PENDEKATAN TEORITIS. Gambar 2 Sudut datang radiasi matahari pada permukaan horizontal (Lunde, 1980)

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMASI SUDUT ATAP DAN TINGGI DINDING PADA RUMAH KACA DI DAERAH TROPIKA DENGAN ALGORITMA GENETIK (AG) ENI SUMARNI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sudut Datang Radiasi Matahari pada Penutup Atap Greenhouse

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Self Dryer dengan kolektor terpisah. (sumber : L szl Imre, 2006).

ANALISIS SUDUT DATANG RADIASI MATAHARI DAN PENGEMBANGAN MODEL PINDAH PANAS PADA GREENHOUSE MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

TINJAUAN PUSTAKA Greenhouse Sebagai Lingkungan Tumbuh Tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar

Pemodelan Suhu Udara. di Dalam Rumah Tanaman

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk membuat agar bahan makanan menjadi awet. Prinsip dasar dari pengeringan

BAB IV PERHITUNGAN SOLAR COLLECTOR TYPE PARABOLIC TROUGH

KAJIAN TINGKAT KEMAMPUAN PENYERAPAN PANAS MATAHARI PADA ATAP BANGUNAN SENG BERWARNA

POLA ALIRAN TEMPERATUR PADA GEOMETRI BANGUNAN RUMAH KACA TIPE TEROWONGAN (Green House Tunnel Type ) 1

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SUDUT PASANG SOLAR WATER HEATER DALAM OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI DI DAERAH CILEGON

ANALISIS SUDUT DATANG RADIASI MATAHARI PADA ATAP GELOMBANG DAN PENDUGAAN TEMPERATUR UDARA DALAM GREENHOUSE

HIDROMETEOROLOGI TATAP MUKA KEEMPAT (RADIASI SURYA)

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

RADIASI MATAHARI DAN TEMPERATUR

5.1. Perhitungan Radiasi Surya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Proses perpindahan panas secara konduksi Sumber : (maslatip.com)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pembenihan Ikan. 2.2 Pengaruh Suhu Terhadap Ikan

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN KONVERSI ENERGI SURYA MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN MODEL ELEVATED SOLAR TOWER

Kajian 2: 3. ANALISIS RADIASI SURYA DI DALAM RUMAH PLASTIK

Universitas Mercu Buana 49

Analisis performansi kolektor surya terkonsentrasi menggunakan receiver berbentuk silinder

OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI PADA SOLAR WATER HEATER MENGGUNAKAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V RADIASI. q= T 4 T 4

Radiasi ekstraterestrial pada bidang horizontal untuk periode 1 jam

TEKNOLOGI ALAT PENGERING SURYA UNTUK HASIL PERTANIAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR BERPENUTUP MIRING

Perpindahan Panas Konveksi. Perpindahan panas konveksi bebas pada plat tegak, datar, dimiringkan,silinder dan bola

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

BAB V KESIMPULAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SUDUT DATANG RADIASI MATAHARI PADA ATAP GELOMBANG DAN PENDUGAAN TEMPERATUR UDARA DALAM GREENHOUSE

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T in = 30 O C. 2. Temperatur udara keluar kolektor (T out ). T out = 70 O C.

KARAKTERISTIK KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR DENGAN VARIASI JARAK PENUTUP DAN SUDUT KEMIRINGAN KOLEKTOR

Derajat dari reaksi biokimia pada suatu organisme dipengaruhi oleh:

Grafik tegangan (chanel 1) terhadap suhu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Alat Pengering Yang Digunakan Deskripsi alat pengering yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

PENGARUH BENTUK PLAT ARBSORBER PADA SOLAR WATER HEATER TERHADAP EFISIENSI KOLEKTOR. Galuh Renggani Wilis ST.,MT. ABSTRAK

Klimatologi. 1. Energi Pancaran 2. Karakteristik 3. Penerimaan Energi Pancaran 4. Neraca Energi. Meteorology for better life

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Evaluasi atap bangunan studi kasus terhadap nilai RTTV

benar kering. Kandungan uap air dalam udara pada untuk suatu keperluan harus dibuang atau malah ditambahkan. Pada bagan psikometrik ada dua hal yang p

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam

Pemanasan Bumi. Suhu dan Perpindahan Panas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan

ANALISA KARAKTERISTIK ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNG PARABOLA

SKRIPSI ANALISA PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA PELAT BERGELOMBANG UNTUK PENGERING BUNGA KAMBOJA DENGAN EMPAT SISI KOLEKTOR. Oleh :

PENGUJIAN PERFORMANSI MESIN PENGERING PRODUK PERTANIAN SISTEM TENAGA SURYA TIPE KOLEKTOR BERSIRIP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja

Konduksi Mantap 2-D. Shinta Rosalia Dewi

ANALISIS SUDUT DATANG RADIASI MATAHARI DAN PENGEMBANGAN MODEL PINDAH PANAS PADA GREENHOUSE MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Efisiensi Prototype Solar Collector Jenis Parabolic Trough dengan Menggunakan Cover Glass Tube pada Pipa Absorber

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Kelima (SUHU UDARA)

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

PENGARUH BENTUK DAN OPTIMASI LUASAN PERMUKAAN PELAT PENYERAP TERHADAP EFISIENSI SOLAR WATER HEATER ABSTRAK

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

SIDANG TUGAS AKHIR. Validita R. Nisa

SISTEM DISTILASI AIR LAUT TENAGA SURYA MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN TIPE KACA PENUTUP MIRING

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERNYATAAN... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR...

Peningkatan Efisiensi Absorbsi Radiasi Matahari pada Solar Water Heater dengan Pelapisan Warna Hitam

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE

Analisa Kinerja Alat Destilasi Penghasil Air Tawar dengan Sistem Evaporasi Uap Tenaga Surya

BAB III TINJAUAN KHUSUS

PENGANTAR PINDAH PANAS

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Iklim Mikro Rumah Tanaman Daerah Tropika Basah

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK SIMULASI SATU UNIT MESIN PENDINGIN SIKLUS ADSORPSI YANG DIGERAKKAN ENERGI SURYA DENGAN LUAS KOLEKTOR 1,5 m 2

Preparasi pengukuran suhu kolektor surya dan fluida kerja dengan Datapaq Easytrack2 System

Pengaruh Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa Terhadap Performansi Kolektor Surya Plat Datar

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

Penggunaan greenhouse dalam budidaya tanaman merupakan salah satu cara untuk memberikan lingkungan yang lebih mendekati kondisi optimum bagi

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Bab 14 Kenyamanan Termal. Kenyaman termal

PEMBUATAN KOLEKTOR PELAT DATAR SEBAGAI PEMANAS AIR ENERGI SURYA DENGAN JUMLAH PENUTUP SATU LAPIS DAN DUA LAPIS

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Energi Matahari

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

Transkripsi:

PENDEKATAN TEORITIS Radiasi Matahari pada Bidang Horisontal Matahari merupakan sumber energi terbesar. Radiasi matahari yang sampai permukaan bumi ada yang diserap dan dipantulkan kembali. Dua komponen radiasi matahari adalah radiasi langsung (direct radiation) dan radiasi diffuse (W/m 2 ) (Takakura, 1989). Radiasi matahari langsung adalah radiasi matahari yang dipancarkan tanpa di baurkan. Radiasi matahari diffuse radiasi matahari langsung yang dibaurkan (Duffie dan Beckman, 1980). Ketinggian matahari (α), sudut datang radiasi matahari sesaat pada permukaan (θ) dan azimut matahari (ψ) mempengaruhi besar sudut datang radiasi matahari (Esmay et al., 1986). Gambar 2 memperlihatkan sudut datang radiasi matahari pada permukaan horisontal. Gambar 2 Sudut datang radiasi matahari pada permukaan horizontal (Lunde, 1980) Sudut datang radiasi matahari (θ) pada permukaan penutup greenhouse bergantung arah orientasi atap dan altitude matahari (Esmay et al., 1986; Duffie dan Beckman, 1980). Altitude matahari (α) di suatu tempat pada latitude (φ) dapat diketahui dengan persamaan: sin α = cosφ cosδ cos h + sinφ sinδ...(1) 13

δ merupakan deklinasi matahari dalam derajat dan ω merupakan sudut jam matahari. Deklinasi matahari adalah sudut yang dibentuk oleh matahari dengan bidang equator yang setiap saat dapat diperkirakan (Jansen, 1995; Duffie dan Beckman, 1980; Esmay et al., 1986). Deklinasi surya diduga dengan persamaan berikut (Cooper, 1969): 284+ n δ = 23.45sin 360...(2) 365 Sudut jam matahari besarnya 15 o per jam, negatif pada pagi hari, sama dengan nol pada siang hari dan positif pada sore hari. n merupakan hari dari tahun yang bersangkutan (Julian Day). Sudut jam matahari wilayah Indonesia bagian barat dengan lokasi pada longitude adalah: LGT 105 h = ( WIB 12) + + EQT x15 15...(3) EQT merupakan persamaan waktu menurut Caruthers et al. (1990) adalah: EQT = 5.0323 100.976sin 430.847 cos ( t) + 595.275sin (2t) + 3.6858sin ( 3t ) 12.47sin( 4t) () t + 12.5024cos( 2t) + 18.25cos( 3t )...(4) dimana t = (279.134+0.985647n) 14

Radiasi Matahari pada Penutup Atap Gambar 3 Sudut datang radiasi matahari pada atap bangunan berorientasi timurbarat (Esmay et al., 1983) Gambar 3 memperlihatkan sudut datang radiasi matahari pada kemiringan atap bangunan berorientasi timur-barat di belahan bumi utara. K adalah cosinus dari sudut radiasi matahari. Atap yang menghadap utara dengan sudut kemiringan β terhadap horisontal nilai K dapat dihitung dengan persamaan(esmay et al.,1983): o ( β α ) K = cos 90...(5) u Atap yang menghadap selatan adalah: o ( + β α ) K = cos 90...(6) s Kosinus sudut datang radiasi matahari untuk penutup greenhouse tipe standard peak, K sp adalah: K sp = (K u + K s )/2...(7) 15

Sudut datang radiasi matahari pada kemiringan atap bangunan berorientasi utara-selatan dapat dilihat pada Gambar 4. Nilai K dari atap yang menghadap timur dan barat dapat diperoleh dengan persamaan berikut (Esmay et al.,1986): ( 90 α ) cos β K K = cos...(8) u = s Gambar 4 Sudut radiasi matahari pada kemiringan atap berorientasi Utara-Selatan (Esmay et al., 1983) Pindah Panas dalam Greenhouse Bangunan greenhouse mendapatkan panas dan kehilangan panas melalui peristiwa perpindahan panas secara radiasi, konveksi dan konduksi. Skema proses perpindahan panas pada greenhouse dapat dilihat pada Gambar 5. Pindah panas diasumsikan terjadi dalam kondisi quasi steady state, yaitu suhu udara dan sifat fisik udara dianggap tidak mengalami perubahan selama interval waktu pengukuran, dan nilainya berubah sesaat sebelum bergerak ke interval waktu berikutnya. 16

Radiasi gelombang pendek Ventilasi alamiah Ventilasi alamiah Evaporasi Reradiasi gelombang panjang (terperangkap) Konduksi Radiasi gelombang panjang Konveksi Konveksi Gambar 5 Lingkungan termal greenhouse Suhu udara penutup greenhouse (T c ), suhu udara dalam greenhouse (T in ), dan lapisan tanah (T f dan T z1 ) dihiitung dari kondisi batas suhu udara di luar greenhouse (T out ) dan suhu udara di bawah lapisan tanah (T BL ). Perpindahan panas antar lapisan menurut Bot (2001) adalah: Penutup Greenhouse dengan Udara Luar Panas konveksi yang terjadi dari penutup ke udara luar karena pengaruh angin diasumsikan sebagai konveksi paksa, sehingga kecepatan angin di luargreenhouse (WS) sangat berpengaruh dan dijadikan input setiap jam. Koefisien pindah panas konveksi karena pengaruh angin (h w ) pada permukaan datar adalah: h w = 5.7 + 3.8 WS...(9) Pindah panas radiasi thermal dengan langit dihitung dengan persamaan berikut: R 4 4 ( T + 273 ) ( T + 273 ) t = SBC x Absc2 x c sky )...(10) 17

Absc 2 adalah absorptivitas bahan penutup terhadap gelombang panjang. T sky tidak diukur, tetapi didekati dengan persamaan berikut (Duffie et al., 1974): sky 1.5 0.0552 x Tout T =...(11) Radiasi matahari yang diperhitungkan merupakan radiasi matahari pada permukaan horizontal dikalikan dengan sudut datang penutup greenhouse (K) dan absorptivitas bahan penutup terhadap radiasi gelombang pendek (Absc 1 ) seperti persamaan berikut: R = RAD x Absc 1 x K...(12) Penutup Greenhouse dengan Udara Dalam Pindah panas konveksi yang terjadi karena perbedaan suhu udara penutup greenhouse dan udara dalam (konveksi bebas) dan pergerakan udara dalam greenhouse karena ventilasi dan sirkulasi udara (konveksi paksa), sehingga konveksi paksa menjadi dominan (Bot, 2001). h i dapat diketahui dengan persamaan berikut (Holman, 1994): 1 ( T T )/ )4 h = 1.30 x L...(13) i c in Pindah panas radiasi thermal dihitung dengan perkalian antar konstanta Boltzman dengan suhu udara absolut penutup greenhouse dan suhu udara absolut komponen tidak tembus cahaya. Permukaan Lantai dengan Udara dalam Greenhouse Pindah panas yang terjadi adalah pindah panas konveksi dengan koefisien pindah panas (h f )besarnya hampir sama dengan h i (Bot, 2001). Permukaan Lantai dengan Lapisan Tanah Pindah panas yang terjadi adalah pindah panas konduksi. Jika tanah dan lantai diasumsikan satu blok tanah maka yang dihitung adalah rata-rata suhu udara lapisan tanah. Kondisi quasi steady state, lapisan tanah dibagi menjadi dua lapisan yaitu lapisan pertama adalah lapisan permukaan tanah (Z o ) dan lapisan kedua 18

adalah lapisan tanah sampai kedalaman tertentu(z1) yang temperaturnya diketahui (T BL ) (Hillel, 1998). Pertukaran Udara Langsung antara Udara Dalam dan Udara Luar melalui Ventilasi Menurut Bot (2001), koefisien pindah panas akibat pengaruh ventilasi (h v ) didekati dengan persamaan: h v = V air x C a...(14) V air = E x A x V x ε V air adalah flux volume pertukaran udara (m 3 /s) dan C a adalah panas jenis udara (kj/m 3o C), A adalah luas bukaan (m 2 ), E adalah koefisien angin tegak lurus terhadap bukaan (0.3 sampai 0.6) (Esmay dan Dixon, 1986), V adalah kecepatan angin (m/s) dan ε adalah porositas kasa. Sesuai dengan pindah panas yang terjadi antara ketiga elemen dalam sistem dan mengasumsikan bahwa semua elemen adalah homogen secara horisontal dan vertikal, maka persamaan kesetimbangan panas yang terjadi pada setiap elemen per satuan luas adalah sebagai berikut: Kesetimbangan Panas pada Lapisan Penutup Per Satuan Luas C c x TH c x dtc/dt = ((RAD x Ab sc1 x K) + SBC x Ab sc2 x ((T c + 273 ) 4 - (T sky +273) 4 ) -h i x (T c -T in ) h w (T c -T out )...(15) Kesetimbangan Panas pada Udara Dalam Per Satuan Luas C a x AH x dtin/dt =h i x r x (T c -T in )+ h f x (T f -T in )+ h v x (T out -T in )...(16) Radiasi matahari yang ditransmisikan ke dalam greenhouse dan diserap oleh tanaman kemudian dilepaskan ke udara dalam greenhouse sebagai panas sensibel. Besarnya radiasi diperkirakan 0.33 dan 0.67 sisanya untuk evaporasi tanaman (Bot, 2001). Nilai radiasi tersebut tidak dipertimbangkan dalam simulasi karena greenhouse yang dianalisis tanpa tanaman. 19

Kesetimbangan Panas pada Permukaan Lantai Per Satuan Luas C f x z o x dt/dt =Abss x RAD x T polycarbonate x K - 2 x k s x (T f -T z1 )/ (zo+z1) h i x (T f -T in ) SBC x E ms x ((T f +273) 4 -(T c +273) 4 )...(17) Kesetimbangan Panas pada Lapisan Tanah Per Satuan Luas C f x zl x dt zl /dt = 2 x k s x (T f -T zl )/ (zo+zl) + 2 x k s x (T BL -T zl )/zl...(18) 20