MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO. Oleh: Yusman Wiyatmo ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI

PELATIHAN TEKNIK MITIGASI BENCANA GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SMPN 2 BANTUL

Apa itu Tsunami? Tsu = pelabuhan Nami = gelombang (bahasa Jepang)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARTIKEL PENELITIAN HIBAH BERSAING DISSASTER AWARENESS TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SEKOLAH DASAR DI KAWASAN PESISIR PANTAI SELATAN KABUPATEN KULONPROGO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PELATIHAN TEKNIK PENYELAMATAN DIRI DARI DAMPAK BENCANA ALAM GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SLB B KARNNA MANOHARA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. empat lempeng raksasa, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia,

BAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

I. PENDAHULUAN. Geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional (UU RI No 24 Tahun 2007). penduduk yang besar. Bencana yang datang dapat disebabkan oleh faktor alam

BAB I PENDAHULUAN. Sabuk Gempa Pasifik, atau dikenal juga dengan Cincin Api (Ring

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2004 yang melanda Aceh dan sekitarnya. Menurut U.S. Geological

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

TSUNAMI. 1. Beberapa penyebab lainnya ialah : 3. Tsunami Akibat Letusan Gunungapi

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas,

menyiratkan secara jelas tentang perubahan paradigma penanggulangan bencana dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini,

BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan

Gb 2.5. Mekanisme Tsunami

BAB I PENDAHULUAN. bahaya gempabumi cukup tinggi. Tingginya ancaman gempabumi di Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PEDAHULUAN. yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 ).

1.1 Latar Belakang. Gambar 1.1 Tsunami di berbagai kedalaman. Sumber: Pengenalan Tsunami, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7

PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANGANAN BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-undang nomor 24 tahun 2007). Australia yang bergerak relative ke Utara dengan lempeng Euro-Asia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai

Berikut kerangka konsep kegiatan pembelajaran geografi kelas VI SD semester II pada KD mengenal cara cara menghadapi bencana alam.

BAB I PENDAHULUAN. Gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api merupakan refleksi fenomena

BAB 1 PENDAHULUAN. Tsunami berasal dari bahasa Jepang, terbentuk dari kata tsu yang berarti. longsoran yang terjadi di dasar laut (BMKG, 2013).

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Undang- bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

BAB1 PENDAHULUAN. Krakatau diperkirakan memiliki kekuatan setara 200 megaton TNT, kira-kira

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada pada pertemuan lempeng Indo Australia dan Euro Asia di

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Gerakan ketiga

PERKUAT MITIGASI, SADAR EVAKUASI MANDIRI DALAM MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil semakin jelas dengan disahkannya peraturan pelaksanaan UU No. 27 Tahun 2007 berupa PP No 64 Tahun 2010 tentan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sarat akan potensi bencana gempa bumi

BAB I PENDAHULUAN. berada di kawasan yang disebut cincin api, kondisi tersebut akan

Penyebab Tsunami BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jenis Bencana Jumlah Kejadian Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. pada episentrum LU BT (

Dicetak ulang oleh: UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana, Liwa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2014

Gambar 1.1 Denah lokasi jembatan yang berdampak tsunami di Aceh

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gambar 1.1 Jalur tektonik di Indonesia (Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. dengan lebih dari pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2010 TENTANG MITIGASI BENCANA DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

BAB I PENDAHULUAN. digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia, sehingga

BAB I PENDAHULUAN Posisi Indonesia dalam Kawasan Bencana

Imam A. Sadisun Pusat Mitigasi Bencana - Institut Teknologi Bandung (PMB ITB) KK Geologi Terapan - Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian - ITB

Oleh Rahayu Dwisiwi SR, M.Pd. dkk.

DISSASTER AWARENESS TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SEKOLAH DASAR DI KAWASAN PESISIR PANTAI SELATAN KABUPATEN KULONPROGO

Definisi dan Jenis Bencana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ruliani, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat kepadatan penduduk nomor empat tertinggi di dunia, dengan jumlah

Powered by TCPDF (

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERANAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI DALAM MEMAHAMI WILAYAH BENCANA DI KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. maupun buatan manusia bahkan terorisme pernah dialami Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA

Masyarakat perlu diberikan pelatihan mengenai caracara menyelamatkan diri saat bencana terjadi. Sebenarnya di Indonesia banyak perusahaan tambang dan

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit. atau bergelombang sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Dan Proses Terjadi Tsunami

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah geografis Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng benua

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Indeks Rawan Bencana Indonesia Tahun Sumber: bnpb.go.id,

BAB I PENDAHULUAN. kanan Kota Palu terdapat jalur patahan utama, yaitu patahan Palu-Koro yang

Transkripsi:

MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO Oleh: Yusman Wiyatmo Jurdik Fisika FMIPA UNY, yusmanwiyatmo@yahoo.com, HP: 08122778263 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengetahui kesiapsiagaan komunitas SDN 1 Lendah terhadap bencana alam tsunami, 2) melakukan pelatihan mitigasi bencana alam tsunami, dan 3) mengetahui respon komunitas SDN 1 Lendah terhadap pelatihan mitigasi bencana alam tsunami. Subjek penelitian ini adalah seluruh komunitas SDN 1 Lendah yang terdiri dari: 1 orang kepala sekolah, 14 orang guru, 2 orang pegawai, dan 95 siswa. Intrumen yang digunakan pada penelitian ini: angket digunakan untuk menjaring data kesiapsiagaan tsunami dan respon komunitas SDN 1 Lendah terhadap pelatihan mitigasi tsunami. Untuk pelaksanaan pelatihan mitigasi digunakan instrument skenario mitigasi tsunami. Pengambilan data dilakukan selama 3 hari yakni tanggal 12 s/d 14 Maret 2014. Data penelitian dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan pelaksanaan mitigasi tsunami di SDN 1 Lendah. Hasil penelitian ini adalah: 1) kesiapsiagaan mitigasi tsunami bagi komunitas SDN 1 Lendah berada dalam kategori baik, 2) telah dilaksanakan pelatihan mitigasi tsunami bagi seluruh komunitas SDN 1 Lendah, dan respon komunitas SDN 1 Lendah terhadap pelasanaan pelatihan mitigasi bencana alam tsunami adalah sangat baik. Kata-Kata Kunci: mitigasi, tsunami, dan komunitas sekolah dasar. PENDAHULUAN Tsunami berasal dari bahasa jepang yaitu Tsu = pelabuhan dan Nami = gelombang. Jadi Tsunami berarti pasang laut besar dipelabuhan. Dalam imu kebumian terminologi ini dikenal dan baku secara umum. Secara singkat Tsunami dapat dideskripsikan sebagai gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan oleh oleh suatu gangguan impulsive yang terjadi pada medium laut, seperti gempa bumi, erupsi vulkanik atau longsoran. Gangguan impulsive tsunami biasanya berasal dari tiga sumber utama, yaitu : gempa didasar laut, letusan gunung api di dasar laut, dan longsoran yang terjadi di dasar laut. Gelombang tsunami yang ditimbulkan oleh gaya

impulsive bersifat transien yaitu gelombangnya bersifat sesar. Gelombang semacam ini berbeda dengan gelombang laut lainnya yang bersifat kontinyu, seperti gelmbang laut yang ditimbulkan oleh gaya tarik benda angkasa. Periode tsunami ini berkisar antara 10-60 menit. Gelombang tsunami mempunyai panjang gelombang yang besar sampai mencapai 100 km. Kecepatan rambat gelombang tsunami di laut dalam mencapai 500-1000 km/jam. Kecepatan penjalaran tsunami ini sangat tergantung dari kedalaman laut dan penjalarannya dapat berlangsung mencapai ribuan kilometer. Apabila tsunami mencapai pantai, kecepatannya dapat mencapai 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Kalau ditengah laut tingi gelombang tsunami paling besar sekitar 5 meter, maka pada saat mencapai pantai tinggi gelombang dapat mencapai puluhan meter. Tsunami merupakan gelombang air laut yang tinggi bahkan lebih tinggi dari gelombang badai. Gelombang tsunami yang pernah terjadi di Indonesia mencapai 26 meter (Istianto, dkk.2003). Data historis menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia merupakan wilayah rawan bencana Tsunami. Sejak awal tahun 1990 hingga saat ini saja berdasar data tercatat 9 kali terjadi tsunami dengan korban jiwa lebih dari 2000 meninggal dunia, dimana 3 tsunami terbesar terjadi di P.Babi, NTT, Banyuwangi, Dan Biak. Yang paling mutakhir adalah bencana Tsunami yang melanda Pantai Barat-Utara Sumatera, utamanya wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan sebagian Sumatera Utara, yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004, yang telah menelan korban lebih dari 70.000 orang. Dengan demikian dalam kurun waktu 15 tahun terakhir ini, total korban jiwa akibat bencana Tsunami mencapai lebih dari 72.000 orang, ditambah dengan hancurnya infrastruktur dan fasilitas publik lainnya (Ristek, 2012) Daerah-daerah lain yang rawan tsunami di Indonesia, berdasar historis yang pernah terjadi dan berdasar peta tektonik adalah meliputi daerah sepanjang pantai Selatan Pulau Jawa dan Bali, Kepulauan Nusa Tenggara dan Maluku, sebagian Sulawesi dan Pantai Utara Irian Jaya. Dengan demikian, kecuali Pulau Kalimantan, hampir seluruh wilayah Indonesia adalah rawan Tsunami. Bahwa belum seluruh daerah rawan bencana Tsunami pernah dilanda Tsunami, secara statistik hanyalah merupakan persoalan waktu saja.

Tsunami dapat terjadi setiap saat, pada malam, pagi, siang, maupun sore hari. Oleh karena itu perlu kesiapsiagaan bagi seluruh warga yang berdomisili pada daerah yang beresiko terhadap tsunami seperti kawasan pesisir pantai. Mereka harus mengetahui apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah tsunami agar resiko bencana alam tsunami dapat diminimalisir. Dalam hal ini anak-anak usia Sekolah Dasar menjadi rentan terhadap tsunami karena secara fisik belum memiliki ketahanan dan kekuatan seperti yang dimiliki oleh orang dewasa. Bila tsunami terjadi pada siang hari maka siswa Sekolah Dasar menjadi tanggung jawab sekolah, khususnya guru dan Kepala Sekolah. Seluruh komunitas SD yang meliputi Kepala Sekolah, Guru, Penjaga, Pegawai, dan Siswa harus memahami teknik mitigasi tsunami bila terjadi gempabumi yang berpotensi menimbulkan tsunami. Mitigasi meliputi segala tindakan yang mencegah bahaya, mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya, dan mengurangi daya rusak suatu bahaya yang tidak dapat dihindarkan. Mitigasi adalah dasar managemen situasi darurat. Mitigasi dapat didefinisikan sebagai aksi yang mengurangi atau menghilangkan resiko jangka panjang bahaya bencana alam dan akibatnya terhadap manusia dan harta-benda. Mitigasi adalah usaha yang dilakukan oleh segala pihak terkait pada tingkat negara, masyarakat dan individu (Syafira Istyani, 2012). Untuk mitigasi bahaya tsunami atau untuk bencana alam lainnya, sangat diperlukan ketepatan dalam menilai kondisi alam yang terancam, merancang dan menerapkan teknik peringatan bahaya, dan mempersiapkan daerah yang terancam untuk mengurangi dampak negatif dari bahaya tersebut. Ketiga langkah penting tersebut: 1) penilaian bahaya (hazard assessment), 2) peringatan (warning), dan 3) persiapan (preparedness) adalah unsur utama model mitigasi. Berdasarkan survey di lapangan, Sekolah Dasar Negeri 1 Lendah Kabupaten Kulon Progo terletak kawasan pesisir pantai selatan yang jaraknya dari pantai sekitar 2 km dan di sebelah barat sekolah terdapat sungai besar. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah ini sangat rentan terhadap bahaya tsunami. Berdasarkan kenyataan tersebut

maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kesiapsiagaan komunitas SDN 1 Lendah terhadap tsunami, melaksanakan latihan mitigasi tsunami, dan mengetahui respon komunitas SDN 1 Lendah terhadap pelatihan mitigasi tsunami. Adapun manfaat penelitian ini adalah memberikan latihan kesiapsiagaan komunitas SDN 1 Lendah terhadap tsunami. Dengan dilaksanakan latihan mitigasi tsunami diharapkan seluruh komunitas SDN 1 Lendah mengetahui apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah bencana tsunami terjadi. Selain itu mereka diharapkan mengetahui jalur evakuasi dan tempat aman yang harus dituju untuk penyelamatan diri dari bencana tsunami. METODE Untuk mengumpulkan data kesiapsiagaan komunitas SDN 1 Lendah digunakan angket kesiapsiagaan tsunami. Data yang dijaring dengan angket ini mencakup kesadaran tsunami (memahami pengertian tsunami, proses terjadinya tsunami, penyebab terejadinya tsunami, dan tanda-tanda awal akan terjadinya tsunami, serta menyadari tinggal di daerah rentan tsunami. Adapun data kesiapsiagaan tsunami mencakup: memahami tindakan sebelum, saat, dan setelah tsunami, peta evakuasi, jalur evakuasi, tempat aman, tempat bahaya, peringatan dini, dan latihan evakuasi dan mitigasi tsunami. Untuk kegiatan pelatihan mitigasi tsunami dibutuhkan modul mitigasi tsunami dan scenario mitigasi tsunami. Modul mitigasi tsunami berisi tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh seluruh komunitas SD sebelum, saat, dan sesudah tsunami. Skenario mitigasi tsunami berisi: pembelajaran di kelas, terjadi gempabumi, teknik penyelamatan diri saat gempa dengan berlindung di bawah meja, evakuasi dari kelas menuju tanah lapang, penjelasan evakuasi tsunami oleh Kepala Sekolah, dan evakuasi tsunami dengan berlari menuju tempat aman (daerah tinggi) mengikuti jalur evakuasi dipandu oleh guru. Latihan mitigasi tsunami dilakukan selama 3 hari yakni tanggal 11-13 Maret 2015. Hari pertama dilakukan kegiatan koordinasi dengan Kepala Sekolah dan guru tentang rencana pelaksanaan latihan mitigasi. Hari kedua dilakukan latihan mitigasi tsunami yang melibatkan seluruh komunitas SDN 1 Lendah. Hari ketiga dilakukan pengambilan gambar dan perekaman kegiatan latihan mitigasi tsunami.

Data respon latihan mitigasi tsunami dijaring dengan menggunakan angket respon peserta yang diberikan kepada komunitas SDN 1 Lendah Kabupaten Kulon Progo. Angket ini berisi: manfaat latihan mitigasi tsunami, kesesuaian materi pelatihan, kecukupan waktu pelatihan, pelatihan dilakukan dengan metode yang menarik, serta keberlanjutan pelatihan. Data kesiapsiagaan tsunami dan respon komunitas SDN 1 Lendah terhadap latihan mitigasi tsunami dianalisis dengan menghitung tingkat pencapaian kesiapsiagaan tsunami oleh Kepala Sekolah, guru, pegawai/penjaga, dan siswa. Adapun data respon siswa dinalisis dengan menentukan tingkat respon dari responden dalam kategori sangat baik, baik, cukup, dan kurang. HASIL DAN PEMBAHASAN Kesiapsiagaan Tsunami Pada Tabel 1 berikut disajikan data kesiapsiagaan tsunami bagi komunitas SDN 1 Lendah Kabupaten Kulon Progo sbb: Tabel 1. Kesiapsiagaan Tsunami No Aspek Kesiapsiagaan Kategori Kesiapsiagaan Kepala Sekolah Guru Pegawai/ Penjaga Siswa 1 Pemahaman tentang pengertian tsunami, penyebab tsunami, dan proses SB SB C C terjadinya tsunami, serta tanda-tanda awal terjadinya tsunami 2 Menyadari tinggal di daerah rawan SB SB B B tsunami 3 Kesiapan tas siaga tsunami yang berisi K K K K perbekalan utama dalam kondisi darurat 4 Membuat peta evakuasi tsunami di B B K K sekolah 5 Memahami jalur evakuasi tsunami B B B C 6 Memahami cara menyelamatkan diri B B C C saat tsunami 7 Mengetahui tempat aman B B B C 8 Mengetahui tempat berbahaya B B B K 9 Memiliki nomor-nomor telepon penting C C K K yang dapat dihubungi saat tsunami 10 Melakukan latihan mitigasi tsunami secara berkala dan rutin K K K K Keterangan: SB=Sangat Baik, B=Baik, C=Cukup, K=Kurang

Latihan Mitigasi Tsunami Latihan mitigasi tsunami dilaksanakan pada tanggal 11 s/d 13 Maret 2015 di SDN 1 Lendah Kabupaten Kulon Progo. Kegiatan pertama adalah penyelamatan diri saat gempabumi ketika pembelajaran sedang berlangsung di tiap-tiap kelas. Guru kelas memberikan penjelasan tentang cara berlindung yang benar saat gempa yakni berlindung di bawah meja yang kokoh. Pada kegiatan ini guru memberi contoh cara berlindung di bawah meja diikuti oleh seluruh siswa. Selanjutnya setelah setelah gempa reda siswa dilatih untuk segera keluar dari kolong meja dan berbaris pada bagian sisi kiri/kanan meja dengan posisi tas melindungi kepala. Guru segera memberi instruksi kepada siswa yang berdiri dekat pintu untuk keluar kelas dengan tenang diikuti oleh siswa yang lain dan guru keluar kelas paling akhir. Pada saat keluar dari ruang kelas menuju halaman, tas dibawa dan digunakan untuk melindungi kepala seperti tampak pada Gambar 1 sbb: Gambar 1. Evakuasi dari Kelas Menuju Lapangan Kegiatan berikutnya setelah semua siswa sampai di lapangan, semua guru kelas melaporkan jumlah siswa yang telah berhasil dievakuasi kepada Kepala Sekolah. Selanjutnya Kepala Sekolah berusaha untuk menenangkan siswa, memberi pengarahan tentang cara evakuasi menuju tempat aman dengan cara berlari mengikuti

jalur evakuasi tsunami menuju tempat tinggi yakni Bukit Cubung seperti tampak pada Gambar 2. Gambar 2. Kepala Sekolah Memberikan Pengarahan Mitigasi Tsunami Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan pelaksanaan evakuasi dan mitigasi tsunami. Pada kegiatan ini Kepala Sekolah memandu pelaksanaan evakuasi tsunami dibantu oleh pada guru kelas. Pada kegiatan ini seluruh komunitas SDN 1 Lendah berlari mengikuti jalur evakuasi tsunami menuju tempat aman. Evakuasi dimulai dari siswa kelas I dilanjutkan siswa kelas II, III, IV, V dan VI. Proses berlari ini dilaksanakan dengan tertib dan ketat karena dilaksanakan melalui jalan besar, sehingga pengawasan dari guru dan Kepala Sekolah mutlak diperlukan agar tidak terjadi kecelakaan. Setelah sampai di tempat aman, semua guru kelas melaporkan kembali jumlah siswa yang telah berhasil dievakuasi. Selajutnya Kepala Sekolah memberikan instruksi kepada semua siswa dan guru untuk menunggu informasi resmi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mengambil tindakan pasca tsunami.

Respon Komunitas SDN 1Lendah Terhadap Kegiatan Latihan Mitigasi Tsunami Pada Tabel 2 berikut disajikan respon komunitas SDN 1 Lendah terhadap pelaksanaan kegiatan latihan mitigasi tsunami. Tabel 2. Respon Responden Terhadap Kegiatan Latihan Mitigasi Tsunami No Aspek Respon Responden Kepala Guru Pegawai/ Siswa Sekolah Penjaga 1 Kebermanfaatan kegiatan latihan SB B B SB mitigasi tsunami 2 Pengemasan materi latihan mitigasi B B C B tsunami 3 Kemudahan materi latihan mitigasi B B B B tsunami 4 Ketepatan metode pelatihan yang SB B SB SB digunakan 5 Kecukupan waktu untuk pelaksanaan kegiatan latihan mitigasi C C C C Keterangan: SB=Sangat Baik, B=Baik, C=Cukup, K=Kurang Pembahasan Berpijak pada Tabel 1 tampak bahwa kesadaran dan kesiapsiagaan tsunami dari yang paling tinggi sampai dengan yang paling rendah secara berturut-turut dimiliki oleh Kepala Sekolah, guru, pegawai/penjaga, dan siswa. Semua komunitas SDN 1Lendah belum menyiapkan tas siaga bencana tsunami. Aspek melakukan latihan mitigasi tsunami secara berkala dan rutin juga belum dimiliki oleh seluruh komunitas SDN 1 Lendah. Hal inilah yang menjadi landasan pentingnya latihan mitigasi tsunami dilakukan di sekolah agar semua komunitas sekolah memiliki kesiapsiagaan dalam menghadapi tsunami. Hal ini sesuai dengan arahan dari Kementrian Ristek (2012) bahwa Prosedur evakuasi meliputi segala kegiatan yang berkaitan dengan pemindahan penduduk ke wilayah yang aman sebelum gelombang tsunami mencapai area yang bersangkutan. Termasuk dalam hal ini adalah pendidikan kepada masyarakat mengenai tanda-tanda datangnya gelombang Tsunami, latihan evakuasi secara regular untuk melatih reflek masyarakat melakukan penyelamatan diri, simulasi dan perencanaan jalur-jalur evakuasi yang paling efisien, serta pembuatan bangunan khusus untuk penyelamatan diri. Dengan prosedur evakuasi yang efektif dan efisien, jumlah korban dapat diminimalkan.

Latihan mitigasi tsunami dilaksanakan oleh 125 peserta dengan rincian: 1 orang Kepala Sekolah, 14 orang guru, dan 4 orang pegawai/penjaga, serta 96 siswa. Seluruh peserta latihan mitigasi tsunami mengikuti seluruh rangkaian kegiatan mitigasi tsunami dengan antusias. Semua komunitas sekolah terlibat aktif dalam kegitan ini. Pihak sekolah merespon baik pelaksanaan kegiatan ini. Materi pelatihan dapat dilatihkan secara langsung kepada seluruh komunitas sekolah sehingga mereka tidak bosan dalam melakukan tahap-tahap mitigasi tsunami. Kegiatan latihan mitigasi tsunami mendapat respon yang positif dari seluruh peserta dan dirasakan manfaatnya untuk kesiapsiagaan menghadapi bencana tsunami. Oleh karena itu kegiatan ini perlu disebarluaskan ke seluruh komunitas sekolah dasar pada khususnya dan kepada masyarakat luas pada umumnya guna memperkecil resiko bencana tsunami. KESIMPULAN 1. Kesiapsiagaan komunitas SDN 1 Lendah Kabupaten Kulon Progo masih termasuk kategori kurang. 2. Telah dilakukan latihan mitigasi tsunami bagi komunitas SDN 1 Lendah selama 3 hari dan diikuti oleh 125 orang. 3. Respon peserta pelatihan mitigasi bencana alam tsunami adalah baik dan diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkala dan kontinu. SARAN 1. Latihan mitigasi tsunami sebaiknya dilakukan kepada seluruh komunitas SD di kawasan pantai selatan Kabupaten Kulon Progo supaya mereka memiliki kesiapsiagaan yang tinggi terhadap tsunami. 2. Latihan mitigasi tsunami sebaiknya juga dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat kawasan pantai selatan Kabupaten Kulon Progo karena mereka tinggal di kawasan yang rawan terhadap bencana tsunami.

DAFTAR PUSTAKA Istiyanto, dkk. 2003. Panduan Mitigasi Bencana Alam Tsunami. Yogyakarta: Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional, Projek Penelitian dan Pengembangan Teknologi Survei dan Pemetaan dan Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah mada. Syafira Istyani. 2012. Mitigasi Tsunami. Alamat Web: http://syafiraistyani.blogspot.com/2012/11/mitigasi-tsunami.html. Diunduh tanggal 4 Maret 2015. Ristek. 2012. Mengurangi Resiko Bencana Tsunami Di Indonesia. Alamat Web: http://www.ristek.go.id/file/upload/lain_lain/bencana_aceh/mengurangi_resiko.htm Diunduh tanggal 4 Maret 2015.