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur (dinas dan atau instansi terkait) secara bersamasama dengan pemerintahan kecamataan dan pemerintahan desa untuk menjaga kelestarian lingkungan, keberlangsungan pembangunan dan tata nilai setempat. 2.4.5. Konsep Pola Ruang Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. alam dan sumber daya buatan. Pola ruang kabupaten merupakan gambaran distribusi peruntukkan ruang untuk fungsi lindung dan budidaya yang belum ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi. Pola ruang wilayah kabupaten dikembangkan dengan sepenuhnya memperhatikan pola ruang wilayah yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi. Rencana Kawasan Lindung Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan merupakan komponen dalam penataan ruang baik yang dilakukan berdasarkan wilayah administratif, kegiatan kawasan, maupun nilai strategis kawasan. Yang termasuk dalam kawasan lindung adalah: 1. Kawasan hutan lindung 2. Kawasan yang memberikan pelindungan kawasan bawahannya, antara lain kawasan bergambut, dan kawasan resapan air; 3. Kawasan perlindungan setempat, antara lain sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk, dan kawasan sekitar mata air; 4. Kawasan suaka alam dan cagar alam, antara lain, kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional, taman hutan raya, taman wisata alam, cagar alam, suaka margasatwa, serta kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;

5. Kawasan rawan bencana alam, antara lain kawasan rawan letusan gunung berapi, kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan banjir; dan 6. Kawasan lindung lainnya, misalnya taman buru, cagar biosfer, kawasan perlindungan plasma nutfah, kawasan pengungsian satwa, dan terumbu karang. Rencana Hutan Lindung Secara umum kawasan hutan lindung di Kabupaten Seram Bagian Timur direncanakan seluas 96.878,54 Ha dengan rincian untuk wilayah Kecamatan Bula dengan luas 36.791,13 Ha, Kecamatan Werinama dengan luas 37.723,43 Ha, Kecamatan Seram Timur dengan luas 16.196,22 Ha, Kecamatan Tutuk Tolu dengan luas 246,86 Ha, Kecamatan PulauPulau Gorom dengan luas 4.208,20 Ha, dan Kecamatan Wakate dengan luas 1.712,70 Ha dari luas hutan secara keseluruhan. Kawasan Hutan Lindung ini meliputi seluruh wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Seram Bagian Timur. Rencana Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya meliputi kawasan resapan air yang berada pada seluruh wilayah hutan yang tersebar di seluruh kecamatan. Rencana Kawasan Perlindungan Setempat 1. Kawasan Sempadan Pantai Kawasan lindung sempadan pantai meliputi : a. Daratan sepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit 100 (seratus) meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat; b. Daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai. 2. Kawasan Sempadan Sungai Kawasan lindung sempadan sungai, meliputi : a. Daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebar paling sedikit 5 (lima) meter dari kaki tanggul sebelah luar; b. Daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepi sungai; dan c. Daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul di luar kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi sungai. Hal ini penting ditetapkan untuk memperkecil tekanan terhadap kawasankawasan sumber air dan sedimen. Perlindungan sempadan sungai merupakan upaya untuk menekan proses sedimentasi yang akan terjadi di perairan pesisir. 3. Kawasan Lindung Spiritual Rencana kawasan lindung spiritual di Kabupaten Seram Bagian Timur berada di Desa Bati Kecamatan Seram Timur. 4. Kawasan Lindung Kearifan Lokal Kawasan Lindung kearifan lokal yaitu Sasi yang diberlakukan diseluruh wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur.

Peta 2.4: Rencana pola ruang Kabupaten Seram Bagian Timur Sumber: RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

2.5 Sosial dan Budaya Tabel 2.11: Jumlah fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten/Kota Nama Kecamatan Umum Jumlah Fasilitas Pendidikan Agama SD SLTP SMA SMK MI MTs MA Bula Werinama 9 11 3 3 2 1 3 1 1 2 1 1 Seram Timur 15 4 3 1 1 5 1 P. Gorom 19 9 2 1 3 2 2 Wakate 12 5 1 1 2 1 1 Tutuk Tolu 5 2 2 4 1 1 Siwalalat 9 3 2 1 Kilmuri 11 4 1 1 1 Bula Barat 12 2 1 2 Gorom Timur 8 3 2 Telu Waru Pulau Panjang 9 3 3 1 1 Lian Fitu 6 3 2 2 1 Kian Darat 5 2 1 1 Teor 4 2 1 T O T A L 138 49 15 8 17 19 8 Sumber. Dinas Pendidikan dan Kementrian Agama Kabupaten Seram Bagian Timur Tabel 2.12: Jumlah penduduk miskin per kecamatan Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK) Bula 1326 Werinama 367 Seram Timur 1748 PP. Gorom Wakate 2888 986 Tutuk Tolu 549 Siwalalat 569 Kilmuri 593 Bula Barat Gorom Timur Teluk Waru Pulau Panjang Lianfitu Kian Darat Teor T O T A L 9026 Sumber: Bappeda (Data Kemiskinan 2013) Tabel 2.13: Jumlah rumah per kecamatan Nama Kecamatan Jumlah Rumah Bula Werinama 541 133 Seram Timur 1044 PP. Gorom Wakate 1601 526 Tutuk Tolu 291 Siwalalat 221 Kilmuri 267

Bula Barat Gorom Timur Teluk Waru Pulau Panjang Lianfitu Kian Darat Teor T O T A L 4624 Sumber: Bappeda (Data Kemiskinan 2013) 2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah Gambar 2.1: Struktur organisasi pemerintah daerah Kabupaten/Kota SEKRETARIAT DPRD BUPATI WAKIL BUPATI SEKRETARIAT DAERAH DPRD Bagian Umum Bagian Risalah & Persidangan Bagian Humas Bagian Keuangan STAF AHLI Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Bagian Pemerintahan Bagian Kesejahteraan Rakyat Bagian Humas Asisten Perekonomian & Pembangunan Bagian Pembangunan Bagian Perekonomian Asisten Bidang Administrasi dan Tata Laksana Bagian Hukum Bagian Organisasi dan Tata Laksana Bagian Umum Dinas Daerah Lembaga Teknis Daerah KECAMATAN KELURAHAN 1. Dinas Kehutanan dan Perkebunan 2. Dinas Pertanian dan Peternakan 3. Dinas Kelautan dan Perikanan 4. Dinas Kesehatan 5. Dinas Kesejahteraan Sosial 6. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 7. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga 8. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan 9. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 10. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 11. Dinas Pertambangan dan Energi 12. Dinas Pekerjaan Umum 13. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 14. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 15. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 2. Badan Kepegawaian Daerah 3. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 4. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Negeri 5. Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah 6. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan 8. Rumah Sakit Umum Daerah 9. Kantor Pengendalian Lingkungan Hidup 10. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi 11. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja 12. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan 13. Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Gambar 2.2: Struktur SKPD yang terkait dalam pembangunan sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur 2.7 Komunikasi dan Media Tabel 2.14: Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi No Kegiatan Tahun Dinas Pelaksana Tujuan Kegiatan Khalayak Sasaran Pesan Kunci Pembelajaran 1 Pemicuan STBM Dinas Meningkatkan Masyarakat di 1 Sanitasi buruk Terbatasnya Kesehatan peranserta Desa/Kelurahan dan perilaku tenaga fasilitator masyarakat dalam prioritas yang hidup tidak yang handal, penyediaan memiliki Indek bersih dan tidak membuat layanan sanitasi Risiko Sanitasi sehat itu pemicuan di dan membiasakan Tertinggi. menjijikan, sejumlah RT PHBS dalam memalukan dan kurang sukses, kehidupan sehari membuat sakit, perlu peningkatan hari. karenanya perlu jumlah fasilitator kita perbaiki handal. sanitasi dan biasakan PHBS. Sumber: Dinas Kesehatan Kab. SBT No Jenis Media Khalayak Pendanaan Isu yang Pesan Kunci Efektivitas a) b) c) Diangkat e) f) d) 1. 2. Belum ada komunikasi lewat media untuk 3. kerjasama pembangunan di sector sanitasi 4. Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi Sumber: Hasil Kajian