HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL BELAJAR LOMPAT JANGKIT SISWA SMAN 1 TAMAN. Rian Rudhie Prasetya SY

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL BELAJAR LOMPAT JANGKIT SISWA SMAN 1 TAMAN

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA PROGRAM IPA DAN SISWA PROGRAM IPS KELAS XII DI SMA NEGERI 1 LAMONGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek

PENGARUH AWALAN LARI 10 M DAN 20 M TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK (Studi Pada Siswa Kelas V SDN Sidomulyo II Krian, Sidoarjo)

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SAMPING (CECHUITUI) PADA ATLET WUSHU KATEGORI SANSHOU FIK UNP

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS XI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMAN 11 PEKANBARU

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI CEPAT ( SPRINT

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JANGKIT PADA SISWA PUTRA KELAS XI IS SMA PGRI PEKANBARU

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

THE CORRELATION BETWEEM THE POWER OF THE LEG MUSCLE AND 100-METER SPRINT FOR THE TENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL 9 PEKANBARU

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JANGKIT SISWA PUTRA KELAS XI IPS 1 SMAN 1 KAMPAR JURNAL. Oleh RUSMAWATI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN DAYALEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP N 8 BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI 50 METER TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LOMPAT DENGAN RINTANGAN DAN MERAIH SASARAN DIATAS TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DI

III. METODOLOGI PENELITIAN. atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan

METODOLOGI PENELITIAN. dengan tujuan penelitian. Menurut (Kartini Kartono,1980:16) menyatakan :

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015,

Abstrak. menggiring bola dalam permainan sepak bola pada siswa putra kelas X SMA Muhammdiyah

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

KONTRIBUSI POWER LENGAN, POWER TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL LEMPAR LEMBING JURNAL. Oleh MARLINA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 17 Kota Jambi, kelas VII yang

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN 001 AIRTIRIS KECAMATAN KAMPAR JURNAL

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA SMAN 1 BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI JURNAL. Oleh RAHMAYATUN

Lampiran 1: Lembar Permohonan Pembimbing Tugas Akhir Skripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KONTRIBUSI POWER LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL ROLL BELAKANG. Jurnal. Oleh ENO IRDIANTO

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN GERAK DASAR RENANG GAYA DADA. (Jurnal) Oleh ALMAS AQMARINA PUTRI

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN

Journal of Sport Sciences and Fitness

III. METODOLOGI PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Penelitian ini

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD INPRES NO. 132 BUTTALE LENG KABUPATEN JENEPONTO

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PERSAMAAN KUADRAT

PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN METODE PART-WHOLE PRACTICE

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

KONTRIBUSI KELENTUKAN, KEKUATAN, PANJANG LENGAN DAN TUNGKAI TERHADAP HASIL BELAJAR KAYANG. (Jurnal Skripsi) Oleh SATRIA WIJAYA

KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KEMAMPUAN LAY-UP SHOOT. Jurnal. Oleh ANIS SUCIATY RAMIO

III. METODE PENELITIAN. Suatu penelitian akan dapat berhasil dan sesuai dengan adanya prosedur

` III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

THE EDUCATION OF HEALTH AND RECREATION TEACHERS TRAINING AND EDUCATION FACULTY RIAU UNIVERSITY

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN PASSING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian. digunakan untuk uji validitas instrumen.

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh. Meki Vahlevi

Perbedaan Persepsi Antara Siswa Sekolah Negeri Dan Swasta Terhadap Pembelajaran Guru Pendidikan Jasmani

MARPION SAPUTRA NIM

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN MERODA. Jurnal. Oleh MUHAMMAD GANDI MAULANA

III. METODOLOGI PENELITIAN. percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan faktafakta

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang terletak di Jl. Cendrawasih No. 20 Jember. Penelitian dilaksanakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN LOMPAT TANPA AWALAN MENGGUNAKAN ANGKLE WEIGHT TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA KELAS XI SMA N 8 MUARO JAMBI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keharmonisan keluarga dengan rasa percaya diri siswa di SMP Negeri 3 Kota

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

HUBUNGAN KECEPATAN LARI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMAN 2 XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

Lampiran 1 67

HUBUNGAN EKSPLOSIVE POWER TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS X TKJ I SMK NEGERI 7 KOTA PEKANBARU

HUBUNGAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR SERVICE BAWAH DALAM PEMBELAJARAN BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMK MUHAMMADIYAH KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

Andrianus Rio Elmino, Eka Supriatna, Ahmad Atiq Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP UNTAN

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

HUBUNGAN TINGGI BADAN, BERAT BADAN, VO2MAX

PENGARUH MODIFIKASI PERMAINAN TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA WALKING IN THE AIR (Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Geger, Madiun)

PENERAPAN MEDIA MINI SOCCER BALL TERHADAP PEMBELAJARAN SEPAK SILA PADA SEPAK TAKRAW SISWA KELAS V SD NEGERI KETABANG SURABAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh

PEMANFAATAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN BOX JUMP TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA FLOP

KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI CEPAT (SPRINT) 100 METER PUTRA

BAB IV HASIL PENELITIAN. Surabaya. Universitas ini beralamatkan di jl. Ketintang Surabaya.

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

JURNAL. Oleh ABDUL RASYID

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, TUNGKAI, BERAT BADAN, KESEIMBANGAN, DAN KOORDINASI DENGAN KEMAMPUAN MERODA. Jurnal. Oleh WINDY ANUGRAH KURNIAWAN

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, POWER LENGAN, KEKUATAN PERUT, DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN HANDSPRING JURNAL. Oleh CANDRA GAMALI PUTRA

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA KELAS XI SMA ISLAM BRAWIJAYA, SMA TARUNA NUSA HARAPAN, DAN SMA TAMAN SISWA DI KOTA MOJOKERTO

METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL BELAJAR LOMPAT JANGKIT SISWA SMAN 1 TAMAN Rian Rudhie Prasetya SY S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya, rian_pippo@yahoo.com Ali Maksum S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya Abstrak Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan oleh guru dari pendidikan sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Melalui pendidikan jasmani, siswa disosialisasikan kedalam aktivitas jasmani termasuk keterampilan olahraga, salah satunya pembelajaran gerak lompat jangkit. Untuk itu, diperlukan pengetahuan yang luas sehingga diketahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam melakukan lompatan, sehingga guru tidak akan mengalami kesulitan dalam melakukan perlakuan guna tercapainya siswa didik yang berprestasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil belajar lompat jangkit siswa SMAN 1 Taman, serta mengetahui besarnya sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap hasil belajar lompat jangkit siswa SMAN 1 Taman. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian pendekatan kuantitatif (non-eksperimen). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMAN 1 Taman, besar populasi 310 orang, untuk sampel peneliti menggunakan teknik random sampling. Dalam pengambilan data, peneliti melakukan tes dengan menggunakan alat Leg Dynamometer untuk mengetahui besar kekuatan otot tungkai kemudian tes selanjutnya adalah tes keterampilan lompat jangkit. Berdasarkan hasil penghitungan manual didapatkan bahwa hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil belajar lompat jangkit siswa SMAN 1 Taman adalah r hitung (0,820) > r tabel (0,355) dengan menggunakan taraf signifikan 5%. Sedangkan koefisien determinasi 67,24 hal tersebut berarti bahwa sumbangan variabel kekuatan otot tungkai dan hasil belajar lompat jangkit siswa SMAN 1 Taman adalah sebesar 67,24%, sedangkan sisanya 32,76% dipengaruhi oleh variabel lain. Dari perhitungan analisa data dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dan hasil belajar lompat jangkit siswa SMAN 1 Taman. Kata kunci : Kekuatan otot tungkai, hasil belajar lompat jangkit. Abstract Physical education is one of the subject study that giving by the teacher from education in the elementary school until senior high school. Pass through the physical education student get socialization physical activity that conclude on skill physical exercise one of them is teaching triple jump. Because like that, need more a wise knowledge, so we can know about all of the factor that give an influence to the result study of student in doing jump, so the teacher don t have any difficulties in the implementation to reached the great achievement of the student. This research have a purpose to know about the relationship between the strength of leg muscle with the study result of triple jump student of SMAN 1 Taman, and to know bigness contribution of leg muscle with the study result of triple jump student of SMAN 1 Taman. The kind of research that the researcher use is quantitative approach research, Population in observational it s student class XII SMAN 1 Taman, outgrow population 310 person, for the sample of researcher using random sampling technique. In getting the data, researcher doing the test with using Leg Dynamometer as tools to know the strength of leg muscle after that, is a test for a skilled triple jump. According to the result of manual counting found that the relationship between the strength of leg muscle with the result study of triple jump student of SMAN 1 Taman is r count (0,820) > r table (0,355) with using standard significant 5%. While the coefficient determination 67,24 this case have a meaning that the contribution of statistical variable of the strength of leg muscle with the result study of triple jump student of SMAN 1 Taman is 67,24% while the residue is 32,76% get influence from another statistical variable. From the counting data analyze get conclude that there is a relationship between the strength significant of leg muscle with the result study of triple jump students of SMAN 1 Taman. So the teacher can more easy in the giving treatment to reached a maximal achievement of the student. Keywords :The strength of leg muscle, the result study of triple jump. 55

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 55-59 PENDAHULUAN Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Dimana dalam pembelajarannya pendidikan jasmani tidak hanya terfokus pada pembelajaran fisik saja, melainkan mencangkup tiga aspek yang berbeda untuk dipelajari. Ketiga aspek tersebut diantaranya adalah aspek psikomotor, aspek kognitif, dan aspek afektif. Aspek psikomotor berkenaan dengan pengembangan gerak serta keterampilanketerampilan motorik, untuk aspek kognitif mencangkup perolehan pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan aspek afektif meliputi peningkatan nilai-nilai sosial dan pengembangan emosional. Berkaitan dengan pembelajaran yang mengedepankan aspek motorik, maka diperlukan suatu persyaratan kondisi fisik yang baik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Kondisi fisik adalah satu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan, baik peningkatan maupun memeliharanya. Setiap usaha peningkatan kondisi fisik harus mengembangkan komponen-komponen kondisi fisik, kondisi fisik itu sendiri menurut Wishewis (2011) terdiri atas beberapa komponen meliputi: 1) Strength (kekuatan), 2) Power (daya), 3) Speed (kecepatan), 4) Flexibility (kelentukan), 5) Agility (kelincahan), dan 6) Endurance (daya tahan). Atletik merupakan salah satu contoh materi pembelajaran dalam pendidikan jasmani yang mengutamakan aspek motorik. Atletik sendiri mempunyai kedudukan sebagai Mother of Sport, dimana gerakan-gerakannya yang begitu kompleks sehingga hampir semua jenis olahraga mengadopsi gerakan dari atletik. Atletik sendiri memiliki beberapa cabang, diantaranya ada cabang lari, lempar, dan lompat. Salah satu nomor lompat dalam cabang olahraga atletik yang termasuk dalam kurikulum SMA maupun SMK adalah lompat jangkit. Lompat jangkit sendiri merupakan olahraga yang memerlukan ketepatan koordinasi tubuh yang kompleks, kekuatan, dan keseimbangan. Berbeda dengan lompat jauh, lompat jangkit memiliki tiga jenis tolakan yang diantaranya adalah tolakan pada waktu berjingkat, tolakan pada waktu melangkah, dan tolakan pada waktu melompat. Secara garis besar lompat jangkit adalah suatu gerakan lompat yang merupakan rangkaian urutan gerak yang dilakukan dengan berjingkat, melangkah, dan melompat dalam usaha untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Melihat banyaknya koordinasi gerakan yang dilakukan dalam lompat jangkit, maka banyak faktor yang mempengaruhi guna menghasilkan gerakan yang benar dan hasil lompatan yang maksimal. Seorang pelompat jangkit harus mempunyai : (1) kaki yang kuat, (2) pergelangan kaki yang kuat, (3) lutut yang kuat, (4) tungkai yang kuat agar dapat memikul badan yang berat. (Adisasmita, 1992: 73) Seperti lompat jauh, lompat jangkit membutuhkan kecepatan dan kelenturan, namun kedua nomor tersebut berbeda dimana lompat jangkit melibatkan tiga lompatan berurutan, yang semuanya saling berkaitan. Untuk mencapai jarak sejauh mungkin, atlet harus mengimbangi usaha pada ketiga lompatan. Bentuk unik lainnya dari lompat jangkit adalah tuntutan yang besar pada kemampuan memantul (yaitu, kemampuan untuk melompat, mendarat, dan melompat lagi). Ini berarti pelompat jangkit tidak hanya haruslah seorang sprinter yang baik tapi juga memiliki kekuatan otot dan kelenturan untuk memantul pada tiga lompatan berurutan. (Gerry, 1997: 161) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dalam lompat jangkit banyak jenisnya. Sama seperti lompat jauh yang membutuhkan kecepatan dan kelenturan, namun yang paling dibutuhkan adalah kekuatan otot. Karena didalam serangkaian gerakan lompat jangkit sendiri terdapat tiga jenis tolakan yang harus dilakukan secara berurutan. Sehingga kekuatan otot tungkai kemungkinan besar bisa mempengaruhi hasil belajar dalam lompat jangkit. Anak yang memiliki kekuatan otot tungkai yang besar mungkin lebih mudah berhasil dalam kegiatan belajar lompat jangkit, karena anak tersebut akan lebih mudah melakukan tolakan serta lompatan yang jauh dalam lompat jangkit. Hal ini sudah barang tentu berbeda dengan anak yang kurang memiliki kekuatan pada otot tungkainya. Berdasarkan paparan diatas, peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai hubungan kekuatan otot tungkai dengan hasil belajar lompat jangkit. Karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul : Hubungan antara Kekuatan Otot Tungkai dengan Hasil Belajar Lompat Jangkit Siswa SMAN 1 Taman. Pemilihan tempat penelitian ini didasarkan pada sarana dan prasarana yang mendukung karena pada SMAN 1 Taman tersebut memiliki lintasan dan bak lompat jangkit. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan atau menggambarkan variabel dimana dibutuhkan adanya perhitungan-perhitungan terhadap data yang diperoleh. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen dimana peneliti sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk memberikan perlakuan atau melakukan manipulasi terhadap variabel yang mungkin 56

berperan dalam munculnya suatu gejala, karena gejala yang diamati telah terjadi. Dengan kata lain, penelitian ini tidak memberikan perlakuan, hanya meneliti sesuatu yang telah ada pada subyek. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan jenis penelitian korelasional, yaitu suatu penelitian yang menghubungkan satu atau lebih variabel bebas dengan satu variabel terikat tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut (Maksum. 2008 : 17). Dengan menggunakan analisis statistik Korelasi Product Moment yaitu digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel yang datanya berjenis interval atau rasio (Maksum. 2007 : 35). Adapun desain dalam penelitian ini menggunakan desain korelasional, model hubungan tersebut digambarkan sebagai berikut : X Keterangan : X : kekuatan otot tungkai Y : hasil belajar lompat jangkit Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMAN 1 Taman yang bejumlah 310 siswa yang terdiri dari 9 kelas. Sampel pada penelitian ini adalah 10% dari jumlah keseluruhan siswa yang berjumlah 310 siswa, maka didapati jumlah sampel sebanyak 31 siswa. Hal ini dilakukan atas pertimbangan dari Suharsimi (2006: 134) yang menyebutkan bahwa jika subyek penelitian lebih dari 100 orang maka pengambilan sampel bisa diantara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Random sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi individu yang menjadi anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Maksum, 2007: 32). Adapun variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel bebas: Kekuatan otot tungkai 2. Variabel terikat: Hasil belajar lompat jangkit Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Tes kekuatan otot tungkai yang menggunakan alat Leg Dynamometer. 2. Tes lompat jangkit dengan teknik dasar yang benar sesuai dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui kegiatan tes dan pengukuran untuk setiap variabel yang akan diberikan kepada subyek penelitian. Tes yang dimaksud adalah tes untuk memperoleh data tentang kekuatan otot tungkai dan hasil belajar lompat jangkit, sehingga menghasilkan data yang berupa angka-angka dari tes Y tersebut. Selanjutnya akan dilakukan proses analisis data berdasarkan hasil yang diperoleh dari tes tersebut. Adapun tahap-tahap pengumpulan sebagai berikut: 1. Sebelum tes dilaksanakan, subyek penelitian diberikan penjelasan untuk memperlancar pelaksanaan tes dan menjaga agar tidak terjadi kesalahan. 2. Sebelum tes dilaksanakan, subyek melakukan pemanasan secukupnya agar tidak terjadi cidera. 3. Peneliti memberikan penjelasan kepada guru yang membantu tentang cara melakukan atau mencatat hasil tes. Pelaksanaan tes sebagai berikut 1.) Tes Kekuatan Otot Tungkai a. Tujuan: Untuk mengetahui kekuatan otot tungkai. b. Alat: Leg Dynamometer dan alat tulis c. Persiapan: Subyek berdiri pada tumpuan Leg Dynamometer dengan lutut ditekuk bersudut kurang lebih 45 0 dan tubuh tegak, serta kedua tangan memegang tongkat pegangan pada alat Leg Dynamometer. d. Pelaksanaan: Dengan aba-aba Ya maka subyekmenarik tongkat pegangan secara maksimal dengan sendi lutut perlahan-lahan, kemudian hasilnya dapat dilihat pada jarum yang menunjukkan angka pada alat tersebut yang dinyatakan dalam satuan kilogram. Setiap siswa diberi dua kali kesempatan dan diambil salah satu skor yang terbaik. 2.) Tes Lompat Jangkit a. Tujuan: Untuk mengetahui jarak lompatan dan hasil belajar. b. Alat: Bak lompat jangkit, meteran dan alat tulis c. Persiapan: Subyek berdiri pada ujung lintasan awalan. d. Pelaksanaan: Subyek melakukan lompat jangkit yaitu melakukan awalan dengan berlari kemudian melakukan jingkatan pada balok tumpuhan lalu melangkah dilanjutkan dengan melompat, kemudian mendarat. Jarak lompatan dikur dengan satuan meter. Setiap siswa diberi dua kali kesempatan dan diambil salah satu skor yang terbaik. 57

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 55-59 Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pengambilan data, setelah data diperoleh maka data tersebut dianalisis dengan menggunakan rumus : 1. Mean atau rata-rata adalah angka yang diperoleh dengan membagi jumlah nilai-nilai dengan jumlah individu (Maksum, 2009: 16) M = X N Dimana, M = mean X = jumlah total nilai dalam distribusi N = jumlah individu 2. Standar Deviasi adalah penyimpangan suatu nilai dari mean (Maksum, 2009: 27) 3. Korelasi Product Moment, digunakan unuk menganalisis hubungan antara dua variabel yang datanya berjenis data interval atau rasio (Maksum, 2009: 37) 4. Koefisien Determinasi K = r 2. 100% keterangan : K= kofisien determinasi r = koefisien korelasi (Maksum. 2009: 39) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas tentang hasil penelitian dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kekuatan otot tungkai (X) dan variabel terikat adalah hasil belajar lompat jangkit (Y). Pengelolaan data dalam penelitian ini dilakukan dengan manual sedangkan pengelolaan data dengan program komputer SPSS dilakukan sebagai pembanding dari perhitungan yang dilakukan secara manual. Hal ini dimaksutkan agar perhitungan secara manual dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Hasil pengolahan data, baik secara manual maupun dengan komputer disajikan tersendiri pada lampiran dan uraian berikut ini menyajikan hasil pengolahan data. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 31 siswa, maka data yang diolah adalah data yang berasal dari 31 siswa. Tabel 1. Deskripsi Data dan Variabel Variabel N Min Max Mean Std. Deviasi Kekuatan Otot Tungkai (X) Hasil Lompatan (Y) 31 10 106 47.03 23.748 31 4.5 8.9 5.86 1.205 a. Rata-rata hasil tes kekuatan otot tungkai. diadakan perhitungan terhadap tingkat kekuatan otot tungkai dari 31 siswa subyek sampel didapat rata-rata hitung sebesar 47,03 dengan skor terendah 10, skor tertinggi 106, dan simpangan baku 23,748. b. Rata-rata hasil belajar lompat jangkit. diadakan perhitungan terhadap hasil belajar lompat jangkit dari 31 siswa subyek sampel didapat rata-rata hitung sebesar 5,86 m dengan skor terendah 4,5 m dan skor tertinggi 8,9 m serta simpangan baku 1,205. Tabel 2. Hasil Uji Normalitas (SPSS) Variabel Kekuatan Otot Tungkai a. Uji normalitas kekuatan otot tungkai Hasil Lompatan N 31 31 Normal Parameters a,b Std. 23.748 1.2057 Mean 47.03 5.865 Deviation Absolute.179.225 Most Extreme Positive.179.225 Differences Negative -.063 -.129 Kolmogorov-Smirnov Z.998 1.255 Asymp. Sig. (2-tailed).272.086 diadakan perhitungan terhadap kekuatan otot tungkai bahwa data tersebut normal, karena Asymp. Sig. (2- tailed) > 0,05 (0,272 > 0,05). b. Uji normalitas hasil belajar lompat jangkit diadakan perhitungan terhadap hasil belajar lompat jangkit bahwa data tersebut normal, karena Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 (0,086 > 0,05) 58

KekuatanOtotT ungkai Variabel Tabel 3. Korelasi (SPSS) HasilLompatan Dengan analisa Sig. (2-tailed) korelasi ini dimaksudkan untuk melihat derajat hubungan asosiasi antara 31 kekuatan 31 otot N tungkai dengan hasil belajar hasil belajar lompat jangkit siswa SMAN 1 Taman sebesar 0.820 dan harga ini tergolong signifikan. Dengan N = 31 didapat harga r tabel = 0,355 dan r hitung = 0,820 karena r hitung > r tabel yaitu (0,820 > 0,355) sehingga hubungan X dan Y signifikan Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil belajar lompat jangkit ada hubungan yang signifikan. Berdasarkan hasil penghitungan koefisien korelasi dapat dihitung besarnya sumbangan atau kontribusi kekuatan otot tungkai terhadap hasil belajar lompat jangkit dengan menggunakan koefisien determinasi (KD) sebagai berikut : KD = r 2 X 100% = (0,820) 2 X 100% = 0,6724 X 100% = 67,24% Kekuatan Otot Tungkai Hasil Lompatan Pearson 1.820 ** Correlation Sig. (2-tailed).000 N 31 31 Pearson.820 ** 1 Correlation.000 Dari penghitungan di atas berarti bahwa sumbangan variabel kekuatan otot tungkai dan hasil belajar lompat jangkit siswa SMAN 1 Taman adalah sebesar 67,24%, sedangkan sisanya 32,76% dipengaruhi oleh variabel lain seperti kecepatan dan kelenturan. Hasil penghitungan korelasi antara variabel dan koefisien determinasi di atas telah memberikan jawaban terhadap rumusan masalah yang diajikan dalam Bab I, yaitu (1) Apakah ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil belajar lompat jangkit pada siswa SMAN 1 Taman, (2) Apabila ada, berapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap hasil belajar lompat jangkit pada siswa SMAN 1 Taman. Dengan demikian diperoleh hipotesis yang berbunyi: Ada hubungan antara antara kekuatan otot tungkai dengan hasil belajar lompat jangkit pada siswa SMAN 1 Taman diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil belajar lompat jangkit pada siswa SMAN 1 Taman. Dan sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap hasil belajar lompat jangkit pada siswa SMAN 1 Taman sebesar 67,24%. PENUTUP Simpulan Berdasarkan analisis data pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil belajar lompat jangkit siswa SMAN 1 Taman. 2. Besar sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap hasil belajar lompat jangkit pada siswa SMAN 1 Taman sebesar 67,24%, sedangkan sisanya 32,76% dipengaruhi oleh variabel lain seperti kecepatan dan kelenturan. Saran Berdasarkan keseluruhan hasil dan pembahasan pada penelitian ini, maka diberikan beberapa saran yang diharapkan dapat memperbesar manfaat hasil penelitian ini. Adapun saran sebagai berikut : Diharapkan untuk guru dalam setiap melakukan pembelajaran pendidikan jasmani materi lompat jangkit agar memberikan perlakuan atau perhatian khusus terhadap kekuatan otot tungkai, untuk membantu siswa agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal dan memuaskan. DATAR PUSTAKA Adisasmita, Y. 1992. Olahraga Pilihan Atletik.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Carr, Garry A. 1991. Atletik Untuk Sekolah. Terjemahan oleh Eri Desmarini. 1997. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. IAAF Level I. 1993. Tehnik-Tehnik Atletik dan Tahaptahap Mengajarkan. Surabaya: IAAF Pendidikan Pelatihan dan Sistim Sertifikasi. Maksum, A. 2007. Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya: FIK-UNESA. Maksum, A. 2009. Statistik dalam Olahraga. Surabaya: FIK-UNESA. Syarifuddin, A. 1992. Atletik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Wishewise, Yenk. 2011. Kondisi Fisik dan Peranannya dalam Olahraga Prestasi. (Online), (http://yenkwishewise.blogspot.com/2011/04/kondisifisik-dan-peranannya-dalam.html, diakses 28 Mei 2011). 59