BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler. Penelitian ini di lakukan pada Agustus 2011.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

1. Isolasi dan seleksi bakteri selulolitik menggunakan Media CMC (carboxymethyl cellulose) Pembuatan kurva tumbuh dan kurva aktivitas selulase.

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

III. BAHAN DAN METODE

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU LAMPIRAN

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu jenis isolat dan sumber fosfat yang digunakan. selama 3 bulan mulai tanggal 1 Februari 31 April 2017.

III. BAHAN DAN METODE

1 atm selama 15 menit

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODOLOGIPENELITIAN

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

bulan Februari 2017, sedangkan penelitian utama dilaksanakan bulan April hingga

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

BABm METODA PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Analisis sampel dilaksanakan

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

Transkripsi:

17 BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung dari bulan Januari sampai dengan April 2014. B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah laminar air flow cabinet, autoclave, neraca analitik, inkubator, oven, jarum ose, erlenmeyer, kompor listrik, vortex mixter, micropipette, pipet tips, spektrofotometer, cawan petri, kapas, tabung reaksi, alumunium foil, batang pengaduk, botol, bunsen, water bath shaker, gelas ukur, pinset dan mikroskop. 2. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 isolat bakteri selulolitik koleksi Sutrisna, Liman dan Ekowati (2012), MRS Agar (De Man Rogosa and Sharpe Agar), MRS Broth (De Man Rogosa and Sharpe Broth), Agar Bacteriological, Nutrien Agar, gelatin, CMC (Carboxy Methyl Cellulose), aquades, garam fisiologis, laktosa, sukrosa, galaktosa, glukosa, buffer sitrat ph 6, DNS (3,5-dinitrosaliclic acid),

18 indikator congo red 0,1%, indikator phenol red, alkohol 70% dan spirtus. C. Metode Penelitian Pada penelitian ini digunakan 5 isolat bakteri dari usus itik koleksi Sutrisna, Liman dan Ekowati (2012) yang telah diremajakan. Koloni bakteri diberi kode huruf dan angka. Huruf O dan K menunjukkan asal bakteri dari usus itik yang diberi perlakuan bahan pakan dalam ransum berupa onggok (O) dan kakao (K). Huruf i dan c menunjukkan asal bakteri dari usus itik yang diambil dari bagian ileum (i) dan colon (c), sedangkan angka untuk membedakan antara bakteri satu dengan bakteri yang lainnya. Isolat bakteri di uji indeks selulolitik secara kualitatif berdasarkan zona jernih yang terbentuk dengan metode titik. Hasil dari uji indeks selulolitik dilakukan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) dengan taraf 5% untuk menentukan isolat bakteri yang memiliki aktivitas enzim selulase terbaik. Tiga isolat bakteri yang memiliki indeks selulolitik tertinggi di uji aktivitas enzimnya. Uji aktivitas enzim selulolitik isolat bakteri disusun dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 3 ulangan sebagai kelompok. Untuk menentukan perbedaan aktifitas enzim selulase, dilakukan dengan Rancangan Perlakuan Faktorial 3 x 4, yaitu jenis isolat bakteri (Oc14, Oc15 dan Oi30) dan suhu inkubasi (suhu 35 C, 40 C, 45 C dan 50 C). Aktivitas selulase ditentukan berdasarkan kadar glukosa yang terbentuk dengan CMC (Carboxy Methyl Cellulose) sebagai substrat. Kadar glukosa diukur berdasarkan metode DNS (Miller, 1995),

19 absorbansinya dibaca dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm (Hafnirsa, 2007). D. Analisis Data Data aktivitas enzim selulase yang diperoleh diolah menggunakan Analisis Ragam (Anara) dan dilanjutkan dengan menggunakan BNT (Beda Nyata Terkecil) dan Polinomial Ortogonal. E. Cara Kerja 1. Peremajaan Isolat (Oi27, Oi30, Ki2, Oc14, Oc15) bakteri dari usus itik koleksi Sutrisna, Liman dan Ekowati (2012), diremajakan pada tabung reaksi yang berisi media MRS Agar padat miring, kemudian di inkubasi selama 48 jam di dalam anaerobic jar pada suhu kamar. 2. Karakterisasi Bakteri Selulolitik Secara Mikroskopik Karakterisasi mikroskopik yang diamati meliputi bentuk sel, sifat bakteri Gram dan ada tidaknya spora (Salle, 1974). 3. Uji Katalase Uji katalase, masing-masing isolat bakteri umur 48 jam di ambil satu ose dan diletakkan di atas object glass yang telah diberi dua ose akuades, kemudian diratakan, ditetesi H 2 O 2 3%. Adanya gelembung gas

20 menandakan bahwa bakteri bersifat katalase positif (Hastowo dan Lay, 1994). 4. Uji Motilitas Uji motilitas, masing-masing isolat bakteri umur 48 jam di ambil satu ose dan di tusukkan secara lurus atau vertikal pada media NA (Nutrien Agar) padat yang telah disiapkan pada tabung reaksi, kemudian diinkubasi pada suhu kamar selama 48 jam dalam anaerobic jar. Dikatakan motil jika pertumbuhan koloni bakteri menyebar, sedangkan nonmotil jika pertumbuhan koloni bakteri tidak menyebar. 5. Uji Gelatin Uji gelatin, masing-masing isolat bakteri umur 48 jam di ambil satu ose dan diinokulasikan pada medium nutrien gelatin yang telah disiapkan pada tabung reaksi, kemudian diinkubasi pada suhu kamar selama 48 jam dalam anaerobic jar. Kemudian kultur diletakkan pada pendingin dengan suhu 4 C selama 30 menit. Indikator pengamatan reaksi positif jika medium gelatin tetap menjadi cair, dan negatif jika medium gelatin menjadi padat (Lay, 1994). 6 Uji Fermentasi Gula Uji fermentasi gula, masing-masing isolat bakteri umur 48 jam di ambil satu ose dan diinokulasikan pada media uji (glukosa, galaktosa, laktosa dan sukrosa) yang telah diberi indikator phenol red, kemudian

21 diinkubasi pada suhu kamar selama 48 jam dalam anaerobic jar. Setelah waktu inkubasi selesai, diamati perubahan warna pada media dan terbentuknya gelembung udara pada tabung durham. Perubahan warna media menjadi kuning menunjukkan adanya fermentasi sedangkan terbentuknya gelembung udara pada tabung Durham menunjukkan bahwa bakteri menghasilkan gas pada proses metabolismenya. 7. Uji Selulolitik Kualitatif Uji selulolitik kualitatif, masing-masing isolat bakteri umur 48 jam di ambil satu ose dan diinokulasikan pada media MRS Agar + CMC 1%. Kemudian isolat bakteri dititikkan pada permukaan media, lalu diinkubasi selama 48 jam pada suhu kamar. Koloni yang telah tumbuh kemudian ditetesi dengan indikator congo red 0,1 %, didiamkan selama 10 menit, kemudian dibilas dengan NaCl 1%. Zona bening yang terbentuk di sekitar bakteri mengindikasikan adanya aktivitas enzim selulase. Kemudian indeks selulolitik dapat diukur dengan cara membandingkan antara diameter zona bening dengan diameter koloni yang terbentuk (Nurkanto, 2007). 8. Pembuatan Suspensi Isolat Bakteri Isolat bakteri selulolitik yang sudah diremajakan pada media MRS Agar miring diambil 3 ose dan diinokulasikan ke dalam erlenmeyer 250 ml

22 yang berisi 50 ml media MRS Broth + CMC 1%, kemudian diinkubasi selama 48 jam di dalam anaerobic jar pada suhu kamar. 9. Produksi Enzim Selulase Stater bakteri selulolitik diinokulasikan sebanyak 10% ke dalam 50 ml media MRS Broth + CMC 1%. Lalu diinkubasi pada anaerobic jar selama 48 jam pada suhu kamar (Martien, 2000). 10. Penyiapan Enzim Selulase Kasar Kultur bakteri yang telah tumbuh selama 48 jam tersebut dikocok dengan water bath shaker yang didinginkan dengan es (suhu± 10 C) pada kecepatan 120 rpm selama 2 jam. Setelah itu disentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit, selanjutnya supernatan (filtrate enzim) yang didapat dianalisi aktivitas enzim (Yani dan Djajasukma, 1991; Saskiawan dan Sastraatmadja, 1991). 11. Penentuan Aktivasi Enzim Selulase Penentuan aktivitas enzim selulase dilakukan berdasarkan kadar glukosa yang dihasilkan. Kadar glukosa di ukur dengan menggunakan metode DNS (Miller, 1995). Supernatan diambil sebanyak 0,5 ml, lalu diencerkan dengan menggunakan buffer sitrat ph 6,0 sebanyak 2 ml. Kemudian dihomogenkan dan diambil larutannya sebanyak 0,75 ml, dicampurkan dengan CMC 0,5% dalam buffer sitrat sebanyak 0,75 ml dan dinkubasi selama 30 menit pada suhu 35 C, 40 C, 45 C dan 50 C,

23 sedangkan campuran enzim dan larutan CMC 0,5% yang langsung dipanaskan tanpa diinkubasi selama 30 menit yang digunakan sebagai kontrol, ke dalam campuran tersebut ditambahkan 1,5 ml 3,5- dinitrosaliclic acid. Dihomogenkan dan dipanaskan dengan air mendidih selama 15 menit. Kemudian didinginkan dengan air dingin selama 20 menit selanjutnya diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 540 nm. Absorbansi yang diperoleh digunakan untuk menentukan kadar gula dengan rumus persamaan regresi linier Y = a + bx. a dan b diperoleh dari perhitungan gula standar, Y merupakan nilai absorbansi pada panjang gelombang 540 nm dan x adalah kadar glukosa yang dihasilan. Satu unit dari aktivitas selulase diartikan sebagai jumlah dari enzim yang melepaskan µmol glukosa dalam satu menit pada kondisi pengujian. Penentuan aktivitas enzim selulase per unit dapat ditentukan dengan rumus: Aktivitas enzim = ( ) Keterangan: Faktor pengenceran : 5 kali Berat molekul glukosa : 180 gr/mol Waktu inkubasi : 30 menit Aktivitas enzim pun dapat dikonversikan ke dalam satuan nkat. 1 unit = 1 µmol/menit 16,67 nkat (Dybker, 2001). nkat diartikan sebagai

24 jumlah dari enzim yang melepaskan nmol glukosa dalam satu detik pada kondisi pengujian. 12. Pembuatan Kurva Standar Glukosa Larutan standar yang digunakan adalah glukosa dengan interval konsentrasi 0-200 µg yaitu 0 µg,25 µg, 50 µg, 75 µg, 100 µg, 125 µg, 150 µg, 175 µg, 200 µg masing-masing larutan diambil sebanyak 0,75 ml, ditambahkan 0,75 ml larutan buffer sitrat CMC 0,5% sebagai substrat dan 1,5 ml larutan DNS sebagai pereaksi. Kemudian dihomogenkan, lalu dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit. Selanjutnya didinginkan dalam air dingin selama 20 menit. Pengukuran absorbansi dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 540 nm (Miller, 1959).

25 F. Prosedur Kerja Diagram alir penelitian adalah sebagai berikut. Isolat Kultur murni Identifikasi Assay enzim selulase Assay enzim selulase Assay enzim Assay gula standar glukosa Kualitatif Kuantitatif Zona bening Kadar glukosa Indeks selulolitik Data absorbansi Persamaan regresi linier Nilai aktivitas enzim Gambar 3. Diagram alir penelitian