MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA

MODEL PEMILIHAN MODA KERETA REL LISTRIK DENGAN JALAN TOL JAKARTA BANDARA SOEKARNO-HATTA

JUMLAH PERJALANAN JABODETABEK MENCAPAI 25,7 JUTA PERJALANAN/HARI. 18,7 JUTA (72,95 %) MERUPAKAN PERJALANAN INTERNAL DKI JAKARTA, 6,9 JUTA (27,05 %) ME

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PENGGUNA BUSWAY Pite Deanda NRP :

EVALUASI STANDAR PELAYANAN MINIMAL OPERASIONAL TRANSJAKARTA KORIDOR 9 DAN KORIDOR 12

I. PENDAHULUAN. Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi

PELUANG INVESTASI PEMBANGUNAN LRT DAN BRT

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN 8 KORIDOR TRANSJAKARTA

NILAI WAKTU PENGGUNA TRANSJAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Bandar Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandara baru untuk

KAJIAN POTENSI PERPINDAHAN PENUMPANG DARI BUS PATAS KE KERETA API EKSEKUTIF BIMA (RUTE MALANG-SURABAYA)DENGAN METODE STATED PREFERENCE

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi penggunaan angkutan umum (angkot atau bemo) sangat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil survei kuisioner memberikan hasil sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

II. TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersangkut paut dengan pemenuhan kebutuhan manusia dengan

KOMPETISI PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG BERDASARKAN MODEL LOGIT-BINOMIAL-SELISIH DAN LOGIT-BINOMIAL-NISBAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KERETA API DAN BUS RUTE MAKASSAR PAREPARE DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

ANALISIS PEMILIHAN MODA ANTARA JAKARTA LRT DENGAN KENDARAAN PRIBADI MENGGUNAKAN MODEL PEMILIHAN DISKRIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Kota Surakarta sangat cepat. Hal ini bisa dilihat

STUDI OPERASI WAKTU TEMPUH DAN LOAD FACTOR PADA TIAP HALTE BUSWAY TRANSJAKARTA TRAYEK KOTA BLOK M

KAJIAN PERPINDAHAN MODA (MODE SHIFTING) DARI PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI KE KENDARAAN UMUM (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

ALTERNATIF PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM (STUDI KASUS: BUS DAN KERETA API TRAYEK KOTA PADANG- KOTA PARIAMAN)

BAB I PENDAHULUAN. negara sedang berkembang, maka perencanaan transportasi sangat erat

Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

MODEL PEMILIHAN MODA BUSWAY DAN SEPEDA MOTOR STUDI KASUS : KORIDOR BLOK M - KOTA

Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi BAB VIII PENUTUP

BAB VIII APLIKASI MODEL

PERENCANAAN TRAYEK KERETA API DALAM KOTA JURUSAN STASIUN WONOKROMO STASIUN SURABAYA PASAR TURI TUGAS AKHIR

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan tranportasi atau perangkutan adalah bagian kegiatan ekonomi yang. dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

KAJIAN PENGARUH JEMBATAN KAPUAS TERHADAP LALU LINTAS AIR MAUPUN DARAT DI KOTA SINTANG

EVALUASI DAN ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR DI KAMPUS POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB III LANDASAN TEORI. International Airport akan melibatkan partisipasi dari stakeholders termasuk

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA UNIVERSITAS AL MUSLIM BIREUEN

Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan jasa transportasi dari penumpang/orang timbul akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pandangan Responden Terhadap Proyek Monorel (MRT) di Jakarta Riset dilakukan pada: November 2013 Berdasarkan panelis dari Nusaresearch

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai

ANALISA PROBABILITAS PENGGUNA JEMBATAN SURAMADU DAN KAPAL FERRY PADA RUTE SURABAYA MADURA

BAB III. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Kondisi Provinsi DKI Jakarta Kondisi Geografis Jakarta Kondisi Demografis

BAB IV INTEPRETASI DATA

DIV TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

PERBEDAAN FASILITAS PARKIR UNTUK MENDORONG MAHASISWA BERKENDARA BERSAMA KE KAMPUS

PEMODELAN PEMILIHAN MODA ANTARA BUS DAN TRAVEL DENGAN METODE STATED PREFERENCE RUTE PALANGKARAYA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keseharian sampai saat ini masih menjadi andalan, khususnya pemenuhan. dalam peningkatan pelayanan angkutan publik.

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperkokoh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi hampir semua aspek

Sri Hastuti W. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta Telp.

STUDI ANALISIS KETERLAMBATAN PERJALANAN KERETA API PARAHYANGAN BANDUNG JAKARTA. Petra Rayu Indrapratama NRP:

BAB I PENDAHULUAN. murah, aman dan nyaman. Sebagian besar masalah transportasi yang dialami

BAB VI PENGUMPULAN DATA

KAJIAN POTENSI PENUMPANG ANGKUTAN KERETA API LINTAS MADURA (BANGKALAN SUMENEP PP) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2007 TENTANG POLA TRANSPORTASI MAKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

STASIUN MRT BLOK M JAKARTA DENGAN KONSEP HEMAT ENERGI BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI. transportasi untuk kebutuhan produksi, distribusi dan konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. kinerja (performance) dalam memfasilitasi mobilitas orang dan barang. Hal ini

BAB V DESAIN KUESIONER STATED PREFERENCE

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

PENGARUH FAKTOR SOSIO-EKONOMI TERHADAP KEPEMILIKAN MOBIL DAN SEPEDA MOTOR DI KOTA LANGSA. Abstrak

MODEL PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN DALAM PROVINSI

PENGARUH ANGKUTAN ONLINE TERHADAP PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI PUBLIK DI KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK MALALAYANG - PUSAT KOTA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu tempat ke tempat lain untuk berbagai aktivitasnya, dan semua manusia

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kebutuhan mendasar bagi manusia untuk melakukan kegiatannya

PENELITIAN MODEL ANGKUTAN MASSAL YANG COCOK DI DAERAH PERKOTAAN. Balitbang bekerjasama dengan PT Karsa Haryamulya Jl.Imam Bonjol 190 Semarang

II. TINJAUAN PUSTAKA. penumpang dari suatu tempat ke tempat lain, dalam Salim factor, dalam Dirgantoro Setiawan, 2003 :

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA ANGKUTAN UMUM DAN SEPEDA MOTOR UNTUK MAKSUD KERJA. Karnawan Joko Setyono. Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROBABILITAS PERPINDAHAN MODA DARI BUS KE KERETA API DALAM RENCANA RE-AKTIVASI JALUR KERETA API JEMBER-PANARUKAN

ANALISIS DEMAND BUS RAPID TRANSIT PADA MERR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 4 KARAKTERISTIK DAN PREFERENSI PENGGUNA POTENSIAL KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB I PENDAHULUAN. pemandangan sehari-hari dikota-kota besar di Indonesia. Dalam suatu sistem jaringan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

ANALISA PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN LALU LINTAS PADA TATA GUNA LAHAN SMU NEGERI DI MAKASSAR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. suatu bandara perlu didukung oleh sarana angkutan umum yang handal dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.

EVALUASI PENERAPAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) Fitra Hapsari ( ) Jurusan Teknik Sipil Bidang Keahlian Manajemen Rekayasa Transportasi

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 84 TAHUN 2004 TENTANG

FOKE-NARA ADJI-RIZA JOKOWI-AHOK HIDAYAT-DIDIK FAISAL-BIEM ALEX-NONO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil survei, perhitungan dan pembahasan dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. kereta api, angkutan air, dan angkutan udara (Warpani,1990). ke tahun 2014 yaitu hingga 10 juta unit dengan rata-rata rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan

Transkripsi:

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA Febri Bernadus Santosa 1 dan Najid 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta 11440 Email: bernadus_febri@yahoo.co.id 2 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta 11440 Email: najid2009@yahoo.com ABSTRAK Tingginya kemacetan lalu lintas di kota Jakarta terutama disebabkan oleh tingginya penggunaan kendaraan pribadi. Salah satu kendaraan pribadi yang banyak digunakan adalah sepeda motor. Kelebihan dengan menggunakan sepeda motor seperti lebih cepat, pelayanan langsung dari asal ke tempat tujuan, dan hemat bahan bakar, akan tetapi sepeda motor hanya dapat mengangkut dua penumpang saja. Untuk mengendalikan tingginya penggunaan kendaraan pribadi maka pemerintah provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan pelayanan LRT di Jakarta. Dengan rencana diselenggarakannya LRT tersebut maka perlu dilakukan analisis sejauh mana LRT itu diminati oleh pengguna jalan dibandingkan dengan sepeda motor. Untuk mengetahui itu maka dilakukan analisis choice model dengan menggunakan tiga variabel yaitu biaya, waktu tempuh, dan waktu tunggu. Analisis dilakukan dengan data stated preference dan menggunakan regresi linier dengan bantuan SPSS versi 23. Mengingat variasi dari data stated preference tersebut maka sangat sulit mendapatkan model dengan koefisien determinasi yang tinggi. Hasil analisis adalah model terbaik dengan koefisien determinasi sebesar 57,4%. Kata kunci : LRT, Pemilihan moda, Sepeda Motor, Macet, Lalu lintas. 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan jumlah aktifitas di kota Jakarta dan kotakota disekitarnya di wilayah Bodetabek menyebabkan kebutuhan transportasi juga turut meningkat. Peningkatan kebutuhan transportasi tersebut diiringi juga oleh meningkatnya penggunaan kendaraan pribadi. Salah satu moda kendaraan pribadi yang banyak digunakan oleh penduduk di Jakarta adalah sepeda motor. Tingginya penggunaan sepeda motor disebabkan oleh karena kendaraan ini jauh lebih cepat dan mudah melewati jalan-jalan yang sempit, walaupun penggunaan sepeda motor memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap kecelakaan dibandingkan moda transportasi lainnya seperti mobil pribadi dan kendaraan umum. Tingginya penggunaan kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor menyebabkan tingkat kepadatan lalu lintas yang sangat tinggi pada hampir setiap jalan di kota Jakarta terutama pada jam sibuk pagi dan sore hari. Untuk dapat mengurangi tingkat kepadatan lalu lintas tersebut, Pemerintah telah menerapkan BRT (Bus Rapid Transit) yang saat ini sudah beroperasi 12 koridor. Dalam beberapa tahun kedepan direncanakan beroperasinya MRT (Mass Rapid Transit) dan LRT (Light Rail Transit). Transportasi umum tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat di kota Jakarta dan dapat mengefisiensikan pergerakan sehingga dapat mengurangi kepadatan lalu TS-19

lintas di jalan. Direncanakan kedua jenis moda transportasi umum ini dapat mengangkut penumpang dalam jumlah yang besar dan relatif lebih cepat. Dari kedua jenis angkutan umum tersebut maka LRT adalah jenis moda angkutan umum yang terbaru yang akan diterapkan di kota Jakarta. Atas dasar inilah tulisan ini dibuat untuk mencari tahu apakah penerapan LRT di Jakarta nantinya akan efektif yang maksudnya akan diminati oleh pengguna jalan di kota Jakarta atau sejauh mana pengoperasian LRT itu dapat diterima masyarakat terutama bagi pengguna sepeda motor. Penelitian ini membahas sejauh mana persaingan penggunaan LRT terhadap penggunaan sepeda motor oleh pengguna jalan di kota Jakarta dan bagaimana kondisi persaingan moda antara LRT dan sepeda motor dilihat dari biaya dan pelayanannya? Penelitian ini hanya akan dilakukan di kota Jakarta dan analisis didasarkan data sekunder dan survei dengan menggunakan kuesioner kepada pengguna jalan terutama pengguna sepeda motor Tujuan Tujuan dari tulisan ini adalah: - Menunjukkan Potensi demand dari LRT. - Menunjukkan karakteristik pelayanan sepeda motor. - Menunjukkan karakteristik pelayanan LRT. - Menunjukkan model pemilihan moda antara LRT dan Sepeda Motor. 2. DASAR TEORI Umum Pada kota besar seperti di Jakarta banyak terdapat berbagai jenis angkutan umum, diantaranya angkutan umum berbasis BRT seperti busway maupun angkutan umum lainnya seperti taksi, metromini, ojek, dan lain-lain. Walaupun dengan adanya angkutan umum seperti di atas, kemacetan di kota Jakarta ini tidak dapat dihindarkan. Hal ini disebabkan oleh banyak terjadi kerusakan infrastruktur pada jalan raya, padatnya lalu lintas di Jakarta, dan peran masing-masing moda transportasi belum proporsional (peran KA masih sangat kecil). Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan (trip) antara asal (origin) dan tujuan (destination). Di dalam transportasi, terdapat unsur-unsur yang terkait erat dalam berjalannya konsep transportasi itu sendiri (Tamin, 2000). Sepeda Motor Sepeda motor adalah kendaraan beroda dua yang digerakkan oleh sebuah mesin. Letak kedua roda sebaris lurus dan pada kecepatan tinggi sepeda motor tetap stabil disebabkan oleh gaya giroskopik. Sedangkan pada kecepatan rendah, kestabilan atau keseimbangan sepeda motor bergantung kepada pengaturan setang oleh pengendara. Light Rail Transit (LRT) LRT adalah angkutan umum yang beroperasi pada jalur khusus. Biasanya LRT memiliki tiga kereta yang didesain untuk mengangkut banyak penumpang serta lebih cepat daripada bus. TS-20

Kelebihan dan Kekurangan LRT LRT jika dibuat tidak sebidang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan moda transportasi darat yang lainnya (Nursalam, 2015), adapun kelebihan tersebut adalah: 1. Waktu pembangunan lebih cepat dibandingkan HRT/MRT 2. Biaya relatif murah dibandingkan HRT/MRT 3. Tidak perlu pembebasan lahan yang banyak 4. Gradient lebih besar 5. Radius tikungan lebih kecil 6. Teknologi tinggi 7. Kecepatan relatif tinggi 8. Ramah lingkungan 9. Sudah banyak dibuat di tempat lain Kelebihan-kelebihan lain dari LRT (Septian, 2014) adalah: 1. Lebih aman daripada perjalanan mobil. 2. Tidak ada emisi di jalan. 3. Dapat mengatasi gradien curam dan tikungan tajam. 4. Memuat kapasitas cukup tinggi. 5. Dapat berbaur dengan lalu lintas kota. 6. Tidak ada gerakan vertikal, lateral, atau belakang / ke depan. 7. Menghindari kemacetan lalu lintas melalui segregasi dan prioritas. 8. Dapat berjalan pada kecepatan tinggi. 9. Tingkat penawaran boarding dengan akses mudah untuk semua orang, termasuk pengguna kursi roda. 10. Dapat naik hingga grade 12%. LRT juga memiliki beberapa kekurangan seperti: 1. Pelayanan tidak langsung sampai ke tempat tujuan 2. Biaya lebih mahal dibandingkan BRT 3. Waktu perjalanan lebih lama dibandingkan MRT 4. Biaya perawatan dan operasional lebih tinggi dibandingkan sepeda motor 3. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Adapun metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah : 1. Metode pengumpulan data sekunder (literatur dan data instasional) dan analisis data sekunder 2. Metode wawancara dengan para pengguna jalan terutama pengguna sepeda motor dan pengguna angkutan umum. 3. Menganalisis data yang diperoleh dari wawancara dan data sekunder dengan menggunakan model pemilihan moda (biner selisih). 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pengumpulan Data (Stated Preference Method) Metode survei dengan menggunakan kuesioner bertujuan untuk memperoleh perbandingan kualitas pelayanan LRT dan kualitas pelayanan sepeda motor yang digambarkan oleh model pemilihan moda antara kedua moda tersebut. TS-21

Dalam tulisan ini, metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah metode Stated Preference. Peneliti memberikan pilihan pernyataan yang telah ditetapkan kepada responden. Variabel yang digunakan dalam pernyataan itu adalah biaya, waktu tempuh, dan waktu tunggu. Metode ini digunakan karena LRT di Jakarta belum beroperasi dan sedang dalam tahap pembangunan. Dalam tulisan ini pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada responden. Jumlah responden diambil sebanyak 50 orang yang tersebar di Jakarta. Metode analisis data Metode analisis data yang digunakan dalam tulisan ini yaitu dengan menggunakan metode pemilihan moda dengan jenis model biner selisih. Model selisih ini menggambarkan persaingan moda berdasarkan selisih dari atribut yang dimiliki oleh kedua model tersebut. Dasar dari model Biner Selisih adalah selisih utilitas dari kedua moda yang bersaing. Utilitas dari moda didasarkan dari pelayanan masing-masing moda tersebut yang diperlihat oleh atribut pelayanannya seperti waktu tempuh, waktu tunggu dan tarif atau biaya yang dikeluarkan pengguna moda. Pengolahan data dengan menggunakan bantuan SPSS versi 23 dengan menggunakan metode regresi linier enter method. Adapun rumus umum persamaan regresi linier dapat dituliskan sebagai berikut: Y = a + b1 X1 + b2 X2 +. + bn Xn (1) Keterangan: Y = Variabel response atau variabel akibat (dependent) X = Variabel predictor atau variabel faktor penyebab (independent) a = Konstanta b = Koefisien regresi Hasil Analisis Pada tulisan ini, analisis data menggunakan analisis secara regresi linier dengan program SPSS. Tujuan dari analisis ini yaitu dengan mendapatkan nilai R 2 untuk mengetahui model mana yang terbaik diantara berbagai model analisis yang dilakukan. Hasil analisis regresi dengan menggunakan SPSS yang merupakan model terbaik berdasarkan koefisien determinasi tertinggi, disampaikan berikut ini: Y = -14.678 + 0.156 Tunggu + 0.084 Tempuh + 1.923 Ln biaya (2) Keterangan: X1 = Selisih waktu tunggu X2 = Selisih waktu tempuh X3 = Ln selisih biaya Y = Keinginan beralih menggunakan LRT Model terbaik tersebut didapat dengan proses terlebih dahulu mencoba berbagai bentuk variabel bebas untuk mendapatkan nilai koefisien determinasi tertinggi dari fungsi persamaan linier hasil TS-22

analisis regresi. Hasil analisis regresi dari berbagai variasi bentuk variabel bebas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Model Summary Tabel Anova Tabel Coefficients Berdasarkan hasil analisis regresi linier model diperoleh R 2 = 57.4% yang berarti bahwa kemampuan variabel bebas dalam memprediksi nilai variabel terikat sebesar 57.4%. Nilai signifikan F adalah 0.000 lebih kecil dari pada 0.05 yang menunjukan bahwa nilai variabel bebas cukup berarti atau cukup signifikan atau variabel biaya, waktu tempuh, dan waktu tunggu mempengaruhi secara signifikan dan serempak terhadap keinginan masyarakat untuk menggunakan LRT. 5. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan data sampel yang diambil didapat bahwa 72% responden mengetahui rencana pembangunan LRT di Jakarta. 2. Berdasarkan data sampel yang diambil didapat bahwa mayoritas pendapatan responden berkisar antara >3-5 juta. 3. Berdasarkan data sampel yang diambil didapat bahwa 80% responden telah memiliki kendaraan pribadi. TS-23

4. Berdasarkan data hasil survei didapat mayoritas responden mungkin memilih LRT sebesar 43% untuk pengguna sepeda motor dan juga pengguna mobil pribadi, 32% untuk pengguna sepeda motor dan juga pengguna angkutan umum, dan 35% untuk pengguna sepeda motor yang selalu menggunakan sepeda motor. 5. Berdasarkan data hasil survei didapat mayoritas responden pasti memilih LRT sebesar 13% untuk pengguna sepeda motor dan juga pengguna mobil pribadi, 15% untuk pengguna sepeda motor dan juga pengguna angkutan umum, dan 15% untuk pengguna sepeda motor yang selalu menggunakan sepeda motor. 6. Nilai R 2 sebesar 57.4% sudah mencukupi meskipun masih di bawah 60% mengingat sulitnya mendapatkan nilai koefisien determinasi yang tinggi untuk jenis analisis seperti ini. 7. Berdasarkan hasil data sampel didapat bahwa masyarakat lebih memilih tarif LRT untuk rute Kebayoran Lama Kelapa Gading sebesar 15000 dengan waktu tempuh 40 menit dan waktu tunggu di stasiun 5 menit. DAFTAR PUSTAKA Nursalam Edi. (2015). Semangat Untuk LRT / KRL (Kereta Layang Ringan) Paparan Dialog Publik DTKJ. Septian, A.S. (2014). Light Rail Transit. https://www.academia.edu/9293554/tugas paper tentang light rail transit mata kuliah undang-undang perkeretaapian. Tamin, O.Z (2000), Perencanaan Dan Pemodelan Transportasi, ITB Press. TS-24