GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI WAI SELABUNG KABUPATEN OKU SELATAN, SUMATERA SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Wai Selabung secara administratif termasuk ke dalam wilayah

SURVEI ALIRAN PANAS DAERAH PANAS BUMI WAY SELABUNG KABUPATEN OGAN KEMIRING ULU SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

SURVEI TERPADU GEOLOGI, GEOKIMIA, DAN GEOFISIKA DAERAH PANAS BUMI WAI SELABUNG, KABUPATEN OKU SELATAN, PROVINSI SUMATERA SELATAN

SURVEI MAGNETOTELURIK DAERAH PANAS BUMI WAY SELABUNG KABUPATEN OKU SELATAN, SUMATERA SELATAN. Oleh: Asep Sugianto dan Yudi Aziz Muttaqin

SURVEI MAGNETOTELURIK DAN TDEM DAERAH PANAS BUMI WAY SELABUNG KABUPATEN OKU SELATAN, PROVINSI SUMATERA SELATAN

PENYELIDIKAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI TAMBU KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH

PENYELIDIKAN PENDAHULUAN GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI KABUPATEN BONE DAN KABUPATEN SOPPENG, PROVINSI SULAWESI SELATAN

SURVEI PENDAHULUAN PANAS BUMI GEOLOGI DAN GEOKIMIA

PENYELIDIKAN TERPADU GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI G. KAPUR KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

BAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR

GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI GERAGAI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI

SURVEI ALIRAN PANAS DAERAH PANAS BUMI AMPALLAS KABUPATEN MAMUJU, PROVINSI SULAWESI BARAT

SURVEI ALIRAN PANAS DAERAH PANAS BUMI LAINEA, KABUPATEN KONAWE SELATAN, PROVINSI SULAWESI TENGGARA

SURVEI PENDAHULUAN DAERAH PANAS BUMI KABUPATEN MAHAKAM HULU DAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

SURVEI PENDAHULUAN GEOLOGI DAN GEOKIMIA PANAS BUMI KABUPATEN BANGGAI DAN KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH

SURVEI GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI TAMIANG HULU KABUPATEN ACEH TAMIANG, PROVINSI ACEH

SURVEI TERPADU GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI SAJAU KABUPATEN BULUNGAN, PROVINSI KALIMANTAN UTARA

SURVEI LANDAIAN SUHU SUMUR WSL-1. Robertus S.L. Simarmata, Arif Munandar Kelompok Penyelidikan Panas Bumi

Potensi Panas Bumi Berdasarkan Metoda Geokimia Dan Geofisika Daerah Danau Ranau, Lampung Sumatera Selatan BAB I PENDAHULUAN

SURVEI MAGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI LIMBONG KABUPATEN LUWU UTARA, SULAWESI SELATAN. Oleh: Wiwid Joni 1), Muhammad Kholid 1)

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD ON DI DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA, MANDAILING NATAL SUMATERA UTARA

SURVEI LANDAIAN SUHU SUMUR WSL-2. Robertus S.L. Simarmata, Arif Munandar Kelompok Penyelidikan Panas Bumi

Survei Terpadu Geologi Daerah Panas Bumi Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara SARI

BAB 6 PEMBAHASAN POTENSI PANAS BUMI DAERAH PENELITIAN

BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi

BAB IV MANIFESTASI PANAS BUMI DI GUNUNG RAJABASA

BAB 3 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA

BAB VI INTERPRETASI DATA GEOKIMIA

Penyelidikan Pendahuluan Panas Bumi Kabupaten Nunukan, Kabupaten Bulungan, dan Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Timur

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD-ON DAERAH PANAS BUMI SEMBALUN, KABUPATEN LOMBOK TIMUR - NTB

BAB IV PENENTUAN POTENSI PANAS BUMI

Pengujian Uap/Monitoring Sumur Panas Bumi MT-2, MT-3, dan MT-4 Mataloko Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur Tahun 2005

PENGUJIAN UAP/MONITORING SUMUR PANAS BUMI MATALOKO, NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2006

GEOLOGI, GEOKIMIA, DAN GEOFISIKA DAERAH PANAS BUMI SUMANI, PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB IV KARAKTERISTIK AIR PANAS DI DAERAH TANGKUBAN PARAHU BAGIAN SELATAN, JAWA BARAT

PENYELIDIKAN TERPADU GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI MAPOS, KABUPATEN MANGGARAI TIMUR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB IV GEOKIMIA AIR PANAS

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH BANDA NEIRA DAN HUBUNGANNYA TERHADAP SISTEM PANAS BUMI KEPULAUAN BANDA

SURVEI ALIRAN PANAS (HEAT FLOW) DAERAH PANAS BUMI AMOHOLA KABUPATEN KONAWE SELATAN, PROVINSI SULAWESI TENGGARA

SURVEI ALIRAN PANAS (HEAT FLOW) DAERAH PANAS BUMI PERMIS KABUPATEN BANGKA SELATAN, PROVINSI BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Jawa (Busur Sunda) merupakan daerah dengan s umber daya panas

PENYELIDIKAN PENDAHULUAN GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI KABUPATEN MINAHASA UTARA DAN KOTA BITUNG - PROVINSI SULAWESI UTARA SARI

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DI DAERAH PANAS BUMI SONGA WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, PROVINSI MALUKU UTARA

BAB 4 PENENTUAN POTENSI PANAS BUMI

SURVEI ALIRAN PANAS DAERAH PANAS BUMI MASSEPE, KABUPATEN SID- RAP, PROVINSI SULAWESI SELATAN. Mochamad Nur Hadi, Suparman, Arif Munandar

PENYELIDIKAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH LOMPIO KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH Oleh: Dedi Kusnadi, Supeno, dan Sumarna SUBDIT PANAS BUMI

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...ii. HALAMAN PERSEMBAHAN...iii. UCAPAN TERIMAKASIH...iv. KATA PENGANTAR...vi. SARI...

PENYELIDIKAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI MASSEPE KABUPATEN SINDENRENG RAPPANG PROVINSI SULAWESI SELATAN

GEOLOGI DAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH PERMIS KABUPATEN BANGKA SELATAN, PROVINSI BANGKA BELITUNG S A R I

SURVEI LANDAIAN SUHU DAERAH PANAS BUMI SUMANI. Yuanno Rezky, Robertus S. L. Simarmata Kelompok Penyelidikan Panas Bumi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pembentuk tanah yang intensif adalah proses alterasi pada daerah panasbumi.

SURVEI TERPADU GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI MALINGPING KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN. Dikdik Risdianto, Dedi Kusnadi KP Panas Bumi SARI

BAB IV MANIFESTASI PANAS BUMI CIMANDIRI

, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10

SISTEM PANASBUMI: KOMPONEN DAN KLASIFIKASINYA. [Bagian dari Proposal Pengajuan Tugas Akhir]

BAB IV GEOKIMIA AIR PANAS DI DAERAH GUNUNG KROMONG DAN SEKITARNYA, CIREBON

BAB IV STUDI KHUSUS GEOKIMIA TANAH DAERAH KAWAH TIMBANG DAN SEKITARNYA

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

BAB III ALTERASI HIDROTERMAL BAWAH PERMUKAAN

SURVEI GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI PULAU PANTAR KABUPATEN ALOR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Survei Terpadu AMT dan Gaya Berat daerah panas bumi Kalawat Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara

BAB I PENDAHULUAN. Zona Bogor (Van Bemmelen, 1949). Zona Bogor sendiri merupakan antiklinorium

PENYELIDIKAN TERPADU GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI AMOHOLA, KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB III PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA

V.2.4. Kesetimbangan Ion BAB VI. PEMBAHASAN VI.1. Jenis Fluida dan Posisi Manifestasi pada Sistem Panas Bumi VI.2.

GEOLOGI DAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH MARITAING KABUPATEN ALOR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PARIANGAN, KABUPATEN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Lamongan dan di sebelah barat Gunung Argapura. Secara administratif, Ranu Segaran masuk

GEOLOGI DAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH POHON BATU, PROVINSI MALUKU

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELLURIC (AMT) DI DAERAH PANAS BUMI SAJAU, KABUPATEN BULUNGAN, PROVINSI KALIMANTAN UTARA

SURVEY GEOLISTRIK DI DAERAH PANAS BUMI KAMPALA KABUPATEN SINJAI SULAWESI SELATAN

BAB II METODE PENELITIAN

BAB V KIMIA AIR. 5.1 Tinjauan Umum

SURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI BUKIT KILI GUNUNG TALANG, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT. Muhammad Kholid, Harapan Marpaung

SURVEI MAGNETOTELURIK (MT) DAERAH PANAS BUMI SUMANI, PROVINSI SUMATERA BARAT

EKSPLORASI PANAS BUMI DENGAN METODE GEOFISIKA DAN GEOKIMIA PADA DAERAH BONJOL, KABUPATEN PASAMAN SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENYELIDIKAN PENDAHULUAN GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI KABUPATEN KAMPAR DAN KUANTAN SINGINGI, PROVINSI RIAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. panasbumi di permukaan berupa mataair panas dan gas. penafsiran potensi panasbumi daerah penelitian.

EKSPLORASI ENERGI PANAS BUMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOFISIKA DI LAPANGAN PANAS BUMI TAMBU, KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH.

BAB V PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOKIMIA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lampung Selatan tepatnya secara geografis, terletak antara 5 o 5'13,535''-

SISTEM PANAS BUMI DAERAH WANAYASA, BANJARNEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Cekungan Air Tanah Magelang Temanggung meliputi beberapa wilayah

BAB 2 TEORI DASAR 2.1 Metode Geologi

PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI LOMPIO, KABUPATEN DONGGALA, PROPINSI SULAWESI TENGAH

SURVEI MAGNETOTELURIK DAERAH PANAS BUMI MARANA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH. Oleh: Asep Sugianto 1) dan Suwahyadi 2)

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIC (AMT) DAERAH PANAS BUMI DOLOK MARAWA, KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia memiliki daerah vulkanik yang berlimpah. Sebagian besar

BAB 2 TATANAN GEOLOGI

BAB II GEOMORFOLOGI 2. 1 Fisiografi Regional Jawa Tengah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Transkripsi:

GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI WAI SELABUNG KABUPATEN OKU SELATAN, SUMATERA SELATAN Dedi Kusnadi, Dikdik Risdianto, Arif Munandar, Dahlan Kelompok Program Penelitian Panas Bumi S A R I Posisi daerah panas bumi Wai Selabung dalam tatanan tektoniknya berada pada busur magmatik, tepat pada salah satu segmen sesar Sumatera bagian selatan. Batuan penyusun didominasi oleh batuan vulkanik dan batuan sedimen klastik yang berumur Tersier hingga Kuarter. Stratigrafi batuan terdiri dari Satuan Lava Akar Jangkang, Batupasir, Lava Asadimana, Lava Pematang Gong, Breksi Tua, Aliran Piroklastik Ranau, Aliran Piroklastik Sapatuhu, Jatuhan Piroklastik Ranau, Lava Laai, Lava Bengkok, Lava Pandan, Lava Gedang, Lava Perean, Lava Tebat Gayat, dan endapan Aluvium. Daerah Wai Selabung memiliki area resapan cukup luas, yang berfungsi sebagai suplai air meteorik ke dalam akifer dalam, dimana akan terjadi proses pencampuran dengan air reservoir. Fluida panas yang berasal dari deep water secara konveksi mengalir naik menuju kepermukaan melalui permeabilitas batuan/rekahan batuan dan zona patahan, yang muncul sebagai mata air panas bertemperatur relatif tinggi (92,5 o C), ph air netral pada elevasi relatif sama (360-467 mdpl.). Air panas yang bersifat netral bertipe klorida, pada lokasi mata air panas Wai Selabung. Temperatur bawah permukaan yang berkaitan dengan reservoir menurut formula geotermometer air (Giggenbach, 1988), diperkirakan bahwa temperatur reservoir adalah sekitar 176 o C, termasuk dalam tipe sistem panas bumi bertemperatur sedang. Kata Kunci: Wai selabung, panas bumi, reservoir, temperatur sedang.

PENDAHULUAN Pemanfaatan energi panas bumi secara tidak langsung untuk tenaga listrik diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Indonesia yang diperkirakan terus meningkat. Panas bumi sebagai salah satu energi alternatif yang ramah lingkungan untuk mengurangi kebergantungan akan energi fosil. Dalam hal ini pemerintah telah mengupayakan program percepatan pengembangan panas bumi, dimana salah satunya adalah meningkatkan status penyelidikan panas bumi yang belum memiliki data yang lengkap hingga belum dapat diajukan menjadi wilayah kerja panas bumi (WKP). Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi pada tahun anggaran 2011 telah melaksanakan penyelidikan/pemetaan geologi dan geokimia daerah panas bumi Wai Selabung. Hasil survei disajikan dalam bentuk data geologi dan geokimia panas bumi digunakan untuk memberikan masukan kepada para pengambil keputusan, dan para pengembang maupun sebagai bahan pertimbangan pada tahap penyelidikan lebih detail. Wai Selabung dipilih sebagai salah satu daerah survei terpadu dengan pertimbangan latar belakang proses geologi (tektonik dan vulkanisme) yang menunjukkan adanya indikasi manifestasi panas bumi berupa mata air panas. Daerah ini berada pada jalur zona Sesar Sumatera yang banyak dijumpai lokasi lokasi panas bumi bertemperatur tinggi. Survei Terpadu panas bumi ini ditekankan pada daerah manifestasi panas bumi di sekitar Daerah Wai Selabung yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Mekakau Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Provinsi Sumatera Selatan. Luas daerah survei sekitar (25 x 26) km 2 untuk metode Geologi pada posisi geografis antara 103 42.49,8-103 56.1,2 BT dan 4 48.26,57-4 35.4,2 LS pada sistem koordinat UTM, zona 48 belahan bumi selatan (gambar 1) adalah peta indeks daerah penyelidikan. Maksud penyelidikan ini adalah untuk melokalisir pemunculan manifestasi panas di permukaan dan mengidentifikasi kondisi geologi serta karakteristik geokimia daerah panas bumi Wai Selabung, dengan tujuan untuk mengetahui indikasi batuan perangkap panas dan temperatur fluida di kedalaman (reservoir). GEOLOGI Geomorfologi di daerah penyelidikan Wai Selabung terbagi menjadi 4 satuan, yaitu satuan geomorfologi perbukitan curam, perbukitan bergelombang sedang, perbukitan bergelombang lemah, dan pedataran (gambar 2). Stratigrafi posisi lapangan panas bumi Wai Selabung secara tatanan tektoniknya berada pada busur magmatik dan tepat pada salah satu segmen sesar Sumatera bagian selatan. Pengelompokan satuan batuan dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dan analisis di lapangan maupun di laboratorium. Secara umum batuan penyusun di daerah penyelidikan di dominasi oleh batuan vulkanik dan batuan sedimen klastik yang berumur Tersier hingga Kuarter.

Stratigrafi batuan di daerah Wai Selabung dikelompokkan berdasarkan jenis dan komposisi batuan penyusun, karakteristik fisik dan umur batuan, serta dilakukan pembandingan dengan geologi regional daerah setempat, maka diperoleh satuan batuan dengan urutan dari tua ke muda sebagai berikut: Satuan Lava Akar Jangkang, Batupasir, Lava Asadimana, Lava Pematang Gong, Breksi Tua, Aliran Piroklastik Ranau, Aliran Piroklastik Sapatuhu, Jatuhan Piroklastik Ranau, Lava Laai, Lava Bengkok, Lava Pandan, Lava Gedang, Lava Perean, tuan Lava Tebat Gayat, dan endapan Aluvium. Pola struktur geologi didominasi oleh arah barat laut tenggara yang terpotong oleh sesar dengan arah barat daya timur laut dan arah utara selatan. Manifestasi muncul dipermukaan sebagai pengaruh dari pertemuan antara sesar sumatera dengan antitetiknya, sehingga menghasilkan zona permeabel yang sangat baik untuk meloloskan fluida ke permukaan. Sesar di daerah Wai Selabung dikelompokkan menjadi tiga pola arah utama yaitu baratlaut-tenggara, utara-selatan, dan baratdaya-timurlaut. Disamping pola tersebut dapat dikenali adanya bentukan struktur kawah yang muncul pada batuan vulkanik. Sesar Wai Selabung dan sesar Kotadalam diperkirakan mengontrol munculnya air panas Selabung Dumping yang muncul di dinding sungai Wai Selabung. Pola sesar utara selatan, diwakili oleh sesar Pematangbuluh, sesar Perean, sesar Sinarmarga, dan sesar Akarjangkang. Sesar tersebut mengikuti pola Sunda yang terbentuk pada Eosen dan diperkirakan merupakan sesar tua, ditunjukkan dengan perubahan kelurusan aliran sungai dan juga topografi. Beberapa sesar memotong depresi yang terbentuk akibat sesar Sumatera yang berarah baratlaut-tenggara di sekitar Sinarmarga dan Talanan. Sesar akarjangkang diperkirakan merupakan salah satu sesar yang mengontrol munculnya air panas Wai Selabung 1-2 dan kemungkinan sebagai pembentuk zona permeabel untuk daerah reservoir Wai Selabung. Pola sesar baratdaya timurlaut, berlawanan dengan arah sesar Sumatera dan diperkirakan merupakan antitetiknya. Beberapa sesar yang memiliki pola ini adalah sesar Pematanggong dan sesar Gistong. Sesar Gistong diperkirakan sebagai kontrol struktur yang memfasilitasi munculnya air panas Lubuk Suban yang berada pada batuan lava andesit tua Akarjangkang. Pola sesar baratlaut tenggara, ditunjukkan oleh sesar Asadimana, sesar Kayumanis, sesar Telukagung, sesar Kotadalam, dan sesar Wai Selabung yang mengisi bagian tengah dari depresi Selabung, kemungkinan sesar ini berumur Pra-Tersier dan masih terus aktif hingga saat ini. Sesar ini dipotong oleh sesar lain yang berpola utara-selatan dan baratdaya-timurlaut yang diperkirakan berumur lebih muda. MANIFESTASI Manifestasi panas bumi terdiri dari mata air panas di pinggir Sungai Wai Selabung (2 kelompok), di anak sungai Wai Selabung (2 kelompok), dan lainnya berupa alterasi yang muncul di dekat air panas Suban (pinggir sun-

gai Wai Selabung). Selain manifestasi yang di lokasi survei, juga dilakukan pengukuran dan pengambilan sampel sebagai pembanding manifestasi air panas lain di Aromantai dan Kotabatu. Air panas Wai Selabung 1, terletak pada kordinat (369107 mt dan 9479937 mu), pada ketinggian 453 mdpl. temperatur air panas 92,5 0 C, pada temperatur udara 25,43 0 C dengan ph 9,43 daya hantar listrik 2700 µmhos/cm. Air panas Wai Selabung 2, terletak pada kordinat (369171 mt dan 9479959 mu), pada ke tinggian 457 mdpl, temperatur air panas 89,3 0 C, pada temperatur udara 29,9 0 C dengan ph 9,47, daya hantar listrik 2130 µmhos/cm. Air panas Wai Selabung 3, terletak pada kordinat (369256 mt dan 9480060 mu), pada ke tinggian 467 mdpl, temperatur air panas 40,2 0 C, dan temperatur udara 30,1 0 C dengan ph 8,38, daya hantar listrik 686 µmhos/cm. Air panas Lubuk Suban, terletak pada kordinat (369055 mt dan 9481615 mu), pada ketinggian 360 mdpl, temperatur air panas 68,1 0 C, pada temperatur udara 27,0 0 C dengan ph 8,92, daya hantar listrik 1196 µmhos/cm. Air panas Selabung Damping, terletak pada kordinat (367959 mt dan 9479453 mu), pada ketinggian 403 mdpl, temperatur air panas 44,4 o C, temperatur udara 25,1 o C ph 8,19, daya hantar listrik 715 µmhos/cm. Air dingin Pematang 3, terletak pada kordinat (368889 mt dan 9481401 mu), pada ketinggian 422 mdpl, temperatur air 23,1 0 C, dan temperatur udara 23,3 0 C, ph 7,80, daya hantar listrik 272 µmhos/. Air panas Kota Batu, terletak di luar lokasi penyelidikan Wai Selabung, pada kordinat ( 387079 mt dan 9460803 mu), pada ketinggian 567 mdpl, temperatur air panas 59,3 0 C, temperatur udara 30,0 0 C, ph 7,83, daya hantar listrik 1400 µmhos. Air panas Arumantai, terletak di luar lokasi penyelidikan Wai Selabung, pada kordinat (348405 mt dan Y = 9507986 mu), pada ketinggian 1082 mdpl, temperatur air panas 56,2 0 C, temperatur udara 21,9 0 C, ph 8,30, daya hantar listrik 1800 µmhos/cm. Alterasi Lubuk Suban, pada kordinat (369.036 mt, 9.481.651 mu). Kenampakan fisik alterasi berupa mineral lempung dengan warna abuabu kebiruan sampai keputih-putihan yang dikelilingi endapan oksida besi kemerahan. Secara megaskopis diperkirakan mineral lempung yang terbentuk berupa montmorilonit dan kaolinit. Dimensinya tidak terlalu luas, hanya berupa spot spot kecil dengan luas sekitar 0,5 x 0,5 m 2. Selain berupa mineral lempung, alterasi pada batuan induk (lava basalt) juga terbentuk, penyebaran mineral klorit mengisi masa dasarnya dan beberapa mengubah mineral olivin dan piroksen. Hasil analisis PIMA (Portable Infra Red Mineral Analyzer) untuk 3 (tiga) sampel alterasi batuan menunjukkan beberapa mineral seperti haloysit, montmorilonit, piropilit, klorite dan paligorskit. Berdasarkan analisis kehadiran mineral

haloysit, montmorilonit, dan paligorskit menunjukkan bahwa pembentukan mineral alterasi berada dalam kondisi temperatur yang relatif tidak terlalu tinggi atau kemungkinan dibawah 150 C dengan ph fluida yang netral, umumnya terbentuk pada zona argilik sedangkan mineral klorit menunjukkan pembentukan mineral dengan suhu yang cukup tinggi (250 C) pada ph netral, biasanya terbentuk pada zona phillik. Kehadiran mineral pirophilit menunjukan pembentukan mineral alterasi pada temperatur cukup tinggi (200 C) dengan ph asam, biasanya terbentuk pada zona argilik lanjut. PERHITUNGAN KEHILANGAN PANAS Suatu sistem panas bumi harus memiliki fluida yang mensuplai ke dalam reservoir. Fluida tersebut dapat berasal dari permukaan ataupun dari fluida yang terperangkap dalam batuan, namun dalam kuantitas yang tidak lebih banyak dari fluida permukaan. Fluida tersebut berfungsi sebagai media dalam perpindahan energi panas secara konvektif. Secara singkat sirkulasi air/fluida ini berasal dari proses recharge atau imbuhan di areal tangkapan (catchment area) kemudian mengalami penetrasi secara vertikal dan akhirnya memasuki sistem panas bumi hingga terjadi proses discharge di permukaan. Dengan demikian dalam sistem panas bumi melibatkan juga sistem hidrogeologi. Pola hidrologi sangat dipengaruhi oleh besarnya infiltrasi air meteorik yang masuk kedalam reservoir dan hal tersebut didukung oleh curah hujan daerah sekitar manifestasi adalah sekitar 59-1.630 mm per tahun. Daerah penyelidikan secara hidrologi berada di sekitar DAS Wai Selabung dan Danau Ranau. Fluida panas yang naik ke permukaan mengalami transfer panas melalui batuan sekitarnya. Hal tersebut yang mengakibatkan air panas yang muncul di permukaan mengalami pendinginan. Panas yang hilang ditransfer ke permukaan secara konduktif atau secara konvektif ke udara. Hasil perhitungan menunjukkan panas yang hilang adalah sekitar 2,22 kwth. HIDROGEOLOGI Secara umum daerah penyelidikan dibagi menjadi dua zona yaitu daerah resapan (recharge) dan daerah lepasan (discharge). Daerah resapan meliputi sekitar 45 % dari luas total wilayah penyelidikan, meliputi tinggian sekitar perbukitan Gedang, Pandan dan pegunungan Bengkok di barat daya serta Pegunungan Pematang Gong, Peraduan Gistong dan Pematang Buluh di timur laut daerah penyelidikan yang memiliki elevasi > 500 m dpl. Daerah lepasan meliputi bagian tengah pada morfologi pedataran dan perbukitan bergelombang landai yang menempati graben Kepayang. Memiliki luas areal sekitar 54 % daerah penyelidikan pada elevasi < 500 m dpl. Daeral limpasan sungai merupakan bagian dari daerah lepasan dimana merupakan akumulasi aliran run off dari air permukaan yang tidak teresap di daerah resapan dan mengalir mengisi lembah lembah membentuk aliran sungai.

GEOKIMIA Kimia air panas dan air dingin panas bumi Wai Selabung dari 6 sampel air(air panas Wai Selabung 1, Wai Selabung 2, Wai Selabung 3, Lubuk Suban, Selabung Damping, dan air dingin Pematang Tiga), serta air panas di luar peta lokasi penyelidikan (air panas Arumantai dan aiar pananas Kota Batu). Konsentrasi silika menunjukkan kurang dari 90 mg/l kecuali mata air panas Selabung Damping, Arumantai dan Kota Batu, yang lebih tinggi yaitu 167, 204 dan 126 mg/l. Konsentrasi Ca dan Mg yang cukup tinggi, pada air panas Wai Selabung 3, Selabung Damping, Kota Batu, dan Arumantai, mengindikasikan tingginya pencampuran dengan air permukaan. Pada diagram segitiga Cl-SO 4 -HCO 3 (gambar 4) air panas daerah Wai Selabung pada umumnya bertipe klorida bikarbonat atau klorida sulfat dan juga tipe bikarbonat. Mata air panas dengan temperatur relatif rendah (air panas Wai Selabung 3, Selabung Damping dan Arumantai) termasuk ke dalam tipe bikarbonat, sementara mata air panas bertemperatur tinggi (air panas Wai Selabung 1 dan Wai Selabung 2) bertipe klorida sulfat dan klorida bikarbonat. Pada diagram segitiga Na-K-Mg (gambar 5) air panas Wai Selabung 1 dan Wai Selabung 2 berada pada zona partial equilibrium mengindikasikan reaksi fluida dengan batuan reservoir telah mencapai kesetimbangan sebagian, sementara untuk sampel air panas yang lain berada pada zona immature water, mengindikasikan bahwa air panas tersebut telah tercampur dengan air dingin di permukaan dengan proporsi yang tinggi. Pada diagram segi tiga Cl-Li-B (gambar 6), air panas daerah Wai Selabung menunjukkan bahwa air panas tersebut terbentuk pada lingkungan vulkanik. Untuk air panas Wai Selabung 2 diperkirakan selama perjalanannya mengalami kontak dengan batuan sedimen sehingga cenderung mendekati sudut B. Plotting analisis isotop pada grafik δd terhadap δ 18 O (gambar 7), memperlihatkan bahwa air panas Wai Selabung 2 dan Wai Selabung 3 terletak sangat dekat Meteoric Water Line (MWL), indikasi besarnya pengaruh meteorik atau air permukaan. Sementara air panas yang lain, yaitu air panas Wai Selabung 1, Lubuk Suban, Selabung Damping, Arumatai, dan Kota Batu menunjukkan adanya pengkayaan oksigen berkisar antara 1,14 1,84 sehingga posisi pada grafik berada di sebelah kanan dari garis MWL, indikasi pembentukan mata air panas berhubungan dengan interaksi antara fluida panas pada sistem panas bumi dengan batuan yang menyebabkan terjadinya pengkayaan 18 O. Perhitungan geotermometer silika conductive cooling maupun adiabatic cooling diperoleh temperatur sekitar 159-168 o C. Dari geotermometer NaK yang mengacu kepada Giggenbach, 1988, diperoleh temperatur 176 o C, yang berhubungan dengan temperatur reservoir termasuk tipe temperatur sedang (medium entalphy). Sampel Hg tanah dan CO 2 udara tanah daerah panas bumi Wai Selabung dari 135 sampel, menunjukkan ph tanah yang berkisar 4,4 7,1, suhu udara tanah pada kedalaman 1 meter berkisar 23,2 47,8 C, dengan konsentrasi Hg

8 312 ppb dan CO 2 berkisar 0,28 3,86%. Hg tanah setelah dikoreksi oleh nilai konsentrasi H 2 O -, terdistribusi seperti pada gambar 8, memperlihatkan anomali relatif tinggi >150ppb terletak di sebelah selatan dari lokasi aiar panas, yaitu di sekitar Tal Pelekat, yang berasosiasi dengan lava Tebat Gayat. Peta distribusi CO 2 Udara tanah (gambar 9), memperlihatkan anomali tinggi >2% terletak di disekitar mata air panas Selabung Damping, di sisi timur daerah penyelidikan yaitu sekitar Tal Tengah dan di barat laut daerah penyelidikan atau sekitar Sinar Marga. DISKUSI Sistem panas bumi yang terbentuk di wilayah Sumatera sangat berkaitan erat dengan sistem tektonik dan vulkanik. Sebagaimana kondisi saat ini, diwilayah tersebut, terutama wilayah Sumatera bagian Selatan yang merupakan jalur magmatik yang dibatasi oleh pembentukan depresi akibat sesar besar Sumatera. Sistem panas bumi di daerah penyelidikan berada pada kedua tatanan geologi tersebut, dimana di bagian baratnya didominasi oleh batuan vulkanik (andesit-basalt) yang membentuk tubuh strato dengan pembentukan kaldera dan kawah serta di bagian tengahnya terbentuk jalur depresi Kepayang yang diakibatkan oleh pola merencongnya sesar Sumatera. Pembentukan sistem panas bumi di daerah Wai Selabung berhubungan dengan munculnya tubuh basalt yang berumur Kuarter dengan permeabilitas yang terbentuk akibat perpotongan sesar Wai Selabung, Kotadalam dan Akarjangkang dalam suatu pola hidrogeologi di daerah lepasan (discharge). Manifestasi panas bumi di daerah Wai Selabung berupa pemunculan mata air panas dengan temperatur antara 40-92 C, dan batuan alterasi dengan tipe argilik-argilik lanjut yang terkonsentrasi di sekitar sungai Wai Selabung. Munculnya air panas dan alterasi Lubuk Suban dikontrol oleh sesar Wai Selabung yang berarah baratdaya-timurlaut yang menjadikan daerah tersebut sebagai zona permeabel yang meloloskan aliran air panas dari kedalaman. Sedangkan untuk air panas Wai Selabung lebih dikarenakan dikontrol oleh sesar Akarjangkang yang berarah utara-selatan dan air panas Selabung Blimbing oleh kontrol sesar Kotadalam. Sumber panas untuk daerah Sumatera dan Jawa sangat erat kaitannya dengan tubuh gunungapi yang masih aktif atau tubuh intrusi batuan. Di daerah penyelidikan terdapat tubuh vulkanik berupa kubah lava basalt yang berumur 0,4 ± 0,2 juta tahun yang lalu. Disamping itu di bagian baratnya terdapat tubuh vulkanik lainnya yang diperkirakan masih berumur Kuarter. Berdasarkan data analisis laboratorium tersebut maka sumber panas untuk sistem panas bumi Wai Selabung diperkirakan berasal dari vulkanik dome Tebatgayat. Batuan penudung merupakan lapisan yang berfungsi untuk menahan aliran fluida panas ke permukaan yang berasal dari reservoir. Lapisan ini merupakan lapisan kedap air yang

diindikasikan dengan daerah alterasi atau batuan beku yang belum mengalami deformasi dan terekahkan. Di daerah penyelidikan batuan penudung diperkirakan berupa lapisan batuan vulkanik yang telah teralterasi (argilik-argilik lanjut) yang berada di sekitar pemunculan manifestasi panas bumi. Batuan reservoir merupakan batuan yang memiliki sifat permeabel dan dapat menampung fluida dari kedalaman. Batuan vulkanik dalam bentuk lava dengan struktur kekar berlembar atau meniang sangat baik dalam menampung fluida di kedalaman, selain itu pada batuan piroklastik yang terbentuk celah berupa rekahan dan hubungan antar butir yang kurang baik juga dapat menjadi batuan reservoir. lebih rendah akan cenderung bergerak ke atas dan naik ke permukaan melalui rekahan batuan dan zona patahan, muncul sebagai mata air panas dengan ph netral. Dalam pemunculannya menuju permukaan diperkirakan fluida panas tersebut mengalami percampuran dengan air permukaan. Hal itu dapat dilihat dari hasil plot pada diagram segitiga SO 4 -Cl-HCO 3 yang menunjukkan bahwa air panas daerah Wai Selabung termasuk tipe klorida bikarbonat dan bikarbonat. Pasokan fluida terbesar dari sistem panas bumi berasal dari air meteorik, namun diperkirakan terdapat pula fluida yang berasal dari magma (juvenile) dalam proporsi yang kecil. Untuk menjaga pasokan air meteorik tersebut perlu dijaga daerah resapan (recharge area) yang ada. Di lokasi penyelidikan kenampakan di lapangan yang dapat diinterpretasikan sebagai batuan sarang dan permeabel diperkirakan pada batuan lava tua produk Akarjangkang atau bisa pada lapisan batuan sedimen yang telah terdeformasi kuat. Fluida pada sistem panas bumi daerah Wai Selabung berasal dari air meteorik yang meresap ke bawah permukaan dari daerah resapan kemudian mengalami kontak dengan batuan panas di kedalaman. Kontak antara fluida dengan batuan pada temperatur tinggi akan merubah sifat kimia dari fluida tersebut. Adanya fluida fluida magmatik, sebagaimana terindikasi dari kandungan F - dan hasil plotting isotop 18 Oksigen dan Deuterium, diperkirakan turut merubah sifat fluida. Karena energi panas yang dikandungnya, fluida tersebut mengalami efek buoyancy, dimana fluida dengan densitas Temperatur reservoir diperkirakan sekitar 176 o C berdasarkan geotermometer Na-K dari manifestasi air panas Wai Selabung 2. Nilai temperatur tersebut diperkirakan mewakili temperatur reservoir di daerah Wai Selabung. Berdasarkan nilai temperatur reservoir dan penampakan manifestasi di permukaan diperkirakan reservoir daerah Wai Selabung merupakan reservoir air panas (compressed liquid). Deliniasi daerah potensi panas bumi Wai Selabung dilakukan dengan menggabungkan hasil analisis dari metode geologi dan geokimia yang kemudian dituangkan dalam bentuk peta kompilasi (gambar 10 ). Penentuan daerah prospek diambil dengan pertimbangan nilai anomali Hg tinggi (>150 ppb), CO 2 (> 2%) dan data kerapatan rekahan (FFD), lokasi air panas dan alterasi serta batas struktur geologi, maka

diperoleh luas daerah prospek panas bumi Wai Selabung sekitar 15 km 2 berada di sekitar Teluk Agung - Selabung Blimbing. Lokasi daerah prospek meliputi air panas Wai Selabung. Perhitungan potensi kelas sumber daya hipotetis dilakukan dengan metode lump parameter dengan mengacu pada luas total daerah prospek (15 km 2 ), pendugaan temperatur geotermometer Na-K (176 C) t cut-off 120 C, asumsi ketebalan reservoir 1,5 km (asumsi daerah Sumatera), maka diperoleh total potensi kelas sumber daya hipotetis adalah 105 Mwe. KESIMPULAN Fluida panas bumi termasuk tipe klorida bikarbonat dengan temperatur reservoir sekitar 176 o C (geotermometer Na-K). Sumber panas diperkirakan berhubungan dengan aktivitas vulkanik lava basalt Tebat gayat yang berumur Kuarter. Batuan penudung diperkirakan berasal dari proses silisifikasi dan alterasi mineral lempung yang tersebar di sekitar air panas pada lava tua Akarjangkang. Permeabilitas batuan sebagai reservoir dalam sistem panas bumi Wai Selabung diperkirakan pada batuan produk Vulkanik Akarjangkang dan batupasir yang telah terkekarkan kuat. Luas daerah prospek (15 km 2 ), total potensi sumber daya hipotetis sekitar 105 MWe. UCAPAN TERIMAKASIH Terima kasih penulis ucapkan kepada Para pejabat Pusat Sumber Daya Geologi (PSDG) dan semua pihak yang mendukung proses penulisan ini, atas akses data yang diperlukan serta saran-saran dan koreksinya. PUSTAKA Fournier, R.O., (1981), Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and Reservoir Engineering, Geothermal System : Principles and Case Histories. John Willey & Sons, New York. Giggenbach, W.F., (1988), Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na K - Mg Ca Geo Indicators, Geochemica Acta 52, 2749 2765. Mahon K., Ellis, A.J., (1977), Chemistry and Geothermal system, Academic Press, Inc. Orlando. Gafur.S dkk 1993; Geologi Regional Bersistem Lembar Baturaja, Skala 1 : 250.000 (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi). Hassan R, dkk (1999); Penyelidikan Potensi Panas bumi di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatera Selatan. Hochstein, M.P., dan Browne, P.R.L., 2000. Surface Manifestations of Geothermal System with Vulcanic Heat Source, dalam Encyclopedia of Volcanoes, Geothermal Institute, Auckland. Katili, J.A. 1998. Geotectonics of Indonesia: A Modern View, The Directorate General of Mines,

Jakarta. Kusumadinata,K.,1979, Data Dasar Gunungapi Indonesia, Direktorat Vulkanologi. Nicholson, K., 1993, Geothermal Fluids Chemistry and Exploration Technique Springer Verlag, Inc. Berlin. Sumintadireja P., 2005. Vulkanologi dan Geotermal, Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung. Standar Nasional SNI 13-6171-1999, Metode Estimasi Potensi Energi Panas Bumi, Badan Standarisasi Nasional. Thompson A.J.B dan Thompson J.F.H, 1996. Atlas of Alteration, Mineral Deposit Division, Geological Association of Canada.

Gambar 1 Peta lokasi daerah Wai Selabung Gambar 2 Peta geomorfologi daerah Wai Selabung Gambar 3 Peta geologi daerahwai Selabung

80 60 40 Volcanic waters Cl Mature waters Pheripheral waters KETERANGAN: Ap. Way Selabung 1 (APW1) Ap. Way Selabung 2 (APW2) Ap. Way Selabung 3 (APW3) Ap. Lubuk Suban (APL) Ap. Selabung Damping (APS) Ap. Kota Batu (APKB) Ap. Arumantai (APAR) 20 Steam heated waters SO 20 40 60 80 4 HCO 3 Gambar 4 Plotting pada diagram segi tiga Cl-SO 4 -HCO 3 T Kn T Km Na/1000 KETERANGAN: Ap. Way Selabung 1 (APW1) Ap. Way Selabung 2 (APW2) Ap. Way Selabung 3 (APW3) 80 Ap. Lubuk Suban (APL) Ap. Selabung Damping (APS) % Na K Ap. Kota Batu (APKB) 60 Full equilibrium Ap. Arumantai (APAR) 160 220 100 40 weir box Partial equilibrium 20 Immature waters ROCK K/100 20 40 60 % Mg 80 Mg Gambar 5 Plotting pada diagram segi tiga Na-K-Mg KETERANGAN: Ap. Way Selabung 1 (APW1) Ap. Way Selabung 2 (APW2) Ap. Way Selabung 3 (APW3) Ap. Lubuk Suban (APL) Ap. Selabung Damping (APS) Ap. Kota Batu (APKB) Ap. Arumantai (APAR) Gambar 6 Plotting pada diagram segi tiga Cl, Li, dan B

0-10 -15-10 -5 0 5 10-20 -30 δd=8δ 18 O+14 Andesitic Water APL APS APAR -40 APKB APW-1-50 -60 Magmatic Water APW-2 APW-3 x -70-80 Gambar 7 Ploting isotop δdvs δ18o Gambar 7 Ploting isotop δdvs δ 18 O Gambar 9 Peta distribusi Hg tanah Gambar 9 Peta distribusi CO 2 udara tanah Gambar 8 Peta distribusi Hg tanah

Gambar 10 Peta Kompilasi geologi dan geokimia daerah Wai Selabung