TINGKAT PENDAPATAN UNIT USAHA SUSU PASTEURISASI PADA KOPERASI SUSU WARGA MULYA KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA (Revenue Rate of Pasteurized Milk Unit of "Warga Mulya" Economic Enterprise Sleman Regency Yogyakarta) M. HANDAYANI, A. SETIADI, ISBANDI dan D. SUMARJONO Program Studi Sosial Ekonomi, Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro Semarang ABSTRACT This research was done on June 2004 in Warga Mulya Economic Enterprise. Objectives this research were determine the influence of production cost to the revenue in Warga Mulya economic enterprise Sleman Regency Yogyakarta. The data was collecting by interview with local goverment offices. Those informations include pasteurazation milk unit, sales, revenue. The primary data was collected by time series for 29 day. The secondary data was collected as deskriptif analysis. Pasteurazation Milk Unit in Warga Mulya economic enterprise was started in 2000 with small quantity. In 2002, pasteurazation milk unit be pasteurazation Milk departement. The milk from farmer production daily, 0.7% were made be pasteurized milk. The product was sale to consumer at Rp 1000/cup. The Statistic Analysis have showed production cost influence the revenue in Warga Mulya economic enterprise with highly significant (P<0,01%). Key Words: Pasteurized Milk, Revenue ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2004 di Koperasi Susu Warga Mulya dan bertujuan untuk mengetahui pengaruh biaya produksi unit usaha susu pasteurisasi terhadap tingkat pendapatan pada Koperasi Susu Warga Mulya Kabupaten Sleman Yogyakarta. Pengumpulan data dengan wawancara langsung dengan pihak terkait berupa informasi tentang unit usaha susu pasteurisasi termasuk tingkat penjualannya dan pendapatan Koperasi Susu Warga Mulya. Data secara time series selama 29 hari. Data sekunder digunakan sebagai data pendukung untuk menganalisis data secara deskriptif. Unit usaha susu pasteurisasi pada Koperasi Susu Warga Mulya dimulai pada tahun 2000 dengan skala usaha yang kecil dan baru pada tahun 2002 usaha ini menjadi sebuah unit usaha tersendiri (unit pasteurisasi). Susu segar yang diterima Koperasi Susu Warga Mulya setiap hari dari para peternak sebesar 0,7% dialokasikan untuk pembuatan susu pasteurisasi. Susu pasteurisasi dijual kepada konsumen sebesar Rp 1000 per cup. Analisis statistik membuktikan bahwa biaya produksi susu pasteurisasi berpengaruh terhadap tingkat pendapatan Koperasi Susu Warga Mulya secara signifikan dengan tingkat kesalahan 1%. Kata Kunci: Susu Pasteurisasi, Pendapatan PENDAHULUAN Susu merupakan bahan pangan yang baik bagi manusia karena mengandung zat gizi yang tinggi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau hewan menyusui lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan makanan yang sehat (HADIWIYOTO, 1994). Semua jenis susu mempunyai komponen yang sama, tetapi jumlahnya bervariasi tergantung dari spesies, faktor genetik, iklim dan masa laktasi. Komposisi utama yang terdapat di dalam air susu sapi adalah air 87,25%, lemak 3,80%, laktosa 4,80%, protein 3,50% dan abu 0,65%. Susu mudah sekali rusak, sehingga perlu adanya uji mutu susu yang menentukan sifat fisikawi, kimiawi dan biologi (HADIWIYOTO, 1994). Pengujian fisikawi pada pemeriksaaan berat jenis, pengujian kimiawi didasarkan pada kadar lemak dan pengujian biologi dilakukan 395
untuk mengetahui jumlah bakteri yang terkandung di dalam susu. Upaya yang dilakukan agar mutu susu dapat dipertahankan dengan mendirikan tempat-tempat penampungan susu yang dilengkapi dengan cooling unit (alat pendingin) dan peralatan pemeriksaan mutu susu yang sederhana. Pasteurisasi merupakan salah satu cara untuk mempertahankan mutu susu segar serta memperpanjang umur simpan susu. Pasteurisasi adalah pemanasan susu pada temperatur dan lama waktu tertentu yang tujuan utamanya adalah untuk membunuh bakteri patogen, namun diharapkan perubahan yang terjadi di dalam komposisi, flavor dan nilai nutrisi seminimal mungkin. Standar pasteurisasi menggunakan suhu diatas 62 C selama 3 menit atau suhu 71 C selama 15 detik. Setelah proses pasteurisasi, air susu harus segera didinginkan sampai suhu 4 0 C atau lebih rendah untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang masih hidup dengan masa simpan tidak rusak dalam waktu kurang lebih 7 hari (HADIWIYOTO, 1994). Suatu produk perlu adanya pengemasan dengan tujuan untuk menjaga kebersihan dan keamanan produk, serta menunda proses kerusakan produk dalam jangka waktu yang diinginkan. Fungsi pengemasan adalah untuk mencegah atau mengurangi, melindungi dari pencemaran dan gangguan fisik, memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan, distribusi produk dan untuk menarik minat konsumen (APANDI, 1993). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biaya produksi unit usaha susu pasteurisasi terhadap tingkat pendapatan pada Koperasi Susu Warga Mulya Kabupaten Sleman Yogyakarta. MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2004 di Koperasi Susu Warga Mulya Kabupaten Sleman Yogyakarta. Koperasi Susu Warga Mulya berada di ketinggian 180 300 m dpl, suhu udara 22 28 C dan curah hujan rata-rata 18 78 mm per hari. Koperasi Susu Warga Mulya dibentuk pada tanggal 26 September 1978 dan memperoleh status badan hukum pada tanggal 30 Januari 1979 dari Kanwildepkop Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) No. 1.128/BH XI/1979 dengan wilayah kerja seluruh DIY meliputi Kota Yogyakarta, Kabuapten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Sleman. Pengumpulan data dengan cara wawancara langsung dengan pihak terkait berupa informasi tentang unit usaha susu pasteurisasi termasuk tingkat penjualannya dan pendapatan Koperasi Susu Warga Mulya. Data secara time series selama 29 hari. Data sekunder digunakan sebagai data pendukung untuk menganalisis data secara deskriptif dan regresi linier (SUGIYONO, 2000). Pengujian dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui pengaruh biaya produksi susu pasteurisasi terhadap tingkat pendapatan Koperasi Susu Warga Mulya. Y = a + bx dimana: Y = tingkat pendapatan (Rp) a = konstanta b = koefisien regresi x = biaya produksi susu pasteurisasi (Rp) Hipotesis penelitian: Ho : biaya produksi susu pasteurisasi tidak berpengaruh terhadap tingkat pendapatan Hl : biaya produksi susu pasteurisasi berpengaruh terhadap tingkat pendapatan HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan baku yang diperlukan untuk membuat susu pasteurisasi berasal dari susu segar yang disetor oleh peternak baik anggota maupun non anggota yang ditampung di Koperasi Susu Warga Mulya. Kegiatan pengambilan susu dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pagi dan sore. Susu yang disetor ke koperasi dilakukan uji kualitas untuk uji organoleptik (warna, bau, rasa), berat jenis, kadar lemak, dan uji kadar alkohol, hal ini sesuai dengan pendapat HANDAYANI dan HARTONO (2003). Pengujian susu dilakukan oleh petugas laboratorium, kemudian hasil dari pengujian diberitahukan kepada peternak yang menyetorkan susu, apakah susu layak atau tidak untuk diterima koperasi. 396
Susu yang diambil dari tiap kelompok peternak kemudian diangkut dengan menggunakan mobil tangki susu. Susu yang diterima koperasi dilakukan penyaringan terlebih dahulu sebelum masuk dalam bak penampungan sementara. Kapasitas tampung bak penampung sementara sebanyak 500 liter, berbentuk persegi panjang, terbuat dari stainless steel dan dilengkapi dengan pompa yang kemudian dialirkan menuju ke cooling uni dimana suhu penyimpanan antara 2 5 C. Koperasi Susu Warga Mulya mempunyai 4 buah cooling unit, masing-masing dengan kapasitas 700 liter, 900 liter, 1.000 liter dan 5.200 liter. Tujuan penyimpanan susu dalam cooling unit untuk menjaga agar susu segar tahan sampai 2 hari. Pendinginan sebaiknya dilakukan pada suhu 4,5 C atau lebih rendah untuk menekan pertumbuhan bakteri. Pendinginan yang tepat membantu dalam pengawetan dan tersedianya susu yang berkualitas baik (WILLIAMSON dan PAYNE, 1993). Volume susu segar yang diterima oleh Koperasi Susu Warga Mulya rata-rata per hari sebanyak 7.700 liter. Jumlah penampungan susu dari anggota pada pagi hari rata-rata 3.800 liter dan sore hari 2.500 liter serta dari non anggota sebanyak 1.400 liter. Dari sejumlah 7.700 liter sebayak 89,6% dikirim ke PT Sari Husada, 0,78% untuk produksi susu pasteurisasi dan 9,62% untuk konsumen/agen. Volume produksi susu segar Koperasi Susu Warga Mulya selama bulan Februari sebanyak 189.146,5 liter, dari anggota sebanyak 167.441 liter dan dari non anggota sebanyak 21.705,5 liter. Cara pembayaran susu segar dari koperasi kepada peternak anggota maupun non anggota satu bulan sekali setiap tanggal 10. Pembayaran susu segar dari PT Sari Husada ke koperasi dengan sistem transfer melalui Bank Bukopin setiap bulan. Pembayaran susu segar dari konsumen/agen ke koperasi dilakukan secara cash pada waktu mengambil susu. Proses pengolahan susu pasteurisasi Unit pasteurisasi yang terdapat di Koperasi Susu Warga Mulya bekerjasama dengan PT ISM Bogasari dalam penyediaan modal. Pasteurisasi menggunakan alat pasteurigama untuk melakukan proses pasteurisasi susu. Unit pasteurisasi ini mempunyai 3 unit alat pasteurigama. Satu unit untuk pasteurisasi susu dengan kapasitas 10 liter, satu unit untuk pendinginan susu hasil pasteurisasi dengan kapasitas 10 liter, satu unit lagi untuk proses pasteurisasi sekaligus pendinginan dengan kapsitas 150 liter (tidak dioperasikan karena mesin rusak). Pengolahan susu segar menjadi susu pasteurisasi dengan alat pasteurigama menggunakan suhu 73 C selama 15 detik. Suhu yang digunakan tidak berbeda jauh dengan pendapat yang dikemukakan oleh HADIWIYOTO (1994) yaitu proses pengolahan pasteurisasi menggunakan suhu 72 C selama 15 detik atau disebut juga dengan proses HTST ( high temperature short time ). Proses pengolahan susu pasteurisasi di Koperasi Susu Warga Mulya yaitu tangki pertama yang berisi termometer dimasukkan air sebanyak 15 liter, setelah mendidih kemudian masukkan ke dalam tangki kedua 10 liter susu dicampur dengan 1 kg gula pasir diaduk secara homogen. Penambahan gula bertujuan untuk memberikan rasa manis dan sebagai bahan pengawet untuk memperpanjang masa simpan. Tangki kedua kemudian dimasukkan ke dalam tangki pertama sambil diaduk perlahan, angkat tangki yang berisi susu pada saat termometer menunjukkan suhu 73 C. Kemudian dilakukan pedinginan dengan cara tangki pertama dialiri air dingin terus menerus, sehingga air panas yang digunakan untuk pemanasan akan keluar dan suhu mencapai 35 C. Penambahan flavor dengan rasa coklat, strawberry, vanilla atau durian untuk memberikan citarasa dan aroma tertentu, kemudian agigator diaktifkan kembali agar flavor yang ditambahkan dapat tercampur rata. Penambahan flavor disesuaikan dengan rasa susu pasteurisasi yang dibuat. Susu yang telah diberi flavor kemudian disaring agar hasil susu pasteurisasi bersih. Proses penyaringan dilakukan dengan menggunakan kain putih bersih dan saringan plastik. Susu pasteurisasi yang telah disaring kemudian dikemas dengan menggunakan alat yaitu cup sealer (mesin penutup kemasan) secara manual. Kemampuan maksimal dari mesin ini 50 cup per 15 menit. Susu pasteurisasi yang diisikan ke dalam cup sebanyak 200 ml, sedangkan cup yang digunakan untuk mengemas berukuran 220 ml. Cup tersebut terbuat dari bahan polypropylene yang dipesan dari PT Indah Cup Sukses 397
Makmur Bogor, sedangkan label SUSU MULYA dipesan dari PT Sari Kusuma. Cup yang akan digunakan untuk mengemas, sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu selama 30 menit. Pemberian cap batas kadaluarsa yaitu 5 hari dari proses pengolahan. Susu pasteurisasi yang telah dikemas kemudian disimpan di alat pendingin dengan suhu 1 4 C. Hal ini sesuai dengan pendapat KHUSNIATI (2000), yang menyatakan tujuan disimpan dalam alat pendingin adalah untuk memperlambat pertumbuhan bakteri dan memperpanjang daya simpan. Alat pendingin untuk menyimpan susu pasteurisasi yang dimiliki oleh Koperasi Susu Warga Mulya mempunyai kapasitas 800 cup. Produksi susu pasteurisasi Susu pasteurisasi yang diproduksi oleh Koperasi Susu Warga Mulya mempunyai empat macam rasa, yaitu coklat, strawberry, vanilla dan durian. Kapasitas produksi susu pasteurisasi 60 liter per hari, 30 liter rasa coklat, 20 liter rasa strawberry, 5 liter rasa vanilla dan 5 liter rasa durian. Sepuluh liter susu segar rata-rata menghasilkan 50 cup. Susu pasteurisasi yang dihasilkan oleh Koperasi Susu Warga Mulya rata-rata 270-600 cup/hari. Volume produksi susu pasteurisasi pada bulan Februari sebanyak 10.108 cup meliputi empat macam rasa, yaitu rasa coklat, strawberry, vanilla dan durian dengan kebutuhan bahan baku susu segar sebanyak 1.656 liter. Pemasaran produk susu pasteurisasi selain dilakukan sendiri oleh Koperasi Susu Warga Mulya juga melalui lembaga pemasaran yaitu agen, pengecer dan waserda. Harga jual langsung ke konsumen sebesar Rp 1.000/cup dan ke lembaga pemasaran sebesar Rp 900/cup. Oleh lembaga pemasaran dijual ke konsumen akhir sebesar Rp 1.000/cup. Rata-rata pendapatan bersih perhari dari penjualan susu pasteurisasi sebesar Rp 111.915,- dan total biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp 120.206. Analisis regresi Pengujian secara statistik dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui pengaruh biaya produksi unit usaha pasteurisasi terhadap tingkat pendapatan koperasi susu Warga Mulya di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Nilai R 2 = 0,889 artinya 88,9% faktor dari variabel independen (variabel biaya produksi unit usaha susu pasteurisasi) dapat mempengaruhi variasi yang terdapat pada variabel dependen (tingkat pendapatan), sedangkan sisanya sebesar 10,1% dijelaskan oleh variabel atau faktor lain selain variabel biaya produksi unit usaha susu pasteurisasi. Untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel bebas (independen) dengan variabel dependen digunakan perhitungan analisis regresi sederhana. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh biaya produksi unit usaha susu pasteurisasi terhadap tingkat pendapatan koperasi susu Warga Mulya di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Hasil analisis regresi dilakukan dengan dengan program komputer SPSS, diperoleh koefisien regresi dan persamaan regresi yang dapat dituliskan sebagai berikut: Y = 46995,4 + 2,322X Koefisien regresi X sebesar 2,322 yang artinya jika terjadi kenaikan tingkat biaya produksi susu pasteurisasi sebesar satu rupiah akan mengakibatkan kenaikan tingkat pendapatan koperasi susu Warga Mulya sebesar 2,322. Hasil analisis regresi tentang pengaruh X (biaya produksi unit usaha susu pasteurisasi) terhadap tingkat pendapatan (Y) mempunyai signifikasi sebesar 0,001 dengan nilai t hitung = 153,197. Signifikasi < 1%, sehingga diputuskan menolak Ho dan menerima Hl. Artinya hubungan antara variabel X (biaya produksi unit usaha susu pasteurisasi) terhadap tingkat pendapatan (Y) adalah sangat signifikan. Terbukti adanya pengaruh biaya produksi unit usaha susu pasteurisasi terhadap tingkat pendapatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa koperasi susu Warga Mulya dapat menggunakan biaya produksi secara efisien untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Perencanaan biaya produksi sangat menentukan kelangsungan suatu usaha karena berpengaruh dalam peningkatan pendapatan. Biaya produksi pada unit susu pasteurisasi ini meliputi: biaya pembelian susu segar dan gula, upah tenaga kerja serta biaya overhead. Tujuan suatu usaha 398
adalah dapat meminimalkan biaya produksinya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesarbesarnya. Artinya dalam hal ini koperasi susu Warga Mulya dapat mencapai tujuan tersebut karena dalam menggunakan biaya produksi dapat menghasilkan kentungan yang maksimal. KESIMPULAN Unit usaha susu pasteurisasi pada Koperasi Susu Warga Mulya dimulai pada tahun 2000 dengan skala usaha yang kecil dan baru pada tahun 2002 usaha ini menjadi sebuah unit usaha tersendiri (unit pasteurisasi). Susu segar yang diterima Koperasi Susu Warga Mulya setiap hari dari para peternak sebesar 0,7% dialokasikan untuk pembuatan susu pasteurisasi. Susu pasteurisasi dijual kepada konsumen sebesar Rp 1000 per cup. Analisis statistik menunjukkan bahwa biaya produksi susu pasteurisasi berpengaruh sangat nyata terhadap tingkat pendapatan. DAFTAR PUSTAKA APANDI, M. 1993. Teknologi Susu. Universitas Bandung Raya. Bandung. HADIWIYOTO, S. 1994. Teori dan Prosedur Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Edisi Kedua, Cetakan Pertama. Penerbit Liberty, Yogyakarta. HANDAYANI, M. dan HARTONO, S. 2003. Pengawasan Mutu Produk Susu Pasteurisasi Kemasan Cup di Milk Treatment Koperasi Peternakan Bandung Selatan, Pengalengan Bandung. J. Agro Ekonomi 10(2) Desember 2003. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Gajah Mada. KHUSNIATI, T. 2000. Populasi dan Identifikasi Bakteri Perusak Susu Pasteurisasi yang Disimpan. Prosiding Vol. II. Seminar Nasional Industri Pangan. SUGIYONO. 2002. Statistika untuk Penelitian. CV Alfabeta, Bandung. WILLIAMSON, G. dan W.J.A. PAYNE. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 399