Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa. mempelajari Kopling materi. digunakan melalui aturan dot. 3. Latihan soal. tugas yang mahasiswa dalam

dokumen-dokumen yang mirip
SATUAN ACARA PENGAJARAN Mata Kuliah : Rangkaian Listrik II Kode Mata Kuliah : EES13253 Waktu Pertemuan : 1x3x50 menit Pertemuan ke : 14

BAB 7 RANGKAIAN GANDENG MAGNETIK. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 7 RANGKAIAN GANDENG MAGNETIK

Induksi Elektromagnet

MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR

BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

Medan magnet disebakan kerena gerak muatan Muatan diam dipengaruhi medan magnet tetap diam Baru bisa bergerak bila medan megnetnya diubah-ubah

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) FISIKA DASAR 2

Menu hari ini: Induktansi & Energi Magnetik Material Magnet

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MAKALAH INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

i : kuat arus listrik (A) a : jarak dari kawat berarus (m)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK RANGKAIAN LISTRIK I KODE / SKS :

MAGNET JARUM. saklar. Besi lunak. Sumber arus Oleh : DRS. BRATA,M.Pd. SMAN1 KRA. kumparan. lampu. kumparan

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1

Induksi elektromagnetik

Induksi Elektromagnetik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Aplikasi Transfer Daya Nirkabel

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

Induktansi. Kuliah Fisika Dasar II Jurusan TIP, FTP, UGM 2009

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6

FISIKA DASAR II DOSEN PENGASUH MATA KULIAH : Dr. Yanti Yulianti, S.Si, M.Si Akhmad Dzakwan, S.Si

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Resistansi atau tahanan didefinisikan sebagai pelawan arus yang

TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

BAB 7 INDUKSI ELEKTROMAGNET

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : MESIN ELEKTRIK / AK SEMESTER / SKS : VI / 2

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.2

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

FISIKA DASAR II & PRAKTIKUM

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER GENAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Fisika Dasar II. : Sutrisno, Saeful Karim, Endi Suhendi

SATUAN ACARA PENGAJARAN

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus

MAKALAH FISIKA. Tentang KEMAGNETAN/INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik)

HUKUM INDUKSI FARADAY

Laporan Praktikum Fisika Transformator. Disusun Oleh : 1 Bindra Jati. (02) 2 Dwi Puspita A. (07) 3 Lida Puspita N. (13) 4 Mutiara Salsabella.

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

BAB 6 INDUKSI ELEKTROMAGNET

Bab 3. Teknik Tenaga Listrik

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

Induksi Elektromagnetik

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktivitas Pembelajaran

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT

A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) : Analisa Struktur II / CES5212

Gambar 2.1. Kecenderungan posisi sebuah magnet

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

Universitas Medan Area

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

JADWAL KEGIATAN PER TATAP MUKA (TM) Tatap Muka

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-12 CAKUPAN MATERI 1. TRANSFORMATOR 2. TRANSMISI DAYA 3. ARUS EDDY DAN PANAS INDUKSI 4. GGL INDUKSI KARENA GERAK

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

BAB II TRANSFORMATOR

CRITICAL BOOK REPORT

5.5. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITP

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

PENGARUH PEGATURAN KECEPATAN MENGGUNAKAN METODE PENGATURAN FLUKSI TERHADAP EFISIENSI PADA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

Rangkaian Listrik II

PENGARUH INTI KOIL TERHADAP TEGANGANINDUKTOR DAN RESISTOR YANG DIRANGKAI SECARA SERI. Salomo, Erwin,Surya Ningsih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini

RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

MAGNET. Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang, magnet ladam, magnet jarum

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

GAYA GERAK LISTRIK KELOMPOK 5

Fourier Dzar Eljabbar Latief

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

12/26/2006 PERTEMUAN XIII. 1. Pengantar

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pokok Strategi Perkuliahan

Transkripsi:

SATUAN ACARA PENGAJARAN Mata Kuliah : Rangkaian Listrik II Kode Mata Kuliah : EES13253 Waktu Pertemuan : 1x3x50 menit Pertemuan ke : 15 A. Tujuan Instruksional 1. Umum Mahasiswa dapat memahami Kopling Magnetik 2. Khusus a. Mahasiswa dapat memahami kopling magnetik melalui prinsip Induktansi Timbal Balik. b. Mahasiswa dapat melakukan analisis rangkaian melalui aturan dot. B. Pokok Bahasan Kopling Magnetik C. Sub Pokok Bahasan a. Induktansi timbal balik b. Aturan dot D. Kegiatan Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa Pendahuluan 1. Menjelaskan manfaat Memperhatikan mempelajari Kopling materi. Magnetik. 2. Menjelaskan secara Memperhatikan matematis, rumusan yang dan mencatat Penyajian digunakan melalui aturan dot. 3. Latihan soal Menjawab, 4. Menuliskan jawaban memberikan mahasiswa di papan tulis. sumbang saran. 5. Menjelaskan rumusan dari Memperhatikan maing-masing analisis dan mencatat rangkaian. Berlatih secara 6. Menjelaskan tugas yang individual dari harus dilakukan tugas yang mahasiswa dalam diberikan. penggunaan rumusan. Penutup 7. Menutup pertemuan a. Menunjuk beberapa mahasiswa untuk menyajikan hasil latihan yang diberikan. b. Mengundang komentar/pertanyaan dari mahasiswa. c. Memberikan penilaian berupa koreksi dan analisa yang benar. d. Memberikan gambaran umum soal untuk ujian akhir semester. Menyajikan jawaban dari latihan yang diberikan Memberikan komentar atau pertanyaan Memperhatikan dan mencatat komentar pengajar tentang analisa yang benar. Media dan alat pengajaran Note Book LCD Papan Tulis Note Book LCD Papan Tulis Note Book LCD Papan Tulis 107

E. Evaluasi 1. Instrumen yang digunakan : Tes lisan secara acak atau bergilir untuk menilai pemahaman mahasiswa terhadap materi yang diberikan. 2. Instrumen ini digunakan minggu berikutnya setelah mahasiswa memahami materi. F. Referensi 1. Budiono Mismail, Rangkaian Listrik 2. BL. Theraja, Hand Book Of Electrical Technology 3. Joseph A. Edminister, Rangkaian Listrik 4. Soepono Soeparlan & Umar Yahdi, Teknik Rangkaian Listrik Jilid 1, Penerbit Universitas Gunadarma, Depok, 1995 5. Soepono Soeparlan & Umar Yahdi, Teknik Rangkaian Listrik Jilid 2, Penerbit Universitas Gunadarma, Depok, 1995 6. William H.Hayt,Jr & Jack E. Kemmerly, Rangkaian Listrik Jilid 1(terjemahan Pantur Silaban), Penerbit Erlangga, Jakarta, 1991 Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RRKBM) Minggu ke- Pokok Bahasan (Topik) Substansi XV Kopling Magnetik Induktansi Timbal Balik Aturan Dot Metode Ceramah Diskusi Latihan Soal 108

Tujuan Umum: Mahasiswa dapat memahami Kopling Magnetik Tujuan Khusus: BAB XI KOPLING MAGNETIK Mahasiswa dapat memahami kopling magnetik melalui prinsip Induktansi Timbal Balik. Mahasiswa dapat melakukan analisis rangkaian melalui aturan dot 11.1. Pendahuluan Bilamana dua buah rangkaian atau lebih yang terhubung secara langsung atau tidak satu sama lainnya, akan tetapi mempunyai pangaruh antara satu sama lainnya secara magnetik, diakibatkan adanya medan magnet disalah satu rangkaian tersebut, maka rangkaian tersebut dikatakan rangkaian gandeng magnetik ( magnetically couple). Pada beberapa peralatan listrik yang dibuat berdasarkan prinsip di atas, misalnya seperti transformator yang dipergunakan pada sistem tenaga listrik yang fungsinya untuk mentransfer energi listrik dari suatu loop ke loop yang lainnya pada frekuensi tetap. Transformator ini ada yang disebut sebagai transformator penaik tegangan (step up) atau sebagai penurun tegangan (step down), dan selain itu transformator juga pada peralatan elektronika. 11.2. Induktansi Timbal Balik (Mutual Indutance) Apabila dua buah induktor / kumparan / koil (N1 dan N2) yang berdekatan satu sama lainnya, dan bilamana salah satu kumparan dialiri oleh arus (misalnya N1) tersebut akan timbul fluksi magnetik, dimana fluksi ini ada yang merambat ke kumparan N2, yang mana fluksi yang merambat ke kumparan N2 akan menimbulkan tegangan pada kumparan N2 (sering disebut sebagai tegangan induksi), maka fenomena di atas dikenal dengan induksi timbal balik (mutual indutance). Sebagai ilustrasi perhatikan gambar rangkaian di bawah ini : Gambar 11.1 Fluksi magnetik yang dibangkitkan pada kumparan dengan N belitan. 109

Gambar di atas memperlihatkan sebuah kumparan dengan banyak belitan N. Bilamana arus i mengalir melalui kumparan tersebut, maka disekeliling kumparan akan timbul fluksi magnetik f, dan berdasarkan hukum Faraday, pada kumparan akan terjadi tegangan induksi sebesar v yang sebanding dengan perkalian jumlah belitan N dengan perubahan fluksi f perwaktu, atau dapat dinyatakan dengan persamaan : di V L = L dt (volt) Sebagaimana diketahui bilamana sebuah induktor dialiri arus, maka akan terjadi tegangan pada induktor tersebut. Dimana L adalah persamaan dikenal dengan induktansi diri (selfindutance). Selanjutnya apabila dua buah kumparan dengan induktansi L1 dan L2 dimana jumlah belitan masing-masing kumparan adalah N1 dan N2 saling didekatkan satu sama lainnya yang digambarkan sebagai berikut : Gambar 11.2 Induktansi timbal balik dari kumparan N2 terhadap kumparan N1 Untuk penyederhanaan, maka diasumsikan kumparan N2 tidak dialiri arus. Oleh karena kumparan N1 dialiri oleh arus, maka pada kumparan N1 ini timbul fluksi f1, dimana fluksi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu f11 dan f12. Fluksi f11 ini adalah fluksi yang hanya melingkupi N1, sedangkan fluksi f12 adalah fluksi yang berasal dari kumparan N1 yang melingkupi kumparan N2. Maka walaupun kedua kumparan ini secara fisik terpisah, akan tetapi mereka dikatakan terhubung secara magnetik. Karena adanya f1, maka pada kumparan N1 terjadi tegangan induksi sebesar : V 1 = λ 1 = i 1 N1φ 11 i 1 Adapun fluksi-fluksi yang ada pada kumparan N1, disebabkan oleh karena adanya arus i1 yang mengalir pada kumparan N1, yang mana fluksi ini akan menimbulkan tegangan induksi v1 pada kumparan N1 seperti yang diperlihatkan oleh Persamaan diatas hal ini disebut sebagai induktansi diri (self-indutance) dari kumparan N1. 110

Selanjutnya karena adanya f12, maka pada kumparan N2 akan timbul juga tegangan induksi pada kumparan 2 sebesar : dλ d ( N V ) 2 2φ22 22 = = dt dt N 2φ 22 = L2i2 Sehingga : di2 V22 = L2 dt Induktansi Bersama (Mutual Inductance): N1φ12 M12 = i2 Tegangan induksi pada kumparan 1 akibat adanya flux lingkup yang dihasilkan oleh kumparan 1 adalah : d λ12 d( M i2 V ) 12 12 = = dt dt Bila M 12 = kons tan Maka: di V = 2 12 M12 dt Bila kumparan 2 dan 1 diberi arus, maka : Besarnya fluks pada kumparan 1 dan 2 adalah : φ = φ + φ + φ 1 12 21 e1 φ = φ + φ + φ 2 21 12 e2 Fluks total pada kumparan 1 dan 2 adalah : λ λ 1 = N 1φ 21 + N1φ 11 2 = N 2φ21 + N2φ22 Tegangan tegangan pada kumparan 1 dan 2 adalah : dλ1 d( N1φ12) d( N1φ11) V1 = = + dt dt dt dλ2 d( N2φ21) d( N2φ22) V2 = = + dt dt dt Bila : d( N φ ) di = M dt dt Sehingga persamaan tegangan dapat ditulis menjadi : di2 di1 V1 = M12 + L2 dt dt 111

di1 di2 V2 = M 21 + L2 dt dt Dari penganalisaan M21 dan M12, maka dapat disimpulkan bahwa induktansi timbal balik terjadi karena adanya tegangan induksi pada suatu rangkaian, akibat adanya perubahan arus perwaktu pada rangkaian lainnya. Hal ini merupakan sifat induktor, dimana pada suatu induktor akan terjadi tegangan induksi akibat adanya arus yang merupakan fungsi waktu yang mengalir pada induktor lain yang dekat dengannya, sehingga dapat dikatakan : Induktansi timbal balik M yang satuannya dalam henry [H] adalah ukuran kemampuan suatu induktor untuk menginduksikan tegangan pada induktor lain yang berdekatan dengannya. Walaupun induktansi timbal balik M selalu merupakan besaran positif, akan tetapi tegangan timbal balik bisa berharga positif atau negatif. Adapun salah satu cara untuk menentukan tanda aljabar dari, bila arah belitan terlihat dengan jelas adalah dengan hukum tangan kanan dari Lenz yang mengatakan : Apabila konduktor diletakkan pada telapak tangan, dan ibu jari-jari tangan menggenggam kumparan searah dengan arah belitan kumparan maka jari telunjuk menunjukkan arah arus, sedangkan ibu jari menunjukkan arah fluksi. (a) 112

(b) Gambar11.3 dan 11.4 Aturan tangan kanan (a) untuk tanda M positif (b) untuk tanda M negatif 11.3. Aturan Dot Selain aturan dari tangan kanan Lenz untuk menentukan tanda aljabar dari, masih ada yang disebut aturan Dot (titik), yang mengatakan : 1. Bilamana kedua arus dalam rangkaian gandeng magnetik sama-sama menuju tanda dot atau sama-sama meninggalkan tanda dot, maka tanda aljabar dari M adalah positif. Gambar 11.5 Aturan dot untuk arus sama-sama menuju atau meninggalkan tanda dot (a) Sama-sama menuju tanda dot (b) Sama-sama meninggalkan tanda dot (b) 2. Apabila salah satu arus menuju tanda dot, sedangkan yang lain meninggalkan tanda dot, maka tanda aljabar dari M adalah negatif. Gambar 11.6 Arus menuju tanda dot dan yang lain meninggalkan tanda dot 113

Catatan : Adapun yang dimaksud dengan arus menuju tanda dot adalah bilamana tanda panah arus lebih dahulu mengenai tanda dot baru kemudian tanda kumparan. Sedangkan yang dimaksud arus meninggalkan tanda dot adalah apabila tanda panah arus lebih dahulu mengenai tanda kumparan baru kemudian mengenai tanda dot. Contoh Soal : Suatu rangkaian gandeng magnetik seperti di bawah ini : Carilah bentuk persamaan tegangan pada rangkaian gandeng di atas dalam kawasan waktu dan kawasan frekuensi. Jawab : Rangkaian seperti di atas adalah rangkaian dalam kawasan waktu, maka manurut hukum tegangan Kirchhoff, persamaan tegangan, dalam kawasan frekuensi, rangkaiannya adalah: Rangkaian seperti di atas adalah rangkaian dalam wawasan frekuensi, maka menurut hukum tegangan Khirchoff, persamaan tegangan pada : Loop 1 : V1 = R I1 + jwli1 + JwMI2 = ( R1 + JwL1 ) I1 + JwMI2 Loop 2 : V2 = JwMI1 + R2I2 + jwl2i2 = JwMI1 + ( R2 + JwL2 ) I2 114

SATUAN ACARA PENGAJARAN Mata Kuliah : Rangkaian Listrik II Kode Mata Kuliah : EES13253 Waktu Pertemuan : 1x3x50 menit Pertemuan ke : 16 A. Tujuan Instruksional 1. Umum Mahasiswa dapat memahami tentang Rangkaian Listrik II dan hal yang terkait secara umum 2. Khusus Untuk melakukan evaluasi terhadap sejauh mana pemahaman mahasiswa terhadap materi yang telah dipelajari dari minggu 9 sampai 15 B. Pokok Bahasan Evaluasi akhir semester C. Sub Pokok Bahasan Ujian Akhir Semester D. Kegiatan Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa Pendahuluan Menjelaskan peraturan yang Memperhatikan. harus ditaati selama ujian berlangsung. Media dan alat pengajaran Penyajian Memberikas soal UAS Menyelesaikan soal UAS sesuai dengan waktu yang diberikan Soal ujian Penutup Mengumpulkan lembaran jawaban ujian E. Evaluasi Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RKBM) Minggu Pokok Bahasan Substansi Metode ke- (Topik) XVI Final Semester Ujian Akhir Semester Soal Uraian Terbatas, Esay 115

ITP YAYASAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI PADANG INSTITUT TEKNOLOGI PADANG UJIAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2009/20010 Mata Kuliah : Rangkaian Listrik III Dosen : Arfita Yuana Dewi, M.T Hari/Tgl : Senin/ 25-01-2010 Lokal : D.1.3 Jam : 08.00 09.30 wib Sifat Ujian : Buka Buku Soal 1 Sebuah rangkaian RL seri dengan harga R = XX Ω, L = 15 H, disupply dengan tegangan 110 volt, pada saat saklar S ditutup, tentukan : a) Persamaan untuk i(t), VR(t) dan VL (t) b) Besar arus pada saat t = 0,7 detik c) Waktu (t) untuk VR (t) = VL (t) Soal 2 20 Ω I (t) + - 12 V xx Ω 1/xx F 8 H Tentukan : I(t) & VC (t) Soal 3 Suatu rangkaian gandeng magnetik seperti di bawah ini : Carilah bentuk persamaan tegangan pada rangkaian gandeng di atas dalam kawasan waktu dan kawasan frekuensi. Ctt : XX = 2 angka terakhir No. BP =Selamat Ujian= 116

Daftar Pustaka 1. Budiono Mismail, Rangkaian Listrik 2. BL. Theraja, Hand Book Of Electrical Technology 3. Joseph A. Edminister, Rangkaian Listrik 4. Soepono Soeparlan & Umar Yahdi, Teknik Rangkaian Listrik Jilid 1, Penerbit Universitas Gunadarma, Depok, 1995 5. Soepono Soeparlan & Umar Yahdi, Teknik Rangkaian Listrik Jilid 2, Penerbit Universitas Gunadarma, Depok, 1995 6. William H.Hayt,Jr & Jack E. Kemmerly, Rangkaian Listrik Jilid 1(terjemahan Pantur Silaban), Penerbit Erlangga, Jakarta, 1991 7. Materi dari internet 117