BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Ruang terbuka merupakan ruang publik yang digunakan masyarakat untuk berinteraksi, berolahraga, dan sebagai sarana rekreatif. Keberadaan ruang terbuka juga bermanfaat dari segi ekonomi, sosial, dan fisik. Ruang terbuka bertujuan untuk menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air. Ruang terbuka juga berperan dalam menjaga keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat. Keberadaan ruang terbuka memberikan keserasian lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih. Fungsi yang dapat diberikan ruang terbuka juga terdapat pada aspek ekologis, sosial budaya maupun estetika dengan memperindah lingkungan kota baik dari skala mikro maupun makro (Dwihatmojo) Ruang terbuka terbagi menjadi ruang terbuka urban dan ruang terbuka lingkungan (neighbourhood). Ruang terbuka lingkungan salah satunya adalah ruang terbuka di Sebuah perumahan memiliki fasilitas ruang terbuka di dalamnya. Fasilitas tersebut khususnya disediakan untuk mengakomodasi kebutuhan dan kegiatan penghuni perumahan tersebut. Ruang terbuka memiliki peran penting dalam perumahan tidak hanya sebagai ruang terbuka hijau namun juga sebagai ruang terbuka publik. Pada sebuah perumahan ruang terbuka publik biasanya didesain di tengah perumahan dengan tujuan agar mudah diakses oleh seluruh penghuni perumahan dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Tersedianya 1
ruang terbuka yang terjangkau seharusnya dapat dicapai dengan berjalan kaki sehingga dapat meningkatkan sosialisasi dengan penghuni perumahan lainnya. Menurut Project For Public Space (PPS) suatu tempat yang berhasil adalah dapat diakses (aksesibilitas) dan mempunyai linkage, nyaman dan memiliki pemandangan yang bagus, fungsi dan aktivitas yang terdapat dalam tempat tersebut, dan kemampuan sosial yang ditimbulkan. Aksesibilitas memiliki peran penting dalam keberhasilan suatu tempat sehingga aspek akesibilitas ini perlu diperhatikan untuk memaksimalkan fungsi suatu tempat. Akesibilitas merupakan suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan pencapaian lokasi yang berhubungan satu sama lain, dan mudah atau sulitnya lokasi tersebut dicapai melalui transportasi (Black, 1981). Akses yang baik tidak hanya memperhatikan kebutuhan masyarakat pada umumnya, tetapi juga memperhatikan kebutuhan orang cacat dengan menggunakan universal design. Indikator aksesibilitas dapat berupa transportasi yang digunakan, jarak, waktu, dan biaya. Salah satu moda transportasi tersebut adalah jalur pedestrian (pejalan kaki). Berjalan kaki merupakan mobilitas yang memberikan dampak positif baik untuk diri sendiri maupun lingkungan. Pedestrian dikatakan sebagai jalur sirkulasi yang hemat energi. Apabila menggunakan kendaraan tentunya kendaraan tersebut memerlukan energi untuk bekerja. Kendaraan tersebut juga dapat menyebabkan polusi udara yang tidak baik untuk kesehatan. Selain untuk menjaga kualitas lingkungan, berjalan kaki bila dilakukan dengan rutin membuat kita melakukan aktivitas fisik yang berguna untuk kesehatan. Berjalan kaki juga menjaga hubungan langsung dengan kota, misalnya melalui indra, berinteraksi 2
dengan pedestrian lainnya, berpartisipasi dalam aktivitas perdagangan dan kebudayaan di sepanjan jalan (Venturi, 1998). Sekarang ini pedestrian dianggap hanya sebagai akses yang memiliki suasana panas, kering, dan tidak teduh, ditambah dengan dimensi yang sangat terbatas dan fasilitas pendukung pedestrian yang minim. Dalam sebuah perumahan yang memiliki ruang terbuka, penghuni perumahan tersebut cenderung menggunakan kendaraan untuk menuju tempat tersebut. Praktek tata ruang dan transportasi pada umumnya masih sangat kurang memperhatikan hak dan fasilitas jalan kaki. Keindahan dan kualitas jalur pedestrian merupakan kunci untuk membuat orang mau berjalan kaki. 1.2. PERUMUSAN MASALAH Dalam sebuah perumahan terencana ruang terbuka publik dapat diakses dengan berjalan kaki. Ada kecenderungan yang dilakukan masyarakat dalam mencapai lokasi sehingga perlu dilihat sejauh mana penggunaannya sebagai moda aksesibilitas dalam mengakses ruang terbuka. Perumusan masalah yang akan diteliti dan dijawab dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kualitas jalur pedestrian di 2. Bagaimana linkage pedestrian terhadap ruang terbuka publik di 3. Bagaimana persepsi masyarakat mengenai aksesibilitas menuju ruang terbuka 3
1.3. TUJUAN Penelitian ini mengkaji bagaimana peran pedestrian dalam mendukung aksesibilitas ke ruang terbuka. Persepsi masyarakat terhadap aksesibilitas mempengaruhi bagaimana kualitas akses tersebut. Faktor apa saja yang mempengaruhinya tidak hanya dilihat dari segi teoritis, tetapi juga sistem nilai atau kebiasaan masyarakat di daerah tertentu. Penelitian ini dilakukan untuk: 1. Mengetahui kualitas jalur pedestrian di 2. Mengidentifikasi kualitas linkage pedestrian di 3. Mengetahui bagaimana persepsi masyarakat mengenai aksesibilitas menuju ruang terbuka di 1.4. MANFAAT Manfaat hasil penelitian ini dari segi ilmu pengetahuan/teoritis yaitu untuk memberi kontribusi untuk teori-teori aksesibilitas di ruang terbuka publik terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Dari segi praktis/kebijakan penelitian ini bermanfaat menjadi acuan dalam perancangan jalur pedestrian khususnya menuju ruang terbuka di Dengan merancang jalur pedestrian yang sesuai standar dan nyaman bagi penggunanya maka dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan interaksi sosial antara penghuni 4
1.5. KERANGKA BERPIKIR Kerangka berpikir dari penelitian ini adalah: LATAR BELAKANG Ruang terbuka merupakan ruang publik yang digunakan masyarakat untuk berinteraksi, berolahraga, dan sebagai sarana rekreatif. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu tempat adalah aksesibilitas menuju tempat tersebut, apakah mudah diakses atau tidak. Berjalan kaki merupakan moda aksesibilitas bermanfaat sebagai jalur sirkulasi yang hemat energi, meningkatkan sosialisasi dan kesehatan sehingga perlu dikaji sudah sejauh mana pedestrian mendukung aksesibilitas ke ruang terbuka di JUDUL PENELITIAN Kajian Aksesibilitas Terhadap Ruang Terbuka Di Perumahan Kota Medan PERUMUSAN MASALAH Bagaimana kualitas jalur pedestrian di Bagaimana linkage pedestrian terhadap ruang terbuka publik di Bagaimana persepsi masyarakat mengenai aksesibilitas menuju ruang terbuka. TUJUAN PENELITIAN Mengetahui kualitas jalur pedestrian di Mengidentifikasi kualitas linkage pedestrian di Mengetahui bagaimana persepsi masyarakat mengenai aksesibilitas menuju ruang terbuka di MANFAAT PENELITIAN Memberi kontribusi untuk teori-teori aksesibilitas di ruang terbuka publik di negara berkembang seperti Indonesia. Dari segi praktis penelitian ini bermanfaat menjadi acuan dalam perancangan jalur pedestrian di STUDI LITERATUR Indikator aksesibilitas Kualitas pedestrian Kualitas linkage Ruang terbuka METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian: Penelitian deskriptif kualitatif Metode Pengumpulan Data: Kualitatif (observasi lapangan, wawancara, kuisioner) Metode Analisa Data: Deskriptif & Analisa pola perilaku HASIL & PEMBAHASA N Data mengenai kualitas pedestrian, kuaitas linkage dan peran pedestrian dalam 5