BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris yang mempunyai berbagai aktifitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral semakin meningkat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya going concern, suatu entitas dianggap mampu. aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa.

BAB I. sangat panjang (going concern). Hal ini berarti dapat diasumsikan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi untuk membayar utang atau kewajibannya kepada kreditur yang

BAB I PENDAHULUAN. investor. Sebagai institusi pencipta kekayaan (wealth creating institution), perusahaan mampu beroperasi dalam jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dari permasalahan ekonomi. Permasalahan ekonomi yang terjadi dapat

BAB I PENDAHULUAN. baik dari sisi financial maupun non-financial. Hal ini berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. tuntutan bagi perusahaan untuk terus melakukan inovasi baru, bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain.

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih meningkatkan daya saingnya agar mampu bertahan di tengah

BAB I PENDAHULUAN. pokok, tetapi juga merupakan bagian dari gaya hidup (lifestyle) masyarakat di

BAB 1. A. Latar Belakang. Kebangkrutan adalah peristiwa bencana yang mengakibatkan kerugian

BAB I PENDAHULUAN. Dari kedua tujuan tersebut, maka pihak manajemen harus dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan sektor primer dalam perekonomian indonesia artinya

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, persaingan persaingan antara perusahaan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Maka dengan didirikannya sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. (kondisi ekonomi, keadaan politik, dan bencana alam) dan faktor internal (kinerja

MEMPREDIKSI TINGKAT KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDUSTRI SEMEN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan keuntungan maksimal dengan risiko minimal. hilangnya kesempatan perusahaan untuk mencari keuntungan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi ekonomi yang tumbuh semakin pesat merupakan harapan bagi

BAB I PENDAHULUAN. prospektif untuk dikembangkan. Dengan populasi lebih dari 250 juta penduduk, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian perusahaan pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan profit,

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal berfungsi untuk menghubungkan perusahaan terbuka pada

Nama : Dessy Septiyani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Nova Anggrainie, SE., MMSI

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan dari usaha yang dilakukannya. Dengan berkembangnya dunia bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tangguh. Seiring perkembangan zaman, permasalahan selalu datang dan

BAB I PENDAHULUAN. yang diwujudkan dalam Letter of Intent, dimana salah satu isi dari Letter of

ANALISIS TINGKAT KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MODEL ALTMAN PADA SEKTOR PARMACEUTICALS DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. tujuan lainnya (Gitosudarmo, 2002:5). Perusahan harus terus memperoleh laba agar

BAB 1 PENDAHULUAN. ketentuan perusahaan rokok masing-masing di setiap negara. Meskipun yang

BAB I PENDAHULUAN. sektor manufaktur dalam beberapa dekade terakhir. Industri tekstil dan garmen

ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN. (Studi Kasus Pada PT. PURA BARUTAMA Kudus)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin anjlok, terjun bebas dari Rp ,-/dollar AS hingga tembus hampir

BAB I PENDAHULUAN. perhatian kepada kebutuhan masyarakat dalam hal produk yang diinginkan,

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun 1997 lalu, banyak masalah dan penderitaan yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang berkaitan dengan stakeholder dan shareholder. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang berkepanjangan menyebabkan terjadinya penurunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh faktor luar (ekstern) seperti bencana alam dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. negara yang berkaitan erat dengan pasar modal. Pasar modal memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu industri yang paling dinamis. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. perorangan atau lembaga dengan tujuan utamanya memaksimalkan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2008 dan 2009 merupakan tahun-tahun yang penuh tantangan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dalam jangka panjang yang tidak terbatas. Hal ini berarti dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Sinambela, 2009). Pada dasarnya tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan kontribusi yang sangat positif terhadap dunia usaha dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya peranan tersebut mempunyai kesamaan antara negara yang

BAB I PENDAHUILUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu badan yang didirikan oleh perorang atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam memasuki pasar bebas perdagangan dunia, aktivitas perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. tertentu terpaksa bubar karena mengalami financial distress yang berujung pada

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Analisis Rasio Laporan Keuangan pada perusahaan PT. Astra

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis global telah menyebabkan kegiatan dunia usaha di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (shareholder). Pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, keberhasilan didalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan siklus ekonomi menyebabkan dunia usaha terus mengalami perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bangkrut, perbankan yang dilikuidasi dan meningkatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Arisyi F.Raz, Tamarind, Dea Artikasih, Syalinda Citra 2012)

BAB I PENDAHULUAN. saja namun juga pihak eksternal. Pihak-pihak yang memanfaatkan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal berfungsi menghubungkan perusahaan terbuka pada investor dan

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman di Indonesia memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Pelanggan mobile di Indonesia telah melampaui jumlah penduduknya, Ini

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga jumlah tenaga kerja yang menganggur meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Tujuan dari perusahaan dalam menjalankan kegiatannya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dijalani oleh sektor industri tekstil di Indonesia. Bermula dari kenaikan harga bahan

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BERDASARKAN METODE RISK BASED CAPITAL DAN Z-SCORE PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. kaitannya dengan penciptaan peluang bisnis maupun pengaturan pola

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola

BAB 1 PENDAHULUAN. destinasi wisata dunia. Undang-Undang No. 10 Tahun tentang Kepariwisataan menimbang bahwa kepariwisataan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. Akibatnya kondisi infrastruktur terpuruk. Terutama infrastruktur jalan yang merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tumbuh dan berkembangnya suatu perekonomian disertai juga dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah seluruh kumpulan dari elemen-elemen yang akan dibuat kesimpulan.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan ekonomi negara menjadi isu hangat yang sering diperbincangkan. Perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan (agent of development). Hal ini dikarnakan adanya fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan (Laba) yang optimal serta pengendalian yang seksama yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran. memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Weston, 1993:4).

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan utama untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Weston, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. para investor untuk berinvestasi. Sektor industri makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN. menabung. Imbalan yang diperoleh dengan kepemilikan saham adalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris yang mempunyai berbagai aktifitas produksi, baik dari sektor pertanian, sektor perkebunan, sektor perikanan dan sektor peternakan. Dengan jumlah penduduk yang besar (237 juta jiwa) 1. Sektor peternakan merupakan sektor yang memiliki peluang sangat besar untuk dikembangkan sebagai usaha di masa depan. Kebutuhan masyarakat akan produk - produk peternakan akan semakin meningkat setiap tahunnya. Peternakan sebagai penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral semakin meningkat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi guna meningkatkan kualitas hidup. Akan tetapi kondisi peternakan (Animal Husbandry) di Indonesia telah mengalami pasang surut. Sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter tahun 1997, telah membawa dampak terpuruknya perekonomian nasional, yang diikuti penurunan beberapa usaha peternakan. Dampak krisis secara bertahap telah pulih kembali dan mulai tahun 1998-1999 pembangunan peternakan telah menunjukkan peningkatan. 1 http://www.republika.co.id 1

2 Walaupun demikian, untuk industri peternakan di Indonesia masih dapat terbilang sangat sedikit. Dalam sisi dalam negeri yang menjadi penghambat tumbuhnya sektor peternakan, antara lain : 2 1. Struktur industri peternakan sebagian besar masih merupakan usaha rakyat. Yang dicirikan oleh tingkat pendidikan peternak rendah, pendapatan rendah, penerapan manajemen dan teknologi konvesional, lokasi ternak menyebar luas, ukuran usaha relatif kecil, serta pengadaan input utama yakni HMT (Hijauan Makanan Ternak) yang masih tergantung pada musim, ketersediaan tenaga keluarga, serta penguasaan lahan HMT yang terbatas. 2. Ketersedian bibit bermutu. Penelitian tentang pembibitan telah banyak dilakukan namun belum tersosialisasikan dalam skala besar. Terjadi kegagalan komunikasi baik Badan Litbang maupun Perguruan Tinggi. Selain itu, peternak tidak mempunyai insentif dalam mengadopsi teknologi baru yang disertai peningkatan biaya. 3. Masalah agroindustri peternakan yang belum mampu menggerakkan sektor peternakan. Misalnya, industri pengolahan susu, sebgaian besar menggunakan input dari negara asal. Industri perhotelan membutuhkan daging dari impor. 4. Derasnya impor illegal produk-produk peternakan. 5. Bencana penyakit (mewabahnya virus flu burung dan antraks). 6. Ketergantungan yang tinggi terhadap bahan baku pakan. 2 http://www.repository.usu.ac.id

3 Dengan adanya berbagai penghambat pada sektor peternakan tersebut, perusahaan yang bergerak di industri peternakan yang kurang mandiri dan kompetitif, tidak akan mampu bertahan dalam menjalankan kegiatan usahanya sehingga dapat mengalami kebangkrutan. Sebuah perusahaan mempunyai kondisi kesehatan keuangan yang berbeda. Dilihat dari kondisi kesehatan keuangan perusahaan yang tersaji di dalam laporan keuangan, sebuah perusahaan dapat di kategorikan ke dalam perusahaan yang sehat (Non-Bankrupt Company), perusahaan yang sudah ada kecenderungan berada di dalam kondisi rawan (Grey Area) dimana manajemen harus berhati-hati dalam pengelolaan aset perusahaan agar terhindar dari kebangkrutan, dan perusahaan yang menunjukan adanya indikasi ancaman kebangkrutan yang serius (Bankrupt). Laporan keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Kondisi kesehatan perusahaan tidak dapat dilihat dari segi fisiknya saja, tetapi juga harus dilihat dari unsur keuangannya, karena unsur keuangan yang tidak sehat dapat mengakibatkan suatu perusahaan mengalami potensi kebangkrutan yang tinggi. Evaluasi kinerja perusahaan dalam hal ini sangat penting, untuk mengetahui apakah kinerja keuangan telah mencapai hasil yang telah ditargetkan sehingga perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal, menaikkan harga saham di Bursa Efek Indonesia, atau yang paling penting yaitu mengurangi resiko kebangkrutan.

4 Indikasi awal perusahaan yang bangkrut adalah dilakukannya penghapusan pencatatan saham (delisting) dari BEI. Apabila perusahaan pengeluar saham yang tercatat di bursa mengalami penurunan kinerja sehingga tidak memenuhi persyaratan pencatatan, maka saham tersebut dapat dikeluarkan dari BEI. Tindakan penghapusan saham dari daftar saham yang tercatat di bursa ini dilakukan pihak otoritas BEI untuk melindungi investasi yang dilakukan oleh investor. BEI akan menjaga bahwa semua saham yang diperdagangkan adalah berasal dari perusahaan yang memiliki kinerja bagus. Penghapusan pencatatan saham ini juga dapat dilakukan atas permohonan pihak emiten sendiri atau disebut voluntary delisting. Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami ketidakcukupan dana untuk menjalankan usahanya. Kebangkrutan biasanya dihubungkan dengan kesulitan keuangan. Analisis diskriminan bermanfaat bagi perusahaan untuk memperoleh peringatan awal kebangkrutan dan keberlangsungan usahanya. Informasi tentang prediksi kebangkrutan juga merupakan hal penting karena akan memberikan keuntungan banyak pihak yaitu pihak intenal perusahaan, dan pihak eksternal terutama investor dan kreditur. Perusahaan sendiri yang berada dalam proses kebangkrutan, akan menanggung biaya yang tidak sedikit, oleh karena itu dengan mengetahui indikator kebangkrutan sejak dini akan menyelamatkan banyak pihak yang terkait dengan perusahaan.

5 Ada beberapa metode atau tehnik yang digunakan dalam memprediksi potensi kebangkrutan. Dimana rasio keuangan merupakan salah satu informasi yang dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja perusahaan. Namun ada 3 metode yang umum digunakan dalam analisis kebangkrutan perusahaan adalah metode Altman Z-Score yang dibuat oleh Dr. Edward I. Altman pada tahun 1968 yang dikenal dengan Altman Z-Score dan menggunakan 5 rasio keuangan, Gordon L.V. Springate pada tahun 1978 yang dikenal dengan Springate S-Score dan menggunakan 4 rasio keuangan, dan Zmijewski yang dibuat pada tahun 1984 yang dikenal dengan Zmijewski X- Score dan menggunakan 3 rasio keuangan. Dari rasio keuangan dan dari titik Cutt Off masing-masing metode, perusahaan dapat dikelompokan ke dalam salah satu klasifikasi perusahaan sehat, sehat tapi rawan kebangkrutan ataupun perusahaan yang diprediksikan mengalami kebangkrutan. Walaupun tidak dapat dipastikan secara umum tentang metode yang terbaik mengingat setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang berbeda. Atas dasar pertimbangan tersebut maka penulis melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dan signifikansi perhitungan rasio atas ketiga metode kebangkrutan di atas dengan melalui pembuatan proposal skripsi yang berjudul : Analisis Perbandingan Efektifitas Peramalan Keberlangsungan Usaha Pada Perusahaan Animal Husbandry Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Dengan Metode Altman, Metode Springate Dan Metode Zmijewski Periode Tahun 2009-2011.

6 B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah Penelitian tentang kebangkrutan suatu perusahaan telah banyak dilakukan di Indonesia. Akan tetapi penelitian terhadap perusahaan Animal Husbandry serta model prediksi kebangkrutan yang tepat masih sangat terbatas. Masalah yang dapat diidentifikasi adalah menganalisa laporan keuangan dengan menggunakan metode Z-Score, metode S-Score dan metode X-Score dalam penelitian, objek penelitian yang akan dibahas hanya pada rasio keuangan perusahaaan dalam laporan keuangan pada Perusahaan Animal Husbandry Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas, maka penulis membatasi pembahasan hanya mengenai Laporan Keuangan tahun 2009-2011 yang digunakan untuk penelitian. C. Perumusan Masalah Dalam pembahasan masalah ini, penulis merumuskan permasalahn yang akan diteliti dalam bentuk pertanyaan diantaranya: 1. Apakah formula Altman efektif digunakan untuk meramalkan keberlangsungan usaha pada Perusahaan Animal Husbandry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2009-2011?

7 2. Apakah formula Springate efektif digunakan untuk meramalkan keberlangsungan usaha pada Perusahaan Animal Husbandry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2009-2011? 3. Apakah formula Zmijewski efektif digunakan untuk meramalkan keberlangsungan usaha pada Perusahaan Animal Husbandry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2009-2011? 4. Manakah di antara ketiga formula yang mempunyai efektifitas terbaik yang dapat digunakan untuk meramalkan keberlangsungan usaha pada perusahaan Animal Husbandry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2009-2011? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang dihadapi, maka penulisan penelitian ini mempunyai tujuan, diantaranya sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui efektifitas formula Altman dalam meramalkan keberlangsungan usaha pada Perusahaan Animal Husbandry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2009-2011. 2. Untuk mengetahui efektifitas formula Springate dalam meramalkan keberlangsungan usaha pada Perusahaan Animal Husbandry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2009-2011.

8 3. Untuk mengetahui efektifitas formula Zmijewski dalam meramalkan keberlangsungan usaha pada Perusahaan Animal Husbandry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2009-2011. 4. Untuk mengetahui efektifitas terbaik di antara ketiga formula yang dapat digunakan untuk meramalkan keberlangsungan usaha pada Perusahaan Animal Husbandry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2009-2011. E. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan memperoleh gambaran singkat mengenai apa yang dimaksud dengan analisis laporan keuangan, serta efektifitas perhitungan dari metode Z-Score, metode S-Score dan metode X-Score guna memprediksi kebangkrutan Perusahaan Animal Husbandry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan adanya penelitian ini, maka hasil yang diharapkan oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan Gambaran faktual yang di peroleh dari penulisan skripsi ini, diharapkan dapat berguna untuk memberikan signal pada perusahaan agar manajemen dapat memberikan solusi penyelesaian yang tepat pada perusahaan Animal Husbandry dalam meminimalisasikan potensi kebangkrutan.

9 2. Bagi pembaca Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi tambahan sebagai referensi bagi penelitian-penelitian lain yang telah dilakukan sebelumnya. 3. Bagi penulis Dapat menambah wawasan dan pengetahuan karena penulis dapat membuktikan secara langsung penerapan teori yang telah penulis dapatkan dalam perkuliahan dan survei di perusahaan. F. Sistematika Penulisan Guna memperoleh gambaran mengenai skripsi ini secara keseluruhan, maka penulis memberikan sistematika skripsi ini, terdiri dari : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini berisikan tujuan pustaka, teori - teori yang mendasari dan mendukung pembahasan serta kerangka pikir. Pada bab ini akan di uraikan mengenai pengertian laporan keuangan, analisis laporan keuangan, kinerja keuangan, analisa metode Z-Score,

10 analisa metode S-Score, analisa metode X-Score dan kerangka pikir. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis data, dan definisi operasional variabel. BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini membahas tentang sejarah singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan, dan kegiatan perusahaan yang menjadi objek penelitian. BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan pembahasan dan analisis laporan keuangan dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan dan efektifitas peramalan kebangkrutan dengan metode Altman, metode Springate dan metode Zmijewski pada Perusahaan Animal Husbandry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan membahas kesimpulan mengenai hasil analisis yang telah di lakukan serta penulis juga memberikan saran-saran yang

11 akan menjadi bahan pertimbangan perusahaan untuk dapat lebih meningkatkan kinerja perusahaan serta bagi pihak manajemen agar dapat memberikan solusi penyelesaian terhadap permasalahan yang dihadapi.