BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan konsumsi yang cukup pesat. Konsumsi minyak nabati dunia antara

dokumen-dokumen yang mirip
V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Produksi CPO di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting

PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

TOPIKAL PAPER. Muhammad Edhie Purnawan, SE, MA, Ph.D

PELUANG DAN PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

PENDAHULUAN. untuk bisa menghasilkan kontribusi yang optimal. Indonesia, khususnya pengembangan agroindustri.

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam perekonomian Indonesia. Bahkan komoditi teh juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tandan buah segar (TBS) sampai dihasilkan crude palm oil (CPO). dari beberapa family Arecacea (dahulu disebut Palmae).

I. PENDAHULUAN. Komoditas kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang penting di

I. PENDAHULUAN. diarahkan pada berkembangnya pertanian yang maju, efisien dan tangguh.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (BPS 2012), dari pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman. bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an,

I. PENDAHULUAN. kebutuhan akan minyak nabati dalam negeri. Kontribusi ekspor di sektor ini pada

BAB I PENDAHULUAN. sawit nasional karena kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan di Indonesia dan

5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT

Tinjauan Pasar Minyak Goreng

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada 2020 dan berdasarkan data forecasting World Bank diperlukan lahan seluas

I. PENDAHULUAN. mencapai US$ per ton dan mendekati US$ per ton pada tahun 2010.

BAB I PENDAHULUAN. sawit, serta banyak digunakan untuk konsumsi makanan maupun non-makanan.

PELUANG INVESTASI BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA. Makalah. Disusun Oleh : Imam Anggara

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN konstribusi yang besar bagi devisa negara, khususnya karena pergeseran pangsa

Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun. dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk

1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PROSPEK TANAMAN PANGAN

Boks 1. DAMPAK PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT DI JAMBI: PENDEKATAN INPUT-OUTPUT

BAB I PENDAHULUAN. pada sektor pertanian. Wilayah Indonesia yang luas tersebar diberbagai. meningkatkan perekonomian adalah kelapa sawit. Gambar 1.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tanaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertanian (agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam realita ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

PROSPEK INDUSTRI DAN SUMBER POTENSIAL MINYAK/LEMAK (INDUSTRIAL PROSPECT AND POTENCIAL SOURCES OF FAT AND OIL)

V. GAMBARAN UMUM EKONOMI KELAPA SAWIT DAN KARET INDONESIA

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Analisis kebijakan industri minyak sawit Indonesia: Orientasi ekspor dan domestik Edid Erdiman

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Grafik Pertumbuhan Perkebunan Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia yang mengalami penurunan pada masa. krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, masih berlangsung hingga

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perusahaan besar adalah kelapa sawit. Industri kelapa sawit telah tumbuh

IV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki potensi alamiah yang berperan positif dalam

II. TINJAUAN UMUM MINYAK NABATI DUNIA DAN MINYAK KELAPA SAWIT INDONESIA

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir, produk kelapa sawit merupakan produk perkebunan yang. hampir mencakup seluruh daerah tropis (RSPO, 2009).

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai posisi dan peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. Pendahuluan. Menghadapi AFTA tahun 2003 dunia agribisnis Indonesia, menurut ramalan,

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit adalah rata rata sebesar 750 kg/ha/tahun. Berarti

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai tempat. penyimpanan dana, membantu pembiayaan dalam bentuk kredit, serta

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. krisis tersebut adalah industri agro bisnis dan sampai akhir tahun 2010 industri agrobisnis

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Gambar 1 Produksi dan ekspor CPO tahun 2011 (Malaysian Palm Oil Board (MPOB))

BAB I PENDAHULUAN. sangat diunggulkan, baik di pasar dalam negeri maupun di pasar ekspor. Kelapa

GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT, BAHAN BAKAR DIESEL DAN PRODUK TURUNAN KELAPA SAWIT

ANALISIS KINERJA EKSPOR 5 KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN INDONESIA TAHUN

I. PENDAHULUAN. Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian. komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup besar dalam

Gambar 1.1. Perkembangan Konsumsi Minyak Nabati Dunia

I. PENDAHULUAN. yang terkait dengan proses belajar mengajar yang berdasarkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik pada masyarakat di masa mendatang. Pembangunan ekonomi

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan (2014) Gambar 2 Perkembangan Produksi CPO Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Prospek industri kelapa sawit Indonesia semakin cerah di pasar minyak

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian

BAB V GAMBARAN UMUM PRODUK PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama lebih dari 3 dasawarsa dalam pasar minyak nabati dunia, terjadi pertumbuhan konsumsi yang cukup pesat. Konsumsi minyak nabati dunia antara tahun 1980 sampai dengan tahun 2008 meningkat lebih dari tiga kali lipat, dari 40 juta ton menjadi lebih dari 130 juta ton. Selain itu, terjadi pergeseran besar pangsa pasar relatif, berbagai macam minyak nabati di dunia. Pada tahun 1980, pangsa pasar minyak kelapa sawit adalah sebesar 11 persen. Sedangkan minyak kedelai sebagai minyak nabati utama di pasar dunia, pangsa pasarnya mencapai sepertiga konsumsi total. Beberapa tahun terakhir kecenderungan yang terjadi di industri minyak nabati, menunjukkan pangsa pasar minyak kedelai terus menurun, dan minyak sawit menjadi minyak nabati utama yang dikonsumsi. Dalam waktu 30 tahun, konsumsi minyak sawit meningkat sepuluh kali lipat dari 4,5 menjadi 45 juta ton (termasuk pertumbuhan 100% dalam dasawarsa terakhir) dan sekarang pangsa pasar minyak sawit mencakup 34% pasar minyak nabati dunia. Dalam tabel di bawah ini, data menunjukan pergerakan konsumsi minyak nabati dalam 4 dasawarsa terakhir di dunia dari tahun 1980. Tabel 1.1 : Konsumsi Minyak Nabati Dunia (dalam jutaan ton) Sumber: Oil World (2010), dalam Hai Teoh (2010) 1

Jutaan Ton Tabel di atas menunjukkan pesatnya pertumbuhan konsumsi minyak nabati, khususnya minyak sawit. Dalam gambar berikut, ditampilkan pertumbuhan konsumsi dan produksi minyak sawit dunia dari periode tahun 1998 sampai dengan tahun 2013. Gambar 1.1. Pertumbuhan Produksi dan Konsumsi Minyak Sawit Dunia. 80 60 40 20 0 98 99 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 Production Consumtion Sumber: Oil World (2013) Keterangan : CAGR (Compound Annual Growth Rate) Produksi : 8,5% CAGR konsumsi : 7,9 % Tanaman kelapa sawit juga merupakan tanaman penghasil minyak nabati yang paling efisien di antara sejumlah tanaman sumber minyak nabati yang memiliki nilai ekonomi tinggi (seperti kedelai, zaitun, kelapa, dan bunga matahari). Kelapa sawit dapat menghasilkan minyak paling banyak sekitar 6-8 ton/ha dalam 1 tahun, sedangkan tanaman sumber minyak nabati lainnya hanya menghasilkan kurang dari 2,5 ton/ha dalam 1 tahun, jauh dibawah kelapa sawit (Sunarko, 2007). 2

Jutaan Ton Indonesia saat ini telah menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia. Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini telah mencapai 10,9 juta hektar, dengan kemampuan produksi CPO mencapai 29,3 juta ton pada tahun 2014. Hampir 75% dari total produksi Indonesia diekspor, dengan Cina dan India sebagai negara tujuan utama. Data dari Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan pada tahun 2013, ekspor minyak sawit mentah (CPO) nasional mencapai 20,58 juta ton, setidaknya nilainya mencapai US 19,56 miliar dolar atau setara dengan Rp.200 triliun. Laju pertumbuhan rata-rata volume ekspor minyak kelapa sawit selama 2003-2014 sebesar 12,94% per tahun, dengan peningkatan nilai ekspor rata-rata 25,76% per tahun. Tak dipungkiri, kelapa sawit telah menjadi primadona ekspor Indonesia. Bersama dengan Malaysia, Indonesia adalah produsen terbesar minyak kelapa sawit dunia, dan memasok 83% kebutuhan global minyak sawit di dunia, dan menguasai 89% pasar. Dalam gambar berikut diilustrasikan posisi Indonesia dalam produksi minyak sawit dunia. Gambar 1.2. Produksi Minyak Sawit Dunia dari Tahun 1989 2009 40 35 30 25 20 15 10 5 0 World Malaysia Indonesia Africa South East Asia Other Sumber: Oil World (2010), dalam Hai Teoh (2010) 3

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perkebunan, dalam 10 tahun terakhir luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus meningkat dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 8,1% per tahun dari hanya seluas 5.453 ribu ha pada 2005 meningkat menjadi 10.956 ribu ha pada 2014. Dalam tabel 1.2 ditunjukkan pertumbuhan perkebunan kelapa sawit dalam 5 tahun terakhir, untuk sejumlah wilayah di Indonesia. Pertumbuhan industri minyak sawit yang signifikan di Indonesia menyebabkan minyak sawit menjadi komponen kegiatan ekonomi di sejumlah wilayah di negara ini. Di wilayah tertentu, kelapa sawit merupakan tanaman yang dominan dan berperan besar dalam pembangunan ekonomi. Pada dasawarsa terakhir, areal perkebunan kelapa sawit terus bertambah luas, rata-rata 13% di Kalimantan dan 8% di Sulawesi. Penanaman dan panen kelapa sawit bersifat padat karya, sehingga industri ini berperan cukup besar dalam penyediaan lapangan kerja di banyak wilayah. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan diperkirakan industri kelapa sawit di Indonesia mungkin dapat menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 6 juta jiwa dan mengentaskan mereka dari kemiskinan. Tabel 1.2 Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia (dalam ha) Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan 4

Sebagaimana di dalam industri komoditi, harga minyak kelapa sawit sangat berfluktuatif. Dalam gambar 1.3. diilustrasikan pergerakan harga komoditi minyak kelapa sawit selama kurun waktu 30 tahun terakhir, mulai dari tahun 1971 sampai dengan akhir tahun 2013. Dari gambar tersebut menunjukan bahwa harga minyak kelapa sawit berfluktuasi dan merupakan faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Di dalam industri komoditi agar suatu perusahaan dapat konsisten menciptakan laba dan lestari di industrinya, perusahaan harus mempunyai keunggulan dalam biaya. Perkebunan kelapa sawit adalah industri yang bersifat padat karya, sehingga banyak menyerap tenaga kerja. Dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia masalah pasar tenaga kerja telah mencuat ke permukaan sebagai masalah krusial dalam perekonomian Indonesia. Selama dua tahun terakhir penetapan upah minimum selalu rumit dan penuh perdebatan. Sejumlah negosiasi antara pengusaha dan pekerja dengan dimediasi oleh pemerintah pada tahun 2012 telah memicu sejumlah protes besar dari buruh dan berakhir dengan peningkatan upah minimum yang signifikan mencapai 44% ditahun 2013, sehingga menjadi Rp 2,2 juta per bulan untuk wilayah ibu kota Jakarta dan sekitarnya. Peningkatan yang besar itu dapat mendorong upah minimum Jakarta ke tingkat atas dibandingkan negara-negara berkembang di Asia, hal ini ditunjukan dalam gambar 1.4 (dalam US Dollar). 5

Gambar 1.3 Historikal Harga Minyak Kelapa Sawit Sumber :Oil world 2013 Fenomena peningkatan upah minimum yang cukup signifikan setiap tahunnya di pasar tenaga kerja Indonesia saat ini mengindikasikan biaya tenaga kerja di Indonesia bukan merupakan faktor yang mendukung keunggulan bersaing perusahaan di industrinya, termasuk industri perkebunan kelapa sawit. Gambar 1.4 : Perkembangan Upah Minimum di Asia Timur Sumber: World Bank Doing Business, 2013, dan laporan media dan peraturan tahun 2013 6

PT. Astra Agro Lestari Tbk adalah salah satu perusahaan yang bergerak di industri perkebunan kelapa sawit. Perusahaan ini adalah salah satu anak perusahaan grup Astra, dari lini agribisnis. Kehadiran perusaahaan ini berawal dari kebijakan PT. Astra International Tbk yang membangun unit usaha untuk menggarap perkebunan ubi kayu seluas 2.000 ha di awal tahun 1980an. Setelah melihat prospek bisnis minyak sawit yang menjanjikan, perusahaan masuk ke bidang usaha perkebunan kelapa sawit melalui akuisisi PT. Tunggal Perkasa Plantation yang telah memiliki lahan perkebunan kelapa sawit seluas 15.00 ha di provinsi Riau. Saat ini melalui kepemilikan 79,7% di PT. Astra Agro Lestari Tbk., Astra mengelola salah satu bisnis kelapa sawit terbesar nasional, dengan total lahan kelapa sawit tertanam seluas 297.579 hektar pada tahun 2014. PT. Astra Agro Lestari Tbk. memiliki 8 pabrik pengepresan inti kelapa sawit (kernel pressing) dengan total kapasitas 920 ton kernel/hari dan 28 pabrik pengolahan minyak kelapa sawit dengan total kapasitas produksi sebesar 1.320 ton tandan buah segar (TBS)/ jam pada akhir tahun 2013. Pada tahun 2013, laba perusahaan menurun dibandingkan tahun sebelumnya, dari Rp. 2,5 triliun pada tahun 2012, menjadi sekitar Rp. 2,1 triliun. Faktor utama yang mengakibatkan penurunan laba perusahaan, adalah turunnya rata-rata penjualan harga minyak sawit, yaitu dari harga Rp.7.322 per kg pada tahun 2012, menjadi Rp. 7.270 per kg pada tahun 2013, dan juga meningkatnya biaya produksi perusahaan. 7

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan paparan mengenai latar belakang industri dan perusahaan, maka permasalahandalam penelitian ini adalah adanya sejumlah tantangan dan kesempatan yang muncul dari perubahan di lingkungan eksternal perusahaan dan kondisi di internal perusahaan yang diuraikan dalam penjelasan di bawah ini: 1.2.1 Meningkatnya upah minimum regional pekerja yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir berdampak bagi perkembangan biaya produksi langsung per kg. minyak sawit PT. Astra Agro Lestari Tbk selama 5 tahun terakhir, dalam deskripsikan di tabel 1.3, menunjukan perkembangan biaya produksi langsung per kg meningkat setiap tahunnya. Tabel. 1.3 : Biaya Produksi Langsung per kg Minyak Sawit (Rp/kg) Sumber : laporan keuangan 5 tahun terakhir PT. Astra Agro Lestari Tbk 1.2.2 Tenaga pekerja panen adalah pekerja utama dalam industri perkebunan kelapa sawit, sehingga produktivitas pemanen adalah salah satu faktor yang dominan dalam menentukan kinerja perusahaan dan biaya produksi langsung per kg minyak sawit. Dalam tabel 1.4, 8

diilustrasikan produktivitas pemanen di tahun 2013 dan proyeksi kebutuhan tenaga kerja panen sampai dengan tahun 2020, dengan asumsi peningkatan produksi tanaman sebesar 6% setiap tahunnya akibat peningkatan umur tanaman. Dengan meningkatnya upah minimum pekerja setiap tahun yang cukup signifikan selama 3 tahun terakhir, dan tanpa diikuti dengan peningkatan produktivitas, maka bertambahnya kebutuhan tenaga kerja panen setiap tahunnya menjadi sesuatu tantangan yang cukup signifikan bagi keunggulan bersaing PT.Astra Agro Lestari Tbk di industri perkebunan kelapa sawit. Keterangan : Tabel 1.4 : Proyeksi Kebutuhan Tenaga Kerja Panen Rencana Ouput/HK MPP Panen Thn Ton Kg Org. 2013 4,520,823 1,100 13,699 2014 4,792,072 14,521 2015 5,079,597 15,393 2016 5,384,373 16,316 2017 5,707,435 17,295 2018 6,049,881 18,333 2019 6,412,874 19,433 2020 6,797,646 20,599 Output/HK : Hasil produksi setiap 1 orang pemanen setiap 1 hari kerja MPP : Man Power Planning (Rencana kebutuhan tenaker panen) Berdasarkan perumusan masalah, maka sejumlah pertanyaan terhadap penelitian yang dilakukan adalah : 1.2.1.1 Apa saja kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang mempengaruhi daya saing PT. Astra Agro Lestari Tbk di dalam industri perkebunan kelapa sawit? 9

1.2.1.2 Apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan dalam menghadapi persaingan? 1.2.1.3 Apa saja rangkaian aktivitas PT. Astra Agro Lestari Tbk dalam meningkatkan nilai produk, dan menciptakan keunggulan bersaing perusahaan mulai dari proses dibahan baku sampai dengan barang jadi? 1.2.1.4 Apakah strategi dari PT. Astra Agro Lestari Tbk, untuk mengantisipasi peluang dan ancaman di dalam industri perkebunan kelapa sawit? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1.3.1 Mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang mempengaruhi daya saing perusahaan. 1.3.2 Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman PT. Astra Agro Lestari Tbk di dalam industri perkebunan kelapa sawit. 1.3.3 Melakukan analisa rantai nilai aktivitas PT. Astra Agro Lestari Tbk, apakah rantai nilai aktivitas yang dilakukan menciptakan keunggulan bersaing perusahaan di dalam industri perkebunan. 1.3.4 Melakukan analisa dan evaluasi terhadap strategi PT. Astra Agro Lestari untuk mengantisipasi peluang dan ancaman di industri perkebunan kelapa sawit. 10

1.4 Batasan Penelitian Penelitian dilakukan terhadap sejumlah lokasi perkebunan di lingkuangan PT. AstraAgro Lestari Tbk, sebagai salah satu pelaku dalam industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Adapun cakupan penelitian terfokus pada lingkungan eksternal dan alur aktivitasinternal yangdilakukan oleh perusahaan dalam menciptakan nilai produk. Analisis penelitian dilakukan dengan cara menganalisis lingkungan eksternal dan internal perusahaan, analisis PESTEL, analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, analisa rantai nilai perusahaan dan evaluasi strategi perusahaan dengan kerangka pengambilan keputusan (David 2009) 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Perusahaan Penelitian ini memberikan manfaat untuk PT. Astra Agro Lestari Tbk, antara lain adalah : 1.5.1.1 Memberi feedback ke perusahaan mengenai apakah strategi yang dilakukan perusahaan telah sesuai dengan sejumlah tantangan dan peluang yang dihadapi perusahaan dalam industri perkebunan kelapa sawit. 1.5.1.2 Menginformasikan mengenai lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Memberikan informasi kepada perusahaan mengenai kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan yang mempengaruhi kondisi persaingan. Pada 11

penelitian ini dibahas pula mengenai pengaruh lingkungan eksternal dan internal bagi perusahaan. 1.5.1.3 Menginformasikan mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan. Berguna bagi PT. Astra Agro Lestari Tbk untuk mengetahui apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan saat ini. Pada penelitian ini dibahas mengenai strategi yang bisa dilakukan perusahaan setelah menganalisa adanya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. 1.5.1.4 Memberikan feed back ke perusahaan yang diperoleh dari hasil analisa rantai nilai perusahan. Analisa ini akan memberikan informasi bagi perusahaan dalam meningkatkan efektifitas setiap proses di dalam perusahaan dalam meningkatkan nilai dari produk, khususnya dalam proses operasional panen. 1.5.2 Bagi Akademika 1.5.2.1 Implementasi analisis PESTEL pada PT. Astra Agro Lestari Tbk. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan gambaran kepada akademisi tentang pengaruh Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi dan lingkungan terhadap perusahaan 1.5.2.2 Implementasi analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada PT. Astra Agro Lestari Tbk. Menunjukkan aplikasi analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman 12

terhadap PT. Astra Agro Lestari Tbk. Selain itu, pada penelitian ini diharapkan bisa menunjukkan kepada akademisi bagaimana mengambil strategi berdasarkan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada. 1.5.2.3 Implementasi dari analisa rantai nilai Porter dalam industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Dalam penelitian ini diuraikan analisa secara komprehensif rantai nilai dalam industri perkebunan kelapa sawit, baik analisa rantai nilai aktifitas utama dan rantai nilai aktifitas pendukung. 13