ANALISA MANFAAT BIAYA PROYEK PEMBANGUNAN TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) BUNDER DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

STUDI KELAYAKAN TERMINAL PENUMPANG KECAMATAN RONGKOP KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

SURVEY WAWANCARA PENGGUNA PARKIR Nama : Hari/Tanggal : Cuaca : Cerah/Mendung/Hujan Alamat :...

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. dikembangkan potensinya, baik panorama keindahan alam maupun kekhasan

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berlokasi di beberapa wilayah Kelurahan di Kecamatan Teluk

Oleh : Ratih Ayu ANALISA MANFAAT BIAYA PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA KALI KEDINDING SURABAYA

BAB VI. KESIMPULAN dan SARAN. pariwisata Gunung Kidul karena sudah tersedianya angkutan umum wisata

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB III METODOLOGI START PERSIAPAN SURVEI PENDAHULUAN PENGUMPULAN DATA ANALISA DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TARIF RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : C

KABUPATEN CIANJUR NOMOR 21 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB III LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

TUGAS AKHIR ANALISA MANFAAT BIAYA PEMBANGUNAN JALAN ARTERI RAYA SIRING-PORONG. Oleh : Giscal Dwi Sagita

BAB I PENDAHULUAN. Peranan yang diberikan yaitu dalam bentuk sarana dan prasarana baik itu yang berupa sarana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2012 TENTANG

PROYEK AKHIR. PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA s/d STA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN...1

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA

EVALUASI KELAYAKAN PROYEK PEMBANGUNAN GARUDA WISNU KENCANA DI KABUPATEN BADUNG BALI

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 6186/Kpts-II/2002,

PROGRAM/KEGIATAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DIY KHUSUS URUSAN KEHUTANAN TAHUN 2016

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

2 dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI BESAR TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI III-1

Tabel 6.17 Nilai Waktu saat Forecasting

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI PASAR GROSIR/PERTOKOAN

Cakupan bahasan. A. Status B. Progres C. Permasalahan

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

Tabel 3 Kecamatan dan luas wilayah di Kota Semarang (km 2 )

L E M B A R A N D A E R A H

Jumat, 27 Juli Balai KPH Yogyakarta dibentuk berdasarkan Perda Nomor: 6 Tahun 2008 dan Pergub Nomor: 36 Tahun 2008.

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di bumi saat ini, pasalnya dari hutan banyak manfaat yang dapat diambil

STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. ini telah menjadi pendorong pada integrasi kota-kota besar di Indonesia, dan juga di

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

Analisis Kelayakan Pengembangan Proyek Cagar Budaya Sri Aji Joyoboyo di Desa Menang Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri

Mengingat : 1. Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 5 Tahun 2002 tentang NOMOR 3 TAHUN 2OO9. Menimbang :a.

BAB I PENDAHULUAN. asli (alami) maupun perpaduan hasil buatan manusia yang dimanfaatkan untuk

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kawasan Tahura WAR mencakup luas areal ,31 ha secara geografis

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined.

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP JENIS MODA ANGKUTAN WISATA DI KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Parkir merupakan salah satu unsur sarana yang tidak dapat dipisahkan dari

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN WISATA PANTAI TRIANGGULASI DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO BANYUWANGI (Penekanan Desain Arsitektur Organik Bertema Ekoturisme)

I. PENDAHULUAN. keindahan panorama alam, keanekaragaman flora dan fauna, keragaman etnis

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. kinerja (atau hasil) yangdirasakan dibandingkan dengan harapannya. Bila kinerja

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.36/Menhut-II/2014 TENTANG

Transkripsi:

ANALISA MANFAAT BIAYA PROYEK PEMBANGUNAN TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) BUNDER DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nama : Dwitanti Wahyu Utami NRP : 3110106053 Dosen Pembimbing : Retno Indryanti Ir, MS.

PENDAHULUAN Latar Belakang Tahura di Daerah Istimewa Yogyakarta berasal dari alih fungsi Hutan Produksi menjadi Hutan Konservasi berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 353/Menhut-II/2004 tentang Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Bunder petak 11, 15, 20, 21 dan Banaran petak 19, 22, 23, 24 seluas ± 617 Ha yang terletak di Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi Taman Hutan Raya. Proyek pembangunannya pertama kali dimulai pada tahun 2010 dan direncanakan selesai pada tahun 2015 Evaluasi proyek-proyek pemerintah dengan tujuan memaksimumkan kesejahteraan umum harus mempertimbangkan manfaat yang diharapkan bisa diperoleh dan juga biaya-biaya yang diperkirakan dibutuhkan untuk pembangunan proyek tersebut. Analisa manfaat dan biaya ini dilakukan untuk menghitung besarnya manfaat serta biaya yang ditimbulkan dari adanya proyek pembangunan Taman Hutan Raya dari tahun 2010. Metode yang digunakan adalah metode perbandingan manfaat dengan biaya ( Benefit Cost Ratio). Metode ini membandingkan manfaatmanfaat yang ada dengan biaya-biaya yang dibutuhkan selama masa investasi, yang ditinjau dari sisi pemerintah.

PENDAHULUAN Perumusan Masalah Bagaimana menganalisa manfaat dan biaya yang didapat dari proyek pembangunan Taman Hutan Raya? Bagaimana kelayakan proyek pembangunan Taman Hutan Raya berdasarkan analisa manfaat dan biaya? Tujuan Menganalisa manfaat dan biaya yang didapat dari proyek pembangunan Taman Hutan Raya pada tahun 2009. Menganalisa kelayakan proyek pembangunan Taman Hutan Raya pada tahun 2009 berdasarkan analisa manfaat dan biaya

PENDAHULUAN Batasan Masalah Penelitian dilakukan di Taman Hutan Raya Bunder Wonosari Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Biaya yang dianalisa adalah biaya proyek pembangunan Taman Hutan Raya dari tahun 2010 sampai 2015 serta biaya pengelolaan dan pemeliharaan Taman Hutan Raya Bunder. Manfaat yang dianalisa adalah manfaat tidak berwujud, manfaat berwujud serta pendapatan yang diterima pihak pengelola Tahura Bunder. Kerugian yang dianalisa adalah berkurangnya pendapatan hasil hutan akibat beralih fungsinya Tahura Bunder sebagai Hutan Konservasi. Analisa manfaat dan biaya menggunakan metode Benefit Cost Ratio (BCR).

TINJAUAN PUSTAKA Analisa Manfaat Biaya Analisa manfaat dan biaya merupakan analisa yang digunakan untuk mengetahui manfaat dan biaya serta kelayakan suatu proyek, sehingga keuntungan ataupun kerugian dapat diketahui dengan mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan serta manfaat yang akan didapat MANFAAT BIAYA Manfaat Berwujud (Tangible Benefit) Biaya Investasi Awal Manfaat Tak Berwujud (Intangible Benefit) Biaya Operasional dan Perawatan

TINJAUAN PUSTAKA Konsep Nilai Uang Nilai uang sekarang (present worth) dapat dihitung dengan menggunakan konsep nilai uang sekarang seperti P = F / (1 + i) N F : nilai uang di masa datang P : nilai uang sekarang i : tingkat suku bunga N : umur rencana Benefit Cost Ratio (BCR) B/C = (manfaat bagi umum) (ongkos operasional dan perawatan) ongkosinvestasi proyek

METODOLOGI PENELITIAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Tinjauan Pustaka Pengumpulan Data : 1. Data primer 2. Data sekunder Identifikasi biaya: 1. Biaya pembangunan kawasan Tahura Bunder Tahun 2010-2015 2. Biaya operasional dan pemeliharaan Tahura Bunder Identifikasi manfaat: 1. Manfaat yang tidak berwujud 2. Manfaat yang berwujud 3. Pendapatan bagi pihak pengelola Identifikasi Kerugian Analisa Manfaat dan Biaya: (manfaat bagi umum) (ongkos operasional dan perawatan) BCR = Ongkos investasi proyek BCR > 1 : layak karena manfaat > biaya BCR < 1 : tidak layak karena manfaat < biaya Kesimpulan dan saran

Taman Hutan Raya Bunder Luas : ± 617 ha Lokasi : Desa Bunder Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta Topografi datar hingga berbukit Curah hujan 1.900 mm/th Suhu Udara rata rata 27,7 C Kelembaban udara rata rata 80 90 % Tekanan udara rata rata 1.094,06 mbs Ketinggian 110 200 dpa Pembangunan Tahura Bunder ini dibagi menjadi beberapa kawasan sesuai dengan blok-blok yang sudah direncanakan yaitu empat blok yang masing-masing blok terdiri dari dua petak.

Analisa Biaya 1. Biaya Investasi Awal Tahun Petak yang dibangun Biaya Investasi (Rp) Luas (Ha) 2010 19 & 22 1.858.291.300 194,23 2011 19 & 22 1.433.126.113,- 194,23 2012 19 & 22 1.208.302.450,- 194,23 2013 11 & 15 5.132.595.000,- 136,658 Jumlah 9.632.314.863,- 330,888

Biaya pembangunan per Ha = Biaya investasi tahun 2010 2013 Luas wilayah yang sudah dibangun Biaya pembangunan per Ha = Rp. 9.632.314.863,- 330,888 Biaya pembangunan per Ha = Rp. 29.110.499,21

Tahun 2014 Pada tahun 2014 pembangunan dilakukan pada petak 23 dan petak 24. Luas total = 126,82 Ha Biaya pembangunan = Luas total x Biaya per Ha = 126,82 x Rp. 29.110.499,21 = Rp. 3.691.793.509,97 Tahun 2015 Pada tahun 2015 pembangunan dilakukan pada petak 20 dan petak 21. Luas total = 145,43 Ha Biaya pembangunan = Luas total x Biaya per Ha = 145,43 x Rp. 29.110.499,21 = Rp. 4.233.539.900,29

Tahun Biaya Investasi (Rp) Faktor Diskonto (i=10%) Nilai Present (Rp) 2010 1.858.291.300 0,9091 1.689.355.727,27 2011 1.433.126.113,- 0,8264 1.184.401.746,28 2012 1.208.302.450,- 0,7513 907.815.514,65 2013 5.132.595.000,- 0,6830 3.505.631.445,93 2014 3.691.793.509,- 0,6209 2.292.313.310,66 2015 4.233.539.900,- 0,5645 2.389.722.905,55 Jumlah 11.969.240.650,36

2. Biaya Operasional dan Perawatan Biaya operasional dan pemeliharaan Tahura Bunder diprediksi dengan menggunakan anggaran operasional dan pemeliharaan minimum Taman Nasional Alas Purwo. Kebutuhan anggaran operasional minimum Taman Nasional Alas Purwo (tahun 2008) per tahun adalah Rp. 1.500.000.000,00. Asumsi peningkatan biaya operasional dan pemeliharaan sebesar 5% setiap 5 tahun dengan tingkat suku bunga 10% per tahunnya maka biaya operasional dan pemeliharaan dapat dilihat pada tabel

Tahun Biaya O/M (Rp) Faktor Diskonto (i=10%) Nilai Present (Rp) 2016 3,890,613,690 0.5132 1,996,500,000.00 2017 3,890,613,690 0.4665 1,815,000,000.00 2018 3,890,613,690 0.4241 1,650,000,000.00 2019 3,890,613,690 0.3855 1,500,000,000.00 2020 3,890,613,690 0.3505 1,431,818,181.82 2021 4,085,144,375 0.3186 1,301,652,892.56 2022 4,085,144,375 0.2897 1,183,320,811.42 2023 4,085,144,375 0.2633 1,075,746,192.20 2024 4,085,144,375 0.2394 977,951,083.82 2025 4,085,144,375 0.2176 931,381,984.59 2026 4,279,675,059 0.1978 846,710,895.08 2027 4,279,675,059 0.1799 769,737,177.35 2028 4,279,675,059 0.1635 699,761,070.31 2029 4,279,675,059 0.1486 636,146,427.55 Jumlah 16,705,209,353.77

Analisa Manfaat SURVEI

HASIL Wisatawan yang tertarik berkunjung ke Tahura 72% Kendaraan yang digunakan Motor 38% Mobil 41% Bus Rombongan 18% Angkutan Umum 3% Wisatawan yang tidak tertarik berkunjung ke Tahura 28%

Prediksi jumlah wisatawan tahun 2016 2029 Jumlah Pengunjung Grafik Pertumbuhan Pengunjung wisata Gunungkidul 700000 y = 63,177.79x - 126,437,290.71 600000 500000 400000 300000 200000 100000 0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Dari grafik di dapat y = 63,177.79 x 126,437,290.71 Tahun Jumlah wisatawan Gunungkidul Prediksi jumlah wisatawan Tahura Bunder 2016 929134 668976 2017 992312 714464 2018 1055490 759952 2019 1118667 805440 2020 1181845 850928 2021 1245023 896416 2022 1308201 941904 2023 1371378 987392 2024 1434556 1032881 2025 1497734 1078369 2026 1560912 1123857 2027 1624090 1169345 2028 1687267 1214833 2029 1750445 1260321

1. Manfaat Tak Berwujud (Intangible Benefit) Ketersediaan Objek Pariwisata Potensi wisata Aksesbilitas Pasar wisata : Potensi wisata utama meliputi potensi lanskap, flora dan fauna : Terletak di tepi jalan raya Yogyakarta Wonosari pada Km 30 dan merupakan pertengahan antara Yogyakarta obyek-obyek wisata pantai selatan, dan 10 Km dari Ibu Kota Kabupaten Gunungkidul : wisatawan nusantara dengan berbagai tujuan seperti rekreasi, berkemah, santai, belajar/pendidikan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat sekitar Dalam pengembangan wisata, masyarakat juga akan dibina dan dilibatkan sebagai pedagang, petugas parkir, petugas pengamanan dan pemandu wisata Konservasi Lahan Bertujuan untuk menjaga hutan, kawasan hutan dan lingkungannya, agar fungsi lindung, fungsi konservasi dan fungsi produksi dapat tercapai secara optimal dan lestari

2. Manfaat Berwujud (Tangible Benefit) Peningkatan pendapatan angkutan umum yang melayani rute dari dan menuju Tahura Bunder Dari hasil survei diketahui bahwa sebanyak 3% dari pengunjung memanfaatkan angkutan umum sebagai sarana transportasi menuju objek wisata tersebut Jumlah pengunjung Tahura yang menggunakan angkutan umum = 3 % x jumlah pengunjung Tahura Bunder Tarif sekali perjalanan : Rp. 5.000,- Tarif PP : Rp. 10.000,- Peningkatan tarif : Rp. 1.000,- / 5 tahun Suku bunga : 10 %

Tahun Pengunjung menggunakan angkutan umum Tarif (Rp) Pendapatan (Rp) Faktor Diskonto Nilai Present (Rp) 2016 20070 10000 200,700,000 0.5132 102,990,834.33 2017 21434 12000 257,208,000 0.4665 119,989,430.25 2018 22799 12000 273,588,000 0.4241 116,028,019.22 2019 24164 12000 289,968,000 0.3855 111,795,216.55 2020 25528 12000 306,336,000 0.3505 107,368,899.19 2021 26893 12000 322,716,000 0.3186 102,827,262.97 2022 28258 14000 395,612,000 0.2897 114,594,704.60 2023 29622 14000 414,708,000 0.2633 109,205,577.81 2024 30987 14000 433,818,000 0.2394 103,852,580.07 2025 32352 14000 452,928,000 0.2176 98,570,329.22 2026 33716 14000 472,024,000 0.1978 93,387,431.99 2027 35081 16000 561,296,000 0.1799 100,954,019.34 2028 36445 16000 583,120,000 0.1635 95,344,779.61 2029 37810 16000 604,960,000 0.1486 89,923,449.21 Jumlah 1,466,832,534.35

3. Analisa Pendapatan RETRIBUSI MASUK KAWASAN TAHURA Tarif retribusi masuk Tahura : Rp. 10.000,- Peningkatan tarif : Rp. 5.000,- / 5 tahun Suku bunga : 10 % RETRIBUSI PARKIR KAWASAN TAHURA Tarif retribusi parkir : Jenis Kendaraan Tarif sekali parkir (Rp) Sepeda 500 Motor 2000 Minibus, Pick up, Sedan, Jeep 3000 Bus Kecil dan Truk roda 4 3500 Bus Sedang dan Truk roda 6 5000 Bus Besar dan Truk roda > 6 7500 Peningkatan tarif : 50% / 5 tahun Suku bunga : 10 %

RETRIBUSI MASUK KAWASAN TAHURA Tahun Pendapatan (Rp) Faktor Diskonto Nilai Present (Rp) 2016 6,689,764,296.00 0.51316 3,432,906,857.54 2017 7,144,644,384.00 0.46651 3,333,029,334.11 2018 7,599,524,472.00 0.42410 3,222,940,229.34 2019 8,054,404,560.00 0.38554 3,105,321,628.46 2020 8,509,284,648.00 0.35049 2,982,452,358.07 2021 13,446,247,104.00 0.31863 4,284,388,709.88 2022 14,128,567,236.00 0.28966 4,092,542,664.98 2023 14,810,887,368.00 0.26333 3,900,169,548.00 2024 15,493,207,500.00 0.23939 3,708,950,694.73 2025 16,175,527,632.00 0.21763 3,520,266,099.50 2026 22,477,130,352.00 0.19784 4,446,980,412.32 2027 23,386,890,528.00 0.17986 4,206,337,830.11 2028 24,296,650,704.00 0.16351 3,972,696,540.43 2029 25,206,410,880.00 0.14864 3,746,772,362.67 Jumlah 51,955,755,270.14

RETRIBUSI PARKIR KAWASAN TAHURA Jenis Kendaraan Pendapatan (Rp) Motor 3,500,911,239 Mobil 1,888,649,484 Bus 207,290,797 Jumlah 5,596,851,521

Analisa Kerugian Kerugian akibat dibangunnya kawasan Tahura Bunder adalah berkurangnya pendapatan dari hasil hutan yang mana sebelum pembangunan Tahura Bunder, kawasan ini adalah merupakan Hutan Produksi. Jenis Kayu Kerugian (Rp) Jati 3,787,203,966.55 Mahoni 38,213,957.50 Sonokeling 181,046,466.52 Akasai 5,563,464,089.35 Rimba Campuran (RC) 1,106,418,628.85 Arang 21,522,324.77 Jumlah 10,697,869,433.54

Analisa Manfaat Biaya Analisa Uraian Biaya Biaya Biaya Investasi Awal Rp. 11.969.240.650,36 Biaya Operasional dan Pemeliharaan Rp. 16,705,209,353.77 Total Biaya Rp. 28,674,450,004.13 Manfaat Pendapatan Pengelola 1. Retribusi masuk 2. Parkir Rp. 51.955.755.270,13 Rp. 5.596.851.521,03 Manfaat bagi Masyarakat Rp. 1.466.832.534,35 Total Manfaat Rp. 59.019.439.325,53 Kerugian Berkurangnya Hasil Produksi Hutan Rp. 10.697.869.433,53 Total Kerugian Rp. 10.697.869.433,53 BCR = BCR = 2,64 (Rp. 59.019.439.325,53 - Rp. 10.697.869.433,53) (Rp. 16,705,209,353.77) Rp. 11.969.240.650,36

Analisa Sensitivitas Parameter yang diubah adalah suku bunga yaitu dengan menaikan tingkat suku bunga untuk mengetahui dampaknya terhadap perubahan nilai BCR yang sudah dianalisa. Suku Bunga Nilai BCR 10 % 2,64 12 % 2,11 14 % 1,69 16 % 1,35 18 % 1,08 20 % 0,86 Nilai BCR Analisa Sensitivitas 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0% 5% 10% 15% 20% 25% Tingkat Suku Bunga

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari identifikasi dan analisa manfaat dan biaya diperoleh beberapa kesimpulan yaitu Manfaat bagi masyarakat serta pendapatan bagi pihak pengelola, dengan nilai sekarang total sebesar Rp. 59.019.439.325,53. Kerugian berupa berkurangnya hasil produksi hutan dengan nilai sekarang sebesar Rp. 10.697.869.433,53. Total biaya yang diperlukan untuk pembangunan kawasan Taman Hutan Raya Bunder serta pengelolaan dan pemeliharaannya pada nilai sekarang sebesar Rp. 28,674,450,004.13. Nilai Benefit Cost Ratio (BCR) yang dihasilkan adalah 2,64 yang berarti proyek pembangunan kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder memenuhi kelayakan jika dilihat dari biaya yang dibutuhkan dengan manfaat yang didapat Saran 1. Dalam melakukan Analisa Benefit Cost Ratio sebaiknya menggunakan harga-harga yang ada, sehingga prediksi yang dilakukan untuk waktu yang akan datang lebih mendekati keadaan sebenarnya. 2. Menggunakan data historis dalam jangka waktu yang panjang untuk melakukan prediksi dan memperhitungkan resiko. 3. Mengamati dengan jelas parameter Benefit Cost Ratio yang digunakan dalam perhitungan

TERIMAKASIH