BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Milliken (1987) dalam Astuti (2007) Ketidakpastian Lingkungan adalah rasa ketidakmampuan seseorang untuk memprediksi sesuatu secara akurat dari seluruh faktor sosial dan fisik yang secara langsung mempengaruhi perilaku pembuatan keputusan orang-orang dalam organisasi. Menurut Duncan (1972) ketidakpastian lingkungan diukur dengan menggunakan indikator : kurangnya informasi, ketidakmampuan mengetahui hasil, dan ketidakmampuan menentukan kemungkinan. Duncan (1972) menambahkan lingkungan bisnis eksternal seperti kebijakan pemerintah, kekuatan hukum dan politik, teknologi, sumber daya, pesaing, selera pelanggan dan pengelolaan perusahaan, lingkungan bisnis eksternal merupakan lingkungan yang berada diluar organisasi, namun dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan bisnis. Lingkungan bisnis (Business Environment) dapat dibedakan atas lingkungan eksternal dan lingkungan internal Wheelen dan Hunger, (2000:56). Menurut Pearce and Robinson (2000: 71) membedakan lingkungan eksternal dengan lingkungan internal. a. lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. b. lingkungan internal terdiri dari struktur (Structure), budaya (Culture) dan sumber daya (Resources) JAKARTA (IFT) - PT Chevron Pacific Indonesia, perusahaan minyak dan gas (migas) asal Amerika Serikat menilai penanganan secara pidana kasus bioremediasi-proses pemulihan tanah yang tercampur minyak mentah- oleh Kejaksaaan Agung berpotensi mengancam iklim investasi sektor migas di Indonesia. Yanto Sianipar, Vice President Policy, Government and Public Affairs Chevron, menyatakan hal ini menimbulkan ketidakpastian lingkungan 1
2 yang akan membuat investor ragu-ragu melakukan ekspansi maupun memulai usaha di sektor migas Indonesia. Sehingga hal ini berpengaruh terhadap karakteristik informasi akuntansi manajemen yang akan digunakan oleh pihak manajemen untuk kegiatan usaha perusahaan selanjutnya dan pengambilan keputusan oleh investor. Mulyadi dan Setyawan (2000) menjelaskan bahwa lingkungan bisnis yang dihadapi oleh perusahaan saat ini mengalami perubahan dengan cepat dan terus menerus, hal ini disebabkan sedang berlangsung empat zaman sekaligus, yaitu zaman globalisasi ekonomi, zaman teknologi informasi, zaman strategic quality management dan zaman revolusi manajemen. Mulyadi dan Setiawan juga menambahkan bahwa lingkungan bisnis telah berubah secara pesat, radikal dengan semakin meningkatnya globalisasi, semakin ekstensifnya pemanfaatan teknologi informasi dalam bisnis, semakin banyak perusahaan yang mengadopsi strategic quality management dan semakin meluasnya revolusi manajemen di seluruh dunia. Perubahan lingkungan yang pesat mengakibatkan perusahaan-perusahaan melakukan penyesuaian terhadap kondisi yang ada dengan melakukan perubahan strategi serta pengendalian manajemen yang lebih baik. Prasetyo (2002) juga menambahkan organisasi yang sukses akan selalu beradaptasi dengan perubahan-perubahan lingkungannya dan secara proaktif merubah lingkungannya. Ketidakpastian lingkungan merupakan faktor yang sudah dikenali secara luas oleh peneliti dalam desain organisasi, jika diterapkan dalam sistem pengawasan akuntansi, ketidakpastian lingkungan diukur dengan melihat pengaruhnya terhadap pengunaan informasi dan karakteristikkarakteristik informasi. Pada dasarnya ketidakpastian lingkungan merupakan kondisi eksternal yang dapat mempengaruhi operasional perusahaan (Prasetyo 2002). Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin agar unggul
3 dalam persaingan bisnis. Menurut Atkinson (1995) dalam beberapa situasi ketidakpastian lingkungan tinggi, informasi merupakan suatu kebutuhan penting, terutama informasi akuntansi manajemen. Salah satu fungsi sistem akuntansi manajemen adalah sumber informasi penting untuk membantu manajer mengendalikan aktivitasnya serta mengurangi ketidakpastian lingkungan guna mencapai tujuan. Menurut Wheelen dan Hunger (2002) bagi perusahaan, sumber utama ketidakpastian berasal dari lingkungan eksternal yang meliputi pesaing, konsumen, pemasok, regulator dan teknik yang dibutuhkan. Dalam kondisi ketidakpastian lingkungan eksternal yang tinggi, informasi merupakan komoditi yang sangat bermanfaat sekali dalam proses kegiatan perencanaan dan pengawasan dalam suatu organisasi dimana semua ini merupakan tugas dari manajer yang terkait dengan decision making (pembuatan keputusan). Wheelen dan Hunger menambahkan untuk memudahkan pencapaian tujuan, suatu perusahaan membutuhkan adanya manajemen, karena tanpa manajemen semua usaha akan sia sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit, dalam hal ini manajemen merupakan proses membuat perencanaan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan berbagai usaha dari anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran, oleh karena itu manajemen perlu memiliki kemampuan untuk melihat dan menggunakan peluang, mengidentifikasi masalah, dan menyelesaikan serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan tepat. Manajemen juga berkewajiban mempertahankan kelangsungan hidup serta mengendalikan organisasi hingga tujuan yang diharapkan tercapai. Menurut Indrianto (1996) disamping persaingan yang bersifat global, turun naik nilai mata uang merupakan faktor faktor penting dalam mempertimbangkan penerapan sistem akuntansi manajemen, sistem akuntansi manajemen dapat menyediakan informasi yang terbaru serta mampu mengikuti perkembangan keadaan perdagangan yang sedang berlangsung.
4 Indrianto menambahkan informasi akuntansi manajemen dapat memudahkan pengguna untuk mengontrol biaya, mengukur dan meningkatkan produktivitas, dan dapat pula memberikan dukungan terhadap proses produksi. Hal ini sudah tentu menghendaki penelitian lebih lanjut tentang kaitannya dengan penggunaan sistem akuntansi manajemen dalam keadaan tingkat perubahan lingkungan yang tidak menentu. Menurut Chenhall dan Morris (1986) karakteristik informasi akuntansi manajemen adalah salah satu produk akuntansi manajemen yang memiliki peranan dalam memprediksikan konsekuensi yang terjadi atas berbagai alternatif tindakan yang dapat dilakukan pada berbagai aktivitas seperti perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan. Salah satu karakteristik informasi akuntansi manajemen adalah sebagai sumber informasi penting untuk membantu manajemen mengendalikan aktivitasnya serta mengurangi masalah ketidakpastian lingkungan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan Chia (1995). Karakteristik sistem akuntansi manajemen dibagi ke dalam empat bagian yaitu broad scope, timeliness, agregasi, dan informasi yang terintegrasi (Chenhall dan Morris, 1986). Menurut Otley (1980) mengatakan bahwa masing masing karakteristik informasi akuntansi manajemen tidak selalu sama untuk segala situasi, karena banyak faktor yang mempengaruhi kebutuhan akan informasi akuntansi manajemen. Karakteristik informasi akuntansi manajemen diperusahaan berkaitan dengan ketersediaan informasi akuntansi manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan sebagai sebuah produk sistem informasi, informasi akuntansi manajemen mempunyai beberapa karakteristik diantaranya akurat, sumber informasi terfokus, dapat dikuantifikasi, frekuensi tinggi dan berorientasi kepada masa yang akan datang dan yang telah lalu, relevan, lengkap, tingkat agregasi dan ketepatan waktu yang tinggi.
5 Nazarudin (1998:142) menjelaskan bahwa Informasi Akuntansi Manajemen berperan meningkatkan kemampuan manajemen untuk memahami keadaan lingkungan sekitarnya dan mengidentifikasikan aktivitas yang relevan. Prasetyo (2002:120) menyatakan bahwa karakteristik informasi yang tersedia tersebut akan menjadi efektif apabila sesuai dengan tingkat kebutuhan pengguna informasi. Hal ini sejalan dengan pendekatan kontingensi yang menekankan bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara universal selalu tepat untuk bisa diterapkan pada seluruh organisasi dalam setiap keadaan.kapasitas sistem informasi dan kontrol seharusnya sesuai dengan kebutuhan atau permintaan sebagai akibat ketidakpastian lingkungan (environment uncertainty) yang dihadapi organisasi, informasi memiliki nilai yang potensial karena dapat memberikan kontribusi langsung dalam menentukan pilihan, dapat meningkatkan pemahaman manajer terhadap dunia nyata serta dapat mengidentifikasikan aktivitas yang relevan. Penelitian Chenhall dan Morris (1986) dengan responden penelitian sebanyak 68 manajer tingkat menengah dan atas, pada perusahaan manufaktur di Sidney, Australia, menyimpulkan bahwa menurut manajer, karakteristik informasi akuntansi manajemen yang paling bermanfaat adalah informasi akuntansi manajemen dengan karakteristik broadscope, timeliness, aggregation dan informasi yang memiliki integration. Hasil penelitian Mia dan Clarke (1999) dalam Faisal (2006) menyatakan bahwa penggunaan informasi akuntansi manajemen dapat membantu manajer dan organisasi untuk mengadopsi dan mengimplementasikan rencana-rencana mereka dalam merespon lingkungan persaingan. Tahun 2012 menurut Ketua Serikat Pekerja Dirgantara Indonesia, persoalan berawal dari ketidakmampuan manajemen dalam mengelola perusahaan dan penyelesaian order yang sudah kontrak dengan tepat waktu. Selain itu, dalam sistem produksi yaitu target sering tidak tercapai, pengiriman
6 sering delay, sistem administrasi produksi, sistem komputerisasi masih lemah. Hal ini berpengaruh terhadap ketersediaan informasi akuntansi manajemen di dalam perusahaan mengalami kendala, sehingga mengakibatkan manajer sulit membuat perencanaan produksi selanjutnya di dalam perusahaan dan informasi mengenai laporan produk yang diminta dihasilkan tidak tepat waktu, baik dalam bulan atau kuartal perusahaan.dan akhirnya tidak banyak order yang didapat oleh perusahaan yang dulunya bernama PT.Nurtanio ini. Seperti empat pesawat CN-235 yang dipesan Korea Selatan hingga saat ini belum selesai. Padahal pihak Korea sudah membayar sebanyak 50 persen dan seharusnya dua pesawat sudah delivery sejak Desember tahun lalu. (Harribes-Ketua SPDI). Berdasarkan fenomena yang diuraikan diatas, maka menjadi pertimbangan penulis untuk meneliti masalah Ketidakpastian Lingkungan terhadap Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen pada PT.Dirgantara Indonesia (PERSERO) dengan judul Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan terhadap Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen 1.2 Identifikasi Masalah Dari uraian yang melatarbelakangi penelitian ini, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut: Seberapa besar Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan terhadap Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data maupun informasi yang relevan dengan masalah yang diidentifikasikan, kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan.
7 Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan memberikan bukti apakah pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap karakteristik informasi akuntansi manajemen. 1.4 Kegunaan Penelitian Berikut adalah beberapa kegunaan yang diharapkan oleh penulis dari penelitian ini : a. Bagi Pengembangan ilmu Sebagai sarana untuk menerapkan, mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama masa studi. b. Bagi Operasional Sebagai bahan masukan untuk perusahaan dalam memecahkan masalah yang disebabkan oleh ketidakpastian lingkungan terhadap karakteristik informasi akuntansi manajemen pada PT.Dirgantara Indonesia. 1.5 Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di PT.Dirgantara Indonesia (PERSERO). Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan selesai.