BAB III METODOLOGI 3.1. Tinjauan Umum 3.2. Tahap Penyusunan Tugas Akhir

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI. 3.1 Diagram Alir Kerangka Pikir Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Identifikasi Masalah. Pengamatan Pendahuluan

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH KINERJA JEMBATAN TIMBANG KLEPU TERHADAP KONDISI RUAS JALAN SEMARANG - BAWEN (KM 17 KM 25)

PENGARUH KINERJA JEMBATAN TIMBANG KATONSARI TERHADAP KONDISI RUAS JALAN DEMAK KUDUS (Km 29 Km 36)

BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR. perumahan Puri Botanical Residence di jl. Joglo Jakarta barat. ditanah seluas 4058

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Studi Literatur. Pengumpulan Data Sekunder. Rekapitulasi Data. Pengolahan Data.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS. kendaraan yang melanggar dan kendaraan tidak melanggar)

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data

BAB V EVALUASI. Tabel 5.1 Data Tanah Ruas Jalan Rembang - Bulu (Batas Jawa Timur) Optimum Maximum. Specific Water Dry Density

PENGARUH KELEBIHAN BEBAN TERHADAP UMUR RENCANA JALAN

BAB 3 METODOLOGI PENULISAN. program sebagai alat bantu adalah sbb: a. Penyelesaian perhitungan menggunakan alat bantu software komputer untuk

BAB III LANDASAN TEORI. jalan, diperlukan pelapisan ulang (overlay) pada daerah - daerah yang mengalami

BAB III METODA PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR KONSTRUKSI JALAN RAYA. 1. Nama Proyek : Pembangunan Jalan Spine Road III Bukit Sentul

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN DAN ASPHALT INSTITUTE

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

ANALISIS TEBAL LAPISAN PERKERASAN LENTUR JALAN LINGKAR MAJALAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN SNI

BAB III METODOLOGI III-1

BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

Menetapkan Tebal Lapis Perkerasan

STUDI BANDING DESAIN TEBAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE SNI F DAN Pt T B

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB V VERIFIKASI PROGRAM

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR i DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN..

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Metode Analisa Komponen

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN UNGARAN - CANGKIRAN. (Design Increasing Ungaran Cangkiran of Road)

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian

PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN PANDAN ARUM - PACET STA STA KABUPATEN MOJOKERTO JAWA TIMUR

PENGARUH KENDARAAN ANGKUTAN BARANG MUATAN LEBIH (OVER LOAD) PADA PERKERASAN DAN UMUR JALAN

BAB IV STUDI KASUS BAB 4 STUDI KASUS

ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan KATA PENGANTAR

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DI RUAS JALAN KALIURANG YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM KM JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR

DAFTARISI HALAMAN JUDUL. LEMBAR PENGESAHAN. 11 KATA PENGANTAR... III DAFTAR lsi... DAFTAR GAMBAR... IX INTISARI BAD I PENDAHULUAN...

Dalam perencanaan lapis perkerasan suatu jalan sangat perlu diperhatikan, bahwa bukan cuma karakteristik

STUDI KARAKTERISTIK PENENTUAN TINGKAT PEMBEBANAN KENDARAAN TERHADAP TEBAL LAPIS PERKERASAN JALAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN REMBANG-BULU (BATAS JAWA TIMUR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Oleh NRP :

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

PROGRAM KOMPUTER UNTUK DESAIN PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA

STUDI PENGARUH PENGAMBILAN ANGKA EKIVALEN BEBAN KENDARAAN PADA PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN FLEKSIBEL DI JALAN MANADO BITUNG

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian B. Rumusan Masalah

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kajian Pustaka Ulasan Pustaka Terhadap Penelitian Ini Ringkasan Penelitian Lain...

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN CIJELAG - CIKAMURANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE AASTHO 93

Perbandingan Perencanaan Tebal Lapis Tambah Metode Bina Marga 1983 dan Bina Marga 2011

Bab III Metodologi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari senin, hari kamis dan hari

BAB III METODOLOGI III 1

ANALISA BEBAN KENDARAAN TERHADAP DERAJAT KERUSAKAN JALAN DAN UMUR SISA

ANALISIS SUSUNAN PERKERASAN JALAN PADA TIGA RUAS JALAN ARTERI DI SEMARANG

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

TUGAS AKHIR EVALUASI PERANCANGAN TEBAL PERKERASAN JALAN DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN DAN METODE AUSTROADS MENGGUNAKAN PROGRAM KENPAVE

BAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder

BAB IV PERENCANAAN. Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI

(STRENGTH AND LIFE DESIGN ANALYSIS FOR SEMARANG-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN SELATAN-SELATAN CILACAP RUAS SIDAREJA - JERUKLEGI

KOMPARASI TEBAL PERKERASAN LENTUR METODE AASHTO 1993 DENGAN METODE BINA MARGA

Dosen Program Studi Teknik Sipil D-3 Fakultas Teknik Universitas riau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Benkelman Beam Pada Ruas Jalan Kabupaten Dairi-Dolok Sanggul, Sumatera Utara

BAB III METODE PERENCANAAN. 1. Metode observasi dalam hal ini yang sangat membantu dalam mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN PERKERASAN CONCRETE BLOCK DAN ESTIMASI BIAYA

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016

B2 STA STA KM

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN GARENDONG-JANALA

LEMBAR PENGESAHAN. TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LINGKAR SELATAN SEMARANG ( Design of Semarang Southern Ringroad )

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh:

PERANCANGAN TEBAL PERKERASAN DAN ESTIMASI BIAYA JALAN RAYA LAWEAN SUKAPURA ( PROBOLINGGO )

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN RUAS JALAN BLORA - CEPU

FASILITAS PEJALAN KAKI

BAB III LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement

BAB III LANDASAN TEORI. Pada metode Bina Marga (BM) ini jenis kerusakan yang perlu diperhatikan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Mulai. Persiapan. Identifikasi Masalah dan Kebutuhan Data. Pengumpulan Data. 1. Kondisi Data Primer eksisting : jalan, meliputi :

METODOLOGI. Kata Kunci--Perkerasan Lentur, CTB, Analisa dan Evaluasi Ekonomi. I. PENDAHULUAN

ANALISIS TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN SKBI 1987 BINA MARGA DAN METODE AASHTO

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Konsep penelitian ini adalah untuk mendapatkan tebal lapis perkerasan dengan

Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MUHAMMAD ALKHAIRI NIM:

Parameter perhitungan

Tugas Akhir 2012 BAB IV METODOLOGI

III. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang

Agus Surandono 1) Rivan Rinaldi 2)

PENGGUNAAN METODE CAKAR AYAM MODIFIKASI SEBAGAI SOLUSI PEMBANGUNAN JALAN DI ATAS TANAH EKSPANSIF

ANALISA PENGARUH MUATAN BERLEBIH TERHADAP UMUR RENCANA PERKERASAN JALAN

Transkripsi:

54 BAB III METODOLOGI 3.1. Tinjauan Umum Untuk membantu dalam proses penyelesaian Tugas Akhir maka perlu dibuat suatu pedoman kerja yang matang, sehingga waktu untuk menyelesaikan laporan Tugas Akhir dapat terencana dengan baik dan tercapainya sasaran penulisan Tugas Akhir sesuai dengan bobot persoalan yang diangkat. Agar pekerjaan berjalan efektif maka perlu dibuat suatu pedoman umum, berupa alur kerja yang efisien namun dapat menjawab semua permasalahan yang akan ditinjau. Dalam penulisan ini, terlebih dahulu dikumpulkan data aktual mengenai karakteristik jembatan timbang Klepu dan mengenai kondisi perkerasan ruas jalan Semarang Bawen serta volume lalu-lintas yang menggunakan ruas jalan tersebut. 3.2. Tahap Penyusunan Tugas Akhir Diagram alir Tugas Akhir merupakan suatu kerangka dasar yang membentuk alur kerja dan berfungsi sebagai pedoman umum untuk membantu proses penyusunan Tugas Akhir. Kerangka dan prosedur pengerjaan Tugas Akhir dengan judul Pengaruh Kinerja Jembatan Timbang Klepu Terhadap Ruas Jalan Semarang Bawen (KM 17 KM 25) dapat diterangkan dalam diagram alir sebagai berikut :

55

Gambar 3.1. Bagan Alir Metodologi 56

57 3.3. Pendekatan Studi Penggunaan pendekatan studi bertujuan untuk memberikan suatu batasan terhadap sudut pandang di dalam melakukan analisis pada tahap berikutnya. Pada studi kali ini, pendekatan yang dilakukan meliputi : 1. Pendekatan Sistem Aktifitas Pendekatan ini lebih difokuskan pada aktifitas yang dilakukan oleh jembatan timbang yang berfungsi sebagai kontrol terhadap kelebihan muatan. Melalui pendekatan ini diharapkan dapat diketahui sejauh mana tingkat pemanfaatan dan fungsi jembatan timbang sebagai tempat penimbangan berat muatan angkutan barang. 2. Pendekatan Kebijakan Pemerintah Pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui apakah kebijakan yang ada sesuai dengan tingkat kebutuhan dan kondisi yang diharapkan. Secara garis besar, pelaksanaan studi meliputi beberapa bagian : a. Melakukan pengamatan terhadap kondisi jalan yang berada di ruas jalan Semarang Bawen guna mengetahui kondisi jalan akibat beban berlebih dan seberapa besar manfaat jembatan timbang terhadap kondisi jalan. b. Mengkaji kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah mengenai pengendalian kelebihan muatan serta pengoperasian jembatan timbang sebagai tempat penimbangan dan pengawasan angkutan barang yang terjadi di lapangan. c. Mengidentifikasi karakteristik jembatan timbang dan jalan yang ada. d. Membandingkan antara kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah mengenai pengendalian kelebihan muatan dengan kinerja jembatan timbang yang ada di lapangan guna mengetahui hal-hal apa yang selama ini kurang diperhatikan yang pada akhirnya menjadi penyebab kerusakan pada ruas jalan Semarang - Bawen.

58 3.4. Metodologi Studi 3.4.1. Kebutuhan dan Sumber Data Dalam penyusunan tugas akhir ini, kebutuhan dan sumber data dapat dilihat dalam Tabel 3.1 di bawah ini : No Jenis Data yang dibutuhkan Tabel 3.1. Kebutuhan dan Sumber Data Kegunaan Teknik Survai Sumber Data 1 Kebijakan Pemerintah mengenai jembatan timbang Mengetahui karakteristik, manfaat, dan operasional jembatan timbang Sekunder Peraturan pemerintah dan perundangundangan Mengetahui lokasi, 2 Karakteristik jembatan timbang fasilitas, kondisi, serta kinerja jembatan Sekunder DLLAJ timbang Mengetahui 3 Karakteristik Lintas Barang Lalu karakteristik lalu lintas barang yang melalui Sekunder DLLAJ jembatan timbang Mengetahui 4 Karakteristik Jalan persyaratan jalan Sekunder DPU dan Bina Marga yang harus dipenuhi 5 LHR Mengetahui volume lalu lintas yang melalui ruas jalan yang ditinjau Primer Pencatatan LHR di ruas jalan yang ditinjau Sumber : Kebutuhan Analisis

59 3.4.2. Metode Pengumpulan Data 3.4.2.1 Data Primer Sumber data primer diperoleh dengan cara pengamatan langsung di lapangan terhadap berbagai aspek yang berhubungan dengan penyusunan Tugas Akhir ini. Sumber data primer yang didapatkan dengan mengadakan pengamatan langsung di lapangan yaitu : a. Pencatatan penimbangan angkutan barang yang melewati ruas jalan Semarang- Bawen. Dari pencatatan ini diperoleh data utama untuk mengetahui berapa muatan yang diangkut oleh angkutan barang dan beberapa kelebihan muatan yang terjadi. Data ini akan dianalisa untuk melihat pengaruh kelebihan muatan terhadap kondisi kerusakan pada jalan yang diamati. b. Survai terhadap kondisi jalan Kondisi jalan yang dilihat adalah kondisi perkerasan jalan saat ini. Hal ini dilakukan dengan melihat dan menilai secara langsung bagaimana kondisi perkerasan yang ada. c. Survai Lalu Lintas Survai LHR dilakukan terhadap angkutan barang yang masuk jembatan timbang. Dari hasil survai LHR merupakan data primer yang akan digunakan untuk mencari besarnya prosentase kendaraan yang masuk jembatan timbang terhadap LHR ruas jalan yang diamati. Data yang didapat dengan menghitung jumlah kendaraan yang lewat di suatu titik persimpangan (Traffic Counting). Tujuannya adalah untuk mengetahui jumlah tiap jenis kendaraan yang masuk dan keluar dari kota Semarang serta pola arus yang dituju. Perhitungan dilakukan 1 24 jam yang dimulai pada pukul 06.00 06.00 hari berikutnya. Survai ini terbagi dalam beberapa titik pengamatan diantaranya : i. Pengamatan dilakukan di jalan Soekarno-Hatta tepatnya di pertigaan Pasar Karangjati. ii. Pengamatan dilakukan di jalan Perintis Kemerdekaan (Perbatasan antara Kota Ungaran dan Kota Semarang).

60 3.4.2.2 Data Sekunder Data sekunder merupakan data pendukung yang diperoleh berdasarkan kajian laporan, jurnal ataupun data dari instansi terkait antara lain : P2JJ (Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Propinsi Jateng), DLLAJ (Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan) dan DPU Bina Marga. Data-data yang diperlukan adalah : a. Data dari P2JJ (Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan) i. Data kondisi tanah (CBR), digunakan untuk mencari nilai Daya Dukung Tanah ii. Data laporan akhir kondisi aspal iii. Data peningkatan ruas jalan Semarang - Bawen b. Data dari DLLAJ (Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan) i. Data lalu lintas barang yang melalui jembatan timbang ii. Laporan hasil penimbangan dan pelanggaran kelebihan muatan di jembatan timbang iii. Data tentang peraturan muatan JBB (Jumlah Berat yang diperbolehkan) dan JBI (Jumlah Berat yang Diijinkan) iv. Data tentang literatur jembatan timbang c. Data dari DPU Bina Marga i. Data geometrik jalan Semarang - Bawen ii. Data jaringan jalan Kabupaten Semarang iii. Data kondisi perkerasan jalan Semarang - Bawen iv. Data LHR v. Data Tindakan Penanganan Kerusakan Jalan Semarang Bawen. 3.4.3. Kebutuhan Survai Dalam melakukan survai TC (Traffic Counting) di beberapa titik di ruas jalan Arteri Primer Semarang Bawen, penulis membutuhkan beberapa tenaga pembantu sebab dalam melakukan pengamatan di ruas jalan tersebut dibutuhkan waktu dan jam yang sama.

61 Berikut peralatan yang digunakan dalam melakukan survai lalu lintas di ruas jalan Semarang Bawen, diantaranya : 1. Formulir Survai 2. Alat Tulis (untuk pencatatan data) 3. Tally Counter (alat ini digunakan untuk menghitung arus lallu lintas dengan kemampuan menghitung s/d 9999 kendaraan. 4. Alat Komunikasi 5. Jam Tangan 6. Kertas HVS 3.4.4. Waktu Pelaksanaan Survai Survai LHR pada ruas jalan Semarang Bawen dilakukan pada hari Kamis, tanggal 18 September 2008 pada pukul 06.00 06.00 hari berikutnya. Sedangkan survai yang dilakukan pada jembatan timbang Klepu dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 15 Oktober 2008. 3.4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data Dalam metoda ini penulis menganalisa data yang didapat dari hasil pengamatan di lapangan, dengan dasar literatur yang sudah dipelajari yaitu analisa terhadap indeks permukaan jalan dan analisa kepekaan perkerasan jalan akibat variasi beban. 3.4.5.1 Analisis Terhadap Indeks Permukaan (IP) Jalan Analisis ini dilkukan dengan mengkaji data pelanggaran kelebihan muatan yang ada di jembatan timbang. Dari analisis tersebut akan diperoleh penurunan nilai Indeks Permukaan jalan selama masa umur layanan jalan. Adapun langkah perhitungan yang dilakukan adalah a. Menghitung Lintas Ekivalen Permulaan dan Lintas Ekivalen Akhir per tahun dari awal umur rencana. LEP = LHR C E b. Menghitung Lintas Ekivalen Tengah dan Lintas Ekivalen Rencana.

62 LET = ½ (LEP + LEA) LER = LET (UR / 10) c. Menghitung Log N, dengan rumus Log N = (LER x 360 x 10) d. Mencari nilai Gt dengan rumus : Gt LogNt18 9,36 log( ITP 1) 0,20 1094 0,40 ( ITP 1) 5,19 log( FR) 0,372 ( DDT 3,0) e. Menentukan nilai Indeks Permukaan Awal (IPo) dari jenis lapis perkerasan jalan yang digunakan. f. Mencari nilai Indeks Permukaan Akhir (IPt) dengan rumus : Gt = log (IPo - IPt) / (IPo - 1,5) g. Membuat grafik penurunan IPt untuk beban standar dan untuk beban berlebih 3.4.5.2 Analisa Kepekaan Perkerasan Jalan Akibat Variasi Beban Analisa kepekaan merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dan reaksi dari lapis perkerasan akibat variasi beban berdasarkan kebijakan Perda tentang toleransi kelebihan muatan yaitu kelebihan muatan maksimal 30% dari Jumlah Berat yang diijinkan (JBI). Reaksi atau respon perkerasan yang ditimbulkan adalah berupa peningkatan nilai ITP dari nilai ITP beban standar dan penurunan umur rencana. Adapun langkah-langkah perhitungan yang dilakukan adalah a. Mencari angka ekivalen masing-masing jenis truk untuk berbagai variasi beban, dengan cara : i. Mencari besar muatan standar (ijin yaitu muatan 100%) Beban muatan standar = JBI maksimum berat kendaraan maksimum. JBI maksimum dan berat kendaraan maksimum dari data hasil penimbangan di lapangan. ii. Berat muatan dikalikan dengan masing-masing variasi beban iii. Hasil perkalian ditambah berat kendaraan rata-rata iv. Hitungan angka ekivalen

63 b. Menghitung LET, LER, dan ITP untuk tiap beban c. Menghitung prosentase dari tiap Indeks Tebal Perkerasan (ITP) di mana Indeks Tebal Perkerasan (ITP) standar adalah 100%. d. Mencari pengaruh beban lebih terhadap umur rencana UR i = (LER beban standar / LET i ) 10 e. Membuat grafik hubungan variasi beban dengan ITP dan Umur Rencana 3.4.5.3 Analisis Pengaruh Besarnya Lendutan Terhadap Penurunan Umur Rencana (UR) Analisa besarnya lendutan balik di lapangan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh besarnya lendutan balik secara riil di lapangan terhadap penurunan sisa umur jalan akibat lendutan balik tersebut. Dari analisis tersebut akan diperoleh nilai lendutan ijin yang akan dibandingkan dengan lendutan balik di lapangan, sehingga apabila lendutan balik di lapangan melebihi lendutan ijin, maka hal tersebut yang akan mempengaruhi besarnya penurunan sisa umur jalan. Adapun langkah perhitungannya yaitu : a. Mencari angka ekivalen masing-masing jenis kendaraan. b. Menghitung nilai AE 18 KSAL dengan menggunakan angka ekivalen standar dari JBI masing masing jenis kendaraan, adapun rumus untuk menghitung niali AE 18 KSAL yaitu : AE 18 KSAL = LHR DTN UE 18 KSAL N 365 c. Nilai AE 18 KSAL yang didapat dari perhitungan sebelumnya kemudian dimasukkan kedalam kurva failure, maka akan didapat lendutan ijin d. Membandingkan lendutan ijin dengan lendutan balik di lapangan. Apabila salah satu lendutan balik di lapangan ada yang melebihi lendutan ijin, maka lendutan balik yang melebihi dimasukkan kedalam kurva failure untuk mendapatkan nilai AE 18 KSAL yang baru dari lendutan balik yang melebihi tersebut. e. Mencari nilai faktor umur rencana (N) yang baru dengan rumus :

64 N 365 AE18KSAL UE18KSAL m f. Mencari sisa umur jalan (n) dengan rumus : n Log(2N 2 / R 1) Log(2 / R 1) Log( R 1) di mana : N = faktor umur rencana AE18KSAL = Accumulative Equivalent 18 kip Single Axle Load UE18KSAL = Unit Equivalent 18 kip Single Axle Load LHR = Lalu lintas Harian Rata rata DTN = Design Traffic Number (Jumlah lalu lintas rencana) 365 = jumlah hari dalam satu tahun n = umur sisa jalan (tahun) R = perkembangan lalu lintas m = jumlah masing-masing jenis lalu lintas