INDONESIA MOST LIVEABLE CITY INDEX 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INDONESIA MOST LIVEABLE CITY INDEX 2011"

Transkripsi

1 INDONESIA MOST LIVEABLE CITY INDEX 2011

2 LIVABLE CITY Livable City merupakan sebuah istilah yang menggambarkan sebuah lingkungan dan suasana kota yang nyaman sebagai tempat tinggal dan sebagai tempat untuk beraktivitas yang dilihat dari berbagai aspek baik aspek fisik (fasilitas perkotaan, prasarana, tata ruang, dll) maupun aspek non-fisik (hubungan social, aktivitas ekonomi, dll). Prinsip-prinsip dari Livable City diantaranya : a. Tersedianya berbagai kebutuhan dasar masyarakat perkotaan (hunian yang layak, air bersih, listrik) b. Tersedianya berbagai fasilitas umum dan fasilitas sosial (transportasi publik, taman kota, fasilitas ibadah/kesehatan/ibadah) c. Tersedianya ruang dan tempat publik untuk bersosialisasi dan berinteraksi d. Keamanan, Bebas dari rasa takut e. Mendukung fungsi ekonomi, sosial dan budaya f. Sanitasi lingkungan dan keindahan lingkungan fisik

3 MOST LIVABLE CITY INDEX Survey persepsi penduduk kota, tentang kenyamanan tinggal di kota mereka sendiri, yang dilakukan di 15 kota besar di Indonesia pada bulan Oktober 2010 Maret Hasil penelitian ini merupakan snapshot dari tingkat kenyamanan hidup kota tersebut dari kacamata penduduk nya. Index ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dan masukan bagi stakeholders dalam proses perencanaan dan pembangunan kota. Karakteristik index ini : Simple, Actual, Snapshot.

4 INDIKATOR KRITERIA MLCI IAP : Survei persepsi ini dilakukan terhadap 26 indikator yang dikelompokkan kedalam 9 kriteria utama : 1. Aspek Tata Ruang (Tata Kota, RTH) 2. Aspek Lingkungan (Kebersihan, Polusi) 3. Aspek Transportasi (Jalan, Angkutan) 4. Aspek Fasilitas Kesehatan 5. Aspek Fasilitas Pendidikan 6. Aspek Infrastruktur Utilitas (Listrik, Air, Telekomunikasi) 7. Aspek Ekonomi (Lapangan Kerja, Lokasi Kerja) 8. Aspek Keamanan 9. Aspek Sosial (Kebudayaan, Interaksi Warga)

5 Index Rata-Rata Kota-Kota di Indonesia Tahun 2009 : 54,17 % Hanya 54,17 % penduduk kota2 di Indonesia yang disurvey merasa nyaman tinggal di kota nya. Ini memperlihatkan bahwa kota-kota tersebut masih berada dalam kondisi yang jauh dari ideal IAP- 52,28 43,65 59,90 52,04 52,61 53,86 51,90 52,52 56,52 56,37 65,34 53,13

6 Index Rata-Rata Kota di Indonesia Tahun 2011 : 54,26 % Hanya 54,26 % penduduk kota2 di Indonesia yang disurvey merasa nyaman tinggal di kota nya. Ini memperlihatkan bahwa kota-kota tersebut masih berada dalam kondisi yang jauh dari ideal IAP , , , ,

7 MOST LIVABLE CITY INDEX 2009 & 2010 KOTA Yogyakarta 65, % Denpasar 63.63% Makasar 56, % Manado 59, % Surabaya 53, % Semarang 52, % Banjarmasin 52, % Batam 52. Jayapura 53, % Bandung 56, % Palembang 52.15% Palangkaraya 52, % Jakarta 51, % Pontianak 43, % Medan 52, %

8 Aspek yang dianggap menentukan Livability kota : Aspek Ekonomi (27,97 %) Aspek Tata Ruang (19,66 %) Aspek Fasilitas Pendidikan (13,29%) Keamanan (11,08%) Aspek Kebersihan (10,80%)

9 Index Kota Tertinggi : Persepsi penduduk kota di Yogyakarta (66,52), Denpasar (63,63) menyatakan bahwa kotanya berada dalam kondisi yang relatif cukup nyaman, diatas rata-rata index kotakota di Indonesia. Index Kota Terkecil : Persepsi penduduk kota di Pontianak (46,92) dan Medan (46,67) menyatakan bahwa kotanya berada dalam kondisi yang tidak nyaman dan jauh berada di bawah angka ratarata index kota di Indonesia

10 Kualitas Penataan Kota : Kota Palangkaraya memiliki angka prosentase tertinggi dipersepsikan oleh warganya memiliki penataan kota yang baik, yaitu sebanyak 60 %. Kota dengan persepsi paling rendah untuk aspek tata kota adalah Kota Bandung hanya 3 % dan Kota Medan (5%)

11 Ketersediaan Lapangan Kerja Warga Kota Palembang dan Kota Medan memiliki persepsi yang paling rendah, yaitu hanya 16 & 17 % responden warga Jakarta menilai ketersediaan lapangan kerja di Jakarta baik. Sedangkan ketersediaan lapangan kerja di Kota Batam dinilai warganya sangat baik, yaitu 75%. Angkutan Umum Ketersediaan angkutan umum dinilai cukup baik oleh warga kota, yaitu dengan rata-rata 60,4% Tetapi kualitas angkutan umum yang ada dinilai buruk, yaitu dengan rata-rata 38,67% Kota dengan kualitas angkutan paling buruk dimata warganya adalah Kota Surabaya (13 %) dan Kota Jakarta (18%).

12 Minimnya Fasilitas Bagi Kaum Difable Semua kota belum memberikan fasilitas yang memadai bagi penyandang cacat. Buruknya fasilitasi bagi penyandang cacat ini dapat diartikan pula bahwa semua kota belum memiliki fasilitasi yang baik bagi kaum manula dan ibu hamil, padahal mereka semua juga merupakan warga kota yang harus diperhatikan.

13 YOGYAKARTA Kualitas Fasilitas Rekreasi Ketersediaan Fasilitas Rekreasi Perlindungan Bangunan Bersejarah Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable Informasi Pelayanan Publik Interaksi Hubungan Antar Penduduk Tingkat Kriminalitas Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja Tingkat Biaya Hidup Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Kualitas Jaringan Telekomunikasi Kualitas Air Bersih Ketersediaan Air Bersih Ketersediaan Energi Listrik Kualitas Fasilitas Pendidikan Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Kualitas Fasilitas Kesehatan Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki Kualitas Kondisi Jalan Kualitas Angkutan Umum Ketersediaan Angkutan Umum Tingkat Pencemaran Lingkungan Kualitas Kebersihan Lingkungan Jumlah Ruang Terbuka Kualitas Penataan Kota 32% 29% 77% 76% 69% 91% 93% 59% 92% 55% 95% 78% 81% 80% 98% 97% 93% 94% 54% 89% 55% 73% 45% 69% 46% 52% 0% 20% 80% 100%

14 DENPASAR Kualitas Fasilitas Rekreasi Ketersediaan Fasilitas Rekreasi Perlindungan Bangunan Bersejarah Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable Informasi Pelayanan Publik Interaksi Hubungan Antar Penduduk Tingkat Kriminalitas Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja Tingkat Biaya Hidup Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Kualitas Jaringan Telekomunikasi Kualitas Air Bersih Ketersediaan Air Bersih Ketersediaan Energi Listrik Kualitas Fasilitas Pendidikan Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Kualitas Fasilitas Kesehatan Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki Kualitas Kondisi Jalan Kualitas Angkutan Umum Ketersediaan Angkutan Umum Tingkat Pencemaran Lingkungan Kualitas Kebersihan Lingkungan Jumlah Ruang Terbuka Kualitas Penataan Kota 13% 80% 72% 76% 76% 88% 56% 56% 88% 76% 67% 100% 88% 84% 96% 92% 64% 52% 48% 44% 46% 0% 20% 80% 100%

15 MAKASSAR Kualitas Fasilitas Rekreasi Ketersediaan Fasilitas Rekreasi Perlindungan Bangunan Bersejarah Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable Informasi Pelayanan Publik Interaksi Hubungan Antar Penduduk Tingkat Kriminalitas Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja Tingkat Biaya Hidup Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Kualitas Jaringan Telekomunikasi Kualitas Air Bersih Ketersediaan Air Bersih Ketersediaan Energi Listrik Kualitas Fasilitas Pendidikan Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Kualitas Fasilitas Kesehatan Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki Kualitas Kondisi Jalan Kualitas Angkutan Umum Ketersediaan Angkutan Umum Tingkat Pencemaran Lingkungan Kualitas Kebersihan Lingkungan Jumlah Ruang Terbuka Kualitas Penataan Kota 35% 35% 23% 32% 34% 34% 41% 19% 33% 65% 66% 53% 81% 95% 58% 89% 66% 69% 73% 81% 80% 78% 55% 54% 88% 0% 20% 80% 100%

16 MENADO Kualitas Fasilitas Rekreasi Ketersediaan Fasilitas Rekreasi Perlindungan Bangunan Bersejarah Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable Informasi Pelayanan Publik Interaksi Hubungan Antar Penduduk Tingkat Kriminalitas Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja Tingkat Biaya Hidup Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Kualitas Jaringan Telekomunikasi Kualitas Air Bersih Ketersediaan Air Bersih Ketersediaan Energi Listrik Kualitas Fasilitas Pendidikan Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Kualitas Fasilitas Kesehatan Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki Kualitas Kondisi Jalan Kualitas Angkutan Umum Ketersediaan Angkutan Umum Tingkat Pencemaran Lingkungan Kualitas Kebersihan Lingkungan Jumlah Ruang Terbuka Kualitas Penataan Kota 55% 39% 27% 27% 77% 100% 36% 64% 34% 23% 87% 64% 48% 41% 67% 73% 69% 48% 61% 69% 82% 41% 53% 27% 32% 0% 20% 80% 100%

17 SURABAYA Kualitas Fasilitas Rekreasi Ketersediaan Fasilitas Rekreasi Perlindungan Bangunan Bersejarah Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable Informasi Pelayanan Publik Interaksi Hubungan Antar Penduduk Tingkat Kriminalitas Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja Tingkat Biaya Hidup Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Kualitas Jaringan Telekomunikasi Kualitas Air Bersih Ketersediaan Air Bersih Ketersediaan Energi Listrik Kualitas Fasilitas Pendidikan Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Kualitas Fasilitas Kesehatan Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki Kualitas Kondisi Jalan Kualitas Angkutan Umum Ketersediaan Angkutan Umum Tingkat Pencemaran Lingkungan Kualitas Kebersihan Lingkungan Jumlah Ruang Terbuka Kualitas Penataan Kota 13% 22% 13% 33% 42% 42% 46% 13% 8% 42% 21% 46% 91% 75% 79% 58% 92% 67% 92% 92% 92% 83% 83% 63% 75% 0% 20% 80% 100%

18 SEMARANG Kualitas Fasilitas Rekreasi Ketersediaan Fasilitas Rekreasi Perlindungan Bangunan Bersejarah Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable Informasi Pelayanan Publik Interaksi Hubungan Antar Penduduk Tingkat Kriminalitas Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja Tingkat Biaya Hidup Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Kualitas Jaringan Telekomunikasi Kualitas Air Bersih Ketersediaan Air Bersih Ketersediaan Energi Listrik Kualitas Fasilitas Pendidikan Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Kualitas Fasilitas Kesehatan Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki Kualitas Kondisi Jalan Kualitas Angkutan Umum Ketersediaan Angkutan Umum Tingkat Pencemaran Lingkungan Kualitas Kebersihan Lingkungan Jumlah Ruang Terbuka Kualitas Penataan Kota 26% 26% 9% 73% 74% 52% 39% 100% 70% 61% 91% 96% 33% 83% 100% 70% 48% 78% 33% 41% 17% 13% 0% 20% 80% 100%

19 BANJARMASIN Ketersediaan Fasilitas Rekreasi Perlindungan Bangunan Bersejarah Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable Informasi Pelayanan Publik Interaksi Hubungan Antar Penduduk Tingkat Kriminalitas Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja Tingkat Biaya Hidup Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Kualitas Jaringan Telekomunikasi Kualitas Air Bersih Ketersediaan Air Bersih Ketersediaan Energi Listrik Kualitas Fasilitas Pendidikan Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Kualitas Fasilitas Kesehatan Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki Kualitas Kondisi Jalan Kualitas Angkutan Umum Ketersediaan Angkutan Umum Tingkat Pencemaran Lingkungan Kualitas Kebersihan Lingkungan Jumlah Ruang Terbuka Kualitas Penataan Kota 17% 39% 23% 56% 66% 23% 28% 42% 27% 49% 47% 63% 19% 32% 14% 18% 81% 89% 92% 93% 87% 80% 85% 81% 81% 0% 20% 80% 100%

20 Ketersediaan Fasilitas Rekreasi Perlindungan Bangunan Bersejarah Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable Informasi Pelayanan Publik Interaksi Hubungan Antar Penduduk Tingkat Kriminalitas Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja Tingkat Biaya Hidup Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Kualitas Jaringan Telekomunikasi Kualitas Air Bersih Ketersediaan Air Bersih Ketersediaan Energi Listrik Kualitas Fasilitas Pendidikan Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Kualitas Fasilitas Kesehatan Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki Kualitas Kondisi Jalan Kualitas Angkutan Umum Ketersediaan Angkutan Umum Tingkat Pencemaran Lingkungan Kualitas Kebersihan Lingkungan Jumlah Ruang Terbuka Kualitas Penataan Kota BATAM 8% 64% 52% 36% 56% 65% 75% 71% 38% 69% 63% 69% 31% 48% 54% 71% 46% 56% 85% 0% 10% 20% 50% 70% 80% 90%

21 BANDUNG Kualitas Fasilitas Rekreasi Ketersediaan Fasilitas Rekreasi Perlindungan Bangunan Bersejarah Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable Informasi Pelayanan Publik Interaksi Hubungan Antar Penduduk Tingkat Kriminalitas Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja Tingkat Biaya Hidup Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Kualitas Jaringan Telekomunikasi Kualitas Air Bersih Ketersediaan Air Bersih Ketersediaan Energi Listrik Kualitas Fasilitas Pendidikan Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Kualitas Fasilitas Kesehatan Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki Kualitas Kondisi Jalan Kualitas Angkutan Umum Ketersediaan Angkutan Umum Tingkat Pencemaran Lingkungan Kualitas Kebersihan Lingkungan Jumlah Ruang Terbuka Kualitas Penataan Kota 57% 59% 24% 7% 36% 48% 14% 24% 62% 45% 59% 21% 34% 31% 55% 14% 24% 14% 3% 82% 79% 100% 100% 76% 90% 79% 0% 20% 80% 100%

22 PALEMBANG Kualitas Fasilitas Rekreasi Ketersediaan Fasilitas Rekreasi Perlindungan Bangunan Bersejarah Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable Informasi Pelayanan Publik Interaksi Hubungan Antar Penduduk Tingkat Kriminalitas Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja Tingkat Biaya Hidup Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Kualitas Jaringan Telekomunikasi Kualitas Air Bersih Ketersediaan Air Bersih Ketersediaan Energi Listrik Kualitas Fasilitas Pendidikan Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Kualitas Fasilitas Kesehatan Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki Kualitas Kondisi Jalan Kualitas Angkutan Umum Ketersediaan Angkutan Umum Tingkat Pencemaran Lingkungan Kualitas Kebersihan Lingkungan Jumlah Ruang Terbuka Kualitas Penataan Kota 23% 12% 45% 16% 18% 8% 16% 43% 39% 34% 33% 28% 43% 81% 64% 90% 70% 67% 73% 76% 72% 72% 59% 66% 0% 20% 80% 100%

23 PALANGKARAYA Kualitas Fasilitas Rekreasi Ketersediaan Fasilitas Rekreasi Perlindungan Bangunan Bersejarah Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable Informasi Pelayanan Publik Interaksi Hubungan Antar Penduduk Tingkat Kriminalitas Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja Tingkat Biaya Hidup Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Kualitas Jaringan Telekomunikasi Kualitas Air Bersih Ketersediaan Air Bersih Ketersediaan Energi Listrik Kualitas Fasilitas Pendidikan Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Kualitas Fasilitas Kesehatan Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki Kualitas Kondisi Jalan Kualitas Angkutan Umum Ketersediaan Angkutan Umum Tingkat Pencemaran Lingkungan Kualitas Kebersihan Lingkungan Jumlah Ruang Terbuka Kualitas Penataan Kota 18% 17% 54% 39% 69% 75% 42% 51% 26% 27% 73% 77% 76% 44% 39% 42% 35% 39% 51% 49% 53% 34% 47% 47% 0% 10% 20% 50% 70% 80% 90%

24 JAKARTA Kualitas Fasilitas Rekreasi Ketersediaan Fasilitas Rekreasi Perlindungan Bangunan Bersejarah Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable Informasi Pelayanan Publik Interaksi Hubungan Antar Penduduk Tingkat Kriminalitas Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja Tingkat Biaya Hidup Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Kualitas Jaringan Telekomunikasi Kualitas Air Bersih Ketersediaan Air Bersih Ketersediaan Energi Listrik Kualitas Fasilitas Pendidikan Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Kualitas Fasilitas Kesehatan Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki Kualitas Kondisi Jalan Kualitas Angkutan Umum Ketersediaan Angkutan Umum Tingkat Pencemaran Lingkungan Kualitas Kebersihan Lingkungan Jumlah Ruang Terbuka Kualitas Penataan Kota 72% 67% 34% 14% 68% 64% 19% 43% 7% 28% 86% 56% 61% 79% 71% 74% 69% 73% 21% 48% 18% 54% 9% 24% 9% 15% 0% 20% 80% 100%

25 PONTIANAK Kualitas Fasilitas Rekreasi Ketersediaan Fasilitas Rekreasi Perlindungan Bangunan Bersejarah Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable Informasi Pelayanan Publik Interaksi Hubungan Antar Penduduk Tingkat Kriminalitas Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja Tingkat Biaya Hidup Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Kualitas Jaringan Telekomunikasi Kualitas Air Bersih Ketersediaan Air Bersih Ketersediaan Energi Listrik Kualitas Fasilitas Pendidikan Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Kualitas Fasilitas Kesehatan Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki Kualitas Kondisi Jalan Kualitas Angkutan Umum Ketersediaan Angkutan Umum Tingkat Pencemaran Lingkungan Kualitas Kebersihan Lingkungan Jumlah Ruang Terbuka Kualitas Penataan Kota 9% 29% 9% 34% 15% 22% 27% 28% 31% 37% 34% 22% 19% 64% 83% 70% 78% 64% 64% 66% 64% 0% 10% 20% 50% 70% 80% 90%

26 MEDAN Kualitas Fasilitas Rekreasi Ketersediaan Fasilitas Rekreasi Perlindungan Bangunan Bersejarah Ketersediaan Fasilitas Kaum Diffable Informasi Pelayanan Publik Interaksi Hubungan Antar Penduduk Tingkat Kriminalitas Tingkat Aksesibilitas Tempat Kerja Tingkat Biaya Hidup Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Kualitas Jaringan Telekomunikasi Kualitas Air Bersih Ketersediaan Air Bersih Ketersediaan Energi Listrik Kualitas Fasilitas Pendidikan Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Kualitas Fasilitas Kesehatan Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Kualitas Fasilitas Pejalan Kaki Kualitas Kondisi Jalan Kualitas Angkutan Umum Ketersediaan Angkutan Umum Tingkat Pencemaran Lingkungan Kualitas Kebersihan Lingkungan Jumlah Ruang Terbuka Kualitas Penataan Kota 26% 21% 9% 2% 9% 14% 17% 28% 16% 35% 28% 14% 21% 7% 5% 53% 72% 61% 47% 53% 72% 49% 67% 81% 95% 0% 20% 80% 100%

27 Persepsi Warga Untuk Setiap Aspek : Aspek Fisik (Tata Kota, RTH) Aspek Lingkungan (Kebersihan, Polusi) Aspek Transportasi (Jalan, Angkutan) Aspek Fasilitas Kesehatan Aspek Fasiltas Pendidikan Aspek Infrastruktur Utilitas (Listrik, Air, Telekomunikasi) Aspek Ekonomi (Lapangan Kerja, Lokasi Kerja) Aspek Keamaan Aspek Sosial (Budaya, Interaksi Warga)

28 ASPEK FISIK 50% 49% 54% 51% 43% 26% 33% 36% 20% 10% 15% 16% 9% 12% 21% 6% 0%

29 70% ASPEK LINGKUNGAN 57% 55% 50% 47% 49% 37% 37% 28% 25% 26% 29% 20% 19% 17% 18% 10% 0%

30 80% TRANSPORTASI 70% 68% 65% 56% 58% 57% 58% 50% 49% 47% 48% 48% 45% 35% 35% 35% 20% 10% 0%

31 FASILITAS KESEHATAN 100% 90% 80% 70% 94% 94% 79% 65% 83% 91% 81% 69% 72% 71% 65% 50% 56% 58% 50% 39% 20% 10% 0%

32 100% 90% 80% 70% 98% 86% 77% 70% FASILITAS PENDIDIKAN 92% 83% 83% 74% 64% 59% 72% 64% 66% 61% 50% 20% 10% 0%

33 INFRASTRUKTUR & UTILITAS KOTA 90% 80% 70% 83% 83% 71% 73% 80% 79% 77% 68% 67% 71% 61% 56% 54% 50% 41% 20% 10% 0%

34 80% 70% ASPEK EKONOMI 75% 59% 50% 51% 37% 43% 39% 39% 29% 29% 35% 26% 36% 31% 20% 10% 0%

35 70% ASPEK KEAMANAN 59% 52% 56% 50% 35% 36% 33% 36% 42% 34% 26% 20% 18% 19% 10% 9% 0%

36 ASPEK SOSIAL BUDAYA 80% 73% 75% 70% 66% 50% 54% 41% 42% 50% 51% 45% 53% 37% 36% 31% 20% 10% 0%

37 PENUTUP Pada dasarnya kenyamanan hidup berkota adalah hak setiap warga kota, maka pemerintah kota sebagai pihak yang diberi mandate oleh warga harus berusaha untuk merencanakan, membangun dan mengendalikan kawasan perkotaan demi terciptanya lingkungan perkotaan yang nyaman untuk dihuni. Begitupun pihak warga harus paham, mengerti dan menjalankan kewajiban sebagai warga kota yang baik, tidak sekedar menjadi masyarakat kota saja tetapi benar-benar menjadi warga kota (citizen) yang turut mewujudkan kenyamanan kota. Masa depan perkotaan Indonesia akan menghadapi tantangan yang semakin besar, otonomi daerah dan desentralisasi pembangunan akan membawa pada pertumbuhan kota-kota baru,

38 PENUTUP Snapshot yang Simple dan Aktual mengenai Persepsi warga kota yang digambarkan dalam index ini menunjukan bahwa kotakota besar Indonesia saat ini belum berada dalam kondisi yang ideal sebagai kota yang nyaman, dan dimasa depan juga akan semakin tidak nyaman apabila tidak ada tindakan berani, kreatif dan progressif dari para pemimpin kota, terutama walikota, untuk mengambil dan menerapkan kebijakan pembangunan kota yang berani. Pemimpin kota harus memiliki visi, leadership dan dukungan warga kota untuk mewujudkan Identitas Kota Masa Depan Indonesia : Livable Cities

39 TERIMA KASIH

Most Livable City Index, Tantangan Menuju Kota Layak Huni

Most Livable City Index, Tantangan Menuju Kota Layak Huni Most Livable City Index, Tantangan Menuju Kota Layak Huni Dani Muttaqin, ST* Kota, kota, kota. Pada umumnya orang akan setuju kota merupakan tempat dimana mereka dapat merealisasikan setiap mimpi. Kota

Lebih terperinci

MLCI tahun 2011: menghadapi tantangan dekade kedua abad 21

MLCI tahun 2011: menghadapi tantangan dekade kedua abad 21 Memasuk dekade kedua abad 21, kota-kota indonesia mengalami berbagai persoalan yang berujung pada menurunnya kualitas lingkungan perkotaan. Permasalahan lingkungan, sosial, kependudukan, infrastruktur,

Lebih terperinci

PENYUNTING : Ir. Bernardus Djonoputro Ir. Irwan Prasetyo, PhD Ir. Teti Armiati Argo, PhD Ir. Djoko Muljanto Dhani Muttaqin, ST

PENYUNTING : Ir. Bernardus Djonoputro Ir. Irwan Prasetyo, PhD Ir. Teti Armiati Argo, PhD Ir. Djoko Muljanto Dhani Muttaqin, ST PENYUNTING : Ir. Bernardus Djonoputro Ir. Irwan Prasetyo, PhD Ir. Teti Armiati Argo, PhD Ir. Djoko Muljanto Dhani Muttaqin, ST 1. PENGANTAR Perkembangan kawasan perkotaan di Indonesia yang terjadi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau daerah (Timmer, 2005). Kota layak huni merupakan kota dengan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. atau daerah (Timmer, 2005). Kota layak huni merupakan kota dengan kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Livability didefinisikan sebagai kualitas hidup penghuni pada suatu kota atau daerah (Timmer, 2005). Kota layak huni merupakan kota dengan kondisi lingkungan dan suasana

Lebih terperinci

Indonesia Livable City Index 2014

Indonesia Livable City Index 2014 Indonesia Livable City Index 2014 Indonesia Most Livable City Index Perception-based survey of the urban population, about the livability of their city. The results of this study is a "snapshot MLCI IAP

Lebih terperinci

Instrumen Perhitungan Dampak Sosial Ekonomi dan Lingkungan Akibat Konversi Lahan

Instrumen Perhitungan Dampak Sosial Ekonomi dan Lingkungan Akibat Konversi Lahan Instrumen Perhitungan Dampak Sosial Ekonomi dan Lingkungan Akibat Konversi Lahan TA 2014 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota merupakan perwujudan aktivitas manusia yang berfungsi sebagai pusat kegiatan

Lebih terperinci

Menakar Kinerja Kota Kota DiIndonesia

Menakar Kinerja Kota Kota DiIndonesia Menakar Kinerja Kota Kota DiIndonesia Oleh Doni J Widiantono dan Ishma Soepriadi Kota-kota kita di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat, selama kurun waktu 10 tahun terakhir muncul kurang lebih 31

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kenyamanan permukiman di kota dipengaruhi oleh keberadaan ruang terbuka hijau dan tata kelola kota. Pada tata kelola kota yang tidak baik yang ditunjukkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang Kota dan Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang Kota dan Perkembangannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Ruang Kota dan Perkembangannya Ruang merupakan unsur penting dalam kehidupan. Ruang merupakan wadah bagi makhluk hidup untuk tinggal dan melangsungkan hidup

Lebih terperinci

Menjawab Kemendesakan dan Masa Depan Kota. Rujak Center for Urban Studies

Menjawab Kemendesakan dan Masa Depan Kota. Rujak Center for Urban Studies Menjawab Kemendesakan dan Masa Depan Kota Rujak Center for Urban Studies Pertumbuhan Penduduk Dunia Tahun 2008, : lebih dari separuh penduduk dunia (3,3 milyar orang), bertempat tinggal di kota Tahun 2009

Lebih terperinci

Profil Responden Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags

Profil Responden Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Agustus 2013 1 2 3 4 A. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 1) - Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) - Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) - Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Indeks Kondisi Ekonomi saat ini -

Lebih terperinci

KAJIAN KONDISI LAYAK HUNI KOTA BALIKPAPAN BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT. Padma Sekar Annisa

KAJIAN KONDISI LAYAK HUNI KOTA BALIKPAPAN BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT. Padma Sekar Annisa KAJIAN KONDISI LAYAK HUNI KOTA BALIKPAPAN BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT Padma Sekar Annisa padmasekarannisa@gmail.com Dr. Dyah Rahmawati Hizbaron, M.T, M.Sc emmahisbaron@gmail.com Abstract has several

Lebih terperinci

Sisi Permintaan. Sisi Penawaran

Sisi Permintaan. Sisi Penawaran SURVEI KONSUMEN Sisi Permintaan Perkembangan Sektor Riil Pengeluaran Konsumsi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran TUJUAN SURVEI KONSUMEN Merupakan survei bulanan yang bersifat mikro, bertujuan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

Mei Divisi Statistik Sektor Riil 1. Metodologi PESIMIS OPTIMIS

Mei Divisi Statistik Sektor Riil 1. Metodologi PESIMIS OPTIMIS PESIMIS OPTIMIS Mei 2012 Pasca penundaan kenaikan harga BBM, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Mei 2012 mulai meningkat dari 102,5 menjadi 109,0 atau meningkat sebesar 6,5 poin. Persepsi mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kota baik dari skala mikro maupun makro (Dwihatmojo)

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kota baik dari skala mikro maupun makro (Dwihatmojo) BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Ruang terbuka merupakan ruang publik yang digunakan masyarakat untuk berinteraksi, berolahraga, dan sebagai sarana rekreatif. Keberadaan ruang terbuka juga bermanfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fasilitas umum merupakan sebuah sarana yang dibangun oleh pemerintah. Fasilitas ini dibangun untuk masyarakat. Tujuan dari pembangunan fasilitas umum ini tentu untuk

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN RANCANGAN LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI MAGETAN NOMOR : TANGGAL : INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN VISI : Terwujudnya kesejahteraan masyarakat Magetan yang adil, mandiri dan bermartabat

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY TRIWULAN III-2004 Harga properti residensial pada Triwulan III-2004 meningkat lebih rendah Pada triwulan mendatang diprakirakan peningkatan

Lebih terperinci

KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN Januari 2008 Pada Januari 2008 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) masih berada pada level pesimis sebesar 94,5 Responden memperkirakan harga secara umum pada tiga dan enam

Lebih terperinci

Indeks Harga Konsumen di 66 Kota (2007=100),

Indeks Harga Konsumen di 66 Kota (2007=100), Umum Banda Aceh 216,59 246,43 278,90 295,67 112,07 139,01 172,41 190,86 109,37 115,47 119,06 124,90 127,19 Lhokseumawe 217,73 242,90 273,06 295,55 111,38 124,28 143,10 154,71 108,33 116,24 121,61 130,52

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN Februari 2009 Trend peningkatan IKK kembali terjadi pada Februari 2009 meskipun belum mencapai level optimis yang tercatat pada indeks 96,4. Beberapa isu positif terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota merupakan tempat terjadinya pola aktivitas masyarakat mulai dari sosial, ekonomi, budaya dan politik. Kota yang berhasil tidak lepas dari penggunaan fungsi kota

Lebih terperinci

Rilis PUPR #1 7 November 2017 SP.BIRKOM/XI/2017/544. Komitmen 27 Kepala Daerah Membangun Kota Dengan Perencanaan dan Penganggaran yang Transparan

Rilis PUPR #1 7 November 2017 SP.BIRKOM/XI/2017/544. Komitmen 27 Kepala Daerah Membangun Kota Dengan Perencanaan dan Penganggaran yang Transparan Rilis PUPR #1 7 November 2017 SP.BIRKOM/XI/2017/544 Komitmen 27 Kepala Daerah Membangun Kota Dengan Perencanaan dan Penganggaran yang Transparan Jakarta Kepadatan penduduk yang tinggi di kawasan perkotaan

Lebih terperinci

A. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 1) B. Indeks Ekspektasi Harga 1) - Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) - Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

A. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 1) B. Indeks Ekspektasi Harga 1) - Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) - Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) November 2014 1 2 3 4 A. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 1) - Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) - Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) - Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Indeks Kondisi Ekonomi (kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan menjelaskan kerangka awal dan tahapan pelaporan pelaksanaan penelitian untuk memberikan gambaran mengenai apa dan

BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan menjelaskan kerangka awal dan tahapan pelaporan pelaksanaan penelitian untuk memberikan gambaran mengenai apa dan BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan menjelaskan kerangka awal dan tahapan pelaporan pelaksanaan penelitian untuk memberikan gambaran mengenai apa dan bagaimana penelitian ini dengan menjabarkan latar belakang,

Lebih terperinci

Masa Depan Kota Dunia Akan Dibahas Jakarta

Masa Depan Kota Dunia Akan Dibahas Jakarta Masa Depan Kota Dunia Akan Dibahas Jakarta Kondisi kota-kota di dunia akan dibahas para pakar dan praktisi pada tanggal 10-13 Agustus 2014, dimana Indonesia akan menjadi tuan rumah 24 th EAROPH World Congress

Lebih terperinci

2

2 Januari 2015 1 2 3 4 5 A. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 1) - Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) - Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) - Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Indeks Kondisi Ekonomi (kondisi

Lebih terperinci

2

2 Desember 2016 1 2 3 4 5 6 A. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 1) - Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) - Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) - Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Indeks Kondisi Ekonomi (kondisi

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen SURVEI KONSUMEN Maret 2015 Survei menunjukkan bahwa tingkat keyakinan konsumen pada Maret 2015 masih cukup tinggi dan optimis. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Maret 2015 yang tercatat

Lebih terperinci

i. Mengetahui awareness masyarakat terhadap layanan ULPK BPOM; ii. Mengetahui sumber informasi Contact Center HALO BPOM ;

i. Mengetahui awareness masyarakat terhadap layanan ULPK BPOM; ii. Mengetahui sumber informasi Contact Center HALO BPOM ; 1. Penyelenggaraan Evaluasi Kepuasan Konsumen Penyelenggaraan Evaluasi Kepuasan Konsumen tahun 2015 diselenggarakan oleh PT. Sigma Research Indonesia dengan waktu pelaksanaan Agustus - Oktober 2015. Adapun

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Optimis. Pesimis. Kenaikan Harga BBM

SURVEI KONSUMEN. Optimis. Pesimis. Kenaikan Harga BBM SURVEI KONSUMEN Juni 2010 Indeks Keyakinan Konsumen pada Juni 2010 kembali meningkat setelah bulan sebelumnya sedikit mengalami penurunan. Berita seputar rencana realisasi pembayaran gaji ke-13 PNS tampaknya

Lebih terperinci

Indeks Keyakinan Konsumen

Indeks Keyakinan Konsumen PESIMIS OPTIMIS Setelah melambat pada bulan sebelumnya, tingkat konsumsi rumah tangga pada Februari 2013 mengalami peningkatan. Hal ini terutama dipengaruhi oleh menguatnya optimisme konsumen untuk melakukan

Lebih terperinci

Hasil Evaluasi Pelayanan Publik Tahun Jakarta 24 Januari 2018

Hasil Evaluasi Pelayanan Publik Tahun Jakarta 24 Januari 2018 Hasil Evaluasi Pelayanan Publik Tahun 2017 Jakarta 24 Januari 2018 Evaluasi Pelayanan Publik Tahun 2017 Evaluasi Pelayanan Publik Tahun 2017 Evaluasi Pelayanan Publik Tahun 2017 ASPEK KEMENTERIAN Evaluasi

Lebih terperinci

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Outline

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan IV - 2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang diperkirakan harga properti masih meningkat Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aksesibilitas merupakan hubungan kedekatan suatu tempat dengan tempat lain yang diindikasikan dengan kemudahan dalam mencapai tujuan dari lokasi asal (Simmonds, 2001).

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan II 2006 Harga properti residensial di triwulan II melambat Pada triwulan III mendatang diperkirakan harga properti akan meningkat

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terus membaik Harga secara umum diekspektasikan tetap akan meningkat

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terus membaik Harga secara umum diekspektasikan tetap akan meningkat SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN Januari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terus membaik Harga secara umum diekspektasikan tetap akan meningkat Konsumen kembali optimis terhadap membaiknya kondisi ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota merupakan perubahan kota yang terjadi dari waktu ke waktu. Indonesia seperti halnya negara-negara lainnya, sedang mengalami pertumbuhan perkotaan

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. April 2015

SURVEI KONSUMEN. April 2015 SURVEI KONSUMEN April Survei mengindikasikan bahwa tingkat keyakinan konsumen pada April melemah, namun masih berada pada level optimis (>100). Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) April

Lebih terperinci

KONSUMEN. Januari 2005 Indeks Keyakinan Konsumen menurun. Prospek ekonomi diperkirakan stabil. Optimis. Pesimis. Jul Ags. Jun. Jan. Okt. Mei. Feb.

KONSUMEN. Januari 2005 Indeks Keyakinan Konsumen menurun. Prospek ekonomi diperkirakan stabil. Optimis. Pesimis. Jul Ags. Jun. Jan. Okt. Mei. Feb. SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN uari 23 uari 25 Indeks Keyakinan Konsumen menurun Prospek ekonomi diperkirakan stabil Indeks Keyakinan Konsumen turun Indeks Keyakinan Konsumen turun dari 119,1 menjadi

Lebih terperinci

Strategi Peningkatan Quality of Urban Life (QoUL) dengan Pertimbangan Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap Kota Tempat Tinggal

Strategi Peningkatan Quality of Urban Life (QoUL) dengan Pertimbangan Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap Kota Tempat Tinggal TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Strategi Peningkatan Quality of Urban Life (QoUL) dengan Pertimbangan Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap Kota Tempat Tinggal Raisa Nur Imanda Program Studi Magister Rancang Kota,

Lebih terperinci

PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL SOSIALISASI SIWAS DARI PENGADILAN TINGGI ( PER TANGGAL 31 JANUARI 2017 JAM 16:00 WIB FIX)

PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL SOSIALISASI SIWAS DARI PENGADILAN TINGGI ( PER TANGGAL 31 JANUARI 2017 JAM 16:00 WIB FIX) 1 PT Banda Aceh Lengkap 2 PT Medan Lengkap 3 PT Padang Lengkap 4 PT Pekanbaru Belum Lengkap - 5 PT Jambi Belum Lengkap - 6 PT Palembang Lengkap tgl 31 Januari 2017 via ) tgl 31 Januari 2017 via ) 7 PT

Lebih terperinci

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN Februari 2015 SURVEI PENJUALAN ECERAN Survei Penjualan Eceran mengindikasikan bahwa secara tahunan penjualan eceran pada Februari 2015 mengalami akselerasi. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil

Lebih terperinci

Kebutuhan Terhadap Pedoman Pejalan Kaki

Kebutuhan Terhadap Pedoman Pejalan Kaki Kebutuhan Terhadap Pedoman Pejalan Kaki disampaikan oleh: DR. Dadang Rukmana Direktur Perkotaan 26 Oktober 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Outline Pentingnya Jalur Pejalan

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan III 2006 Harga properti residensial di triwulan III meningkat Pada triwulan IV mendatang diperkirakan harga properti akan melambat

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL TRIWULAN IV-2004 Harga properti residensial meningkat lebih rendah Pada triwulan mendatang diprakirakan peningkatan harga masih melambat. Perkembangan Harga Properti Residensial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menstimulus terciptanya sumber perekonomian baru. Bahkan pariwisata dapat di

BAB 1 PENDAHULUAN. menstimulus terciptanya sumber perekonomian baru. Bahkan pariwisata dapat di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata adalah sektor yang mampu membangun dan memperbaiki kondisi perekonomian suatu negara. Hal itu disebabkan oleh kemampuan dalam menstimulus terciptanya sumber

Lebih terperinci

Kriteria Kota Ideal berdasarkan Persepsi Masyarakat

Kriteria Kota Ideal berdasarkan Persepsi Masyarakat TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kriteria Kota Ideal berdasarkan Persepsi Masyarakat Raisa N. Imanda Program Studi Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

LIST PENGADILAN TINGGI YANG SUDAH KIRIM SOSIALISASI ( PER TANGGAL 31 JANUARI 2017 JAM 14:10)

LIST PENGADILAN TINGGI YANG SUDAH KIRIM SOSIALISASI ( PER TANGGAL 31 JANUARI 2017 JAM 14:10) 1 PT Banda Aceh - tgl 26 Januari 2017 via ) 2 PT Medan (Lengkap) 3 PT Padang (Lengkap) 4 PT Pekanbaru 5 PT Jambi - 6 PT Palembang (Lengkap) tgl 31 Januari 2017 via ) 7 PT Bangka Belitung 8 PT Bengkulu

Lebih terperinci

PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL SOSIALISASI SIWAS DARI PENGADILAN TINGGI ( PER TANGGAL 1 FEBRUARI 2017)

PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL SOSIALISASI SIWAS DARI PENGADILAN TINGGI ( PER TANGGAL 1 FEBRUARI 2017) 1 PT Banda Aceh Lengkap 2 PT Medan Lengkap 3 PT Padang Lengkap 4 PT Pekanbaru Belum Lengkap - 5 PT Jambi Belum Lengkap - 6 PT Palembang Lengkap 7 PT Bangka Belitung Belum Lengkap - - 8 PT Bengkulu Belum

Lebih terperinci

Rusunawa Buruh di Kawasan Industri Mangkang Semarang

Rusunawa Buruh di Kawasan Industri Mangkang Semarang TUGAS AKHIR 36 Periode Januari Juni 2011 Rusunawa Buruh di Kawasan Industri Mangkang Semarang Disusun Oleh : MIRNA PUTRI KARTIKA NIM. L2B 309 017 Dosen Pembimbing : M. Sahid Indraswara, ST, MT Sukawi,

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen SURVEI KONSUMEN Desember 2013 Konsumsi rumah tangga diindikasikan semakin menguat pada bulan Desember 2013. Hal ini tercermin dari meningkatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Desember 2013 menjadi 116,5

Lebih terperinci

LIST PENGADILAN TINGGI YANG SUDAH KIRIM SOSIALISASI ( PER TANGGAL 27 JANUARI 2017 )

LIST PENGADILAN TINGGI YANG SUDAH KIRIM SOSIALISASI ( PER TANGGAL 27 JANUARI 2017 ) 1 PT Banda Aceh Email Informasi - 2 PT Medan Email Helpdesk - - - - - 3 PT Padang tgl 26 Januari 2017 via Email Berupa Pemberitahuan telah melakukan sosialisasi (Kekurangan sudah diberitahukan via Email

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Kota Surakarta

BAB V PEMBAHASAN. Kota Surakarta BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini akan berisi pembahasan tentang posisi hasil penelitian terhadap teori yang digunakan sehingga mampu menjawab permasalahan penelitian. Pembahasan akan secara kritis dilakukan

Lebih terperinci

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Juni 2013 Juni 2013 mengalami kenaikan sebesar 5,4 poin. Hal ini

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Juni 2013 Juni 2013 mengalami kenaikan sebesar 5,4 poin. Hal ini PESIMIS OPTIMIS Juni 2013 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Juni 2013 mengalami kenaikan sebesar 5,4 poin. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan konsumsi rumah tangga Optimisme konsumen diperkirakan

Lebih terperinci

PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL SOSIALISASI SIWAS DARI PENGADILAN TINGGI ( PER TANGGAL 16 FEBRUARI 2017)

PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL SOSIALISASI SIWAS DARI PENGADILAN TINGGI ( PER TANGGAL 16 FEBRUARI 2017) 1 PT Banda Aceh Lengkap 2 PT Medan Lengkap 3 PT Padang Lengkap 4 PT Pekanbaru Lengkap Notulen dikirim tanggal 2 Februari 2017 jam 16:58 WIB 5 PT Jambi Belum Lengkap - 6 PT Palembang Lengkap 7 PT Bangka

Lebih terperinci

Tingkat konsumsi rumah tangga pada bulan Maret 2013 Maret 2013 relatif stabil. Hal ini tercermin dari Indeks

Tingkat konsumsi rumah tangga pada bulan Maret 2013 Maret 2013 relatif stabil. Hal ini tercermin dari Indeks PESIMIS OPTIMIS Maret 2013 Tingkat konsumsi rumah tangga pada bulan Maret 2013 relatif stabil. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang tidak mengalami perubahan dibandingkan bulan sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas seluruh permasalahan perkotaan. Permasalahan kota yang

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas seluruh permasalahan perkotaan. Permasalahan kota yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Munculnya Indeks Kota Cerdas Indonesia 2015 dilatarbelakangi upaya untuk mengelola kota dengan cerdas yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan serta kualitas

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Maret Indeks Keyakinan Konsumen menurun Prospek ekonomi diperkirakan memburuk. Indeks Keyakinan Konsumen turun

SURVEI KONSUMEN. Maret Indeks Keyakinan Konsumen menurun Prospek ekonomi diperkirakan memburuk. Indeks Keyakinan Konsumen turun Maret 2005 SURVEI KONSUMEN Indeks Keyakinan Konsumen menurun Prospek ekonomi diperkirakan memburuk Indeks Keyakinan Konsumen turun IKK menurun disebabkan kenaikan harga BBM Hasil survei Maret 2005 mengindikasikan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH

PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH Mei 2015 PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH Survei Konsumen Mei 2015 (hal. 1) Survei Penjualan Eceran April 2015 (hal. 13) PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH Mei 2015 Alamat Redaksi :

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Februari Indeks Keyakinan Konsumen menurun Prospek ekonomi diperkirakan stabil. Indeks Keyakinan Konsumen turun

SURVEI KONSUMEN. Februari Indeks Keyakinan Konsumen menurun Prospek ekonomi diperkirakan stabil. Indeks Keyakinan Konsumen turun Februari 2005 SURVEI KONSUMEN Indeks Keyakinan Konsumen menurun Prospek ekonomi diperkirakan stabil Indeks Keyakinan Konsumen turun Sebagaimana Januari 2005, hasil Survei Konsumen Bank Indonesia pada Februari

Lebih terperinci

TERM OF REFERENCE (TOR) PROGRAM BEDAH RUMAH VETERAN (BEDAH) 2016

TERM OF REFERENCE (TOR) PROGRAM BEDAH RUMAH VETERAN (BEDAH) 2016 TERM OF REFERENCE (TOR) PROGRAM BEDAH RUMAH VETERAN (BEDAH) 2016 LATAR BELAKANG Pada tahun 2015 Kementerian BUMN telah menginisiasi dan mengkoordinasikan Program Bedah Rumah Veteran dengan kegiatan Perbaikan

Lebih terperinci

1. Tujuan kontak dengan ULPK BPOM yang sering dilakukan sebagian besar. 1. Penyelenggaraan Evaluasi Kepuasan Konsumen

1. Tujuan kontak dengan ULPK BPOM yang sering dilakukan sebagian besar. 1. Penyelenggaraan Evaluasi Kepuasan Konsumen 1. Penyelenggaraan Evaluasi Kepuasan Konsumen Penyelenggaraan Evaluasi Kepuasan Konsumen tahun 2014 diselenggarakan oleh PT. Indikator Daya Cendekia dengan waktu pelaksanaan 17 September 5 Nopember 2014.

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Februari 2006

SURVEI KONSUMEN. Februari 2006 SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN Februari 2006 Indeks Keyakinan Konsumen (I KK) kembali turun Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) kembali turun Harga secara umum diekspektasikan meningkat Konsumen kembali pesimis

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY TRIWULAN I-2004 Harga properti residensial pada triwulan I-2004 mengalami kenaikan namun sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia Karakteristik transportasi Indonesia dihadapkan pada kualitas pelayanan yang rendah, dan kuantitas atau cakupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 1996, United Nations Centre for Human Programme (UNCHS/UN-HABITAT) untuk pertama kalinya mengembangkan Global Urban Indicator Program (GUIP). GUIP merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Bandung, merupakan sebuah kota metropolitan dimana didalamnya terdapat beragam aktivitas kehidupan masyarakat. Perkembangan kota Bandung sebagai kota metropolitan

Lebih terperinci

SURVEY HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY

SURVEY HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY SURVEY HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan III - 2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang dip erkirakan harga properti tumbuh melambat Perkembangan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 30 / V / 1 Juli 2002 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI INFLASI BULAN JUNI 2002 SEBESAR 0,36 PERSEN Pada bulan Juni 2002 terjadi inflasi 0,36 persen. Dari 43 kota IHK tercatat 33 kota mengalami

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA SURAKARTA No.12/06/72/Th.XIV, 02 Juni 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI UDARA di SURAKARTA APRIL 2017 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan seperti sandang, pangan, dan papan kali ini manusia membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan seperti sandang, pangan, dan papan kali ini manusia membutuhkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awalnya, manusia hanyalah ingin memenuhi tiga kebutuhan saja yaitu seperti sandang, pangan dan papan. Namun dengan meningkatnya kebutuhan manusia merubah perilaku

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. September 2006

SURVEI KONSUMEN. September 2006 SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN September 2006 Indeks keyakinan konsumen menunjukkan trend membaik dan pada bulan September 2006 meningkat 3,0 poin. Tingkat harga pada enam bulan mendatang cenderung menurun,

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Mencermati kondisi aktual daerah dengan berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengabaikan masalah lingkungan (Djamal, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengabaikan masalah lingkungan (Djamal, 1997). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sering mengalami permasalahan kependudukan terutama kawasan perkotaan, yaitu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terutama akibat arus urbanisasi

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL TRIWULAN I-2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang diperkirakan peningkatan harga mengalami perlambatan Perkembangan Harga Properti Residensial

Lebih terperinci

Penetuan Tema Ruang Terbuka Hijau Aktif Di Kota Malang Berdasarakan Preferensi Masyarakat

Penetuan Tema Ruang Terbuka Hijau Aktif Di Kota Malang Berdasarakan Preferensi Masyarakat C38 Penetuan Tema Ruang Terbuka Hijau Aktif Di Kota Malang Berdasarakan Preferensi Masyarakat Bagiar Adla Satria dan Prananda Navitas Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Lebih terperinci

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA LAMPIRAN-A STUDI KENYAMANAN PENGGUNA TERHADAP RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK PADA RUMAH SUSUN SUKARAMAI MEDAN DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 Tanggal: Waktu : (Pagi/

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V I 19

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V I 19 21 Peningkatan Ketertiban dan Keamanan 21 Meningkatkan Ketertiban dan Keamanan melalui penegakan peraturan daerah, penurunan angka kriminalitas, penanganan demonstrasi, dan patroli siaga serta ketersediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Governance) menjadi berhubungan satu dengan yang lainnya. Tujuan reformasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Governance) menjadi berhubungan satu dengan yang lainnya. Tujuan reformasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertolak dari proses reformasi yang menginginkan suatu perubahan mendasar dalam penyelenggaraan pemerintah yang lebih transparan, berkeadilan dan akuntabel, maka tuntunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Beberapa dekade terakhir, pembangunan kota tumbuh cepat fokus pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Beberapa dekade terakhir, pembangunan kota tumbuh cepat fokus pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa dekade terakhir, pembangunan kota tumbuh cepat fokus pada peningkatan ekonomi. Orientasi ekonomi membuat aspek sosial dan lingkungan seringkali diabaikan sehingga

Lebih terperinci

Indeks Keyakinan Konsumen menembus level 100. Okt. Jul. Mei. Sep. Mar. Ags. Jan. Jun. Feb

Indeks Keyakinan Konsumen menembus level 100. Okt. Jul. Mei. Sep. Mar. Ags. Jan. Jun. Feb SURVEI KONSUMEN C O N S U M E R SURVEI KONSUMEN S U R V E Y Januari 23 September 24?? Indeks Keyakinan Konsumen menembus level 1?? Konsumen tetap optimis terhadap prospek ekonomi Indeks Keyakinan Konsumen

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA SURAKARTA No.22/11/72/Th.XIV, 01 Nopember 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI UDARA di SURAKARTA SEPTEMBER 2017 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA SURAKARTA No.10/05/72/Th.XIV, 02 Mei 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI UDARA di SURAKARTA MARET 2017 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA SURAKARTA No.08/04/72/Th.XIV, 03 April 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI UDARA di SURAKARTA FEBRUARI 2017 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui

Lebih terperinci

Jakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS

Jakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS Jakarta, 7 Februari 2011 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS Direktif Presiden tentang Penyusunan Masterplan Visi Indonesia 2025 Kedudukan Masterplan dalam Kerangka

Lebih terperinci

Perilaku Pergerakan Masyarakat Perkotaan Dalam Proses Urbanisasi Wilayah di Kabupaten Tegal TUGAS AKHIR. Oleh: TITI RATA L2D

Perilaku Pergerakan Masyarakat Perkotaan Dalam Proses Urbanisasi Wilayah di Kabupaten Tegal TUGAS AKHIR. Oleh: TITI RATA L2D Perilaku Pergerakan Masyarakat Perkotaan Dalam Proses Urbanisasi Wilayah di Kabupaten Tegal TUGAS AKHIR Oleh: TITI RATA L2D 004 357 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA SURAKARTA No.20/10/72/Th.XIV, 02 Oktober 2017 PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI UDARA di SURAKARTA AGUSTUS 2017 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI ahk BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 31/05/64/Th.XIX, 2 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ DI KOTA TARAKAN BULAN APRIL 2016 0,45 PERSEN Kota Tarakan pada bulan April 2016 mengalami Inflasi sebesar

Lebih terperinci

GREEN TRANSPORTATION

GREEN TRANSPORTATION GREEN TRANSPORTATION DIREKTORAT PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DIRJEN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Jakarta 2016 - 23 % emisi GRK dari fossil

Lebih terperinci

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Kota Ternate

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Kota Ternate Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Ternate No. 58/11/82/Th. XVI, 01 November 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA Perkembangan Indeks Harga Konsumen/ Ternate Oktober 2017, Ternate mengalami

Lebih terperinci

DRAFT NASKAH MASUKAN RUU KOTA OLEH RUJAK CENTER FOR URBAN STUDIES SEPTEMBER, 2014

DRAFT NASKAH MASUKAN RUU KOTA OLEH RUJAK CENTER FOR URBAN STUDIES SEPTEMBER, 2014 DRAFT NASKAH MASUKAN RUU KOTA OLEH RUJAK CENTER FOR URBAN STUDIES SEPTEMBER, 2014 Daftar Isi Pengantar Bab 1. Kota-Kota Indonesia..5 1.1. Pertumbuhan Kota.5 1.2. Ketimpangan Pembangunan Antar Kota.8 1.3

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Sebagaimana diuraikan pada pasal 3 Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kota Semarang,

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA MALANG TAHUN

MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA MALANG TAHUN VISI : Terwujudnya Kota Malang Yang Bersih, Hijau Dan Nyaman MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA MALANG TAHUN - 2018 LAMPIRAN PERTAMAN NOMOR : 1 PENYEMPU DINAS KEB TAHUN 20 MISI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimensi ekonomi dibandingkan dengan dimensi ekologi. Struktur alami sebagai tulang punggung Ruang Terbuka Hijau harus dilihat

BAB I PENDAHULUAN. dimensi ekonomi dibandingkan dengan dimensi ekologi. Struktur alami sebagai tulang punggung Ruang Terbuka Hijau harus dilihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota-kota di Indonesia kini tengah mengalami degradasi lingkungan menuju berkurangnya ekologis, akibat pembangunan kota yang lebih menekankan dimensi ekonomi

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Juli 2017

SURVEI KONSUMEN. Juli 2017 SURVEI KONSUMEN Juli 2017 Survei Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan optimisme konsumen meningkat, sebagaimana tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Juli 2017 yang naik 1,0 poin dari

Lebih terperinci

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral.

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral. Visi Pemerintah 2014-2019 adalah : Terwujudnya Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral. Perumusan dan penjelasan terhadap visi di maksud, menghasilkan pokok-pokok visi yang diterjemahkan

Lebih terperinci

Triwulan 3 Tahun 2014

Triwulan 3 Tahun 2014 Status Pengisian Data SIPKINDU Kode Unit Kerja 1000000000 Triwulan 3 Tahun 2014 s.d 22-10-2014 08:58:43 Unit Kerja BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN Jumlah Pegawai Pengisian

Lebih terperinci