BAB III METODOLOGI DESAIN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANAAN TR. Jembatan sistem rangka pelengkung dipilih dalam studi ini dengan. pertimbangan bentang Sungai Musi sebesar ±350 meter. Penggunaan struktur

II. TINJAUAN PUSTAKA. rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain ( jalan

BAB III LANDASAN TEORI. jalan raya atau disebut dengan fly over/ overpass ini memiliki bentang ± 200

PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan analisis studi kasus

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR GAMBAR...

BAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan

OPTIMASI TEKNIK STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON BERTULANG (STUDI KASUS: JEMBATAN DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK)

Mencari garis netral, yn. yn=1830x200x x900x x x900=372,73 mm

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN LENGKUNG RANGKA BAJA DUA TUMPUAN BENTANG 120 METER Razi Faisal 1 ) Bambang Soewarto 2 ) M.

PERENCANAAN LANTAI KENDARAAN, SANDARAN DAN TROTOAR

PERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC

BAB III LANDASAN TEORI. gelagar u atau PCU girder. Pemilihan struktur PCU girder dikarenakan struktur ini

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

TUGAS AKHIR RC

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

OPTIMASI BERAT STRUKTUR RANGKA BATANG PADA JEMBATAN BAJA TERHADAP VARIASI BENTANG. Heavy Optimation Of Truss At Steel Bridge To Length Variation

PERHITUNGAN PILECAP JEMBATAN PANTAI HAMBAWANG - DS. DANAU CARAMIN CS

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

OPTIMALISASI STRUKTUR RANGKA JEMBATAN RANGKA BATANG BAJA TIPE WARREN

BAB II PERATURAN PERENCANAAN

MODUL 5 STRUKTUR BAJA II. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

PERHITUNGAN STRUKTUR BOX CULVERT

Analisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch. Bayzoni 1) Eddy Purwanto 1) Yumna Cici Olyvia 2)

BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II STUDI PUSTAKA

PERENCANAAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN LENGKUNG RANGKA BAJA KRUENG SAKUI KECAMATAN SUNGAI MAS KABUPATEN ACEH BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti

MODUL 4 STRUKTUR BAJA II S E S I 1 & S E S I 2. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

MODUL 4 STRUKTUR BAJA II S E S I 1 & S E S I 2. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

CONTOH CARA PERHITUNGAN JEMBATAN RANGKA BATANG

Analisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch. Yumna Cici Olyvia 1) Bayzoni 2) Eddy Purwanto 3)

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

Standar Pembebanan Pada Jembatan Menurut SNI The Loading Standards on Bridges According to SNI

ABSTRAK. Oleh : Wahyu Rifai Dosen Pembimbing : Sapto Budi Wasono, ST, MT

PERENCANAAN JEMBATAN BUSUR MENGGUNAKAN DINDING PENUH PADA SUNGAI BRANTAS KOTA KEDIRI. Oleh : GALIH AGENG DWIATMAJA

BEBAN JEMBATAN AKSI KOMBINASI

MODUL 5 STRUKTUR BAJA II. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

DESAIN JEMBATAN BARU PENGGANTI JEMBATAN KUTAI KARTANEGARA DENGAN SISTEM BUSUR

MODUL 4 STRUKTUR BAJA II. Perencanaan Lantai Kenderaan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

DESAIN STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA BENTANG 80 METER BERDASARKAN RSNI T ABSTRAK

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

TUBAGUS KAMALUDIN DOSEN PEMBIMBING : Prof. Tavio, ST., MT., Ph.D. Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo, M.S.

Rico Daniel Sumendap Steenie E. Wallah, M. J. Paransa Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado

PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN RANDUSONGO DI KABUPATEN SLEMAN, PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERENCANAAN JEMBATAN COMPOSITE GIRDER YABANDA JAYAPURA, PAPUA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : RIVANDI OKBERTUS ANGRIANTO NPM :

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN GAYAM KABUPATEN BLITAR DENGAN BOX GIRDER PRESTRESSED SEGMENTAL SISTEM KANTILEVER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS ALTERNATIF PERKUATAN JEMBATAN RANGKA BAJA (STUDI KASUS : JEMBARAN RANGKA BAJA SOEKARNO-HATTA MALANG)

STUDI PENGGUNAAN, PERBAIKAN DAN METODE SAMBUNGAN UNTUK JEMBATAN KOMPOSIT MENGGUNAKAN LINK SLAB

Kajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang

disusun oleh : MOCHAMAD RIDWAN ( ) Dosen pembimbing : 1. Ir. IBNU PUDJI RAHARDJO,MS 2. Dr. RIDHO BAYUAJI,ST.MT

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

TUGAS AKHIR DESAIN JEMBATAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN KAYU MERBAU DI KABUPATEN SORONG PROVINSI PAPUA BARAT. Disusun Oleh : Eric Kristianto Upessy

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

Evaluasi Kekuatan Struktur Atas Jembatan Gandong Kabupaten Magetan Dengan Pembebanan BMS 1992

PERENCANAAN PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BERTULANG JALAN RAPAK MAHANG DI DESA SUNGAI KAPIH KECAMATAN SAMBUTAN KOTA SAMARINDA

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 1

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

PERANCANGAN JEMBATAN WOTGALEH BANTUL YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : HENDRIK TH N N F RODRIQUEZ NPM :

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau

PERENCANAAN JEMBATAN BUSUR BENTANG PANJANG DENGAN DESAIN. SKALA PENUH (STUDI KASUS PADA MODEL JEMBATAN KJI : Dragon Arch) TUGAS AKHIR.

Modifikasi Perencanaan Struktur Jembatan Kasiman Bojonegoro Dengan Busur Rangka Baja

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BEBAN JEMBATAN

STRUKTUR JEMBATAN BAJA KOMPOSIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA JEMBATAN LINGKAR UNAND,PADANG

PERANCANGAN ALTERNATIF STRUKTUR JEMBATAN KALIBATA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA

II. KONSEP DESAIN. A. Pembebanan Beban pada struktur dapat berupa gaya atau deformasi sebagai pengaruh temperatur atau penurunan.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1

BAB I PENDAHULUAN. system jaringan jalan. Jembatan digunakan sebagai akses untuk melintasi sungai,

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. : Perancangan Struktur Beton. Pondasi. Pertemuan 12,13,14

BAB I PENDAHULUAN. kayu, jembatan baja, jembatan beton, dan jembatan komposit. Jembatan

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN JALAN RAYA DENGAN KONTRUKSI LENGKUNG DI SUNGAI DISANAH DESA MARPARAN KECAMATAN SRESEH KABUPATEN SAMPANG

MODUL 2 STRUKTUR BAJA II. Pembebanan Jembatan. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyilang sungai atau saluran air, lembah atau menyilang jalan lain atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU)

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN AWAL PERENCANAAN LENTUR JEMBATAN LALU LINTAS RINGAN MENGGUNAKAN GELAGAR FERRO FOAM CONCRETE

MODIFIKASI PERANCANGAN JEMBATAN TRISULA MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA DENGAN DILENGKAPI DAMPER PADA ZONA GEMPA 4

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

DESAIN JEMBATAN BETON BERTULANG ANTARA PULAU BIDADARI DAN PULAU KELOR

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 4

BAB II PERATURAN PERENCANAAN. Jembatan ini menggunakan rangka baja sebagai gelagar induk. Berdasarkan letak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI DESAIN Metodologi suatu perencanaan adalah tata cara atau urutan kerja suatu perhitungan perencanaan untuk mendapatkan hasil perencanaan ulang bangunan atas jembatan. Adapun uraian dan metodologi dapat dijelaskan sebagai berikut : 3.1 Bagan Alir Untuk mempermudah tugas akhir, dibuat suatu alur sistematika. Adapun alur sistematika yang digunakan dalam penyusunan ini adalah sebagai berikut : Mulai Studi Literatur Jembatan Rangka Spesifikasi Jembatan - Pembebanan jembatan - Data data fisikjembatan - Data data strukturjembatan Desain Desain awal : - Perencanaan Lantai Kendaraan - Perencanaan Gelagar Memanjang - Perencanaan Gelagar Melintang - Perencanaan Rangka Baja Modifikasi Evaluasi DesainAwal Gambar Desain akhir : - Modifikasi akhir - Model struktur akhir - Hitungan akhir 3-1

3.2 Penjelasan Bagan Alir Tahap tahap pengerjaan Tugas Akhir a. Mulai b. Studi Literatur mengenai Jembatan Studi literature dimulai dari pengumpulan / penyusunan data data (teori) tentang jembatan. Data data (teori) yang ini adalah data data tentang Peraturan Pembebanan Jembatan, Struktur Beton, dan Struktur Baja. Peraturan yang acuan untuk perancangan Jembatan Cakung Drain ini adalah : a. RSNI T-02-2005, Standar Pembebanan Untuk Jembatan. b. RSNI T-03-2005, Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan. c. Spesifikasi Jembatan Perencanaan jembatan Cakung Drain sisi utara seperti yang telah disebutkan di atas system perencanaan untuk gelagar yaitu gelagar profil baja untuk bentang yang direncanakan memiliki panjang jembatan 120 m. Jembatan Cakung Drain sisi utara direncanakan memiliki lebar lantai kendaraan 7,5 m dengan satu jalur dan direncanakan terdapat trotoar selebar 1 m di sisi utara jembatan. Data Perencanaan Jembatan : Gambar 3.1. Skema Rangka Baja Data Data Bangunan : 1. Bentang total : 120 m 2. Lebar Jembatan : 7.5 m 3. Lebar Lantai Kendaraan : 2 x 3.75 m 4. Lebar Trotoar : 1 m (pada sisi utara jembatan) 5. Mutu Baja : BJ 37 6. Sambungan : Baut 7. Mutu Beton : fc 30 Mpa 3-2

8. Mutu Tulangan : fy 400 Mpa 9. Konstruksi atas : a. Struktur rangka : rangka baja b. LantaiJembatan : lapis aspal beton c. Perikatan angin : tertutup d. Desain Perencanaan Struktur Jembatan Rangka dimulai dengan preliminary design. 1. Perencanaan Lantai Kendaraan. 2. Perencanaan Gelagar Memanjang. 3. Perencanaan Gelagar Melintang. 4. Perencanaan Rangka Baja. Menganalisa seluruh beban yang masuk kestruktur yang direncanakan untuk bangunan atas, adapun diantaranya : 1. Beban mati. 2. Beban hidup. 3. Beban Rem. 4. Beban Roda. 3.3 Struktur Bangunan Atas Jembatan (Upper Structure) Struktur atas merupakan struktur dari jembatan yang terletak dibagian atas dari jembatan. Strutur jembatan bagian atas meliputi : 1. Sandaran Railing atau sandaran merupakan pagar untuk pengamanan pengguna jembatan khususnya pejalan kaki. Sesuai dengan RSNI T-02-2005 12.5, tiang sandaran direncanakan untuk beban daya layan rencana : W x L Dengan pengertian : W = 0.75 kn/m. L adalah bentang palang diantara tiang dalam m, hanya dari bagian atas sandaran.tidak ada ketentuan beban ultimit untuk sandaran. 3-3

2. Trotoar Berdasarkan pada buku Petunjuk Perencanaan Trotoar Bina Marga Tabel 2, hal. 4. Lebar minimum trotoar menurut penggunaan lahan sekitarnya. Penggunaan lahan sekitarnya Lebar minimum (m) - Perumahan 1.5 - Perkantoran 2.0 - Industri 2.0 - Sekolahan 2.0 - Terminal / Stop Bus 2.0 - Pertokoan / Perbelanjaan 2.0 - Jembatan / Terowongan 1.0 Tabel 3.1 Lebar minimum trotoar menurut penggunaan lahan sekitarnya. 3. Pelat Lantai Kendaraan Berfungsi sebagai penahan lapisan perkerasan.pelat lantai diasumsikan tertumpu pada dua sisi. Pembebanan pada pelat lantai meliputi : a. Beban mati berupa berat sendiri pelat, berat pavement dan berat air hujan. b. Beban hidup berupa muatan T dengan beban gandar maksimum 10 ton. 4. Gelagar Memanjang Gelagar Memanjang berfungsi menahan beban pelat lantai, lapis perkerasan dan beban air hujan, kemudian menyalurkannya ke gelagar melintang. 5. Gelagar Melintang Gelagar melintang menerima limpahan beban dari gelagar memanjang kemudian menyalurkannya ke rangka baja. 6. Rangka Baja Rangka baja berfungsi menahan semua beban yang bekerja pada jembatan dan menyalurkannya pada tumpuan untuk disalurkan ke tanah dasar melalui pondasi. 3-4

7. Ikatan Angin Ikatan angin berfungsi untuk menahan gaya akibat angin. 3.4 Pembebanan Jembatan 3.4.1 Beban Tetap Berat Sendiri / Dead Load. Merupakan berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan elemen structural, ditambah dengan non structural yang dianggap tetap.faktor beban berat sendiri diatur pada RSNI T-02-2005 5.2. Beban mati tambahan / Superimposed Gead Load. Merupakan berat seluruh bahan yang membentuk suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen non structural, dan mungkin besarnya berubah selama umur jembatan.faktor beban mati diatur pada RSNI T-02-2005 5.3. 3.4.2 Beban Lalu Lintas Beban lalu lintas untuk perencanaa jembatan terdiri atas beban lajur D dan beban truk T.Beban lajur D bekerja pada seluruh lebar jalur kendaraan dan menimbulkan pengaruh pada jembatan yang ekuivalen dengan suatu iring iringan kendaraan yang sebenarnya. Jumlah total beban lajur D yang bekerja tergantung pada lebar jalur kendaraan itu sendiri. Beban truk T adalah satu kendaraan berat dengan 3 as yang ditempatkan pada beberapa posisi dalam lajur lalu lintas rencana.tiap as terdiri dari dua bidang kontak pembebanan yang dimaksud sebagai simulasi pengaruh roda kendaraan berat.hanya satu truk T diterapkan per lajur lalu lintas rencana. Secara umum, beban D akan menjadi beban penentu dalam perhitungan jembatan yang mempunyai bentang sedang sampai panjang, sedang beban T digunakan untuk bentang pendek dan lantai kendaraan. 3-5

Beban lajur D Secara umum beban D akan menentukan dalam perhitungan yang mempunyai bentang mulai dari sedang sampai panjang. Sesuai dengan RSNI T-02-2005 6.3.1. Beban terbai rata (BTR) mempunyai intensitas q kpa, dimana besarnya q tergantung pada panjang total yang dibebani L seperti berikut : L 30 m :q = 9.0 kpa L > 30 m :q = 9.0 (0.5 +15/L) kpa Dengan pengertian : q adalah intensitas beban terbagi rata (BTR) dalam arah memanjang jembatan. L adalah panjang total jembatan yang dibebani (meter). Beban garis (BGT) dengan intensitas p kn/m harus ditempatkan tegak lurus terhadap arah lalu lintas pada jembatan.besarnya intensitas p adalah 49.0 kn/m. Untuk mendapatkan momen lentur negative maksimum pada jembatan menerus, BGT kedua yang identik harus ditempatkan pada posisi dalam arah melintang jembatan pada bentang lainnya. Gambar 3.2. Beban Lajur D. Sumber : RSNI T-02-2005, hal. 18. Beban truk T Berdasarkan RSNI T-2-2005 6.4.1 pembebanan truk terdiri dari kendaraan truk semi-trailer yang memiliki susunan dan berat as seperti terlihat dalam Gambar 2.3. Berat dari masing masing as disebarkan menjadi 2 beban merata sama besar yang merupakan bidang kontak 3-6

antara roda dengan permukaan lantai. Jarak antara 2 as tersebut bias diubah ubah antara 4.0 m sampai 9.0 m untuk mendapatkan pengaruh terbesar pada arah memanjang jembatan. Gambar 3.4. Beban truk T (500 kn) Sumber : RSNI T-02-2005, hal. 22. Gaya Rem Pengaruh percepatan dan pengereman dari lalu-lintas harus diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang dan dianggap bekerja pada permukaan lantai jembatan. Besarnya gaya rem diatur dalam RSNI T-02-2005 6.7. Pembebanan Pejalan Kaki Sesuai dengan peraturan RSNI T-02-2005 6.7 semua elemen dari trotoar atau jembatan penyeberangan yang langsung memikul pejalan kaki harus direncanakan untuk beban nominal 5 kpa. 3.4.3 Aksi Lingkungan Beban Angin Angin harus dianggap bekerja secara merata pada seluruh bangunan atas.perencanaan jembatan rangka mengacu pada peraturan RSNI T-02-2005 7.6. 3-7

Gambar 3.5. Pembebanan Angin Jembatan Rangka Tertutup 3.5 Kombinasi Pembebanan Struktur baja yang saat ini telah berkembang pesat dengan berbagai aturan berbeda pada tiap negara. Untuk desain ulang bangunan atas Jembatan Cakung Drain ini menggunakan peraturan struktur baja yang dipakai pada SAP 2000 adalah perencanaan struktur baja dengan Metode LRFD (Load Resistance Factor Design). Faktor beban γ ditentukan atas dasar kombinasi beban yang harus dipilih : Qu = 1.4 Dn Qu = 1.2 Dn + 1.6 Ln + 0.5 (Lrn, Sn atau Rn) Qu = 1.2 Dn + 1.6 (Lrn, Sn, Rn) + (0.5 Lrn, 0.8 Wn) Qu = 1.2 Dn + 1.3 Wn + 0.5 Ln + 0.5 (Lrn, Sn, Rn) Qu = 1.2 Dn + 1.0 En + 0.5 Ln + 0.2 Sn Qu = 0.9 Dn ± (1.3 Wn atau 1.0 En) Dimana : Dn = Dead Load (beban mati) Ln = Live Load (beban hidup) Lrn = Roof live(beban hidup di atap) Sn = Snow Load (beban salju) Rn = Rain Load (beban hujan) Wn = Wind Load (beban angin) En = Earthquake load(beban gempa) 3-8