BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A.Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Menurut Sugiyono (2012: 107) menyatakan bahwa metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Sutama (2015:43) penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen digunakan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di SMP se-kecamatan Bajawa Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS VARIANSI DUA JALAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Data Nilai Ulangan Semester I Siswa Kelas VII Tahun Pelajaran 2014/2015 Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan jenis eksperimen semu (quasy experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 8 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTU KARTU MASALAH DAN THINK PAIR SHARE BERBANTU KARTU MASALAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Medan yang beralamat di Adam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Dalam melaksanakan penelitian untuk menyusun tesis ini, penulis

Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dosen Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE JIGSAW DAN GROUP INVESTIGATIONN DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh : Eliana Dwi Rahayu K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBASIS KOMPUTER PADA SISWA SMP KELAS VIII

EFEKTIVITAS MODEL PENGAJARAN PENCAPAIAN KONSEP PADA MATERI OPERASI BENTUK ALJABAR TERHADAP AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dasarnya dibedakan menjadi penelitian eksperimen dan non eksperimen. 2 Peneliti

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian, Quasi Eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang untuk mengungkapkan ada tidaknya hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mancapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang untuk melihat hubungan sebab-akibat antara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN AIR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TAI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

BAB III METODE PENELITIAN

PROSIDING ISSN: PM-18 HUBUNGAN KECERDASAN INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH KALKULUS I

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1997:136).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

41 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP yang ada di Kabupaten Nganuk dengan subyek penelitian siswa kelas VII semester I tahun pelaaran 015/016.. Waktu Penelitian a. Tahap perencanaan Tahap perencanaan meliputi: pengauan udul, pembuatan proposal, survei di sekolah yang bersangkutan, permohonan iin penelitian serta penyusunan instrumen penelitian. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Maret 015 sampai Agustus 015. b. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan meliputi: eksperimen, ui coba instrumen, dan pengumpulan data. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Agustus 015 sampai November 015. c. Analisis data Analisis data angket kecerdasan emosional siswa dilaksanakan pada bulan Agustus 015 sedangkan analisis data penelitian dilakukan pada bulan Oktober 015 sampai Desember 015. d. Tahap penyusunan laporan Tahap ini mulai dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan eksperimen yaitu pada bulan Oktober 015 sampai Maret 016. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental semu (quasi-experimental research). Hal ini dikarenakan peneliti tidak memungkinkan untuk mengendalikan dan memanipulasi semua variabel yang relevan. Sebagaimana yang dikemukakan Budiyono (003:8-83) bahwa Tuuan eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang 41

4 merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. Pada penelitian ini eksperimen ini dilakukan dengan memberikan perlakuan dalam model pembelaaran dan dikelompokkan menaditigakelompok. Kelompok pertama adalah kelompok TAI, yaitu kelompok siswa yang mendapatkan perlakuan model pembelaaran TAI. Kelompok kedua adalah TSTS, yaitu kelompok siswa yang mendapatkan perlakuan model pembelaaran TSTS. Kelompok ketiga adalah kelompok kontrol, yaitu kelompok siswa yang mendapatkan perlakuan model pembelaaran langsung. Penelitian ini menggunakan desain faktorial 3x3 yang dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Kecerdasan Emosional (B) Model Pembelaaran (A) Tinggi (b 1 ) Sedang (b ) Rendah (b 3 ) TAI (a 1 ) (ab) 11 (ab) 1 (ab) 13 TSTS (a ) (ab) 1 (ab) (ab) 3 Langsung (a 3 ) (ab) 31 (ab) 3 (ab) 33 Keterangan : (ab) 11 : Prestasi belaar siswa yang dikenakan model pembelaaran kooperatif tipe TAI pada kategori Kecerdasan Emosional Tinggi. (ab) 1 : Prestasi belaar siswa yang dikenakan model pembelaaran kooperatif tipe TAI pada kategori Kecerdasan Emosional Sedang. (ab) 13 : Prestasi belaar siswa yang dikenakan model pembelaaran kooperatif tipe TAI pada kategori Kecerdasan Emosional Rendah. (ab) 1 : Prestasi belaar siswa yang dikenakan model pembelaaran kooperatif tipe TSTS pada kategori Kecerdasan Emosional Tinggi. (ab) : Prestasi belaar siswa yang dikenakan model pembelaaran kooperatif tipe TSTS pada kategori Kecerdasan Emosional Sedang. (ab) 3 : Prestasi belaar siswa yang dikenakan model pembelaaran kooperatif tipe TSTS pada kategori Kecerdasan Emosional Rendah.

43 (ab) 31 : Prestasi belaar siswa yang dikenakan model pembelaaran langsung pada kategori Kecerdasan Emosional Tinggi. (ab) 3 : Prestasi belaar siswa yang dikenakan model pembelaaran langsung pada kategori Kecerdasan Emosional Sedang. (ab) 33 : Prestasi belaar siswa yang dikenakan model pembelaaran langsung pada kategori Kecerdasan Emosional Rendah. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sugiyono (010: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obek/subek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelaari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, yang menadi populasi adalah seluruh siswa kelas VII SMP se-kabupaten Nganuk. Karena peneliti tidak mungkin melakukan penelitian terhadap populasi yang umlahnya banyak, maka disini peneliti mengambil beberapa sampel dari populasi tersebut.. Sampel Menurut Sugiyono (010: 118) sampel adalah bagian dari umlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari tiga kelompok, yaitu kelompok TAI, kelompok TSTS, dan kelompok kontrol. Untuk masing-masing kelas penelitian, sampel berasal dari tiga sekolah yang berbeda.teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah stratified cluster random sampling yaitu mengkombinasikan antara sampling random stratifikasi (stratified random sampling) yang mana biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapislapis dan sampling random kluster (cluster random sampling) yang mana biasa digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu. Pengkategorian atau perankingan sekolah diambil dari hasil UN SMP se-kabupaten Nganuk tahun pelaaran 014/015.

44 Berikut adalah langkah-langkah pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik stratified cluster random sampling. a. Mengambil data nilai rata-rata Uian Nasional Matematika pada semua SMP Negeri yang ada di Kabupaten Nganuk. Populasi dibagi berdasarkan peringkat sekolah sehingga terbentuk tiga peringkat: tinggi, sedang, rendah. Selanutnya dikelompokkan dengan ketentuan: - Kelompok tinggi : x - Kelompok sedang : x - Kelompok rendah : x Dengan, : Rata-rata nilai uian nasional matematika SMP Negeri se Kabupaten Nganuk x : Rata-rata nilai uian nasional dari masing-masing sekolah N : Banyaknya sekolah = X N Pengkategorian selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. b. Berdasarkan data pengelompokan dari 54 sekolah diperoleh 3 kelompok, yaitu kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Selanutnya masing-masing kelompok ditentukan secara random satu sekolah yang digunakan sebagai sampel. Dari pangambilan sampel sekolah di peroleh SMPN 1 Baron mewakili kelompok tinggi, SMPN 1 Ngronggot mewakili kelompok sedang dan SMPN Pace mewakili kelompok rendah. c. Pada masing-masing sekolah yang terpilih, diambil tiga kelas secara random untuk mewakili kelompok eksperimen 1, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari pengambilan kelas secara random diperoleh. Sebelum melakukan eksperimen, peneliti melakukan ui keseimbangan kemampuan awal menggunakan nilai UASBN matematika tahun pelaaran 014/015 sebagai ui prasyarat eksperimen. Dalam penelitian ini, ui

45 keseimbangan kemampuan awal menggunakan analisis variansi (anava) satu alan dengan sel tak sama. Terdapat dua asumsi yang harus dipenuhi sebelum melakukan anava, yaitu ui normalitas dan ui homogenitas. Adapun ui normalitas meliputi ui normalitas kelas eksperimen 1, kelas eksperimen, dan kelas kontrol (perhitungan selengkapnya pada Lampiran 3). Sementara ui homogenitas dilakukan hanya satu kali, yaitu ui homogenitas antar populasi (perhitungan selengkapnya pada Lampiran 4). Setelah sampel dinyatakan berasal dari populasi dengan kemampuan yang sama(perhitungan selengkapnya pada Lampiran 5 1) SMPN 1 Baron terpilih a) Kelas VII A : Kelompok eksperimen 1 (Kelompok TAI) b) Kelas VII C : Kelompok eksperimen (Kelompok TSTS) c) Kelas VII B : Kelompok kontrol (Pembelaaran Langsung) ) SMPN 1 Ngronggot a) Kelas VII C : Kelompok eksperimen 1 (Kelompok TAI) b) Kelas VII D : Kelompok eksperimen (Kelompok TSTS) c) Kelas VII B : Kelompok kontrol (Pembelaaran Langsung) 3) SMPN Pace a) Kelas VII F : Kelompok eksperimen 1 (Kelompok TAI) b) Kelas VII G : Kelompok eksperimen (Kelompok TSTS) c) Kelas VII H : Kelompok kontrol (Pembelaaran Langsung) D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan variabel bebas dan 1 variabel terikat. Variabel bebas meliputi model pembelaaran dan kecerdasan emosional, sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belaar. Definisi operasional, indikator, skala pengukuran dan simbol dari masing-masing variabel penelitian adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas Sugiyono (010: 61) menyatakan bahwa variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menadi sebab perubahannya atau

46 timbulnya variabel terikat. Adapun variabel-variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model pembelaaran dan kecerdasan emosional. a. Model pembelaaran 1) Definisi Operasional: Pola proses belaar yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengimplementasikan rencana pembelaaran yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan kelas untuk mencapai tuuan pembelaaran yang efektif dan efisien. Dalam penelitian ini terdapat 3 model pembelaaran yaitu TAI, TSTS, dan Langsung. ) Indikator: langkah-langkah pembelaaran yang menggunakan model pembelaaran TAI, TSTS, dan Langsung(lebih lengkapnya lihat Lampiran 5,6, dan 7). 3) Skala Pengukuran: nominal dengan 3 kategori, yaitu penggunaan model pembelaaran TAI, TSTS, dan Langsung. 4) Simbol: (Model Pembelaaran) adalah model pembelaaran TAI, adalah model pembelaaran TSTS, dan adalah model pembelaaran langsung. b. Kecerdasan Emosional 1) Definisi operasional: kemampuan untuk mengenali dan mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri serta kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain. ) Indikator: skor angket kecerdasan emosional 3) Skala pengukuran: skala interval kemudian diubah menadi skala ordinal yang terdiri dari 3 kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah, yang berdasarkan rerata dan standar deviasi. Pengelompokan kategori kecerdasan emosional berdasarkan ketentuan sebagai berikut. a) Kategori tinggi 1 : x x s b) Kategori sedang 1 1 : x s x x s

47 1 c) Kategori rendah : x x s 4) Simbol adalah kecerdasan emosional kategori tinggi, adalah kecerdasan emosional kategori sedang, dan adalah kecerdasan emosional kategori rendah.. Variabel Terikat Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belaar matematika. a. Definisi Operasional: Hasil kemampuan siswa dalam periode tertentu berdasarkan proses belaar matematika serta dibangun dengan ide, proses, dan penalaran yang kemudian diubah ke dalam bentuk nilai atau simbol melalui tes prestasi belaar pada materi operasi hitung bentuk alabar. b. Indikator: nilai tes prestasi belaar pada materi operasai hitung bentuk alabar. c. Skala Pengukuran: Skala pengukuran pada prestasi belaar adalah skala pengukuran interval. E. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini ada tiga macam yaitu dokumentasi, tes, dan angket. 1. Dokumentasi Pengertian dokumentasi menurut Suharsimi Arikunto (010: 01), dokumentasi dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, maalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengambil data kemampuan awal nilai UN siswa pada pelaaran matematika pada saat sampel masih berada di kelas VI sekolah dasar dan rata-rata nilai UN matematika tahun pelaaran 014/015. Nilai kemampuan awal pada mata pelaaran matematika digunakan untuk dilakukan ui keseimbangan dan rata-rata nilai UN matematika digunakan

48 untuk mengelompokkan sekolah ke dalam kategori tinggi, sedang dan rendah (lebih lengkapnya lihat Lampiran ).. Tes Menurut Suharsimi Arikunto (006: 53) tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Pendapat lain diungkapkan oleh Nana Sudana dan Ibrahim (010: 100) tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan awaban-awaban yang diharapkan baik secara tertulis atau secara lisan atau secara perbuatan. Adapun tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes prestasi belaar materi teori peluang. Tes materi teori peluang, untuk memperoleh data prestasi belaar matematika yang dilakukan pada akhir penelitian. Tes dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda dengan alternatif pilihan yaitu a, b, c, dan d. Jawaban benar diberi skor 1 dan yang salah diberi skor 0. Selanutnya pemberian skor (scoring) terhadap awaban tes menggunakan skala nilai 100. 3. Angket Menurut Burhan (009: 13), metode angket adalah cara pengumpulan data melalui serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis yang kemudian diisi oleh responden. Dalam penelitian ini metode angket digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran perkembangan kecerdasan emosional siswa. F. Instrumen dan Uicoba Instrumen 1. Tahap Penyusunan Instrumen Sebelum dilakukan penyusunan instrumen, baik instrumen untuk angket kecerdasan emosional maupun tes prestasi belaar, akan dilakukan terlebih dahulu menyusun kisi-kisi instrumen, menyusun butir-butir soal instrumen serta mengadakan ui coba, yang selanutnya dilakukan revisi dan penetapan instrumen.

49 a. Instrumen tes prestasi belaar 1) Menyusun kisi-kisi instrumen Kisi-kisi yang dibuat adalah kisi-kisi pada materi teori operasi hitung alabar untuk instrumen ui coba tes prestasi belaar, sebanyak 45 butir soal (dapat dilihat pada Lampiran ) ) Menyusun butir-butir soal tes prestasi dan angket kecerdasan emosional Butir soal ui coba tes prestasi belaar disusun dalam bentuk pilihan ganda dengan option sebanyak 4 buah yaitu a, b, c, dan d dengan berpedoman pada kisi-kisi (dapat dilihat pada Lampiran 3) 3) Menentukan cara pemberian skor Pada butir pilihan gandaga tes presstasi belaar yaitu bernilai 1 untuk awaban benar dan bernilai 0 untuk awaban salah. Dan penghitungan nilai dengan cara skor yang didapat dibagi skor maksimal dikalikan 100. 4) Mengadakan ui coba instrumen Setelah penyusunan instrumen selesai selanutnya dilakukan validasi dan uicoba instrumen yang telah disusun. Ui coba instrumen dalam penelitian ini diadakan di kelas VIII SMP N 1 Ngronggot tahun pelaaran 015/016. Hasil ui coba instrumen tes dianalisis untuk mengetahui taraf kesukaran, daya pembeda butir soal, serta koefisien reliabilitas instrumen tes. Butir soal yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini sebanyak 45 butir soal, dimana butir soal yang dimaksud adalah butir soal yang telah dinyatakan valid menurut validitas isi oleh validator. b. Instrumen angket kecerdasan emosional 1) Menyusun kisi-kisi instrumen Kisi-kisi yang dibuat adalah kisi-kisi pada kecerdasan emosional siswa untuk instrumen ui coba angket kecerdasan emosional siswa, dengan adanya 0 butir positif dan 0 butir negatif (dapat dilihat pada Lampiran 10).

50 ) Menyusun butir-butir soal tes prestasi dan angket kecerdasan emosional Butir soal ui coba angket kecerdasan emosional dengan pilihan awaban SS = sangat sesuai, S = sesuai, TMP = tidak mempunyai pendapat, TS = tidak sesuai, STS = sangat tidak sesuai. (dapat dilihat pada Lampiran 11). 3) Menentukan cara pemberian skor Pemberian skor pada setiap butir angket menggunakan pendekatan skala Likert dengan item positif ika menawab SS akan diberi skor 5, S diberi skor 4, TMP diberi skor 3, TS diberi skor dan STS diberi skor 1, sedangkan untuk item negatif ika menawab SS akan diberi skor 1, S diberi skor, TMP diberi skor 3, TS diberi skor 4 dan STS diberi skor 5. 4) Mengadakan ui coba instrumen Setelah penyusunan instrumen selesai selanutnya dilakukan validasi dan uicoba instrumen yang telah disusun. Ui coba instrumen dalam penelitian ini diadakan di kelas VIII SMP N 1 Ngronggot tahun pelaaran 015/016. Hasil ui coba instrumen tes dianalisis untuk mengetahui konsistensi internal serta koefisien reliabilitas instrumen tes. Butir angket yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini sebanyak 40 butir, dimana butir soal yang dimaksud adalah butir soal yang telah dinyatakan valid menurut validitas isi oleh validator.. Tahap Validasi Instrumen. Instrumen dapat dikatakan memenuhi persyaratan sebagai alat pengumpul data apabila sekurang-kurangnya instrumen tersebut valid dan reliabel (Suharsimi Arikunto, 006: 57-58). Dalam penelitian ini, soal tes prestasi belaar dan kemampuan penalaran metematis yang digunakan untuk pengumpulan data diui validitas, data diui validitas, ui konsistensi internal, taraf kesukaran, daya pembeda, dan ui reliabilitas.

51 a. Ui validitas isi Suharsimi Arikunto (009: 67) berpendapat bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tuuan khusus tertentu yang seaar dengan materi atau isi pelaaran yang diberikan. Suatu instrumen dikatakan valid menurut validitas isi apabila isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang akan diukur. Ui validitas yang dilakukan pada metode angket ini adalah ui validitas isi dengan langkah-langkah seperti yang dikemukakan Croker dan Algina (dalam Budiyono 015: 40) sebagai berikut: 1) Mendefinisikan domain kera yang akan diukur. ) Membentuk sebuah panel yang ahli (qualified) dalam domain-domain tersebut. 3) Menyediakan kerangka tersruktur untuk proses pencocokan butir-butir soal dengan domain performan yang terkait. 4) Mengumpulkan data dan menyimpulkan berdasar data yang diperoleh dari proses pencocokan pada langkah 3. Dalam penelitian ini untuk validitas isi, prosedur yang digunakan adalah menyelenggarakan panel para ahli untuk memberikan pertimbangan, apakah butir soal yang telah disiapkan cukup mewakili apa yang akan dikai atau belum. Penilaian instrumen penelitian ini dilakukan dengan Experts udgment atau penilaian yang dilakukan oleh para pakar. Instrumen ui coba tes prestasi belaar matematika pada pokok bahasan operasi bentuk alabar terdiri dari 45 butir soal (lihat Lampiran 5). Validator pada instrument tes prestasi belaar matematika dilakukan oleh Tiga orang yaitu Fatkur Rhohman. M.Pd dan Nanndo Yannuansa M.Pd selaku dosen pendidikan matematika Universitas Nusantara PGRI Kediri dan Kukuh Priyono. S.Pd M.Si selaku guru matematika SMPN 1 Ngronggot.

5 Dalam penelitian ini, tes prestasi belaar matematika dikatakan valid ika memenuhi kriteria penelaahan sebagai berikut: 1) Butir soal sesuai dengan kisi-kisi soal. ) Materi pada butir soal sesuai dengan kompetensi dasar. 3) Butir soal bukan termasuk soal-soal yang terlalu mudah atau terlalu sulit. 4) Kunci awaban pada butir soal telah benar. 5) Informasi mudah dimengerti dan elas tertangkap maknanya. 6) Rumusan butir soal tidak menimbulkan penafsiran ganda. 7) Kalimat butir soal dapat dipahami oleh siswa SMP. Berikut rangkuman saran dan komentar yang diberikan oleh ketiga validator tes prestasi belaar: 1) Dari segi konstruksi ada beberapa butir soal kurang tepat. ) Dalam menyusun indikator gunakan kata kera operasional dan susunlah kalimat yang mudah dipahami. 3) Tambahkan butir soal pada aspek C 3 (penerapan) dan C 4 (analisis). Butir angket kecerdasan emosional yang diuicobakan sebanyak 40 butir angket. Validator untuk menilai instrument angket kecerdasan emosional dilakukan Dr. Sri Panca Setyawati, M.Pd selaku Dekan FKIP Universitas Nusantara PGRI Kediri, Drs. Kuntoo, M.Pd, M.Psi selaku dosen urusan PAUD dan Musiron selaku guru bimbingan konseling SMPN 1 Ngronggot. Dalam penelitian ini, angket kecerdasan emosional dikatakan valid ika memenuhi kriteria penelaahan sebagai berikut: 1) Kesesuaian butir angket dengan kisi-kisi ) Bahasa mudah dipahami 3) Kesesuaian butir angket dengan eaan yang disempurnakan dalam bahasa Indonesia. 4) Butir angket tidak menimbulkan interpretasi atau bermakna ambigu. 5) Kalimat butir soal dapat dipahami oleh siswa SMP.

53 Berikut rangkuman saran dan komentar yang diberikan oleh ketiga validator angket kecerdasan emosional: 1) Kalimat perlu diperbaiki. ) Perlu dibedakan emosi yang ingin ditanyakan dalam angket 3) Fokus pernyataan angket difokuskan pada pengisi angket 4) Adanya angket yang kurang sesuai dengan kisi-kisi yang ingin di ui Setelah direvisi, butir soal instrumen penelitian kembali divalidasi oleh para pakar. Oleh karena seluruh kriteria penelaahan telah terpenuhi, maka instrumen tes prestasi belaar matematika dan instrumen angket kecerdasan emosional dikatakan valid ditinau dari validitas isi. Lembar validasi instrumen tes prestasi belaar matematika dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5. Lembar validasi instrumen angket kecerdasan emosional dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 13. b. Taraf Kesukaran Perhitungan taraf kesukaran digunakan pada instrumen tes prestasi belaar. Soal yang baik adalah soal yang mempunyai taraf kesukaran yang memadai, artinya tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Artinya, angka indeks kesukaran itu paling rendah adalah 0,00 dan paling tinggi adalah 1,00. Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir tes prestasi belaar digunakan rumus berikut. B P N Keterangan: P : indeks kesukaran setiap butir soal B : banyak peserta tes yang menawab benar N : umlah seluruh peserta tes

54 Menurut Budiyono (015, 99) ika indeks tingkat kesukaran tidak tergolong dalam interval 0,3 P 0,7 maka butir tersebut harus dibuang. Dalam penelitian ini soal tes dapat digunakan ika 0,3 P 0,7. Setelah dilakukan perhitungan tingkat kesukaran soal tes prestasi belaar matematika pada penelitian ini, butir soal tes prestasi belaar yang tidak dipakai yaitu 5, 6, 10, 18, 3, 9 dan 36. Perhitungan taraf kesukaran butir soal instrumen ui coba tes prestasi belaar siswa selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran14. c. Daya Pembeda Perhitungan daya pembeda digunakan pada tes prestasi belaar. Daya pembeda suatu butir tes adalah kemampuan suatu butir untuk membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Indeks daya pembeda dirumuskan sebagai berikut. dengan: = = : indeks daya pembeda : banyaknya subek yang dikenai tes (instrumen) : skor untuk butir ke-i (dari subek ui coba) : total skor (dari subek ui coba) (Budiyono, 015: 106) Menurut Budiyono (011) biasanya suatu butir soal dikatakan mempunyai daya beda yang baik apabila indeks daya bedanya sama dengan atau lebih dari 0,30. Mengacu pada pendapat tersebut, pada penelitian ini butir soal yang digunakan tes prestasi belaar ika r pbis 0,30. Hasil perhitungan ui daya pembeda tes prestasi belaar matematika, dari 45 butir soal yang diuicobakan diketahui bahwa ada 8 butir soal yang tidak dapat digunakan sebagai instrumen penelitian yaitu butir soal nomor 6, 10, 17, 18, 3, 9, 36 dan 41. Perhitungan daya beda butir soal instrumen ui coba tes prestasi belaar siswa selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran14. Dari ui validitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran

s t t 55 butir soal maka diputuskan butir soal yang digunakan dalam penelitian sebanyak 35 butir soal. Sedangkan butir soal yang tidak digunakan dalam penelitian sebanyak 10 soal, yaitu 5, 6, 10, 17, 18, 3, 7, 9, 36 dan 41. (lebih lengkapnya lihat Lampiran 18 dan 19). d. Ui Reliabilitas Ui Reliabilitas digunakan pada instrumen tes prestasi siswa dan instrumen angket kecerdasan emosional. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi ika tes tersebut dapat hasil yang tetap atau sama saat dilakukan pengukuran kembali pada yang berbeda dan pada waktu yang berbeda pula, maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan tes. Perhitungan reliabilitas tes ini didasarkan pada pendapat Budiyono (015: 53) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas tes dapat digunakan rumus Kuder-Richardson (KR-0), yaitu : Keterangan: r 11 n n s r : nilai reliabilitas instrumen (tes) 11 n : banyaknya butir soal (item) t 1 st p iqi p i : proporsi banyaknya subek yang menawab benar pada butir kei q i = 1 - p i : variansi total Menurut Budiyono (003: 7) hasil pengukuran yang mempunyai indeks reliabilitas r 11 0,70 cukup baik nilai kemanfaatannya, dalam arti instrumennya dapat dipakai untuk melakukan pengukuran. Mengacu pada pendapat tersebut, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ika r 11 0,70. Hasil perhitungan ui reliabilitas tes prestasi belaar matematika sebanyak 35 butir soal, koefisien

56 reliabilitas tes diperoleh hasil r 11 = 0,907. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instruman tes prestasi belaar reliabel. Hasil perhitungan ui reliabilitas angket kecerdasan emosional sebanyak 30 butir angket, koefisien teliabilitas tes diperolah hasil r 11 = 0,836. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instruman angket kecerdasan emosional reliabel (perhitungan reliabilitas dari butir soal instrumen ui coba tes prestasi belaar selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15 dan perhitungan reliabilitas dari instrumen ui coba angket kecerdasan emosional. (lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 17). e. Ui Konsistensi Internal Ui konsistensi internal digunakan pada instrumen angket kecerdasan emosional. Setiap butir dalam sebuah angket seharusnya dapat mengukur hal yang sama dan menunukan kecenderungan yang sama. Konsistensi interal setiap butir dilihat dari korelasi antarskor butir-butir tersebut dengan skor totalnya. Untuk menghitung konsistensi internal butir ke-i, dapat digunakan rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson sebagai berikut. = dengan r xy n X Y : indeks konsistensi internal untuk butir ke-i : banyaknya cacah subek yang dikenai tes (instrumen) : skor butir ke-i : total skor (dari subek ui coba) Butir angket akan digunakan ika mempunyai indeks konsistensi internal r xy 0,3 (Budiyono, 003: 65). Dalam penelitian ini, untuk butir angket yang indeks konsistensi internalnya kurang dari 0,3, maka butir tersebut tidak dipakai Butir angket yang diuicobakan sebanyak 40 butir, berdasarkan hasil ui coba dapat diketahui ada 10 butir angket yang tidak dipakai dalam

57 penelitian yaitu soal nomor 1, 5, 8, 14, 0, 5, 6, 31, 35 dan 38. (lebih lengkapnya lihat Lampiran 16). Butir angket yang diuicobakan sebanyak 40 butir, berdasarkan hasil ui coba dapat diketahui ada 10 butir angket yang tidak dipakai dalam penelitian yaitu soal nomor 1, 5, 8, 14, 0, 5, 6, 31, 35 dan 38. (lebih lengkapnya lihat Lampiran 0 dan 1). G. Teknik Analisis Data Analisis data penelitian merupakan langkah yang sangat penting dan utama dalam kegiatan penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini, untuk menganalisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan ui statistik. Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul. 1. Ui Prasyarat a. Ui Normalitas Data Ui ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Berikut adalah langkah-langkah untuk mengui normalitas dengan menggunakan metode Lilliefors. 1) Menetapkan Hipotesis H 0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal ) Taraf Signifikansi α = 0,05 3) Menentukan Statistik Ui Statistik ui yang digunakan adalah: dengan : L = Maks Z berdistribusi N (0,1) F (z i ) = P (Z z i ) S (z i ) : proporsi cacah Z z i terhadap seluruh z z i =

58 s : standar deviasi sampel = 4) Daerah Kritis : mean sampel = DK = { > ; } nilai ; dapat dilihat pada tabel Nilai Kritis Ui Lilliefors, dengan n adalah ukuran sampel. 5) Keputusan Ui H 0 ditolak ika L obs DK 6) Menentukan kesimpulan dari keputusan ui yang ada. (Budiyono, 009: 170-171) Teknik yang digunakan dalam ui normalitas adalah ui Lilliefors dan hasilnya disaikan dalam Tabel 3. Tabel 3.. Rangkuman ui normalitas populasi terhadap data kemampuan awal Keputusan No. Kelompok L obs L tabel Ui H 0 Kesimpulan 1 Kontrol 0,073 0,09 Diterima Normal Eksperimen 1 0,091 0,093 Diterima Normal 3 Eksperimen 0,090 0,09 Diterima Normal Dari tabel di atas tampak bahwa semua hasil L obs < L tabel sehingga semua H 0 diterima. Karena DK = { > ; }dan < ;, maka Hal ini berarti kelompok kontrol, eksperimen 1 dan eksperimen berasal dari populasi normal. Perhitungan selengkapnya di Lampiran 3. b. Ui Homogenitas Ui homogenitas variansi dalam penelitian ini menggunakan ui Bartlett. Menurut Budiyono (013: 176) langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Menetapkan Hipotesis H 0 : = = ( semua variansi sama) H 1 : atau atau ( tidak semua variansi sama)

59 ) Taraf Signifikansi α = 0,05 3) Menentukan Statistik Ui Statistik ui yang digunakan adalah : dengan : =, berdistribusi k N n f : banyaknya populasi : banyaknya sampel : banyaknya seluruh nilai (ukuran) : banyaknya nilai (ukuran) sampel ke- : ukuran sampel ke- = n 1 : deraat kebebasan untuk s ; = 1,,..., k k f= N k = f : deraat kebebasan untuk RKG =i = + RKG : rerata kuadrat galat= SS = ( ) = ( ) 4) Daerah Kritis DK = { >, } 5) Keputusan Ui H 0 ditolak ika DK (Budiyono, 009: 176) Ui homogenitas pada penelitian ini menggunakan metode Bartlett dengan Ui Chi Kuadrat. Ui homogenitas ini dilakukan untuk mengui apakah sampel-sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang homogen (mempunyai variansi yang sama). Hasil perhitungan Ui Chi Kuadrat dengan taraf signifikan 0,05 dengan DK

60 ={ > 5,991} diperoleh obs= 4,343 maka dapat diketahui bahwa H 0 tidak ditolak sehingga dapat disimpulkan populasi yang ada mempunyai variansi yang sama( lebih lengkapnya lihat Lampiran 4).. Ui Keseimbangan Ui ini dilakukan pada saat kedua kelas belum dikenai perlakuan bertuuan untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut seimbang (Budiyono, 013: 196-198). dengan: X i = + + i X i adalah data ke-i pada perlakuan ke-. adalah rerata dari seluruh data (rerata besar atau grand mean). adalah efek model pembelaaran ke- pada variabel terikat. i i X adalah deviasi data X i terhadap rerata populasinya yang berdistribusi normal dengan rerata 0. i = 1,,...n ; = 1,,, k. k adalah banyaknya data amatan. Tabel 3.3 Struktur Data A 1 A A k Total Data Amatan X 11 X 1 X 1 X X 1k X k Cacah Data Jumlah Data Rerata Jumlah Kuadrat Suku Koreksi X n1 1 n 1 T 1 X 1 T n 1 1 X n n T X T n 1 X nk k n k T K X k T n 1 k N G X X i, T n A 1 A A k Total Variansi SS 1 SS SS k SS i

61 Dari Tabel 3. di atas, perlu diketahui bahwa: = = + +... + = = + +... + G X N SS X T n Adapun langkah penguiannya sebagai berikut. a. Hipotesis = 0 untuk setiap (ketiga populasi memiliki kemampuan awal yang sama) : paling sedikit ada satu yang tidak nol (ketiga populasi tidak memiliki kemampuan awal yang sama) b. Tingkat Signifikansi: α = 0,05 c. Statistik Ui Berdasarkan data dilakukan perhitungan untuk menentukan JKA, JKG dan JKT yakni: JKA = T n G N JKG = i, X i T n JKT = i, X i G N Deraat kebebasan untuk masing-masing umlah kuadrat itu adalah : dka = k 1 dkg = N k dkt = N 1 Berdasarkan umlah kuadrat dan deraat kebebasan masing-masing diperoleh rerata sebagai berikut: = Maka statistik uinya adalah = =

6 d. Daerah Kritik DK F F F ; k 1, N k e. Keputusan Ui ditolak ika Budiyono (009: 195-198) Dari hasil ui keseimbangan dengan ui F dengan taraf signifikasi 0,05 dengan DK = {F F > 3,09} diperoleh F, 765 obs sehingga H 0 yang menyatakan bahwa populasi mempunyai rerata kemampuan awal yang sama diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan populasi penelitian dalam keadaan seimbang (lebih lengkapnya lihat Lampiran 5). 3. Ui Hipotesis Penelitian Setelah prasyarat ui yaitu ui normalitas dan ui homogenitas dipenuhi, maka selanutnya dilakukan ui hipotesis. Ui hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis variansi dua alan dengan sel tak sama. Analisis ini adalah perluasan dari analisis variansis satu alan yang bertuuan untuk membandingkan rata-rata beberapa populasi baik rata-rata baris maupun kolom dalam sel. Analisis variansi dua alan bertuuan untuk mengui signifikansi perbedaan efek baris, kolom dan kombinasi efek baris dan kolom terhadap variabel terikat. Model untuk data populasi pada analisis variansi dua alan dengan sel tak sama adalah sebagai berikut. X ik ( ) i i ik dengan: X ik : data (nilai) ke-k pada baris ke-i dan kolom ke- i : rerata dari seluruh data (rerata besar, grand mean) = μ i. μ : efek baris ke-i pada variabel terikat = μ. μ : efek kolom ke-pada variabel terikat

63 () i =μ i (μ + α i + β ): interaksi baris ke-i dan kolom ke-pada ik, variabel terikat; = deviasi data X ik terhadap rerata populasinya (μ i )yang i k berdistribusi normal dengan rerata 0 dan variansi 1; = 1,,, p; p: banyaknya baris; = 1,,, q; q: banyaknya kolom; = 1,,, n i ; n i : banyaknya data amatan pada setiap seli. Adapun langkah-langkah penguiannya adalah sebagai berikut: a. Hipotesis H 0A : 0 ;i = 1,, 3 i H 1A : paling sedikit ada satu 0 H 0B : 0 ; = 1,, 3 H 1B: : paling sedikit ada satu 0 H 0AB : ( ) 0 ; i= 1,, 3 dan = 1,, 3 i H 1AB : paling sedikit ada satu ( ) 0 b. Taraf signifikansi α= 5 % c. Komputasi: i Pada analisis variansi dua alan dengan sel tak sama didefinisikan notasi-notasi sebagai berikut: n i : ukuran sel i ( sel pada baris ke-i dan kolom ke- ) : cacah data amatan pada sel i : frekuensi sel i n h : rerata harmonik frekuensi seluruh sel = N= i, n i : banyaknya seluruh data amatan i pq 1 n i, i

64 SS i k X ik k X n i ik :umlah kuadrat deviasi data amatan pada sel i AB i A i = B = i :rerata pada sel i AB G = i, i AB : umlah rataan pada baris ke-i i AB i : umlah rataan pada kolom ke- : umlah rataan semua sel Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besar-besaran sebagai berikut: (1) G (3) pq Ai (5) q i AB i, i () SS (4) i, i B p Pada analisis variansi dua alan dengan sel tak sama terdapat lima umlah kuadrat, yaitu: JKA = n h {(3) (1)} JKG = () JKB = n h {(4) (1)} JKAB = n h {(1)+(5) (3) (4)} dengan: JKA : umlah kuadrat baris; JKB : umlah kuadrat kolom; JKT =JKA+JKB+JKAB+JKG JKAB : umlah kuadrat interaksi antara baris dan kolom; JKG : umlah kuadrat galat; JKT : umlah kuadrat total. Deraat kebebasan masing-masing umlah kuadrat tersebut adalah: dka = p-1 dkt = N -1 dkg = N - pq

65 dkab = (p-1)(q-1) dkb = q-1 Berdasarkan umlah kuadrat dan deraat kebebasan masingmasing diperoleh rataan kuadrat berikut: RKA RKB JKA dka JKB dkb d. Statistik Ui RKAB RKG JKAB dkab JKG dkg RKA 1) Untuk H 0A adalah Fa yang merupakan nilai dari variabel RKG random yang berdistribusi F dengan deraat kebebasan p-1 dan N-pq; RKB ) Untuk H 0B adalah F b yang merupakan nilai dari variabel RKG random yang berdistribusi F dengan deraat kebebasan q-1 dan N-pq; RKAB 3) Untuk H 0AB adalah F ab yang merupakan nilai dari RKG variabel random yang berdistribusi F dengan deraat kebebasan (p-1) (q-1) dan N-pq. e. Daerah Kritis Untuk masing-masing nilai F di atas, daerah kritisnya adalah: 1) Daerah kritis F a adalah DK a = F F> F ; p 1, N pq ) Daerah kritis F b adalah DK b = F F> F ; q 1, N pq 3) Daerah kritis F ab adalah DK ab = F F> F ; p 1 q1, N pq

66 Tabel 3.4.Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama Sumber JK dk RK F obs F tabel Baris (A) JKA p-1 RKA F a F tabel Kolom (B) JKB q-1 RKB F b F tabel Interaksi (AB) JKAB (p-1)(q-1) RKAB F ab F tabel Galat (G) JKG N pq RKG - - Total JKT N-1 - - - f. Keputusan Ui H 0 ditolak ika F obs terletak di daerah kritis. g. Menentukan kesimpulan dari keputusan ui yang ada. 4. Ui Komparasi Ganda ( Budiyono, 009: 8-31) Menurut Budiyono (013: 01) komparasi ganda adalah tindak lanut dari analisis variansi apabila hasil analisis variansi tersebut menunukkan bahwa hipotesis nol ditolak. Ui lanut setelah analisis variansi digunakan metode Scheffe karena metode tersebut akan menghasilkan beda rerata dengan tingkat signifikan yang kecil. a. Komparasi Rerata Antar Baris (baris ke-i dan baris ke-) Hipotesis yang diui pada komparasi rerata antar baris adalah: H 0 :μ i μ Ui Scheffe untuk komparasi rataan antar baris adalah: dengan: F i. X i X 1 1 RKG ni n F adalah nilai F obs pada perbandingan baris ke-i dan baris i. ke-. adalah rataan pada baris ke-i. adalah rataan padar baris ke-.

67 RKG adalah rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari ni perhitungan analisis variansi. adalah ukuran sampel baris ke-i. n adalah ukuran sampel baris ke-. Daerah kritis untuk ui ini adalah: DK = F F ( p 1) F : p 1, N pq b. Komparasi Rerata Antar Kolom (kolom ke-i dan kolom ke-) Hipotesis yang diui pada komparasi rerata antar kolom adalah: H 0 :μ.i μ. Ui Scheffe untuk komparasi rataan antar kolom adalah: dengan: i F.i. X.i X. 1 1 RKG n.i n. F adalah nilai F obs pada perbandingan kolom ke-i dan kolom ke- X i adalah rataan pada kolom ke-i X adalah rataan pada kolom ke-. RKG adalah rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari n i perhitungan analisis variansi. adalah ukuran sampel kolom ke-i. n adalah ukuran sampel kolom ke-. Daerah kritis untuk ui ini adalah: DK = F F ( q 1) F ; q 1, N pq c. Komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama (sel i dan sel k) Hipotesis yang diui pada komparasi rerata antar sel pada baris sama adalah:

68 H : 0 i k H : 1 i k Ui Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada kolom sama adalah: F ik X i X k 1 1 RKG ni nk dengan: F i k RKG n i n k : nilai F obs pada pembandingan rerata pada sel i dan rerata pada sel k : reratapada sel i : rerata pada sel k : rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi : ukuran sel i : ukuran pada sel k Daerah kritis untuk ui itu ialah: DK= { F F>(pq-1)F α; pq-1;n-pq }. d. Komparasi rerata antar sel pada baris yang sama (sel i dan sel ik) Hipotesis yang diui pada komparasi rerata antar sel pada baris sama adalah: H : 0 i ik H : 1 i ik Ui Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada baris sama adalah: dengan: F iik X i X ik 1 1 RKG ni nik

69 F i-ik X i X ik : nilai F obs pada pembandingan rerata pada sel i dan rataan pada sel k : rataan pada sel i : rataan pada sel ik RKG : rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi n i n ik : ukuran sel i : ukuran sel ik Daerah kritis untuk ui ini adalah: DK = pq α;pq 1,N pq {F F 1 F } 1) Menentukan keputusan ui untuk masing-masing komparasi ganda. ) Menentukan kesimpulan dari keputusan ui yang ada. (Budiyono, 009: 15)