BAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB IV KONSEP. Gambar 25 Konsep Hub

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB III ANALISIS. 3.1 Analisis Tapak Batasan

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Pelabuhan Teluk Bayur

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARTA

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD

SUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAGIAN LIMA KONSEP PERENCANAAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB III ANALISIS. 3.1 Analisis Tapak

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

LOKASI Lokasi berada di Jl. Stasiun Kota 9, dan di Jl. Semut Kali, Bongkaran, Pabean Cantikan.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar. 1. Transit Hub

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

6.1 Program Dasar Perencanaan

BAB IV KONSEP. 4.1 Konsep Dasar

BAB. 4 ANALISA TAPAK 4.1 ANALISA TAPAK ANALISA TAPAK TERHADAP SIRKULASI MATAHARI

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

TUGAS AKHIR 138 TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO MOVIES AREA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN OBJEK

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

STASIUN INTERCHANGE MASS RAPID TRANSIT BLOK M DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK DI JAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

TERMINAL BUS TYPE A DI KABUPATEN DEMAK. Oleh : Diah Galuh Chandrasasi, Satrio Nugroho, Agung Budi

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS. Sirkulasi 60% : 60% X 3622 RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS 40 X 2 = 80 M M X 20 = 40 M M 2

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA

1. Penumpang ANALISA LAHAN PABRIK KARET. 2. Pengunjung 3. Pengantar. 6. Pedagang / penyewa stan JEMBATAN SUTOYO JALAN SUTOYO PEMUKIMAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

Skema 4.1 skema kajian konsep dan fungsi yang diajukan Sumber : penulis, 2016

BAB V KESIMPULAN. BAB V Kesimpulan dan Saran 126

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TRANS STUDIO SEMARANG. Keg. Penerima Gate / Main Entrance Disesuaikan Parkir Pengunjung 16.

Transkripsi:

BAB III ANALISA 3.1 Analisa Tapak 3.1.1 Batas Tapak Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan Batas-batas tapak antara lain sebelah barat merupakan JL.Jend.Sudirman dengan kondisi berupa perbedaan level ketinggian dan merupakan jalan utama dengan eksisting berupa perkantoran, entrance utama berada pada jalur ini yang terhubung langsung dengan jalur pedestrian. Bagian timur berbatasan dengan area komersil dengan eksisting berupa pujasera. Bagian selatan berbatasan 28

dengan sungai banjir kanal yang akan digunakan sebagai jalur transportasi air. Bagian utara berupa area komersil dan area perdagangan, eksisting berupa rukoruko. 3.1.2 Analisa Sirkulasi Analisa sirkulasi dibagi menjadi beberapa bagian yaitu analisa sirkulasi kendaraan, analisa pejalan kaki, dan analisa pola moda transportasi. Gambar 21 Sirkulasi Kendaraan Gambar 22 Sirkulasi pejalan kaki 29

Kondisi jalan pada daerah sekitar lahan memiliki kepadatan tinggi, Lebar jalan Kendal adalah 8 meter. Jalan ini merupakan jalan satu arah. Jalur pejalan kaki terdapat pada koridor jalan Sudirman dan sepanjang pinggiran Kali Malang. Intensitas pejalan kaki meningkat pada jam masuk kantor (07.00-09.00) dan jam pulang kantor (16.30-18.00). Mayoritas pejalan kaki merupakan pekerja di kawasan Sudirman dan Thamrin. 3.1.3 Analisa Moda Transportasi Eksisting dan yang akan Datang Saat ini moda transportasi massal yang sudah berjalan antara lain KRL, waterway dan busway. Di masa akan datang, akan ada MRT dan monorel, lalu busway koridor 1 dihilangkan setelah ada MRT. Gambar 23 Pola moda transportasi 3.2 Analisa Kegiatan Analisis kegiatan yang terjadi dalam stasiun ini dibagi berdasarkan kegiatan utamanya seperti yang tertera pada tabel di bawah ini. Fasilitasnya dibagi menjadi fasilitas utama, fasilitas penunjang,dan fasilitas pelengkap. 30

FASILITAS PELAKU KEGIATAN UTAMA FASILITAS UTAMA Sarana Transit FASILITAS PENUNJANG Administrasi dan Manajemen pengunjung melakukan perpindahan antar moda transportasi Pimpinan karyawan Operasional Karyawan Petugas keamanan mengelola menerima tamu mengadakan pertemuan Mengontrol keadaan platform dan stasiun Mengontrol mesin karcis Menjaga keamanan Bagian Pelayanan Penumpang Kereta Penumpang Karyawan Petugas keamanan R. Informasi Hall pemesanan/loket karcis Councorse Area pintu karcis FASILITAS PELENGKAP : Restaurant Kafe Pengunjung pengelola makan/minum menyiapkan pesanan pengunjung Retail Pengunjung pengelola berbelanja melihat-lihat Tabel 1 Analisa Kegiatan 3.3 Analisa Pemakai Tabel berikut ini menunjukkan analisis pemakai stasiun berdasarkan kecenderungan pergerakannya di dalam stasiun. Analisis ini mempengaruhi perancangan sirkulasi pada bangunan stasiun ini. PENGGUNA KECENDERUNGAN ANALISA Penumpang Ingin berjalan sependek Penghubung antarmoda 31

mungkin dan mengeluarkan energi sesedikit mungkin Mencari tempat duduk jika menunggu Berjalan sambil melihat-lihat Perlu informasi yang mengarahkan alur pergerakan Jika menunggu terlalu lama akan mencari pertokoan yang menjual buku-buku, majalah, atau makanan Mudah mencari teman jika berjanji untuk bertemu Mudah membawa barang Budaya masyarakat Indonesia yang tidak menyukai antrian Pengantar Kemudahan memperoleh informasi Pegawai stasiun Pedagang/pen yewa ruang Kemudahan melihat arah kedatangan dan keberangkatan penumpang Ingin mengantarkan sampai kereta atau kendaraan umum berangkat Saat istirahat mencari tempat makan Bisa melihat pergerakan moda transportasi Bisa mengontrol penumpang yang datang ataupun pergi Bekerja dengan kenyamanan tinggi Berada di tempat yang banyak dilewati pengunjung Bisa mengawasi pembeli Mudah untuk bongkar muat barang transportasi yang jelas dan dekat Disediakan ruang-ruang yang mengalir dan dalam jarak tertentu harus ada pengarah Disediakan tempat duduk yang dirancang untuk jangka waktu menunggu panjang dan sebentar, ditempatkan pada ruang tunggu Perlu ada ruang utama dengan inti ruang yang jelas Disediakan jalur bagi penyandang cacat Menyediakan jumlah loket dengan perhitungan jumlah penumpang terbanyak pada jam sibuk Butuh tanda-tanda yang jelas dan menarik dengan ketinggian skala manusia Tersedia tempat menunggu yang nyaman Disediakan semacam pusat makanan atau kantin Ruang-ruang kantor yang efisien Berada di jalur sirkulasi atau tempat tunggu 32

Pengunjung umum Butuh orientasi atau penanda pada pintu masuk Jika menunggu terlalu lama akan mencari tempat yang menjual buku, majalah, atau makanan Ingin melihat-lihat moda transportsi yang datang dan pergi Ingin melihat-lihat pemandangan ke lingkungan sekitar Mudah membawa barang Tabel 2 Analisa Pemakai Olahan pintu masuk yang menarik Butuh tanda-tanda yang jelas dan menarik dengan ketinggian skala manusia Penciptaan sekuensial atas pemandangan setempat Mengolah pemandangan ke potensi alam yang ada Perlu adanya pemisahan yang jelas antara free area dengan paid area Bidang sirkulasi yang tidak patah dan berliku-liku Skenario alur pergerakan orang di stasiun, Skenario penumpang menaiki kereta Datang Masuk Beli tiket Cek tiket Masuk platform Naik KA Tunggu Skenario penumpang turun dari kereta Datang Turun dari KA Masuk peron Cek tiket Keluar 3. Alur Pergerakan Pengelola R. Kepala Stasiun R. Waka Stasiun R. Staf R. Rapat Istirahat Datang Ruang penerima Ruang pengumpul Pulang R. Signal R. Keamanan R. Kontrol 33

Alur Pergerakan Pengelola Retail Datang R. penerima Toko Pulang Istirahat 3.4 Analisa Ruang dan Bentuk Berdasarkan kondisi pada tapak yang ada dan pertimbangan jalur moda transportasi, maka dipilih jenis massa tunggal dengan bentuk linier (mengikuti sumbu rel) pada perancangan terminal terpadu di Dukuh atas sebagai efisiensi lahan dan kelancaran sirkulasi antar kegiatan dan fungsi bangunan. Bentuk dasar bangunan digunakan bentuk dasar persegi dengan komposisi yang beraturan dan stabil. Bentuk segiempat dan transformasinya, efisiensi ruang sangat baik. Dilihat dari fungsi bangunan sebagai terminal terpadu yang memiliki ruang yang cukup beragam, maka pengefisiensian ruang yang baik sangat penting, flexibel dalam pengembangan massa. Dapat memudahkan dalam perolehan bentuk yang sesuai dengan bentuk tapak, sirkulasi dalam bangunan sangat baik, akan bersifat linier sesuai dengan sirkulasi yang akan dipakai pada bangunan ini. Selain itu bentuk linier juga akan memudahkan dalam pembagian ruang dalam bangunan ini, Kesesuaian dengan tapak. Bentuk ini sesuai dengan bentuk tapak yang dipilih, yaitu persegi panjang. 34

3.5 Analisa Struktur dan Utilitas Bangunan 3.5.1 Struktur Fungsi dari struktur bangunan adalah untuk melindungi suatu ruang terhadap iklim, bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh alam dan menyalurkan semua beban ke dalam tanah. Penentuan struktur yang tepat, kuat dan ekonomis akan dapat menambah keindahan arsitektur. Untuk pemilihan pondasi terdapat beberapa pilihan, yaitu pondasi tiang pancang, pondasi bored pile, atau pondasi rakit. Untuk kolom, bisa digunakan kolom beton, kolom baja, atau dengan system truss baja. Begitu juga dengan beam, bisa dengan beton, baja, atau system truss baja 3.5.2 Utilitas Pelayanan distribusi listrik sangat vital dalam menjaga berlangsungnya aktivitas pada terminal terpadu di Dukuh Atas. Suplai listrik utama diperoleh dari PLN dan genset sebagai tenaga cadangan. Sistem pendistribusian daya listrik yang diterapkan adalah sistem konvensional, yaitu sebagai berikut : Genset Jaringan PLN Gardu Central Panel Stasiun kereta api/monorail dan halte waterway Kebutuhan akan pendistribusian air bersih untuk ruangan-ruangan sperti toilet, pantry, mushola, restoran & kafe, kebutuhan pemadaman kebakaran. Air bersih berasal dari PAM dan air sumur sebagai sumber air cadangan, yang sebelumnya akan ditampung dan kemudian baru disalurkan ke ruangan-ruangan tadi. Untuk pembuangan air kotor Ada dua macam sistem penghawaan, yaitu penghawaan alami memanfaatkan bukaan yang ada. Sistem ini digunakan pada ruang-ruang yang relatif besar dan 35

tidak memerlukan pengkondisian udara yang intensif, seperti pada concourse, ruang-ruang utilitas, ruang servis, gudang, dan sirkulasi yang berhubungan dengan ruang luar (platform). Penghawaan buatan dipakai pada bangunan kantor, restoran dan kafe. Penghawaan buatan yang dipakai adalah AC split. Untuk system keamanan dipake kamera monitor di bagian-bagian penting di stasiun, seperti di platform, concourse, dan fasilitas kantor stasiun. Kamera monitor tersebut, terhubung dengan monitor di ruang keamanan. Untuk sistem tata suara dipakai, ditempatkan beberapa speaker di titik penting, sistem tata suara ini digunakan untuk mengumumkan informasi yang berkaitan dengan operasional stasiun. Sistem ini terhubung dengan pusat informasi. 3.6 Kebutuhan Bangunan Kebutuhan ruang yang digunakan dalam perancangan stasiun ini dihitung berdasarkan rumus kebutuhan ruang berdasarkan standar yang diperoleh dari JICA. Standar kebutuhan ruang tersebut terangkum dalam tabel di bawah ini. Jumlah penumpang pada peak hour (berlangsung selama 2 jam) = 40.000 x 20% = 8.000 penumpang/hari Jumlah penumpang komuter = penumpang turun : penumpang naik = 20 % : 80 % = 1600 : 6400 Lebar tangga W=P/ (60 x V2) W = total lebar tangga P = jumlah penumpang sibuk V2 = kapasitas tiap 1m lebar tangga, penumpang/menit = 60 W = 8000/ (60x60) = 2,2m Kantor kepala stasiun S = N + 14 S = luas kantor N = jumlah pengunjung kantor = 10 orang/10m² S = 10 + 14 = 24m² 36

Kantor stasiun S = S1 + S2 + S3 Ruang rapat S = a x N Jumlah mesin penjualan tiket n = t/b Ruang antri tiket S1 = L1 + L2 S = luas kantor stasiun S1 = luas meja kepala = 7m² S2 = luas meja staf = 3,2m²/orang x 5 orang = 16m² S3 = ruang untuk staf tanpa meja =1,1m²/orang x 5 orang = 5,5 m² S = standar luas ruang rapat a = standar pengunjung = 1,5m²/orang N = jumlah orang yang ikut rapat =15 n = jumlah mesin t = jumlah penumpang pembeli tiket = 40000 x 0,5 x 0,4 = 8000 b = kapasitas pemesanan (2500/jam) S1 = area hall mesin tiket L1 = lebar loket x jumlah loket = 1,05 x 6 = 6,3m L2 = panjang antrian 2,5m/10 orang S = 7 + 16 + 5,5 = 28,5m² S = 1,5 x 10 = 15m² n = 8000/2500 = 3,2 ~ 4 buah (ditambah 2 cadangan = 6) S1 = 6,3 x 2,5 = 15,75m² Lebar koridor W1 = P/V1 W1 = lebar koridor P = jumlah total penumpang sibuk V1 = kapasitas koridor, yaitu dengan1m = 4000 orang/jam W1 = 8000/4000 = 2m Gerbang N = 1/60 x (n1/p1 + n2/p2) + A N = jumlah gerbang n1 = penumpang tiba pada jam sibuk P1 = besaran penumpang tiba = 42 orang/menit n2 = penumpang berangkat pada jam sibuk P2 = besaran penumpang N = 1/60 x (1600/42 + 6400/60) = 2,4 ~ 3 buah (ditambah 1 = 4 buah) 37

berangkat = 60 orang/menit A = tambahan gerbang = 1 Ruang antrian pada gerbang S2 = L3 x L4 Hall utama/concourse S3 = A x B Platform penumpang (mengikuti standar P.T. KAI) S2 = area antrian pada gerbang L3 = lebar total dari gerbang = (lebar 1 gerbang x jumlah gerbang) + toleransi = (1,1m x 4) + 2 = 6,4m L4 = panjang antrian 3m/orang S3 = luas area hall A = satuan luas area tunggu penumpang = 0,7m²/orang B = jumlah penumpang yang menunggu = c x q c = jumlah penumpang jam sibuk Q = % penumpang menunggu pada jam sibuk = 2,5 % B = 8000 x 2,5 % = 200 Luas platform sejajar: Panjang = 180 m, lebar = 12m Panjang total platform = P pl P pl = (8 x gerbong KRD) + toleransi = (8 x 20) + 20 = 180m Tabel 3 Perhitungan Minimal S2 = 6,4 x 3 = 19,2m² S3 = 0,7 x 200 = 140m² Luas = 2160m² Dari hasil analisis kegiatan dan standar yang diperoleh, diperoleh program ruang seperti yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Fasilitas Keterangan Luas (m²) Fasilitas Pergerakan & Pelayanan Penumpang Lobby (Unpaid Concourse) 40 m 2 JW, 1640 m 2 stasiun 1680 38

Concourse 40 m 2 JW, 400 m 2 stasiun 440 Pusat informasi 12 Loket otomatis 50 Loket Manual 24 Ruang mesin tiket 20 Platform kereta 2400 JW 40 4666 Fasilitas pelayanan umum Toilet pria 5 WC 92 Toilet wanita 5 WC 110 Mushola dan wudhu Kapasitas 20 orang 40 242 Fasilitas operasional dan administrasi R. kepala stasiun 25 R. wakil kepala stasiun 18 R. staf 30 R. Rapat 25 R. Kontrol 2 stasiun, 1 JW 60 R. Keamanan 20 R. Signal 25 R. Istirahat 25 39

Toilet Pria 10 Toilet Wanita 10 R. Pengawas Peron 30 278 Utilitas R. elektrikal 100 R. Pompa 50 R. Sampah sementara 20 R. Janitor 3 Gudang 18 191 Fasilitas komersil penunjang Café 140 Restoran 235 R. Merokok 12 ATM 30 Telepon umum 8 Retail 25 unit 600 1025 TOTAL 6402 Tabel 4 Program Ruang 40

Diagram ruang pada stasiun ini, Entrance Fasilitas Pengelola Fasilitas Penunjang Unpaid Concourse Hall Tiket Paid Concourse Platform Gambar 24 Diagram Ruang 41