Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

dokumen-dokumen yang mirip
Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. mengidentifikasi masalah pembelajaran matematika yang terdapat di kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 85 Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru tahun ajaran dengan

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 001 Sawah Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar yang berjumlah 22

BAB III METODE PENELITIAN. adalah siswa kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 181 Pekanbaru tahun ajaran. 2013/2014 yang terdiri dari 46 orang siswa.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Tunanetra dalam Pembelajaran Matematika

PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN. Sri Eti Ermawati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan

Penerapan Alat Peraga Kubus Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sifat-Sifat Bangun Ruang Di Kelas IV

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 4 ISSN X

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 2 ISSN X. Dian Kustianti. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2, Hal 70-77, Mei 2017

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Oleh: AGUS SUSILA NIP Guru SMP Negeri 1 Jalancagak

BAB III METODE PENELITIAN. yang berlangsung selama beberapa siklus. Rancangan masing-masing siklus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 17 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 10 orang

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI DIRECT INSTRUCTIONAL PADA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Ainun Sampede, Mohammad Jamhari, dan Amiruddin Kade. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit, selama 2 x pertemuan yang diikuti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar di Kelas IV SDN 9 Bunobogu

JPM IAIN Antasari Vol. 03 No. 1 Juli Desember 2015, h

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Pokok Sumber Daya Alam Pada Siswa Kelas IV SDN 4 Tuladenggi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BANGUN RUANG MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA DI SMPN 2 SEBUKU KELAS VIII KABUPATEN NUNUKAN KALTIM ARTIKEL

BAB III METODE PENELITIAN

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

Bambang Supriyanto 36

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 1 Tahun 2014, ISSN: halaman 60-65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

Transkripsi:

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Rohani SLBN 1 Palu, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi tentang penggunaan alat peraga kertas lipat pada materi mengenal pecahan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SLBN 1 Palu tahun ajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang mengacu pada desain Kemmis dan Mc. Taggart yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SLBN 1 Palu yang berjumlah 14 orang siswa. Teknik pengumpulan data diperoleh dari data hasil observasi guru dan siswa. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dan masing-masing siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan kertas lipat pada materi mengenal pecahan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan peningkatan jumlah siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 9 orang siswa (64%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 orang (36%). Pada siklus II, jumlah siswa yang dinyatakan tuntas mengalami peningkatan yaitu sebanyak 12 orang siswa dengan persentase sebesar 86% dan 2 orang siswa dinyatakan belum tuntas dengan persentase sebesar 14%. I. PENDAHULUAN Guru merupakan unsur penting dalam sebuah sistem pendidikan. Proses belajar siswa sangat dipengaruhi oleh bagaimana siswa memandang guru mereka. Guru yang memberi perhatian, hangat dan suportif (memberi semangat) diyakini bisa memberi motivasi belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari adanya bahan pembelajaran yang sulit akan terasa mudah oleh siswa dengan bantuan guru. Tugas utama guru adalah mengelola proses belajar mengajar sehingga terjadi interaksi aktif antara guru dengan siswa dan antar sesama siswa. Interaksi tersebut tentu akan dapat mengoptimalkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Suatu proses belajar yang aktif ditandai dengan adanya keterlibatan siswa secara komprehensif baik fisik, mental maupun emosional. Pembelajaran matematika memerlukan kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar sehingga keterlibatan siswa dapat optimal dan berdampak pada perolehan hasil belajar. Pengelolaan ini dapat dilakukan dengan menerapkan metode mengajar yang bervariasi disesuaikan dengan sub pokok bahasan yang sedang diberikan serta menggunakan alat 312

peraga. Hal ini dikarenakan matematika mempunyai objek kajian bersifat abstrak. Di samping itu, dengan penggunaan alat peraga, siswa lebih mudah memahami, mengingat, serta dapat membangkitkan ketertarikan siswa pada materi pelajaran, sehingga proses pembelajaran bersifat variatif dan tidak monoton. Alat peraga dapat pula membantu ketuntasan penyampaian materi pelajaran yang diakibatkan karena kemampuan siswa dalam suatu kelas yang bervariasi. Variasi tersebut sebagai akibat tingkat kemampuan anak yang berbeda-beda, di samping bakat dari anak itu sendiri. Fakta yang diperoleh di SLBN 1 Palu bahwa siswa masih sulit dalam memahami materi pecahan. Olehnya diharapkan penggunaan alat peraga kertas lipat pada materi pecahan dapat menjadikan proses belajar mengajar tidak verbalistik, lebih memberi motivasi siswa, serta memberi pengalaman belajar yang tidak abstrak sehingga hasil belajar yang akan diperoleh akan lebih baik. II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Desain penelitian yang mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart dengan terdiri atas empat komponen yang lazim dilalui yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, 2007: 16). Tindakan dan observasi dilakukan pada waktu yang sama. Subjek penelitian ini adalah Siswa Kelas IV SLB Negeri 1 Palu yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 14 orang siswa. Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif meliputi data aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran yang diperoleh melalui observasi. Data kuantitatif yaitu data hasil belajar yang diperoleh melalui tes akhir tindakan. Kriteria keberhasilan tindakan dilihat dari aktivitas guru selama mengelola pembelajaran di kelas dan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran melalui lembar observasi minimal berada pada kategori baik serta siswa mampu menyelesaikan soal tentang mengenal pecahan pada setiap siklus. III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dua siklus dan masing-masing siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Siklus I pertemuan pertama membahas tentang 313

mengenal pecahan 1 2 dan 1 4 sedangkan pertemuan kedua membahas tentang mengenal pecahan 1 3 dan 1 6. Pada siklus II pertemuan pertama, peneliti membahas kembali tentang mengenal pecahan 1 2, 1 4, 1 3, dan 1 6 sedangkan pada pertemuan kedua peneliti memberikan tes akhir siklus II pada siswa kelas IV SLBN 1 Palu. Pada tahap perencanaan siklus I, peneliti terlebih dahulu menyiapkan alat peraga kertas lipat yang menunjukkan pecahan 1 2 dan 1 4 untuk pertemuan pertama dan alat peraga kertas lipat yang menunjukkan pecahan 1 3 dan 1 6 untuk pertemuan kedua. Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai panduan dalam mengajar, menyiapkan lembar kerja siswa yang menuntun siswa untuk mengenal dan memahami tentang pecahan, menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi aktivitas guru serta tes akhir tindakan siklus I yang akan diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran. Tindakan siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 23 dan 26 Februari 2016. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dalam tiga tahap, yaitu (1) kegiatan pendahuluan, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan, guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, menyapa siswa, meminta ketua kelas untuk memimpin doa, mengecek kehadiran siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi, dan memberikan apersepsi kepada siswa. Pada kegiatan inti, guru menyajikan materi dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab antara guru dan siswa. Guru kemudian mendemonstrasikan mengenal nilai pecahan 1 2 dan 1 4 pada pertemuan pertama dan mengenal nilai pecahan 1 3 dan 1 6 pada pertemuan kedua dengan menggunakan alat peraga kertas lipat. Guru memperagakan berbagai bentuk gambar dengan kertas lipat untuk menentukan nilai pecahan. Kemudian guru menjelaskan bahwa penulisan angka di atas tanda (per) disebut pembilang dan penulisan angka di bawah tanda (per) disebut penyebut. Setelah selesai menyajikan materi, guru membagikan LKS kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan. Guru berkeliling kelas untuk mengamati setiap siswa yang sedang mengerjakan LKS dan sesekali membimbing siswa yang masih bingung ketika mengerjakan soal yang diberikan. Setelah selesai mengerjakan LKS, guru meminta siswa untuk mengumpulkan lembar jawabannya dan mempersilahkan empat orang siswa sebagai perwakilan temannya untuk 314

mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Siswa yang lain bertugas memperhatikan temannya yang mempresentasikan nilai pecahan 1 2, 1 4, 1 3, dan 1 6 dengan menggunakan kertas lipat. Pada kegiatan penutup, guru menggiring siswa untuk membuat kesimpulan materi tentang mengenal nilai pecahan. Kegiatan akhir pada pertemuan kedua siklus I, guru memberikan tes akhir tindakan siklus I kepada masing-masing siswa yang akan mengukur ketercapaian pemahaman siswa terhadap materi mengenal nilai pecahan. Dari hasil analisis tes akhir tindakan siklus I terlihat bahwa sebagian besar siswa dapat menjawab soal dengan benar. Hasil tes akhir tindakan siklus I menunjukkan bahwa dari 14 orang siswa yang mengikuti tes tersebut 9 orang telah dinyatakan tuntas. Namun, masih ada kesalahankesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal di LKS dan tes akhir tidakan. Kesalahan umum yang dilakukan siswa adalah keliru dalam menentukan nilai pecahan pada gambar yang telah disajikan dalam soal. Kebanyakan siswa menuliskan nilai pecahan pada gambar yang diberikan adalah banyaknya daerah yang diarsir dibagi dengan banyaknya daerah yang tidak diarsir. Jawaban yang benar adalah untuk menentukan nilai pecahan pada gambar yang diarsir yaitu banyaknya daerah yang diarsir dibagi dengan jumlah semua daerah pada gambar tersebut. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa tersebut, dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa yang diharapkan belum tercapai secara optimal. Oleh karena itu peneliti mengadakan penelitian pada siklus kedua sebagai upaya perbaikan dari siklus I. Peneliti lebih menekankan lagi kepada siswa agar harus teliti dalam mengerjakan soal. Adapun hasil refleksi siklus I diantaranya persiapan guru sudah cukup matang dalam mengajarkan siswa materi mengenal pecahan dengan menggunakan alat peraga berupa kertas lipat dan proses pembelajaran di kelas telah sesuai dengan RPP yang dibuat. Namun, hal-hal yang perlu ditingkatkan lagi pada siklus kedua meliputi perbaikan-perbaikan seperti pemerataan bimbingan kepada setiap anak, memotivasi siswa untuk berani mendemonstrasikan alat peraga di depan kelas, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat kesimpulan di akhir pembelajaran. Persentase nilai ketuntasan belajar siswa yang diperoleh pada siklus II yaitu sebesar 86% atau sebanyak 12 orang siswa memperoleh nilai 60. Dengan demikian hasil belajar pada siklus II ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Keberhasilan ini disebabkan pada pelaksanaan penelitian siklus II, siswa sudah 315

mendapatkan pengalaman dalam menggunakan kertas lipat untuk menentukan nilai pecahan pada siklus I sebelumnya. Di samping itu peran guru sebagai fasilitator juga berpengaruh dalam peningkatan hasil belajar siswa. Perolehan hasil belajar tersebut menunjukkan bahwa siswa semakin paham tentang materi mengenal pecahan 1 2, 1 4, 1 3, dan 1 6 dengan menggunakan alat peraga kertas lipat. Dalam penelitian ini, kegiatan observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang meliputi observasi terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa. Aspek-aspek yang diamati dalam observasi guru pada siklus I dan siklus II diantaranya penyampaian materi pelajaran, penggunaan alat peraga, memotivasi siswa, dan pembuatan kesimpulan diakhir pembelajaran. Sedangkan aspekaspek yang diamati terhadap aktivitas siswa diantaranya keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, keberanian siswa berpendapat dan ikut mendemonstrasikan alat peraga, inisiatif siswa dalam menarik kesimpulan, serta pemahaman materi secara klasikal. Pada siklus I diperoleh persentase kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran dari hasil observasi yaitu sebesar 60% dengan skor terendah 2 dan skor tertinggi 4. Hasil observasi yang diamati oleh observer bahwa peneliti belum memberikan bimbingan secara merata kepada semua siswa. Guru lebih banyak memberikan bimbingan kepada siswa yang aktif bertanya sedangkan siswa yang cenderung pasif hanya mendapat bimbingan dari guru secara sekilas. Pada kegiatan penutup, guru masih mendominasi dalam membuat kesimpulan materi pelajaran. Adapun persentase aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sebesar 56% dengan skor terendah 2 dan skor tertinggi 4. Hal ini disebabkan siswa masih kurang percaya diri untuk mendemonstrasikan alat peraga kertas lipat di depan kelas. Selain itu masih ada siswa yang bermain dan saling mengganggu teman sehingga tidak memperhatikan penjelasan guru. Kekurangan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus I ini perlu adanya perbaikan pada siklus II dengan memberikan dorongan motivasi kepada siswa untuk bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas, menyatukan pendapat, serta tidak boleh mengganggu teman. Guru harus memberikan perhatian serta motivasi yang merata kepada setiap anak. Pada siklus II diperoleh peningkatan yang signifikan terhadap kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan persentase sebesar 90% dengan skor 316

terendah 4 dan skor tertinggi 5. Kemampuan guru seperti membimbing siswa dalam pembelajaran, mengarahkan siswa pada saat mendemonstrasikan alat peraga, dan membuat kesimpulan bersama siswa pada akhir pembelajaran sudah meningkat dibanding siklus I sebelumnya. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa yaitu 84% dengan skor terendah 3 dan skor tertinggi 5 yang termasuk dalam kategori baik. 3.2 Pembahasan Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dan setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Siklus I membahas materi tentang mengenal pecahan 1 2, 1 4, 1 3, dan 1 6 sedangkan siklus II membahas materi tentang menggunakan konsep pecahan 1 2, 1 4, 1 3, dan 1 6 dalam pemecahan masalah. Peneliti melaksanakan tindakan dengan melakukan perbaikan demi perbaikan mulai dari pelaksanaan tindakan siklus I hingga siklus II. Hasil observasi aktivitas guru siklus I menunjukkan persentase sebesar 60% dengan kriteria kurang dan hasil observasi aktivitas siswa 56% dengan kriteria kurang. Pada siklus II hasil observasi aktivitas guru meningkat 90% dan aktivitas siswa sebesar 84%, yang termasuk dalam kategori baik. Peningkatan persentase aktivitas siswa dan guru dapat ditunjukkan dalam grafik pada berikut ini Gambar 3.1: 100% 90% 80% 90% 84% 70% 60% 50% 40% 30% 60% 56% Rata-Rata Aktivitas Guru Rata-Rata Aktivitas Siswa 20% 10% 0% Siklus I Siklus II Gambar 3.1 Grafik Aktivitas Siswa dan Guru pada Proses Pembelajaran 317

Dari hasil analisis tindakan siklus I, diperoleh 9 orang siswa dinyatakan tuntas dari 14 orang siswa dengan persentase ketuntasan mencapai 64%. Sementara hasil yang diperoleh pada siklus II jauh lebih baik daripada hasil yang diperoleh pada siklus I. Dari analisis hasil belajar siklus II, terdapat 2 orang siswa yang tidak tuntas dari 14 orang siswa dengan persentase ketuntasan mencapai 86%. Hal ini menunjukkan pencapaian tujuan pembelajaran dan hasil belajar sudah memenuhi indikator kinerja yang ditentukan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga kertas lipat dalam mengajar materi mengenal pecahan dapat meningkatkan hasil belajar siswa SLBN 1 Palu. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan pada siswa kelas IV SLBN 1 Palu pada pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga kertas lipat pada materi mengenal pecahan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penggunaan alat peraga kertas lipat dalam membelajarkan siswa materi mengenal pecahan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan menumbuhkan minat siswa untuk belajar matematika. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata aktivitas siswa tiap siklusnya. Rata-rata siklus I sebesar 56% dengan kategori kurang, kemudian meningkat pada siklus II sebesar 84% dengan kategori baik. 2. Penggunaan alat peraga kertas lipat dalam membelajarkan siswa materi mengenal pecahan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SLBN 1 Palu yang dapat diketahui dari jumlah siswa yang tuntas setiap siklusnya. Pada siklus I terdapat 9 orang siswa yang tuntas dari 14 orang siswa yang mengikuti tes akhir tindakan dengan persentase sebesar 64% dan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu sebanyak 12 orang dinyatakan tuntas dengan persentase sebesar 86%. Saran Hendaknya di dalam mengajar guru mengupayakan penggunaan alat bantu pengajaran yang berupa alat peraga. Mengingat pengajaran dengan alat peraga ini memberikan banyak manfaat. Selain itu diharapkan bagi guru khususnya di sekolah luar biasa untuk dapat mengembangkan alat bantu pengajaran ini baik yang sudah ada atau bahkan membuat alat bantu yang belum ada dengan menggunakan benda-benda 318

yang ada di lingkungan sekolah demi meningkatnya pemahaman siswa sekolah luar biasa. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Ibrahim, M., dkk. (2000). Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: University Press. Rusffendi, ET. (1997). Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Universitas Terbuka Depdikbud. Slameto. (1995). Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, N. (1989). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana, N. (2004). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiono. (2013). Metode Penelitian kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : PT Alfabeta. Tim Bina Karya Guru. (2007). Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas IV. Jakarta: Erlangga. 319