BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Pasar Modal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perusahaan sejenis di dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor industri barang konsumsi. Perusahan manufaktur sektor konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetetif yang mengharuskan perusahaan-perusahaan menjalankan usaha. manajemennya untuk memenangkan persaingan pada era yang serba

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda perekonomian dunia telah memberikan

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi apapun, yang terlihat dari kemampuannya dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. tentulah memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang lebih baik untuk mengelola perusahaan. Manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang diperoleh suatu. perusahaan yang didistibusikan kepada para pemegang sahamnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu bersaing dalam persaingan industri. Perusahaan harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan bisnisnya. Padahal perindustrian sektor konsumsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri yang tumbuh dan berkembang secara cepat dan dinamis mengharuskan perusahaan untuk terus

BAB 1 PENDAHULUAN. Oktober 1988, dan Desember Kebijakan-kebijakan tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin kompleks pula aktivitas bisnisnya. Jika usaha atau bisnis yang

2015 PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP FINANCIAL DISTRESS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kelapa sawit adalah salah satu komoditi yang diharapkan mampu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. objektif sehingga secara efektif bisa memberikan gambaran tentang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Dalam era globalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kondisi ekonomi yang terus berkembang pada saat ini, akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan dalam perkembangan bisnis disemua perusahaan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sektor property dan real estate merupakan sektor bisnis yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil, ataupun bersifat profit motif maupun non-profit motif akan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN KOMUNIKASI (TELEKOMUNIKASI INDONESIA) DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang

ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG GO PUBLIC

BAB I PENDAHULUAN. mendorong keberlangsungan globalisasi dunia dengan cepat dan dinamis. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya perkembangan dalam dunia usaha sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi di era globalisasi saat ini tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang (Sunariyah, 2010:4).

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. yang biasanya ditandai dengan mengalami kerugian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi memiliki keterkaitan dengan aktivitas konsumsi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, tujuan utama perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan pun semakin meningkat. Seperti Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Modal kerja yang berasal dari penjualan produk tersebut akan segera

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini diperlukan manajemen yang mampu dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang secara sederhana adalah tingkat keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. stakeholders maupun calon investor dalam mengetahui seberapa besar potensi

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan untuk membuat strategi-strategi yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di sektor Food and Beverages, karena dalam industri ini kepekaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupangkan pasar untuk berbagai. lainya dan sarana bagi kegiatan berinvestasi (Darmadji, 2001:1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam perekonomian modern dan era globalisasi saat ini pasar modal di suatu

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini keberhasilan di dalam bidang perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek pengukuran kinerja perusahaan adalah melakukan analisis atas

BAB I PENDAHULUAN. berkepanjangan membuat lesunya kegiatan perekonomian. Kondisi seperti ini

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh hingga 13,4 persen. Aktivitas investasi diperkirakan akan terus naik meski

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. dividen atau Capital Gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sudah baik. Jika dinilai kinerja kurang baik maka diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. para pemegang saham dalam bentuk dividen. Laba ditahan (retained earning)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan terhadap capital (capital preservation). Kedua, investasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah pertambangan. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin ketatnya persaingan dunia usaha ini serta semakin kompleksnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama 10 tahun terakhir pasar modal di Indonesia telah berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan salah satu pokok kegiatan perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. memperluas usahanya, untuk dapat bersaing tentu saja dipengaruhi oleh halhal. penting yang sangat besar nilainya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang mampu menggambarkan kinerjanya pada periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. yang maksimal agar kelangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan dan. bersifat teknis, administratif, maupun finansial.

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung telah terjadi dan akan terus terjadi dalam dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan program pemerintah untuk melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Semua perusahaan makanan di Indonesia dalam era globalisasi selayaknya

1 BAB I PENDAHULUAN. besar dirasakan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam sektor ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. minimal yang harus dikeluarkan perusahaan atas pengembalian terhadap investor

BAB I PENDAHULUAN. stratregi bisnis nya dalam menghadapi persaingan. persaingan, perusahaan dapat meningkatkan kinerjanya yang tergambar dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari laporan keuangan (Kurnia, 2013:2). Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan memperoleh laba menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha mengalami pertumbuhan yang pesat, hal ini menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Pasar Modal sebagai sarana untuk memobilitasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasinya. Keadaan pasar yang semakin berkembang dan dinamis menuntut perusahaan menerjemahkan pasar, dimana pilihan konsumen semakin banyak dan satu sama lain memberikan nilai yang hampir sama. Persaingan usaha di tengah kondisi perekonomian Indonesia yang cenderung bergerak fluktuatif, menuntut para pelaku usaha untuk semakin giat meningkatkan kinerja usahanya guna kelangsungan hidup perusahaan. Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, perusahaan multinasional produsen peralatan rumah tangga dan kosmetik PT Unilever Indonesia Tbk membukukan pertumbuhan laba bersih tertinggi di antara perusahaan kosmetik lainnya. Sepanjang semester I/2013, perusahaan berkode saham UNVR tersebut berhasil mengalami pertumbuhan laba bersih sebesar 21,7% menjadi Rp2,8 triliun. Posisi kedua ditempati PT Mandom Indonesia Tbk dengan mencetak pertumbuhan laba bersih 2,63% menjadi Rp78 miliar. Perusahaan berkode saham TCID tersebut juga mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 3,7% atau setara dengan Rp989 miliar. Sementara itu, dua perusahaan kosmetik dalam negeri yaitu 1

2 PT Martina Berto Tbk (MBTO) dan PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) selama semester I/2013 mengalami penurunan laba bersih. Laba bersih PT Martina Berto Tbk turun 25% setara Rp18 miliar, padahal angka penjualan meningkat 2,4% menjadi Rp337 miliar. Adapun laba bersih MRAT turun 22% menjadi Rp10,4 miliar dengan penurunan penjualan sebesar 4,3% menjadi Rp197 miliar. Kepala Riset PT Buana Capital menjelaskan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia, membuat pasar emiten kosmetik semakin besar, pasalnya masyarakat tidak hanya fokus pada kebutuhan pokok seperti sandang dan pangan, tetapi mulai mencoba kebutuhan lainnya seperti kesehatan dan kosmetik. Konsumsi masyarakat kelas menengah mendorong brand kosmetik menjadi salah satu kebutuhan, Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat, Alfred menilai hal tersebut akan berkorelasi dengan pertumbuhan perusahaan-perusahaan terkait termasuk brand kosmetik yang menjadi pilihan masyarakat. Meskipun saat ini saham emiten kosmetik memang belum banyak dilirik masyarakat, tetapi perusahaan kosmetik cukup berpotensi untuk berkembang, apalagi saat ini belum subsektor kosmetik belum banyak memiliki pemain besar. Apalagi pasar di Asia Tenggara masih terbuka lebar untuk dimasuki karena belum banyak dimasuki, jelasnya kepada (market bisnis.com, Selasa 20/8/2013). Kecenderungan persaingan yang semakin tajam antar industri sejenis, yang bergerak di sektor industri kosmetik dan barang keperluan rumah tangga menyebabkan masing-masing perusahaan perlu menetapkan tujuan masa depan

3 dengan mencari secara komprehensif faktor-faktor penggerak bisnis dan mengembangkan ide-ide kreatif serta menuangkan strategi bersaing untuk dapat mencapai sasaran dan memenangkan persaingan. Fenomena-fenomena yang terjadi mengharuskan perusahaan industri kosmetik dan barang keperluan rumah tangga memiliki kinerja keuangan yang baik. Sehingga mampu bertahan dan mencapai tujuan perusahaan. Untuk menjaga stabilitas kondisi ekonomi perusahaan, diperlukan berbagai cara untuk menjaga atau meningkatkan kinerjanya terutama di bagian keuangan, karena faktor terpenting untuk dapat melihat perkembangan suatu perusahaan terletak dalam unsur keuangan. Selain itu juga dengan mengevaluasi apakah kebijakan yang ditempuh suatu perusahaan sudah tepat atau belum. Manajemen yang tidak baik akan mempengaruhi kinerja sebuah perusahaan yang berujung kepada kebangkrutan pada perusahaan itu sendiri. Untuk meminimalisasi resiko kebangkrutan tersebut maka manajer harus selalu memperhatikan dan mengadakan evaluasi kinerja terhadap perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun. Perusahaan perlu melakukan analisis laporan keuangan karena laporan keuangan digunakan untuk menilai kinerja perusahaan, dan digunakan untuk membandingkan kondisi persusahaan dari tahun sebelumnya dengan tahun sekarang apakah perusahaan tersebut meningkat atau tidak sehingga perusahaan mempertimbangkan keputusan yang akan diambil untuk tahun yang akan datang sesuai dengan kinerja perusahaannya. Kinerja adalah sesuatu yang ingin dicapai, untuk melakukan sesuatu yang ingin dicapai oleh seseorang. Jadi kinerja

4 perusahaan adalah proses pengkajian secara kritis terhadap keuangan perusahaan untuk memberikan solusi dalam pengambilan suatu keputusan yang tepat pada suatu periode tertentu. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap,2007:297). Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya. Menurut Munawir (2010:238) analisis rasio merupakan sebuah gambaran dari suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu pos atau kelompok pos dengan pos atau kelompok pos lain yang terdapat pada neraca maupun dalam laporan laba rugi. Rasio mengambarkan suatu hubungan dan perbandingan antara jumlah tertentu dalam satu pos laporan keuangan dengan jumlah yang lain pada pos laporan keuangan yang lain. Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick tertentu. Analisis rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Analisis rasio solvabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

5 untuk memenuhi seluruh kewajiban jangka pendek dan panjang tepat pada waktunya. Analisis rasio aktivitas dapat mengukur efisiensi dalam penggunaan sumberdaya suatu perusahaan berkaitan dengan profitabilitas. Memperlihatkan perusahaan yang memperoleh lebih banyak keuntungan dibanding perusahaan lain pada sumbedaya yang dama. Analisis rasio profitabilitas merupakan rasio keuangan untuk mengukur pendapatan pontensial suatu perusahaan. dengan demikian maka laporan keuangan juga dapat dijadikan sebagai dasar untuk menilai kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban financialnya yang harus dipenuhi. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin meneliti lebih lanjut temuan-temuan empiris tentang rasio keuangan khususnya yang menyangkut kegunaan dalam mengukur kinerja perusahaan, sehingga peneliti memilih judul penelitian Analisis Kinerja Perusahaan Sub Sektor Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2014: Pendekatan Rasio Keuangan. B. Rumusan Masalah Penelitian Analisa kinerja dilakukan pada dasarnya untuk mengevaluasi kinerja dimasa lalu, dengan melakukan berbagai analisis, sehingga diperoleh posisi keuangan perusahaan yang mewakili realisasi perusahaan dan potensi-potensi kinerja yang akan berlanjut. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan terhadap kinerja dimasa yang lalu, dapat dilakukan prediksi terhadap kinerja perusahaan dimasa mendatang. Pada umumnya perusahaan menggunakan angka rasio untuk mengukur kinerja perusahaan. Oleh karena itu penilaian kinerja keuangan pada

6 industri kosmetik dan barang keperluan rumah tangga dilakukan dengan menggunakan analisis rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, aktivitas dan membandingkan kinerja keuangan antar perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan industri kosmetik dan barang Lima tahun bila dilihat dari hasil perhitungan Rasio Likuiditas atas laporan keuangannya? 2. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan industri kosmetik dan barang Lima tahun bila dilihat dari hasil perhitungan Rasio Leverage atas laporan keuangannya? 3. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan industri kosmetik dan barang Lima tahun bila dilihat dari hasil perhitungan Rasio Profitabilitas atas laporan keuangannya? 4. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan industri kosmetik dan barang Lima tahun bila dilihat dari hasil perhitungan Rasio Aktivitas atas laporan keuangannya?

7 5. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan ke-lima perusahaan industri kosmetik dan barang keperluan rumah tangga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini diperlukan pembatasan masalah agar permasalahan yang ada tidak meluas, sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah diatas, batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah hanya membatasi dan hanya akan membahas rasio keuangan yang sering digunakan dalam analisis keuangan dalam perusahaan. yakni rasio keuangan seperti: Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas/leverage, Rasio Profitabilitas / Rentabilitas, dan Rasio aktivitas pada Tahun 2010-2014. D. Tujuan Penelitian dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan penelitian yang diuraikan diatas maka tujuan penelitian ini adalah : a. Menganalisis kinerja keuangan perusahaan industri kosmetik dan barang Lima Tahun bila dilihat dari hasil perhitungan Rasio Likuiditas atas laporan keuangannya. b. Menganalisis kinerja keuangan perusahaan industri kosmetik dan barang Lima Tahun bila dilihat dari hasil perhitungan Rasio Leverage atas laporan keuangannya.

8 c. Menganalisis kinerja keuangan perusahaan industri kosmetik dan barang Lima Tahun bila dilihat dari hasil perhitungan Rasio Profitabilitas atas laporan keuangannya. d. Menganalisis kinerja keuangan perusahaan industri kosmetik dan barang Lima Tahun bila dilihat dari hasil perhitungan Rasio Aktivitas atas laporan keuangannya. e. Menganalisis kinerja masing-masing perusahaan industri kosmetik dan barang keperluan rumah tangga dengan cara membandingkan satu sama lain. 2. Kontribusi Penelitian 1. Kontribusi Praktik a. Bagi Peneliti Menambah wawasan mengenai analisa rasio dari buku-buku teori yang dipelajari dan sektor manufactur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terutama sub sektor aneka industri kosmetik. b. Bagi Perusahaan dan Investor 1) Memberikan masukan kepada manajemen perusahaan, khususnya yang telah terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia, sebagai bahan pertimbangan manajemen dalam menilai kinerja. 2) Memberi manfaat kepada investor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.

9 2. Kontribusi Akademik Bagi Akademis Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah serta memperkaya ilmu pengetahuan, Menambah referensi penelitian pasar modal, dan dapat dijadikan acuan penelitian selanjutnya khususnya yang berhubungan dengan Rasio Keuangan untuk mengukur kinerja perusahaan.