BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

6.1 Program Dasar Perencanaan

TERMINAL BUS TYPE A DI KABUPATEN DEMAK. Oleh : Diah Galuh Chandrasasi, Satrio Nugroho, Agung Budi

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

SUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB III : DATA DAN ANALISA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 12 (Duabelas)

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA


BAB IV ANALISA. 4.1 Analisa Tapak Aksesbilitas

REDESAIN TERMINAL BUS INDUK MADURESO TIPE B DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKSPRESI STRUKTUR

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dimungkinkan terletak diantara pertemuan perencanaan suatu terminal jalur arteri primer Jl. Bekas

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang

BAB III ANALISIS. 3.1 Analisis Tapak

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Skema 4.1 skema kajian konsep dan fungsi yang diajukan Sumber : penulis, 2016

Pelabuhan Teluk Bayur

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

TERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

TERMINAL BUS TIPE B KABUPATEN MAGELANG Oleh : Fathoni Lutfi Marheinis, Abdul Malik, Bharoto

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. angkutan. Terminal mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga

PENGANTAR TEKNIK TRANSPORTASI TERMINAL. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Terminal berdasarkan Juknis LLAJ pada tahun 1995 yang berisi Terminal Transportasi merupakan:

BAB V KONSEP. Gambar 5. 1 Konsep Dasar. Sumber: dokumentasi pribadi, 2015

BAB IV PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung

berbagai pertimbangan, yaitu : jalur sirkulasi, kondisi lahan dan lingkungan,

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

LAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TERMINAL BUS TYPE A KABUPATEN PATI

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Kriteria Green Infrastructure dalam Penentuan Luas Stasiun Kereta Api

- Term inal adalah tempat alat-alat pengangkutan dapat. - Terminal adalah tempat berhenti, tempat kedudukan, tempat

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS. Sirkulasi 60% : 60% X 3622 RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS 40 X 2 = 80 M M X 20 = 40 M M 2


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV KONSEP. 4.1 Konsep Dasar

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI KABUPATEN TEGAL

BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK

BAB V KESIMPULAN. BAB V Kesimpulan dan Saran 126

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB III ANALISIS. 3.1 Analisis Tapak Batasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap Terminal Leuwi Panjang Bandung seperti yang telah diuraikan Time headway dan waktu tunggu rerata (Wtr).

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terminal dibangun sebagai salah satu prasarana yang. sangat penting dalam sistem transportasi.

Evaluasi Kinerja Stasiun Kereta Api Berdasarkan Standar Pelayanan Minimum. Risna Rismiana Sari

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

MASALAH TERMINAL MAYANG TERURAI DAN EVALUASI PROGRAM PENANGANANNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TERMINAL. Mata Kuliah : Topik Khusus Transportasi Pengajar : Ir. Longdong Jefferson, MA / Ir. A. L. E. Rumayar, M.Eng

Bab IV. Konsep Perancangan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Dr. Nindyo Cahyo Kresnanto

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

3.1 Karakteristik Pusat Perbelanjaan Paris Van Java

Berdasarkan, Juknis LLAJ, Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:

Transkripsi:

BAB III ANALISIS 3.1 Analisis tapak Stasiun Gedebage terletak di Bandung Timur, di daerah pengembangan pusat primer baru Gedebage. Lahan ini terletak diantara terminal bis antar kota (terminal terpadu), depot pertamina, dan area komersial bagi daerah pengembangan tersebut. Dalam perencanaan pengembangan pusat primer Gedebage, lahan ini merupakan pusat peralihan penumpang dari terminal bis antar kota yang direncanakan memiliki pelayanan pergerakan angkutan regional antar kota dalam propinsi (AKDP) dan angkutan kota antar propinsi (AKAP) untuk daerah barat pulau Jawa dan daerah timur pulau Jawa. Dengan kondisi tersebut maka dapat diperkirakan bahwa di sekitar area perancangan akan sangat ramai dan rawan kemacetan. Utara Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage Sumber : BAPPEDA Analisis tapak dilakukan untuk mengetahui potensi-potensi yang ada pada lahan sehingga dapat digunakan pada pertimbangan perancangan stasiun komuter Gedebage. Analisis lahan juga dapat dibagi menjadi beberapa aspek, yaitu : 28

3. 1. 1 Tata guna lahan Area komersial Area Industri Terminal terpadu Area hijau Utara Gambar 16. Pemintakatan peruntukan lahan Sumber : BAPPEDA Daerah sekitar lahan didominasi oleh dua fungsi utama yaitu : terminal bis antar kota dan fasilitas komersial pada bagian selatan lahan. Bagian barat area perancangan stasiun merupakan daerah sungai dan stasiun barang, sedangkan pada bagian utara didominasi oleh area industri. Letak stasiun yang berada di dekat terminal bis antar kota berpotensi membantu penyebaran penumpang dari terminal bis ke dalam central business district kota Bandung dan sebaliknya. Selain itu dengan adanya pengembangan area komersial di pusat primer Gedebage ini maka stasiun merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk mencapai pusat primer ini selain angkutan shuttle. Stasiun ini dapat membantu perkembangan Gedebage menjadi pusat primer baru. 29

3. 1. 2 Sirkulasi dan pencapaian Gambar 17. Rencana induk perancangan kawasan Gedebage Sumber : BAPPEDA Pencapaian menuju pusat primer Gedebage dapat dicapai melalui jalan utama Soekarno-Hatta, sedangkan untuk perencanaan pengembangan pola pergerakan dipusatkan pada jalan-jalan utama yang memiliki kegiatankegiatan besar. Pembangunan interchange baru pada jalan Ujungberung- Majalaya sebagai salah satu jalan utama di pusat primer Gedebage ditujukan untuk mengurangi tingkat kemacetan akibat pergerakan barang dengan kendaraan-kendaraan besar, sehingga nantinya aksesibilitas pergerakan dari terminal peti kemas Gedebage ke jalan tol menjadi lebih mudah. Hal ini juga dilakukan untuk mengurangi sebagian masalah transportasi yang terjadi pada daerah kecamatan Rancasari. 30

Area komersial Area Industri Terminal terpadu Area hijau Arah kedatangan dari terminal Kendaraan pribadi dan kendaraan umum Gambar 18. Analisis sirkulasi sekitar lahan Sumber : dokumentasi pribadi Area stasiun dapat dicapai dengan beberapa cara, yaitu dengan menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan umum, dan berjalan kaki. Untuk pengguna kendaraan pribadi, stasiun dapat dicapai dengan mengikuti jalanjalan utama yang telah tersedia, sedangkan untuk pengguna kendaraan umum akses menuju stasiun dapat dicapai dari terminal terpadu melalui selasar yang sudah tersedia. 3.2 Analisis kegiatan/fungsional Analisis kegiatan yang terjadi dalam stasiun Gedebage dibagi berdasarkan kegiatan utamanya seperti yang tertera pada tabel di bawah ini. Fasilitasnya dibagi menjadi fasilitas utama, fasilitas penunjang, dan fasilitas pelengkap, sehingga kegiatan-kegiatan yang berlangsung dapat diatur sedemikian rupa. Fasilitas Pemakai Kegiatan Fasilitas utama Penumpang, pengantar, Menggunakan moda transportasi Hall utama, Concourse penjemput Fasilitas Penunjang Administrasi Kepala Stasiun dan pegawai Mengelola, menerima tamu, mengadakan petemuan 31

Operasional Karyawan, petugas Keamanan Mengontrol keadaan platform dan stasiun, mengontrol mesin karcis Menjaga keamanan Servis Karyawan Loading dan unloading barang Pelayanan penumpang kereta Penumpang, Karyawan, Petugas keamanan R. Informasi, hall pemesanan / loket karcis, concourse, area pintu karcis Fasilitas Pelengkap Food court Pengunjung, pengelola Makan / minum, memesan, dan menyiapkan pesanan Retail Pengunjung, pengelola Berbelanja, melihat-lihat Tabel 1. Analisis kegiatan. 3. 3 Analisis pemakai Tabel berikut ini menunjukkan analisis pemakai stasiun berdasarkan kecenderungan pergerakan di dalam stasiun. Analisis ini mempengaruhi perancangan sirkulasi pada bangunan stasiun Gedebage. Pemakai Kecenderungan Analisa Penumpang Ingin berjalan dengan jarak sependek mungkin dan Mencari tempat duduk sewaktu menunggu Berjalan sambil melihat-lihat Perlu informasi yang mengarahkan alur pergerakan Jika menunggu terlalu lama akan mencari area retail Mudah mencari teman jika berjanji untuk bertemu Mudah membawa barang Budaya masyarakat Indonesia yang tidak menyukai antrian Kontinuitas akses dari terminal bis menuju pintu masuk perlu diletakkan sedekat mungkin Disediakan ruang-ruang yang mengalir Disediakan tempat duduk yang dirancang untuk jangka waktu menunggu panjang dan sebentar, ditempatkan pada ruang tunggu Menyediakan jumlah loket dengan perhitungan jumlah penumpang terbanyak pada jam sibuk Butuh tanda-tanda yang jelas dan menarik dengan ketinggian 32

Pengantar Kemudahan memperoleh informasi Kemudahan melihat arah kedatangan skala manusia Tersedia tempat menunggu yang nyaman Tersedianya sebuah meeting point. Pegawai stasiun Pedagang/peny ewa ruang Pengunjung umum Saat istirahat mencari tempat makan Bisa melihat pergerakan moda transportasi Bisa mengontrol penumpang yang datang ataupun pergi Bekerja dengan kenyamanan tinggi Berada di tempat yang banyak dilewati pengunjung Bisa mengawasi pembeli Mudah untuk bongkar muat barang membutuhkan orientasi atau penanda pada pintu masuk Jika menunggu terlalu lama akan mencari area retail Tertarik untuk melihat-lihat moda transportasi yang datang dan pergi Mudah membawa barang Menyediakan ruang pantry Ruang-ruang kantor yang efisien Berada di jalur sirkulasi atau tempat tunggu Olahan pintu masuk yang menarik Butuh tanda-tanda yang jelas dan menarik dengan ketinggian skala manusia Perlu adanya pemisahan yang jelas antara unpaid area dengan paid area Bidang sirkulasi yang tidak patah dan berliku-liku Tabel 2. Analisis pengguna. Berdasarkan rencana induk kawasan pusat primer Gedebage, stasiun Gedebage ini direncanakan untuk melayani perjalanan dengan skala perjalanan komuter. Data yang didapat untuk perencanaan stasiun ini adalah sebagai berikut : 33

Ekonomi Komuter Jumlah penumpang : 15000/hari Peak hour : Pagi (06.00-08.00) Sore (15.30-18.00) Rata-rata waktu menunggu : 10-30 menit Waktu berhenti kereta di stasiun : 2-4 menit Pengguna : 30 % : pekerja 30 % : pelajar, mahasiswa 40 % : Pedagang, rekreasi, dll Patas Komuter Jumlah penumpang : 5000/hari Peak hour : Pagi (06.00-08.00) Sore (15.30-18.00) Rata-rata waktu menunggu : 30 60 menit Waktu berhenti kereta di stasiun : 2-4 menit Pengguna : 30 % : pekerja 30 % : pelajar, mahasiswa 40 % : Pedagang, rekreasi, dll Kecenderungan : - membeli tiket sebelum keberangkatan - sebagian besar menunggu di paid concourse atau platform - rutin menggunakan moda transportasi kereta sehingga cenderung untuk bergerak efisien dan efektif. Kecenderungan : - membeli tiket sebelum keberangkatan - sebagian besar menunggu di paid concourse atau platform - rutin menggunakan moda transportasi kereta sehingga cenderung untuk bergerak efisien dan efektif. Tabel 3. Pembagian jenis penumpang Skenario alur pergerakan Alur pergerakan dalam bangunan stasiun dapat dibagi menjadi sirkulasi kendaraan, penumpang, pangantar, dan pengelola. 1. Analisis Sirkulasi Kendaraan 34

Kendaraan pribadi Motor Taksi 2. Analisis Sirkulasi Manusia Penumpang menaiki kereta 35

Penumpang turun dari kereta Pengelola stasiun 3. 4 Analisis bentuk dan ruang Berdasarkan kondisi pada tapak yang ada dan pertimbangan jalur moda transportasi, maka dipilih massa bentuk linier (sejajar mengikuti sumbu rel) pada perancangan stasiun ini untuk efisiensi lahan dan untuk mempertahankan kontinuitas pergerakan dari terminal bis menuju stasiun. Bentuk dasar bangunan digunakan bentuk dasar persegi dengan komposisi yang beraturan dan stabil. Bentuk segiempat dan transformasinya mampu memenuhi kriteria sebagai berikut : Efisiensi ruang sangat baik. Dilihat dari fungsi bangunan sebagai stasiun yang memiliki ruang yang cukup beragam, maka efisiensi ruang yang baik sangat penting. Fleksibilitas dalam penggubahan massa, sehingga memudahkan untuk mendapat bentuk masa yang sesuai dengan bentuk tapak. Sirkulasi dalam bangunan bersifat linier sesuai dengan tahapan yang harus dilewati dari mulai membeli tiket sampai ke peron. 36

Kesesuaian dengan tapak. Bentuk ini sesuai dengan bentuk tapak yang dipilih yang memanjang. 3. 5 Analisis keterbangunan Struktur merupakan komponen penting untuk membuat sebuah bangunan dapat berdiri tegak, dan tidak mudah berubah terhadap suatu keadaan. Hakikat struktur adalah penyaluran gaya / beban yang benar ke dalam tanah sehingga bangunan dapat berdiri. Sistem struktur merupakan gabungan dari beberapa elemen pembentuk bangunan, dimana tidak ada satu unsur pun yang berdiri sendiri. Hubungan antara elemen-elemen struktur akan menentukan karakter yang tampak dari sistem struktur itu. Berikut ini adalah kriteria pemilihan sistem struktur dan elemen struktur pada desain stasiun ini yaitu : Keamanan Struktural Seluruh sistem dan bagian-bagiannya harus memiliki ukuran yang tepat untuk mendukung beban rencana. Kemudahan Konstruksi Metoda Konstruksinya sederhana dan jelas kemudahan dalam pelaksanaan di lapangan. Efisiensi Ekonomi Keseimbangan biaya relatif terhadap biaya total, hemat pemakaian dan low maintenance. Daya Tahan Sistem yang bersangkutan dan komponen-komponennya dapat mencegah kerusakan yang disebabkan usia dan cuaca, serta bahan-bahannya tahan lama. Keamanan terhadap api Sejauh mana sistem struktur dan elemen-elemennya dapat bertahan dari serangan api. 37

Integrasi Tiap sistem struktural berhubungan dengan sistem-sistem bangunan, saling sejajar dan saling berpautan satu sama lain dalam suatu kesatuan 38

3. 6 Kebutuhan ruang Program Ruang No. Nama Ruang Dasar Perhitungan Kapasitas (orang) Jumlah Luas Total Luas area peron penumpang kereta Lebar peron yang dipakai = minimal 12 m2 Panjang peron = 150 m Asumsi jumlah peron = 3 buah 5400 m2 Luas area emplasemen Bagian Pelayanan Penumpang KA Lebar ruang bebas KA = 4 m2 Panjang lintasan KA terpanjang = 150 m2 Jumlah lintasan penumpang = 4 jalur KA 2400 m2 Hall / Lobby Stasiun S = a x n a = Jumlah penumpang kereta per jam = 5625 orang/jam asumsi 20% berada di lobby stasiun = 1125 orang/jam n = luas per orang 0.65m2-0.95m2 1125 orang /jam 1 731.25 m2 731.25 m2 Ruang Informasi S = a x n a = jumlah karyawan = 4 orang n = luas per orang = 4 m2 4 orang 1 16 m2 16 m2 Pelayanan tiket/karcis KA a. Jumlah mesin tiket N = T / B N = Jumlah loket T = Jumlah penumpang yang berangkat dari stasiun pada saat peak hour : 30 % x 5625 = 1687.5 orang = 1690 orang B = kapasitas pelayanan mesin tiket, 1 orang dapat dilayani dalam 15 detik, jadi dalam 1 jam 240 8 buah 0.9 m x 0.6 m 4.32 m2 39

orang Jadi jumlah mesin yang diperlukan adalah : Mesin penjual karcis untuk kereta jarak jauh/menengah : 225 orang/jam : 16 detik orang Yang dibutuhkan : 2 buah 225 orang /jam Mesin penjual karcis untuk kereta komuter : 300 orang/jam : 12 detik/orang Yang dibutuhkan : 6 buah b. Hall pembelian tiket/karcis S = L1 x L2 S = luas area L1 = Lebar tempat mengantri x jumlah mesin tiket 1m x 8 mesin tiket = 8m L2 = panjang antrian untuk 10 orang = 3 6 m S = 8 x 6 = 48 m2 c. Ruang kantor tiket/karcis S = a x n a = jumlah karyawan = 4 orang n = Luas per orang = 4m2 S = 4 x 4 = 16 m2 300 orang/jam 10 orang 4 orang 8 lajur 6 m2 4 m2 48 m2 16 m2 Kios/toko retail : a. Restoran fast food Jumlah pengunjung : 10 % dari jumlah pengunjung pada satu jam padat. Jumlah pengunjung = 10 % x 5625 orang / jam= 563 orang Kepadatan pengunjung selama 10 menit = 10/60 x 563 = 93.8 orang 30 orang 1.4 m2 25.2 m2 151.2 m2 40

Asumsi 3 buah restoran @kapasitas 30 orang Dapur dan sirkulasi = 20 % x luas b. Retail : kios pulsa, kios minuman, kios makanan Jumlah pembeli = 20 % x jumlah penumpang kereta/hari 20 % x 45000 = 9000 orang/hari = 600 orang/jam Waktu pelayanan 1 pembeli oleh penjual = 2 menit Jumlah pelayan tiap kios = 2 orang Pelayanan dalam 1 jam : 60menit/2 x 2 orang = 60 orang Jumlah kios yang diperlukan = 600/60 = 10 kios 60 orang/jam 10 kios 10 m2 100 m2 ATM centre Asumsi 1 unit ATM = 1.5 m x 1 m Panjang antrian untuk 10 orang = 3-6 m 4 buah 9 m2 36 m2 P3K dan Ruang kesehatan 5 orang 5 m2 25 m2 Fasilitas Servis dan Utilitas Toilet umum Kenutuhan toilet pria Toilet = 4 buah x (1 toilet = 3m2) Urinoir = 3 buah x (1 urinoir = 1.3 m2) Wastafel = 3 buah x (1 wastafel = 1.5 m2) Kebutuhan toilet wanita Toilet = 4 buah x (1 toilet = 3m2 Wastafel = 3 buah x (1 wastafel = 1.5 m2) 4 buah 3 buah 3 buah 4 buah 3 buah 3 m2 1.3 m2 1.5 m2 3 m2 1.5 m2 20.4 m2 20 m2 Kenutuhan toilet pria 41

Toilet Karyawan Toilet = 4 buah x (1 toilet = 3m2) Urinoir = 3 buah x (1 urinoir = 1.3 m2) Wastafel = 3 buah x (1 wastafel = 1.5 m2) Kebutuhan toilet wanita Toilet = 4 buah x (1 toilet = 3m2 Wastafel = 3 buah x (1 wastafel = 1.5 m2) 4 buah 3 buah 3 buah 4 buah 3 buah 3 m2 1.3 m2 1.5 m2 3 m2 1.5 m2 20.4 m2 20 m2 Musholla Kebuthan ruang per orang@1 m2 Ruang wudhu = 20% x luas 100 orang 100 m2 10 m2 120 m2 Gudang 50 m2 50 m2 Dapur / Pantry 20 m2 20 m2 Mekanikal dan Elektrikal R. Gardu PLN R. Genset R. Panel Listrik R. Pompa R. Mesin 120 m2 80 m2 30 m2 40 m2 30 m2 120 m2 80 m2 30 m2 40 m2 30 m2 Parkir Kendaraan pribadi Jmlh kendaraan = 10 % x jumlah penumpang trepadat 10% x 5625 orang/jam = 562.5 orang Perbandingan 60 % naik mobil, 40 % naik motor Yang naik mobil = 60 % x 563 orang = 337.2 orang = 338 orang Parkir yang dibutuhkan = (1 mobil@ 3 orang) = 338/3 = 112 mobil Parker motor = 40 % x 563 = 225 motor 338 orang 225 orang 112 mobil 225 12.5 m2 2 m2 1400 m2 450 m2 42

pribadi motor Kendaraan karyawan Asumsi jumlah karyawan = 100 orang Yang membawa kendaraan : 40 % 40 % x 100 orang = 40 orang Mobil = 60 % x 40 = 48 mobil Motor = 40 % x 40 = 16 motor Tabel 4. Program ruang 48 mobil 16 motor 12.5 m2 2 m2 600 m2 32 m2 43