BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1. Pengertian SOP (Standart Operating Procedure) yang sudah mereka jalankan bertahun-tahun dan akhirnya menjadi sebuah



dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep Konsep Dasar Sistem Konsep Dasar Sistem Akuntansi Konsep Dasar Persediaan

BAB II DASAR TEORI. dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep. 1. Sistem Akuntansi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KATA PENGANTAR. Lamongan, Januari 2012 Kepala Bagian Bina Pengelolaan Keuangan dan Asset. S U B A N I, SE, MM Pembina NIP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. alat-alat pencatatan, laporan-laporan, dan prosedur-prosedur yang. digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi serta melaporkan

Lampiran 1 PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK. PT. SUMBER REJEKI Jalan Gembong Sekolahan No.14 Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

KUESIONER PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL DAN PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL TERHADAP PENCEGAHAN FRAUD

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Oleh

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Mengenal dan Menaksir Resiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi. dipahami terlebih dahulu mengenai pengertian sistem dan prosedur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan maka dirancang sistem akuntansi pokok dan sistem akuntansi

PERLUNYA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) UNTUK PENINGKATAN MUTU PELAYANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha merupakan faktor ekstern yang tidak. Namun demi mempertahankan keberadaannya, suatu perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang baru, lebih cepat, dan lebih andal. Demi memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi. keuangan yang berfungsi sebagai media control bagi manajemen villa untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melaksanakan pokok perusahaan. (Mulyadi (2001:5))

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB III OBJEK DAN METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Hotel Horison Bandung dan yang akan diteliti adalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam hasil penelitian dan

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Sistem Akuntansi Persediaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan

BAB 1. Instruksi Penggunaan Buku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. dikordinasikan sedemikian rupa untuk melaksanakan suatu fungsi demi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi. merupakan suatu fungsi dari suatu sistem.

BAB II TINJAUN PUSTAKA

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap

SISTEM DAN PROSEDUR PENJUALAN KREDIT SEPEDA MOTOR PADA PT.SMART MULTI FINANCE KECAMATAN MELAK KABUPATEN KUTAI BARAT ABSTRACT

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, karena itu diperlukannya hal yang paling utama yaitu menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM PROSEDUR PENCATATAN PERSEDIAAN ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA PT TIRTAMAS LESTARI PASURUAN

PENGAWASAN INTERN PEMBELIAN PADA PT. DARA TUAH MEDAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendapatan atau laba usaha. mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada PT. Holland yang bergerak dalam bidang produksi serta penjualan

BAB II LANDASAN TEORI. mendukung terhadap aktivitas-aktivitas tersebut. Penulis mengkaji

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK KELANCARAN PRODUKSI PADA PT. GRAPHIKA BETON EVA SELVIANTI ( )

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB II LANDASAN TEORI

Materi 3: INTERNAL CONTROL & CASH. Dosen: Afifudin, SE., M.SA., Ak.

Hasil Jawaban Kuesioner Pengendalian Internal Penjualan

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan sistem sebagai berikut Suatu sistem adalah suatu jaringan

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II. Dasar Teori. 2.1 Konsep dan Dasar Definisi Konsep

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan berbagai kemajuan yang dampaknya tentu sangat berpengaruh pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PROSEDUR PEMBELIAN OBAT/ALAT KESEHATAN, PROSEDUR PENYIMPANAN OBAT/ALAT KESEHATAN, PROSEDUR PEMAKAIAN OBAT/ALAT KESEHATAN

Materi 2: INTERNAL CONTROL & CASH. Dosen: Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit. Mulyadi, (2002:9) menyatakan bahwa auditing adalah:

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani

BAB 4 Persediaan (inventory)

Materi: 7 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (PENILAIAN, ESTIMASI & PERPUTARAN PERSEDIAAN)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian II.1.1. Pengertian SOP (Standart Operating Procedure) Saat ini masih banyak Perusahaan yang beroperasi tanpa didukung dengan sebuah sistem yang baku. Mereka lebih banyak beroperasi berdasarkan kebiasaan apa yang sudah mereka jalankan bertahun-tahun dan akhirnya menjadi sebuah kebiasaaan/ budaya perusahaan tersebut. Tidak hanya terbatas dengan perusahaan dengan skala kecil, perusahaan skala menengah dan besar pun masih ada yang belum memiliki System Operational yang baku dan dibakukan pula. Pada umumnya juga perusahaan dengan tipe seperti ini semua system yang ada dan berlaku disana ada dan dicatat dimasing-masing kepala para key person, dimana para key person mungkin sudah bekerja lama untuk perusahaan ini. Tetapi tidak semua perusahaan mengenyampingkan hal ini, bahkan di beberapa dan umumnya perusahaan besar mereka sudah memiliki sebuah Departemen tersendiri yang khusus mengurusi System Procedure Perusahaan tersebut. Sedangkan untuk perusahaan skala kecil dan menengah fungsi System Procedure ini terafiliasi di dalam Departemen Accounting atau ada juga yang dibawah Departemen Human Resources. 4

5 Paradigma governance membawa pergeseran dalam pola hubungan antara pemerintah dengan masyarakat sebagai konsekuensi dari penerapan prinsip-prinsip corporate governance. Penerapan prinsip corporate governance juga berimplikasi pada perubahan manajemen pemerintahan menjadi lebih terstandarisasi, artinya ada sejumlah kriteria standar yang harus dipatuhi instansi pemerintah dalam melaksanakan aktivitasaktivitasnya. Standar kinerja ini sekaligus dapat untuk menilai kinerja instansi pemerintah secara internal mupun eksternal. Standar internal yang bersifat prosedural inilah yang disebut dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Perumusan SOP menjadi relevan karena sebagai tolok ukur dalam menilai efektivitas dan efisiensi kinerja instansi pemerintah dalam melaksanakan program kerjanya. Secara konseptual prosedur diartikan sebagai langkah-langkah sejumlah instruksi logis untuk menuju pada suatu proses yang dikehendaki. Proses yang dikehendaki tersebut berupa pengguna-pengguna sistem proses kerja dalam bentuk aktivitas, aliran data, dan aliran kerja. Prosedur operasional standar adalah proses standar langkah - langkah sejumlah instruksi logis yang harus dilakukan berupa aktivitas, aliran data, dan aliran kerja. Atmoko, Tjipto : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) DAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH, [online],(:http://resources.unpad.ac.id/unpadcontent/uploads/publikasi_dosen/standar%20operasional%20prosedur)

6 Dilihat dari fungsinya, SOP berfungsi membentuk sistem kerja & aliran kerja yang teratur, sistematis, dan dapat dipertanggung jawabkan menggambarkan bagaimana tujuan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku, menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan kegiatan berlangsung, sebagai sarana tata urutan dari pelaksanaan dan pengadministrasian pekerjaan harian sebagaimana metode yang ditetapkan, menjamin konsistensi dan proses kerja yang sistematik; dan menetapkan hubungan timbal balik antar Satuan Kerja. Menurut Jones (2001:49) dalam bukunya Organizational Theory dinyatakan bahwa istilah SOPs muncul dalam pembahasan mengenai Balancing Standardization and Mutual Adjustment, yaitu: Written rules and standard operating procedures (SOPs) and unwritten values and norms help to control behavior in organization. The specify how an employee is to perform his or her organization role, and they set forth the tasks and responsibilities associated with that role. Berdasarkan pendapat ini maka SOP merupakan bagian dari peraturan tertulis yang membantu untuk mengontrol perilaku anggota organisasi. SOP mengatur cara pekerja untuk melakukan peran keorganisasiannya secara terus menerus dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab organisasi. Secara umum, SOP merupakan gambaran langkah-langkah kerja (sistem, mekanisme dan tata kerja internal) yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu tugas untuk mencapai tujuan instansi pemerintah. Jones, Gareth R. 2001. Organizational Theory. Text and Cases. Third Edition. New Jerse,. America: Prentice Hall International, Inc.

7 SOP sebagai suatu dokumen/instrumen memuat tentang proses dan prosedur suatu kegiatan yang bersifat efektif dan efisisen berdasarkan suatu standar yang sudah baku. Pengembangan instrumen manajemen tersebut dimaksudkan untuk memastikan bahwa proses pelayanan di seluruh unit kerja pemerintahan dapat terkendali dan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebagai suatu instrumen manajemen, SOP berlandaskan pada sistem manajemen kualitas ( Quality Management System), yakni sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang dan/atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu. Sistem manajemen kualitas berfokus pada konsistensi dari proses kerja. Hal ini mencakup beberapa tingkat dokumentasi terhadap standar-standar kerja. Sistem ini berlandaskan pada pencegahan kesalahan, sehingga bersifat proaktif, bukan pada deteksi kesalahan yang bersifat reaktif. Secara konseptual, SOP merupakan bentuk konkret dari penerapan prinsip manajemen kualitas yang diaplikasikan untuk organisasi pemerintahan (organisasi publik). Oleh karena itu, tidak semua prinsip-prinsip manajemen kualitas dapat diterapkan dalam SOP karena sifat organisasi pemerintah berbeda dengan organisasi privat. Kapan SOP diperlukan 1. SOP harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan dilakukan 2. SOP digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah dilakukan dengan baik atau tidak

8 3. Uji SOP sebelum dijalankan, lakukan revisi jika ada perubahan langkah kerja yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja. Keuntungan adanya SOP Ada beberapa keuntungan yang didapat oleh Perusahaan jika dalam menjalankan kegiatan Operasional perusahaan menggunakan SOP antara lain: 1. SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat komunikasi dan pengawasan dan menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten 2. Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan 3. SOP juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat trainning dan bisa digunakan untuk mengukur kinerja pegawai. Dalam menjalankan operasional perusahaan, peran pegawai memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat signifikan. Oleh karena itu diperlukan standar-standar operasi prosedur sebagai acuan kerja secara sungguh-sungguh untuk menjadi sumber daya manusia yang profesional, handal sehingga dapat mewujudkan visi dan misi perusahaan. ariefraf,: pengertian-sop, [online],(http://ariefraf.wordpress.com/category/pengertiansop/, diakses tanggal 5 Feb 2008)

9 II.1.2. Pengertian Persediaan Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan Rugi/Laba maupun neraca. Umumnya persediaan memerlukan perencanaan, pengelolaan serta pengawasan yang baik agar tidak terdapat kekurangan persediaan yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Pada jenis usaha perusahaan tertentu persediaan merupakan suatu jenis aktiva lancar yang cukup besar dalam proses produksi. Pada perusahaan dagang persediaan mewakili barang-barang yang tersedia untuk dijual, sedangkan dalam perusahaan manufaktur persediaan mewakili barang yang diproduksi atau ditempatkan untuk diproduksi. Perusahaan yang memiliki system persediaan yang lebih baik dapat meningkatkan laba, sementara system yang kurang baik dapat mengikis laba dan menjadikan bisnis kurang kompetitif. Pengertian persediaan akan diungkapkan melalui pendapat dari berabagai sumber buku yang antara lainnya adalah sebagai berikut : Menurut Soemarso (2009:208) adalah : Pengertian persediaan adalah akun yang digunakan untuk mencatat harga pokok barang dagang pada awal dan akhir periode akuntansi. Menurut Achmad Tjahjono (2009:56) adalah : Persediaan barang dagang (Merchandise Inventory) adala h barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual.

10 Sedangkan menurut Kieso and Wegandt (2009:328) Persediaan adalah barometer yang sangat penting dalam kegiatan bisnis yang memiliki dua karakteristik umum yaitu dimiliki oleh perusahaan dan memiliki bentuk siap jual. Dari definisi diatas,dapat ditarik kesimpulan,persediaan adalah salah satu aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur untuk dijual atau untuk diproses lebih lanjut dalam periode akuntansi. S.R.Soemarso.2009. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Kelima.Jakarta:Penerbit Salemba Empat. Sulastiningsih Achmad Tjahjono.2009. Akuntansi Pengantar 2. Yogyakarta:Penerbit Ganbika. Kieso, Weygandt, Kimmel.2009. Pengantar Akuntansi. Jakarta:Penerbit Salemba Empat.

11 II.2. Standart Operating Procedure ( SOP) Pengecekan Persediaan Barang Dagang Persediaan adalah bagian yang amat penting dari suatu perusahaan dagang. Perusahaan yang sukses biasanya amat berhati-hati dalam melakukan pengawasan atas persediaan yang dimilikinya. Untuk itu salah satu yang dilakukan perusahaan untuk melakukan pengawasan terhadap persediaan adalah dengan mengunakan suatu system prosedur yang disebut dengan Standart Operating Procedure (SOP). pengecekan fisik terhadap persediaan harus dilakukan setiap tahun, karena dengan cara itulah suatu perusahaan dapat mengetahui secara pasti jumlah persediaan yang ada. Jika kesalahan terjadi, maka catatan akuntansi akan disesuaikan sehingga menjadi sama dengan hasil perhitungan fisik dari barang tersebut. Harus dilakukan pemisahan antara pegawai yang menangani persediaan dari catatan akuntansi. Sistem persediaan yang terkomputerisasi dapat membantu perusahaan menjaga jumlah persediaan sehingga tidak kekurangan dan tidak pula terlalu banyak. II.2.1. Materi-materi SOP Secara garis besar setiap materi dalam SOP terdiri atas: a. Kebijakan umum Kebijakan umum biasanya terdiri dari: 1) Tujuan 2) Ruang lingkup 3) Penanggung jawab 4) Hal-hal yang akan diatur dalam kebijakan yang bersangkutan

12 b. Prosedur Procedur biasanya berisikan petunjuk pelaksanaan operasional pekerjaan yang dilakukan.biasanya berupa urutan pekerjaan yang harus dilakukan dan lebih baik lagi jika dilengkapi dengan flow of document serta contoh-contoh format lampiran. II.2.2. Manfaat dan Tujuan SOP Ada beberapa manfaat dan tujuan dari pentingnya suatu perusahaan menggunakan SOP dalam kegiatan operasi perusahaan antara lain: a. Aturan Main yang Jelas Perusahaan memiliki acuan operasional yang baku. Diharapkan aktivitas operasional akan lebih lancar karena setiap karyawan menjalankan fungsinya masing-masing dan mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tanggung jawabnya. b. Dokumen yang digunakan sudah Standard Memudahkan setiap karyawan untuk mengingatnya. Terutama bila perusahaan tersebut besar dan memiliki banyak anak perusahaan kemungkinan seorang karyawan yang dimutasi akan mudah untuk beradaptasi. c. mencerminkan perusahaan tersebut rapi dalam Administrasi yang efeknya akan mengangkat image dari perusahaan tersebut. d. langkah kedepannya akan mempermudah perusahaan dalam memperoleh ISO (International Organization for Standarization) ftp.gunadarma.ac.id/handouts/s1_sistem%20informasi.1/.../sop.doc

13 II.2.3. Jenis-Jenis Persediaan Istilah yang digunakan untuk menunjukan barang-barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur persediaan barang yang dimiliki terdiri dari beberapa jenis barang yang berbeda. Jenis-jenis persediaan, menurut fungsinya dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu : a. Batch Stock atau Lot Size Inventory Persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat barnag-barang dalam jumlah yang sangat besar dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan saat itu. Jadi, pembelian atau pembuatan yang dilakukan untuk skala besar, sedangkan penggunaan atau pengeluaran dalam skala kecil b. Fluctuation Stock Persediaan yang diadakan untuk menghadapi peningkatan permintaan konsumen yang tidak dapat diprediksikan. Dalam hal ini perusahaan mengadakan persediaan agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen. c. Antisipation Stock Persediaan yang diadakan agar dapat mengantisipasi fluctuasi permintaan konsumen yang dapat diprediksikan, biasanya pola musiman dalam satu tahun dan menghadapi permintaan yang meningkat.

14 II.2.4. Tujuan Pengecekan Persediaan Barang Dagang Persediaan barang dagang merupakan salah satu akun yang bernilai besar dalam neraca perusahaan, karena itu pembelian, penggunaan, dan pengeluarannya harus memiliki control yang kuat dan sesuai prosedur. Persediaan juga modal kerja atau investasi yang sangat penting, karena secara langsung akan berpengaruh terhadap hasil yang akan dicapai perusahaan. Adanya investasi yang terlalu besar dalam persediaan, bila dibandingkan dengan kemampuan menjual yang rendah dari perusahaan akan mengakibatkan penumpukan persediaan, sehingga akan memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan, dan kemungkinan kerugian karena adanya kerusakan, keusangan sehingga memperkecil keuntungan perusahaan. Mengingat betapa pentingnya persediaan bagi kegiatan operasional perusahaan terutama perusahaan dagang dan manufaktur maka untuk memastikan keakuratan jumlah persediaan yang dilaporkan dalam laporan keuangan, sebuah persahaan dagang maupun manufaktur perlu melakukan perhitungan fisik persediaan (physical inventory) yaitu menghitung menghitung persediaan secara fisik, perusahaan pasti melakukan penilaian ulang terhadap persediaan terutama yang terdapat di gudang, hal ini dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan Untuk mendapatkan keakuratan nilai persediaan perusahaan digudang dengan nilai yang tercatat dalam SAP yang dilakukan oleh finance secara berkala. Reeve, Warren, Duchac, Wahyuni, Soepriyannto, Jusuf dan Djakman. 2009. Pengantar akuntansi-adaptasi Indonesia. Jakarta:Penerbit Salemba Empat.

15 II.2.5. Fungsi yang Terkait Fungsi yang dibentuk untuk melaksanakan pengecekan fisik persediaan umumnya bersifat sementara, yang biasanya berbentuk panitia atau komite, yang anggotanya dipilihkan dari karyawan yang tidak menyelenggarakan catatan akuntansi persediaan dan tidak melaksanakan fungsi gudang. Dengan demikian fungsi yang terkait dalam sistem pengecekan fisik persediaan adalah: a. Panitia perhitungan fisik persediaan Panitia ini berfungsi untuk melaksanakan perhitungan fisik persediaan dan menyerahkan hasil perhitungan tersebut kepada Bagian Kartu Persediaan untuk digunakan sebagai adjustment terhadap catatan persediaan dalam kartu persediaan. Pemegang kartu perhitungan fisik bertugas untuk menyimpan dan mendistribusikan kartu perhitungan fisik kepada para penghitung, melakukan pembandingan hasil perhitungan fisik persediaan yang telah dilaksanakan oleh penghitung dan pengecek, dan mencatat hasil pengecek fisik persediaan dalam daftar hasil penghitungan fisik. b. Fungsi akuntansi Dalam sistem pngecekan fisik persediaan, fungsi ini bertanggung jawab untuk: 1) Mencantumkan harga pokok satuan persediaan yang dihitung ke dalam daftar hasil pengecekan fisik. 2) Mengalikan kuantitas dari harga pokok per satuan yang tercantum dalam daftar hasil pengecekan fisik. 3) Mencantumkan harga pokok total dalam daftar hasil pengecekan fisik.

16 4) Melakukan adjustment terhadap kartu persediaan berdasar data hasil pengecekan fisik persediaan. 5) Membuat bukti memorial untuk mencatat adjustment data persediaan dalam jurnal umum berdasarkan hasil pengecekan fisik persediaan. c. Fungsi gudang Dalam sistem pengecekan fisik persediaan, fungsi gudang bertanggung jawab untuk melakukan adjustment data kuantitas persediaan yang dicatat dalam kartu gudang berdasarkan hasil pengecekan fisik persediaan. Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam prosedur pengecekan persediaan barang dagang membutuhkan fungsi-fungsi yang berperan untuk melaksanakan pengecekan fisik persediaan agar berjalan sesuai prosedur yang ada. Mulyadi.2008. Sistem Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

17 II.2.6. Dokumen-dokumen yang terkait Dalam pengecekan persediaan barang dagang diperlukan dokumen-dokumen yang berfungsi untuk merekam, meringkas, dan membubukan hasil perhitungan fisik persediaan. Dokumen-dokumen yang terkait antara lain: a. Kartu perhitungan fisik (inventory tag) Dokumen ini digunakan untuk merekam hasil pengecekan fisik persediaan. Dalam pengecekan persediaan, setiap jenis persediaan dihitung dua kali secara independen oleh penghitung (counter) dan pengecek (checker). b. Daftar hasil perhitungan fisik (inventory summary sheet) Dokumen ini digunakan untuk meringkas data yang telah direkam dalam kartu perhitungan fisik. Dokumen ini diisi dengan harga pokok persatuan dan harga pokok total tiap jenis persediaan oleh Bagian Kartu Persediaan berdasarkan data yang dicatat dalam kertu persediaan. Daftar hasil pengecekan persediaan yang telah selesai diproses kemudian ditandatangani oleh Ketua Panitia Pngecekan Fisik dan diotorisasi oleh Direktur Utama. Daftar ini kemudian digunakan untuk meminta pertanggung jawaban dari Bagian Gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan barang gudang dan pertanggung jawaban dari Bagian Kartu Persediaan mengenai keandalan penyelenggaraan catatan akuntansi persediaan. c. Bukti memorial Dokumen ini merupakan dokumen sumber yang digunakan untuk membukukan adjustment rekening persediaan sebagai akibat dari hasil perhitungan fisik ke dalam jurnal umum. Data yang digunakan sebagai dasar pembuatan bukti

18 memorial ini adalah selisih jumlah kolom harga pokok total dalam daftar hasil pengecekan fisik dengan saldo harga pokok persediaan yang bersangkutan menurut kartu persediaan. d. Kartu persediaan Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat adjustment terhadap data persediaan yang tercantum dalam kartu persediaan oleh Bagian Kartu Persediaan, berdasarkan hasil perhitungan fisik persediaan. e. Kartu Gudang Catatan ini digunakan untuk mencatat adjustment terhadap data persediaan yang tercantum dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh Bagian Gudang, berdasarkan hasil perhitungan fisik persediaan. f. Jurnal Umum Dalam sistem perhitungan fisik persediaan, jurnal umum digunakan untuk mencatat jurnal adjustment rekening persediaan karena adanya perbedaan antara saldo yang dicatat dalam rekening persediaan dengan saldo menurut perhitungan fisik. Berdasarkan keterangan diatas dapat diketahui bahwa dalam prosedur pengecekan persediaan barang dagang dibutuhkan dokumen-dokumen yang digunakan untuk merekam, meringkas, dan membubukan hasil perhitungan fisik persediaan proses pengecekan persediaan barang dagang. Mulyadi.2008. Sistem Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

19 II.2.7. SOP Pengecekan Persediaan Barang Dagang Dalam prosedur pengecekan persediaan barang dagang sangat rentan yang namanya kesalahan misalnya kesalahan pencatatan nilai persediaan dll. Untuk mengatasi agar tidak terjadi kesalahan maka harus dilakukan pemisahan tugas dan wewenang antara divisi. Berikut ini bagian-bagian yang terkait dalam prosedur pengecekan persediaan barang dagang antara lain: a.bagian Kartu Penghitung Fisik (KPF) Pemegang Kartu Penghitung Fisik memberikan Kartu Penghitung Fisik kepada penghitung secara independen untuk tiap jenis persediaan digudang. Kemudian pemegang Kartu Penghitung Fisik melakukan perbandingan data KPF yang dicatat dalam bagian ke 3 dan bagian ke 2 Kartu Penghitung Fisik serta melakukan pencocokan terhadap data Kartu Penghitung Fisik, jika tidak cocok maka Kartu Penghitung Fisik dihitung kembali dan jika data cocok maka data yang tercantum dalam bagian ke 2 Kartu Penghitung Fisik di catat di Daftar Hasil Penghitung Fisik. Hal ini dilakukan untuk membuktikan ketelitian data yang direkam dalam kartu tersebut. b. Bagian Penghitung Melakukan penghitungan pertama terhadap persediaan dan mencatat hasil penghitungan tersebut ke dalam bagian ke 3 Kartu Penghitung Fisik, serta menyobek bagian kartu tersebut untuk diserahkan kepada pemegang Kartu Penghitung Fisik.

20 c. Bagian Pengecek Melakukan penghitungan kedua terhadap persediaan yang telah dihitung oleh penghitung dan mencatat hasil penghitungan ke dalam bagian ke 2 Kartu Penghitung Fisik, serta menyobek bagian kartu tersebut untuk diserahkan kepada pemegang Kartu Penghitung Fisik. d. Bagian kartu persediaan Setelah kuantitas tiap jenis persediaan yang telah dihitung berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan, maka hasil tersebut dicantumkan dalam Daftar Hasil Penghitungan fisik, kemudiaan ditentukan harga pokok perunitnya dan jumlah harga pokok tiap jenis persediaan, setelah itu meminta otorisasi atas data yang di cantumkan ke dalam Daftar Hasil Penghitungan Fisik yang terbagi 2 bagian dan membuat bukti memorial untuk membukukan adjustment rekening persediaan sebagai akibat dari hasil penghitungan fisik kedalam jurnal umum, kemudian Daftar Hasil Prnghitungan Fisik bagian ke 1 dicatat ke dalam kartu persediaan dan Daftar Hasil Prnghitungan Fisik bagian diteruskan ke bagian gudang. Mulyadi.2008. Sistem Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit Salemba Empat

21 e. Bagian jurnal Mencatat jurnal adjustment rekening persediaan dari bukti memorial yang diterima dari Bagian Kartu Persediaan ke dalam jurnal umum. f. Bagian gudang Daftar Hasil Penghitungan Fisik bagian ke 2 yang diterima dari bagian Kartu Persediaan dicatat ke dalam Kartu Gudang untuk melakukan proses adjustment data kuantitas persediaan berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan. Mulyadi.2008. Sistem Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

22 II.2.8 Bagan Alir Dokumen SOP Pengecekan Fisik Persediaan Bagian Pemegang Kartu Penghitungan Fisik Mulai 2 3 bagikan KPF kpd Penghitung banding KPF bgian 1 KPF bgian 2 tidak cocok KPF ya Menghitung kembali 1 catat KPF bagian 2 ke dlm DHPF KPF Catatan: KPF: Kartu Penghitung Fisik DHPF: Daftar Hasil Penghitung Fisik DHPF 2 4 Sumber : Mulyadi (Sistem Akuntansi tahun 2008)

23 Bagian Penghitung (counter) 1 KPF Melakukan hitung fisik persediaan Isi KPF bagian 3 dan sobek KPF 1 KPF 2 KPF 3 N Disambumgkan pada tempat penyimpanan barang sebagi tanda bahwa persediaan yang bersangkutan telah dihitung N Digantung pada tempat penyimpanan barang bersama dengan KPF bagian 3 2 Sumber : Mulyadi (Sistem Akuntansi tahun 2008)

24 Bagian Pengecek (checker) 2 KPF 2 KPF 1 Hitung fisik ke dua Isi hasil itung pada KPF bagian 2 KPF 1 KPF 2 Diterima dari bagian gudang Digantungkan pd tempat penyimpanan barang. Gudang sebagai tanda barang telah dihitung 3 Sumber : Mulyadi (Sistem Akuntansi tahun 2008)

25 Bagian Kartu Persediaan 4 DHPF 1 2 Isi harga pokok per unit & itung harga pokok total Minta otorisasi atas DHPF Buat bukti memorial DHPF 1 Bukti memorial 2 Prosedur adjustment 5 Kartu persediaan T 6 Sumber : Mulyadi (Sistem Akuntansi tahun 2008)

26 Bagian jurnal 5 Bagian gudang 6 Bukti memorial DHPF 2 Jurnal umum N Kartu gudang Selesai Sumber : Mulyadi (Sistem Akuntansi tahun 2008)