Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Dan Pengetahuan Tentang Kesehatan Lingkungan Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DENGAN PERILAKUNYA DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KAMPUS

HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DENGAN PERILAKUNYA DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KAMPUS

Abstract. Keywords: Waste Recycling Relationships, Creativity Utilizing Garbage, Trash Managing Behavior. Abstrak

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SIKAP TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT

Oleh UWANG WANINGSIH NIM

Laporan Penelitian HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI I CIMERAK KABUPATEN PANGANDARAN

di lingkungan sekolah, kepala sekolah jarang menegur siswa ataupun guru yang tidak memelihara kebersihan. Selain peranan kepala sekolah sebagai

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI HIDUP BERSIH DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN DENGAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MOTIVASI HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MEMELIHARA KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH

(Studi pada Siswa Kelas VI di Gugus IV Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya)

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI HIDUP BERSIH DENGAN PERILAKU DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH SEHAT DAN MOTIVASI HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MEMELIHARA KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH

(Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya)

dalam belajar tidak nyaman. Oleh karena itu kelestarian lingkungan sekolah perlu mendapat perhatian dari semua pihak, terutama pihak sekolah yang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PENATAAN LINGKUNGAN DAN MOTIVASI MENATA LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MENATA LINGKUNGAN HIDUP SEKOLAH

lingkungannya, juga dikembangakn tingkat kesadarannya serta didorong partisipasinya dalam melestarikan keseimbangan lingkungan.

attitude toward environmental hygiene with the student behavior maintain environmental hygiene

PERILAKU PEDAGANG SAYUR DALAM MENGELOLA KEBERSIHAN LINGKUNGAN HIDUP., H.Oman Roesman, 1

PENGARUH MINAT DAN PENGETAHUAN PEMESINAN TERHADAP PRESTASI CNC KELAS XI SMK NEGERI 1 PURWOREJO

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Edu Geography

Jurnal GeoEco ISSN: Vol. 2, No. 2 (Juli 2016) Hal

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

NANA ISKANDAR ABSTRACT

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SAMPAH DENGAN KREATIVITASNYA MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN

HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH HIJAU (GREEN SCHOOL)

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN PROFESIONALISME GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

Keywords : participation, members knowledge and service quality

Key Word : the teacher competence, the teacher performance the student achievement in the environmental education

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PENGARUH STATUS SOSIAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS X SMA

ABSTRACT. Approved by First Advisor August (Drs. Tri Cahyo Utomo, M.A) NIP

TINGKAT PENGETAHUAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI SAMBIROTO 2 KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

PERILAKU PEDAGANG SAYUR DALAM MENGELOLA KEBERSIHAN LINGKUNGAN HIDUP

DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA N 11 KOTA JAMBI. Benar Sembiring 1 Diliza Afrila 2

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 4 (1) (2016) Edu Geography.

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN MOTIF BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN F ASILITAS PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH)

ISSN: Vol. 4, No. 1, Maret 2017

HUBUNGAN MINAT BACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SDN SE-KECAMATAN KLIRONG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus

(Studi Pada Siswa Kelas IV,V,VI SD Gugus IV Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya) JURNAL

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Jember)

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, KOMPETENSI, DAN PEMBERDAYAAN TERHADAP KINERJA PADA GURU SERTIFIKASI

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN HITUNG, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH PENYELENGGARAAN MGMP TIK DAN PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP KINERJA GURU TIK SMP SE- KABUPATEN BANTUL ARTIKEL JURNAL

Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga dengan Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Balita di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 1)

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER

PENGARUH ANTARA PENGELOLAAN KONFLIK DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI GURU SD NEGERI GUGUS 03 KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU

Dosen Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI SE KECAMATAN BANTUL ARTIKEL E-JURNAL

PENDAHULUAN. Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3. STIKes Prodi IKM Prima Korespondensi penulis :

ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MICROSOFT POWERPOINT DAN MEDIA LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

ABSTRACT. Keywords : enviromental copmmitment, soccial economic status, and correltion.

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KIAI DAN PARTISIPASI USTAD DALAM KEBERSIHAN DENGAN PERILAKU SANTRI MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN PESANTREN

DEWI ARIANTI PUJI ASTUTI A

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN SIKAP TERHADAP PELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN PERILAKU DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWAPENDIDIKAN EKONOMI ANGKATAN 2011

PLPB: Pendidikan Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan DOI: /plpb DOI: /PLPB ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG

AJENG FIKA FATMA CANDRA WATI K

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Diajukan Oleh: RETNO LIA MAYASARI A

OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH DI NAGARI KOTO BARU KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

STUDY OF PUBLIC AWARENESS IN KEEPING OF ENVIRONMENTAL HEALTH IN SUB DISTRICT OF TABIANG BANDA GADANG DISTRICT OF NANGGALO PADANG CITY

Cynthia Dewi Sudarno Putri. Universitas Sebalas Maret Surakarta

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN SLEMAN

ARIF HIDAYAT A

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR

ABSTRAK. Kata-kata kunci: audit internal dan good corprate governance

PENGARUH INTENSITAS BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMAN 5 MAKASSAR

PENGARUH GAYA KOMUNIKASI ATASAN DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANGSIDIMPUAN

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

KONTRIBUSI KEBIASAAN BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS VIII MTsN 01 PADANG ABSTRACT

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

PENGARUH SEMANGAT KERJA PEMILIK DAN PEKERJA TERHADAP KEWIRAUSAHAAN MORO ARTOS DI SALATIGA SKRIPSI

PEMBAHASAN. A. Perilaku Pencegahan Demam Berdarah Dengue Sebelum Penyuluhan. memiliki skor penilaian perilaku pencegahan demam berdarah dengue sebelum

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

KESIAPAN MENTAL MASUK DUNIA KERJA DITINJAU DARI PELAKSANAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA DAN PENERIMAAN BIMBINGAN KARIR SISWA SMK Dl DIY.

Transkripsi:

Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Dan Pengetahuan Tentang Kesehatan Lingkungan Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan (Studi Pada Masyarakat Desa Sindangjaya Kecamatan Cikalong Kabupaten Tasikmalaya). Oleh Isep Gunawan 138101004 ABSTRACT The objektive of this research is to know, analyze and study the relationship between socioeconomic status and knowledge about health environment with community participation in maintaining the health of the environment. The research design used in this study is the village community of sindangjaya, cikalong subdistrict, tasikmalaya regency, amounting to 1650 people. The sampling technique used in this research is proportional random sampling technique, with sample of 165 people. Instrument in this study using questionnaire of socioeconomic status, environment health knowledge tests and questionnaires of community participation in maintaining the health of the environment. Data analysis, simple technique used is the correlation analysis, simple and multiple regression. There is a relationship between socioeconomic status with the participation of the community in maintaining the health of environment. This can be showed by the acquisition of the r value 0,688 which is categorized into closeness of enough and r equal to 0.473 this means that socioeconomic status variables gave contribution 47.30%. The righer the socioeconomic status the better the community participation in maintaining the health of the environment. There is a relationshipbetween knowledge of environmental health with community participation in preserving the health of environment. This can be showed by the acquisition of the r value of 0.695 which includes the category closeness of enough and equal to 0,483. This means that knowledge about environmental health accounted for 48.30%. the higher the knowledge of environmental health the better the community participation in maintaining the health of tehe environment. There is a relationship between socioeconomic status and health knowledge of the environment with community participation in maintaining the health of environment. It can be showed by the acquisition r value of 0.736 which includes strong closeness category and r equal to 0,582. This means that the variable of socioeconomic status and anvironmental health knowledge contributed 58.20%. The higher the socioeconomic status and the better knowledge of environmental health will be better the community participation in maintaining the health of the environment. Keywords: socioeconomic status, environmental health knowledge and participation 1

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan mengkaji hubungan antara status sosial ekonomi dan pengetahuan kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam meemlihara kesehatan lingkungan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat desa sindangjaya kecamatan cikalaong kabupaten tasikmalaya yang berjumlah 1650 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik proportional random sampling, dengan sampel sebanyak 165 orang. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket status sosial ekonomi, tes pengetahuan kesehatan lingkungan dan angket partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi, regresi sederhana dan berganda. Hasil penelitian menunjukan variabel status sosial ekonomi kategori cukup, variabel pengetahuan tentang kesehatan lingkungan kategori cukup dan variabel partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan termasuk kategori kuat. Ada hubungan antara status sosial ekonomi dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkunga. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,688 yang termasuk kategori keeratan cukup dan r 2 sebesar 0,473. Ini berarti variabel status sosial ekonomi memberikan kontribusi sebesar 47,30%. Semakin baik atau tinggi status sosial ekonomi maka akan semakin baik partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Ada hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,695 yang termasuk kategori keeratan cukup dan r 2 sebesar 0,483. Ini berarti pengetahuan tentang kesehatan lingkungan memberikan konstribusi sebesar 48,30%. Semakin baik pengetahuan kesehatan lingkungan maka akan semakin baik pula partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Ada hubungan antara status sosial ekonomi dan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,763 yang termasuk kategori keeratan kuat dan r 2 sebesar 0,582. Ini berarti variabel status sosial ekonomi dan pengetahuan kesehatan lingkungan memberikan konstribusi sebesar 58,20%. Semakin tinggi status sosial ekonomi dan semakin baik pengetahuan kesehatan lingkungan maka akan semakin baik pula partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Kata kunci: status sosial ekonomi, pengetahuan kesehatan lingkungan dan partisipasi 2

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan lingkungan mencakup aspek yang sangat luas yang hampir meliputi keseluruhan hidup manusia. Kesehatan lingkungan sangat erat kaitannya dengan hygiene dan sanitasi. Lingkungan yang bersih dan sehat selalu didukung dengan hygiene dan sanitasi lingkungannya yang baik. Keadaan sehat mencakup manusia seutuhnya tidak hanya sehat fisik saja tetapi juga sehat mental dan hubungan sosial yang optimal didalam lingkungannya. Rumah-rumah penduduk yang ada di Desa Sindangjaya tidak semua mempunyai tempat pembuangan limbah rumah tangganya dengan tertutup, masih ada diantaranya kerap mengalirkan limabah rumah tangganya ke selokan depan atau belakang rumahnya. Karena selokannya terbuka dan airnya tidak lancar, maka dampak selanjutnya timbul bau yang kurang sedap. Tidak hanya itu dampak selanjutnya adalah sering mewabahnya penyakit musiman seperti flu dan kolera/diare di musim tertentu bahkan DBD. Dan juga dalam pengelolaan sampahnya masih belum sempurana, masih ada diantranya yang membuang sampah kesungai, membakar sampah organik dan penempatan kandang ternak yang terlalu dekat dengan rumah. Berdasarkan data Puskesmas Desa Sindangjaya ternyata penyakit yang banyak menyerang warga adalah demam berdarah dan diare. Penyakit tersebut biasanya diakibatkan karena kurangnya pemeliharaan kesehatan lingkungan. Seperti terlihat pada tabel dibawah ini: 3

Tabel 1.1 Kondisi Kesehatan Masyarakat Desa Sindangjaya Jenis Penyakit Bulan Jumlah Kejadian DBD Desember 2 Diare Desember 6 Sumber Data: Puskesmas Desa Sindangjaya 2014 Dari tabel tersebut terlihat bahwa DBD dan penyakit Diare yang timbul akibat kurangnya pemeliharaan kebersihan dan kesehatan lingkungan sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa perilaku dan partisipasi masyarakat desa sindangjaya dalam memelihara kesehatan lingkungan masih kurang. Untuk menciptakan lingkungan yang sehat diperlukan peningkatan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan, sehingga pengetahuan tentang bagaimana sebaiknya memperlakukan lingkungan agar tetap bersih dan sehat akan semakin luas. Salah satu indikator untuk meningkatkan pengetahuan seseorang adalah pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin luas pula pengetahuan yang mereka miliki khususnya dalam penelitiana ini adalah pengetahuan tentang kesehatan lingkungan. Selain itu juga untuk membuat lingkungan tetap sehat di perlukan status sosial ekonomi yang tinggi dimasingmasing keluarga dengan tingginya status sosial ekonomi seseorang partisipasi dalam menjaga kesehatan lingkungan akan semakin tinggi dan akan semakin beragam partisipasi yang mereka lakukan mulai dari tenaga, kekayaan dan ide-ide yang dapat membantu tetap terjaganya kesehatn lingkungan. Peran masyarakat yang didalamnya terdapat kepala keluarga, ibu rumah tangga dan juga anak-anak harus bersinergi dalam menjaga kebersiahan dan kesehatan lingkungan mulai dari tempat tinggal dan lingkungan sekitar rumahnya. 4

Dengan rumah yang bersih kesehatan penghuninya akan mudah tercapai dari pada lingkungan rumah yang kotor, kotor identik dengan tidak sehat. Kebersihan merupakan pangkal kenyamanan hidup, sesuatu yang bersih biasanya juga terlihat rapih dan indah. Dalam memelihara lingkungan yang bersih dan sehat, maka seharusnya partisipasi masyarakat harus lebih ditingkatkan. Partisipasi dapat berbentuk tenaga seperti menyapu halaman rumah dalam bentuk buah pikiran misalnya menyediakan tempat sampah atau partisipasi dalam materi misalnya menyumbang alat kebersihan. Berdasarkan uraian diatas, untuk mencapai kegiatan positif dalam kegitan memelihara kesehatan lingkungan, diperlukan latar belakang ekonomi dan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang lebih luas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: Hubungan antara Status Sosial Ekonomi dan Pengetahuan Tentang Kesehatan Lingkungan dengan Partisipasi Masyarakat dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan (Studi pada Desa Sindangjaya Kecamatan Cikalong Kabupaten Tasikmalaya). 1.2 Rumusan maslah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Adakah hubungan antara status sosial ekonomi dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan? 2. Adakah hubungan antara pengetahuan kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan? 5

3. Adakah hubungan antara status sosial ekonomi dan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah: 1. untuk mengetahui adanya hubungan antara status sosial ekonomi dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan: 2. untuk mengetahui adanya hubungan antara pengetahuan kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan: 3. untuk mengetahui adanya hubungan antara status sosial ekonomi dan pengetahuan kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. 2. Kajian Pustaka Kata status sosial dapat kita pisahkan menjadi dua istilah yaitu status dan sosial Pengertian status menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008:1338) keadaan atau kedudukan orang dengan masyarakat sekelilingnya, sedangkan pengertian sosial menurut KBBI (2008:1331) yaitu berkenaan dengan masyarakat. Sehingga penulis dapat menyimpukan pengertian status sosial adalah keadaan atau kedudukan seseorang dalam masyarakat. Menurut Soekanto, (2013:208 ) Kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat dalam suatu lapisan tertentu adalah sebagai berikut: 1) Ukuran kekayaan 6

Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam lapisan atas. Kekayaan tersebut misalnya dapat dilihat pada bentuk rumah, mobil pribadi, pakaian serta bahan pakaian yang dipakainya, kebiasaan untuk membeli barang-barang mahal dan seterusnya. 2) Ukuran kekuasaan Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau mempunyai wewenang terbesar menempati lapisan atas. Misalnya seseorang yang menjadi lurah sebagai pemegang kekuasaan maka ia akan menduduki lapisan teratas pada masyarakat yang ada dikelurahan tersebut. 3) Ukuran kehormatan Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapatkan tempat teratas. Ukuran semacam ini, banyak dijumpai pada masyarakatmasyarakat teradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa. 4) Pendidikan atau ilmu pengetahuan Ilmu pengetahuan sebagi ukuran dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Sehingga orang yang mempunyai tingakat pendidikan yang tinggi akan menduduki kelas teratas. Menurut Nurseno (2007:28) tingkat ekonomi dapat dilihat dari segi pendapatan, kekayaan, dan pekerjaaan. Kemampuan ekonomi yang berbeda-beda akan dapat menyebabkan terjadinya pelapisan atau stratifikasi ekonomi. Orangorang yang berpendapatan sangat kecil dan tidak memiliki harta benda berarti menduduki lapisan bawah, Lapisan atas misalnya adalah konglomerat, pengusaha besar, pejabat dan pekerja profesional yang berpenghasilan tinggi. Diantra lapisan atas dan bawah itu ada lapisan menengah, lapisan ini mereka yang mempunyai penghasilan menengah atau sedang. Berdasarkan urian tersebut tentang status sosial ekonomi maka penulis dapat simpulkan bahwa status sosial ekonomi adalah keadaan atau kedudukan seseorang dalam masyarakat sebagai lapisan atau kelas yang ditempati suatu keluarga dilihat dari masalah sosial dan keuangan. 7

Notoatmodjo (2012:138) mengungkapkan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan pada hakikatnya adalah suatu keadaan individu sadar memiliki pengetahuan, lalu berusaha untuk memahamai, menghayati dan pada saatnya harus memberikan pengetahuan dengan menerangkan dan mempertanggungjawabkan apakah pengetahuan itu benar (atau mempunyai isi dan arti). Notoatmodjo (2007:165) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terhujudnya status kesehatan yang optimal pula. Ruang lingkupnya mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air limbah dan rumah hewan ternak. Kesehatan lingkungan adalah upaya untuk melindungi kesehatan manusia melalui pengelolaan, pengawasan dan pencegahan faktor-faktor lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan manusia (Chandra, Budiman. 2006:74). Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpukan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan adalah segenap apa yang kita ketahui dan kemampuan mengenal dan mengingat kembali yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sukar yang diperoleh melalui pengalaman setelah melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Menurut Keith Davis dalam Mangkunegara (2001:113) partisipasi dapat didefinisikan sebagi keterlibatan mental/pikiran dan emosi/perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut 8

bertanggungjawab terhadap usaha yang bersangkutan. Partisipasi adalah keikutsertaan, peran serta atau keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan lahirnya saja. Partisipasi masyarakat adalah ikut serta seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan permasalah-permasalah masyarakat tersebut (Notoatmodjo,2012:124). Partisipasi masyarakat dibidang kesehatan berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dan memecahkan masalah kesehatan mereka sendiri. Dalam hal ini masyarakat sendirilah yang akan memikirkan, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program kesehatan mereka. Dalam suatu partisipasi masyarakat dituntut suatu kontribusi atau sumbangan. Kontribusi tidak hanya terbatas pada dana dan finansial saja, tetapi dapat berbentuk daya (tenaga) ide atau pemikiran (Notoatmodjo, Seokidjo, 2012:124). Berdasarka uraian tersebut maka dapat disimpukan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan adalah keikut sertaan masyarakat dalam hal tenaga, materi, dan pikiran yang disumbangkan dalam membantu upaya untuk memelihara kesehatan lingkungan 3. Metode Penelitian 3.1 Sampel Dan Sumber Data Sampel diambil dari jumlah populasi dengan cara proporsional random sampling sebesar 10 %, yaitu Bantarpari 33 orang, Sindangraja 31 orang, Sindangsari 34 orang, Sodongwangi 30 orang dan Ciherang 37 orang, sehingga diperoleh 165 orang. 9

Teknik Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melalui: (a) Observasi, Peneliti mengadakan pengamatan langsung keobjek penelitian agar dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti (b) Wawancara, Penulis mengadakan Tanya jawab secara langsung dengan responden mengenai status sosial ekonomi, pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. (c) tes pengetahuan, Masyarakat di berikan tes pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dilakukan dengan membuat seperangkat pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan. masyarakat yang di jadikan sampel menjawab instrumen penelitian berupa pilihan ganda yang berisi pengetahuan kesehatan lingkungan yang sudah tersedia. (d) Angket, Menyebarkan daftar pertanyaan tertulis yang harus diisi respoden. Daftar pertanyan tersebut berisi tentang pertanyaan mengenai status sosial ekonomi dan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. (e) Studi kepustakaan, Peneliti mengadakan studi kepustakaan yang diambil dari berbagai sumber yang dapat dijadikan bahan untuk diteliti di lokasi penelitian. 3.2 Variabel Bertitik tolak dari judul, maka penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas : Status sosial ekonomi (X 1 ) dan Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan (X 2 ). Variabel terikat : Partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y). Penelitian ini berfungsi untuk mencari korelasi (r), 10

dengan demikian yang dipelajari adalah korelasi dan konstribusi variabel bebas dengan variabel terikat, sehingga kajian ini lebih cenderung bersifat korelasi. 3.3 Instrumen Penelitian Konsepsi, yang mendasari penyusunan instrumen penelitian ini adalah untuk menjaring tiga jenis data, yaitu : (1) status sosial ekonomi, (2) pengetahuan kesehatan lingkungan dan (3) partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Untuk menjaring ketiga data tersebut disusun seperangkat instrumen sebagai berikut: (1) status sosial ekonomi pada penelitian ini diperoleh dari angket yang disebarkan kepada masyarakat sebagai sampel penelitian. (2) pengetahuan kesehatan pada penelitian ini diperoleh dari tes pengetahuan kepada masyarakat sebagai sampel. (3) partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan didasarkan pada hasil angket yang disebarkan kepada masyarakat sebagai sampel penelitian. 4. Hasil Dan Pembahasan 4.1 Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi (X 1 ) Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan ( Y) Tabel 4.9 Rangkuman Analisis Regresi status sosial ekonomi (X 1 ) dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y) Sumber JK Db RK F hitung Sig Regresi 1492,419 1 1492,419 146,306 0,000 Residu 1662,709 163 10,201 Total 3155,127 164 Koefisien Korelasi (r) Koefisien Determinasi (r 2 ) 0,688 a 0,473 11

Kekuatan hubungan antara status sosial ekonomi (X 1 ) dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y) pada model persamaan Y= 102,307 + 0,319 X 1 dengan koefisien (r) adalah 0,688 sedangkan pada koefisien determinasi (r 2 ) adalah 0,473, ini berarti variabel status sosial ekonomi memberikan kontribusi sebesar 47,30% terhadap partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan 52,70% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, minat dan lingkungan Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilakan koofisien korelasi r sebesar 0,688 yang termasuk kategori keeratan cukup atau sedang, uji signifikansi terhadap koefisien korelasi menghasilkan F hitung sebesar 146,306 dengan db = 163 pada taraf signifikansi 5% dan F tabel sebesar 4,007. Ternyata F hitung lebih besar dari F tabel, ini berarti koefisien korelasi tersebut signifikan. Dengan demikian, hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara status sosial ekonomi dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Bila latar belakang ekonomi cukup tinggi akan mengakibatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan menjadi luas dan dalam melakukan partisipasinya akan semakin baik karena ditunjang oleh pendidikan yang memadi, kedudukan, kehormatan, kekuatan financial (pendapatn) dan pengetahuan yang dimilikinya. Dengan demikian mereka bisa berpartisipasi dengan berbagi cara mulai dari menyumabang alat-alat kebersihan, menyediakan fasilitas-fasilitas untuk mendukung pemeliharaan kesehatan lingkungan, menyumabng ide-ide yang dapat membuat pemeliharaan kesehatan lingkungan 12

menjadi baik lagi dan juga dengan tenaga yang mereka miliki. Jadi dengan semakin tinggi atau semakin baiknya status sosial ekonomi masyarakat maka Partisipasinya juga akan semakin baik. 4.2 Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Kesehatan Lingkungan (X 2 ) Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan (Y) Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Regresi pengetahuan kesehatan lingkungan (X 2 ) dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y) Sumber JK Db RK F hitung Sig Regresi Residu Total 1524,479 1 1524,479 152,387 1630,648 163 10,004 3155,127 164 Koefisien Korelasi (r) 0,695 Koefisien Determinasi (r 2 ) 0,483,000 b Kekuatan hubungan antara pengetahuan kesehatan lingkungan (X 2 ) dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y) pada model persamaan Y=120,464 + 0,892 X 2 dengan koefisien (r) adalah 0,695 sedangkan pada koefisien determinasi (r 2 ) adalah 0,483, ini berarti variabel pengetahuan kesehatan lingkungan memberikan kontribusi sebesar 48,30% terhadap partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan, 51,70% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, minat dan lingkungan. 13

Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koofisien korelasi r sebesar 0,695 yang termasuk kategori keeratan cukup atau sedang, uji signifikansi terhadap koefisien korelasi menghasilkan F hitung sebesar 152,387dengan db = 163 pada taraf signifikansi 5% dan F tabel sebesar 4,007. Ternyata F hitung lebih besar dari F tabel, ini berarti koefisien korelasi tersebut signifikan. Dengan demikian, hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara pengetahuan kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Kualitas dan kuantitas pengetahuan (kognitif) tentang kesehatan lingkungan dari hasil Proses belajar dapat membuat seseorang merubah partisipasi atau perilakunya. Partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan merupakan cermin pengetahuan atau kemampuan nalarnya. Dengan demikian secara sederhana dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang kesehatan lingkungan masyarakat merupakan perubahan tingkah laku yang diperkaya oleh pengalaman sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Semakin banyak pengetahuan tentang kesehatan lingkungan akan semakin baik partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Hal tersebut dapat dipahami karena pengetahuan tentang kesehatan lingkungan merupakan gambaran dari kemampuan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Artinya bahwa semakin baik pengetahuan 14

tentang kesehatan lingkungan maka akan semakin baik partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. 4.3 Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi (X 1 ) Dan Pengetahuan Tentang Kesehatan Lingkungan (X 2 ) Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan (Y) Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Regresi Status Sosial Ekonomi (X 1 )Pengetahuan Kesehatan Lingkungan (X 2 ) Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan (Y) Sumber JK Db RK F hitung Sig Regresi Residu Total Koefisien Korelasi (r) 1835,614 2 917,807 112,681,000 b 1319,513 162 8,145 3155,127 164 0,763 a Koefisien Determinasi (r 2 ) 0,582 Kekuatan hubungan antara status sosial ekonomi (X 1 ) pengetahuan kesehatan lingkungan (X 2 ) dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y) pada model persamaan Y= 105,513 + 0,190 X 1 0,553 X 2.dapat dilihat pada koefisien korelasi (r) adalah 0,763 sedangkan koefisien determinasi (r 2 ) adalah 0,58,2 ini berarti variabel status sosial Ekonomi dan pengetahuan kesehatan lingkungan memberikan kontribusi sebesar 58,20% terhadap partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan, 41,80% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, motivasi dan lingkungan. Analisis korelasi terhadap pasangan data dari ketiga variabel tersebut menghasilakan koofisien korelasi r sebesar 0,763 yang termasuk kategori keeratan kuat. Berarti koefisien korelasi tersebut di uji dengan menggunakan uji-f menghasilkan 15

F hitung sebesar 112,681 dan F tabel dengan db = 162 pada taraf signifikansi 5% sebesar 3,15. Ternyata F hitung lebih besar dari F tabel, ini berarti koefisien korelasi tersebut signifikan. Dengan demikian, hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara status sosial ekonomi dan pengetahuan kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan dapat ditentukan oleh status sosial ekonominya dan juga pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang masayarakat miliki. Jd semakin baik status sosial ekonomi dan pengetahuan tetatang kesehatan lingkungan makan akan semakin baik pula partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. 5. Simpulan Dan Saran 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini disajikan simpulan yang didasarkan atas pembahasan dan kajian kepustakaan yang relevan dan temuan selam penelitian berlangsung. Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ada hubungan antara status sosial ekonomi dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkunga. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,688 yang termasuk kategori keeratan cukup dan r 2 sebesar 0,473. Ini berarti variabel status sosial ekonomi memberikan kontribusi sebesar 47,30%. Semakin baik atau tinggi status sosial ekonomi maka akan semakin baik partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. 16

2. Ada hubungan antara pengetahuan kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,695 yang termasuk kategori keeratan cukup dan r 2 sebesar 0,483. Ini berarti pengetahuan kesehatan lingkungan memberikan konstribusi sebesar 48,30%. Semakin baik pengetahuan kesehatan lingkungan maka akan semakin baik pula partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. 3. Ada hubungan antara status sosial ekonomi dan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dengan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,763 yang termasuk kategori keeratan kuat dan r 2 sebesar 0,582. Ini berarti variabel status sosial ekonomi dan pengetahuan kesehatan lingkungan memberikan konstribusi sebesar 58,20%. Semakin tinggi status sosial ekonomi dan semakin baik pengetahuan kesehatan lingkungan maka akan semakin baik pula partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian maka penulis menyampaikan saran seabgai berikut : 1. Untuk meningkatkan dan mempertebal rasa tanggungjawab dalam pemeliharaan kesehatan lingkungan, status sosial ekonomi dan pengetahuan kesehatan lingkungan. Semua pihak (masyarakat) perlu ditumbuhkan kesadarannya sebagai orang yang membutuhkan kesehatan. agar pemeliharaan lingkungan hidup tetap selalu sehat dan akan lebih baik apabila 17

disertai dengan usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kegiatan praktek sehingga timbul rasa kepedulian dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan lingkungan. Dengan semakin baiknya status sosial ekonomi dan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan diharapkan akan semakin baik partisipasi masyarakat dan juga dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam pengelolaan serta pemeliharaan kesehatan lingkungan. 2. Karena penelitian ini terbatas pada variabel status sosial ekonomi, pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dan partisipasi masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan, perlu dilakukan penelitian lanjutan yang cakupannya lebih luas, sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai kemampuan individu yang merespon lebih cepat terhadap keadaan lingkungannya. DAFTAR PUSTAKA Chandara. Budiman. (2006). Pengantar Kesehatn Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. KKBI. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Bale Pustaka. Notoatmodjo. Soekidjo. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta:Rieneka Cipta. Notoatmodjo. Soekidjo (2012). Promosi Kesehatan Dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta. Nurseno. (2007). Kompetensi Dasar Sosiologi. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Mangkunegara. A. A. Anwar. Perabu. (2011). Manajemen Sumber Daya Perusahaan. Bandung: Rifika Aditama. Soekanto. Soerjono. (2013). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grapindo Persada. 18

19