Pembangunan 1000 km Jalan Tol : Kendala dan Tantangan

dokumen-dokumen yang mirip

TATA CARA PELAKSANAAN DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL YANG DIBIAYAI OLEH SADAN USAHA

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru

National Summit 2009 KOMISI : PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Oktober Percepatan Pembangunan Infrastruktur

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 06/PRT/M/2010

National Summit 2009

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari peforma pembangunan infrastrukturnya. Maka dari itu, perbaikan

Ringkasan Eksekutif Survei Tahap Ketiga Monitoring Iklim Investasi di Indonesia

TANTANGAN DAN PELUANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR INDONESIA

BAB IV PENYAJIAN DATA

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA. NOMOR 23/KPPU-Pat/VIII/2016 TENTANG PEMBERITAHUAN PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN

... Hubungi Kami : Studi Potensi Bisnis dan Pelaku Utama JALAN TOL di Indonesia, eksemplar. Mohon Kirimkan. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

UPAYA UNTUK MENEROBOS HAMBATAN INVESTASI JALAN TOL


I. PENDAHULUAN. Implementasi desentralisasi fiskal yang efektif dimulai sejak Januari

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

RINGKASAN EKSEKUTIF. Pengamatan Iklim Investasi di Indonesia selama Tahun 2005

BAB I PENDAHULUAN. tetap terbuka pada persaingan domestik. Daya saing daerah mencakup aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan jalan tol dengan asumsi biaya sekitar Rp miliar per km. Sedangkan lapangan kerja yang tercipta sekitar

KPBU sebagai Skema Pengadaan Infrastruktur Yang Akuntabel, Transparan dan Kompetitif

LAPORAN TIM KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI XI DPR RI KE PROVINSI SUMATERA SELATAN 23 s.d 25 November 2015

BAB III METODOLOGI. Bagan Alir Penelitian

Data untuk Pelayanan Publik yang Lebih Baik

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk perusahaan dan negara. Pemikiran Michael Porter banyak

Isu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan)

BAB V ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini, tahapan analisis yang dilakukan adalah:

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS

KATA PENGANTAR. Terima kasih. Tim Penyusun. Penyusunan Outlook Pembangunan dan Indeks Daya Saing Infrastruktur

Seminar Nasional Outlook Industri 2018 PEMBANGUNAN INDUSTRI YANG INKLUSIF DALAM RANGKA MENGAKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun

Perekonomian Suatu Negara

Kepada yang terhormat, Para Pimpinan Badan Usaha Jalan Tol di seluruh Indonesia (terlampir) SURAT EDARAN TENTANG STANDAR DESAIN GERBANG TOL

Gambaran yang lebih luas: motor penggerak pertumbuhan produktivitas agregat

Kementerian PUPR Lakukan Persiapan Dini Mendukung Kelancaran Arus Mudik Lebaran 2018

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BAB I PENDAHULUAN. mulai banyaknya perusahaan yang memiliki website pribadi. Adopsi internet

Diresmikan Jokowi, Tol Medan-Tebing Tinggi Fungsional Lebaran 2018

PRINSIP DAN STRATEGI PENERAPAN PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI

INDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

TANTANGAN KEBIJAKAN FISKAL DALAM PENGEMBANGAN KONEKTIVITAS TRANSPORTASI

SEMINAR PERAN SISTEM MANUFAKTUR DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI DI INDONESIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK, 8 OKTOBER 2012 PT.

EKONOMIKA KESEHATAN PENDAHULUAN. Disampaikan oleh Heni Wahyuni FEB UGM

EKONOMIKA KESEHATAN PENDAHULUAN. Disampaikan oleh Heni Wahyuni FEB UGM

BAB I PENDAHULUAN. Marga Jateng (PT. TMJ) dalam kemitraan pemerintah dan swasta untuk

JALAN BEBAS HAMBATAN

FASILITAS PEMERINTAH UNTUK MENDUKUNG PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU)

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE. Profil Perusahaan. Always Listening, Always Understanding

SEMINAR NASIONAL ZAKAT. Potensi Pengoperasian ZAKAT Pusat Kajian Strategis BAZNAS, 8 Desember 2016 Dr. Zainulbahar Noor, Wakil Ketua BAZNAS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil

BAB I PENDAHULUAN. saing global, dan memperbaiki iklim investasi secara keseluruhan.

Ekonomi Internasional. Materi 1 Sekilas tentang Ekonomi Dunia

FAQ. bahasa indonesia

Infrastruktur dan Logistik. Arianto A. Patunru LPEM-FEUI. Pendahuluan

Beberapa permasalahan menghambat pertumbuhan produk[vitas Indonesia

V E R S I P U B L I K

INOVASI BIROKRASI DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

MUHIDIN M. SAID KOMISI V DPR RI

PENGAMANAN FISKAL MELALUI POLA PEMBAGIAN RISIKO ANTARA PEMERINTAH DAN SWASTA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. non tunai yang saat ini sedang digemari adalah kartu kredit dan e-money.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era otonomi daerah ini pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia

BAB V PENUTUP. Perjanjian yang mengatur ketentuan: kepada BPJT, antara lain: perencanaan teknik; 2) Laporan triwulanan (3 bulanan) penggunaan dana;

CAPAIAN KINERJA PERDAGANGAN 2015 & PROYEKSI 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Strategi dan Kebijakan Investasi di Indonesia Selasa, 25 Maret 2008

Departemen Internasional BANK INDONESIA 27 Januari 2017

KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA. Rencana Proyek Infrastruktur di Indonesia BUKU PPP 2011 PROYEK SIAP UNTUK DITAWARKAN. Angkutan Udara

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. membutuhkan eksistensi sistem transportasi laut sebagai penggerak pertumbuhan,

Aspek Perpajakan Viability Gap Fund 1

PENGARUH BESARNYA TINGKAT INVESTASI TERHADAP LABA PT JASA MARGA (PERSERO) TBK.

*Presiden Jokowi Resmikan 14,5 Km Tol di Lampung, Penyelesaian Tol Trans Sumatera Terus Bergerak*

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal yang sering disebut juga investasi merupakan langkah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan faktor-faktor produksi yaitu; modal, tenaga kerja dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial yang menimpa kawasan Asia Timur pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENGANTAR. Gejolak krisis ekonomi yang dialami Amerika Serikat dan beberapa negara

Tol Ngawi - Wilangan Diresmikan, Menjadi Tulang Punggung Perekonomian Nasional

Mendorong Industri Manufaktur, Memacu Pertumbuhan

LAMPIRAN: GAMBARAN EKONOMI INDONESIA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2017, No tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 12 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyiapan Infrastrukt

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Peningkatan kinerja..., Suntana Sukma Djatnika, FT UI.,

KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DALAM RANGKA PELAKSANAAN KESEPAKATAN KERJASAMA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015

Kemiskinan Anak di Asia Timur dan Pasifik: Deprivasi dan Disparitas. Sebuah studi di tujuh negara

PEMBIAYAAN INVESTASI MELALUI PUSAT INVESTASI PEMERINTAH SEBAGAI UPAYA PERCEPATAN PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

Macroeconomics Landscape and Trends

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan umum pembangunan nasional adalah mempercepat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil perusahaan

Penguatan Sinergi Pemerintah, Masyarakat, dan Dunia Usaha Dalam Rangka Akselerasi Pencapaian Pembangunan Berkeadilan.

MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

Transkripsi:

Pembangunan 1000 km Jalan Tol : Kendala dan Tantangan Konferensi Regional Teknik Jalan 10 Surabaya, 12 November 2008 Mesra Eza Anggota HPJI no. B 02499

Indonesia : Macroeconomic Outlook Economic Growth (Q1 YoY) % GDP Growth 4.10 5.96 6.09 6.28 5.13 Inflation Rate Inflation Rate (%) 17% 2004 2005 2006 2007 2008 7% 6.59% 8.85% 2005 2006 2007 2008*

Indonesia : Macroeconomic Outlook Budget Deficit Public Debt Ratio 75% 60% 45% 30% 15% 0% 2003 2004 2005 2006 2007

Apa prasyarat untuk mempertahanka Stabilitas Ekonomi Makro. asilitas infrastruktur dengan kualitas yang tinggi

Kenapa?????

F = C + G + I + X- I P D B Kontribusi 15 Juta Tenaga Kerja Kontribusi 5 s.d 8 % PDB Target 3 s.d 4 % PDB Debottlenecking jalur Tranportasi F = PDB C = Consumption G = Government Spending I = Investment X - I = Export - Import

Kondisi Infrastruktur Indonesia

World Competitiveness Report Ranking, 2006-2007 Malaysia Thailand China Indonesia Vietnam Phillipines Singapore Hong Kong Korea Taiwan Japan 0 1 2 3 4 5 6 7 Source, ADBI, 2007

Roads and Railroads : Quality Roads Ranking Railroads Malaysia Thailand China Indonesia Vietnam Phillipines Singapore Hong Kong Korea Taiwan Japan Malaysia Thailand China Indonesia Vietnam Phillipines Singapore Hong Kong Korea Taiwan Japan 0 1 2 3 4 5 6 7 0 1 2 3 4 5 6 7 Source, ADBI, 2007

Indonesia Competitiveness Position Global Competitiveness Report 2007 20008 - Competitiveness rank 54 out of 131 - Over all infrastructure rank 91 out of 131 - Quality of roads 113 out of 131 - Quality of port infrastructure 113 out 131 - Quality of railway infrastructure 62 out of 131 - Quality of air transport 62 out of 131

Constraints to investment (% of firms reporting constraints to be moderate, severe, or very severe) Macroeconomic instability Ec. Policy & regulation uncertainty Corruption-local government Transportations Corruption-central government Electricity Tax administration Cost of finance Legal system & conflict resolutions Tax rate Labor skill & education 2007 2005 Source: LPEM FEUI, 30 35 40 45 50 55 60 65 70 Faisal Basri, Seminar Logistik Nasional

Investment Needs for Infrastructure in Indonesia Infrastructure Annual Investment Needs 2005-2010 7 8 % of GDP 4 5 % Of GDP (Rp. 123 triliun) Annual Funding Gap Budgetary constraint The need to resort to private sector participation (Rp. 200 triliun) 3 % Of GDP Government Budget (Rp. 77 triliun) 0-4 % 4-7% Over 7% Cambodia Lao PDR PRC Indonesia Mongolia Thailand Philippines India Vietnam

Kronologis Pembangunan Jalan Tol di Indonesia - 1978, jalan tol pertama, Jagorawi sepanjang 46 km, mulai beroperasi - 1998, setelah 20 tahun, baru beroperasi 595 km jalan tol - 2004, UU no. 38 Tentang Jalan, menarik fungsi regulator dari PT Jasa Marga - 2008, panjang jalan tol 676 km, bertambah 69 km setelah 10 tahun

Perbandingan Panjang Jalan Tol di Beberapa Negara Asia

Progres Pembangunan Jalan Tol

Progres Pembangunan Jalan Tol, 2008 Panjang (km ) i. O pera si 676,27 Ni la i I nv esta si (R p. Milyar) Nilai Tanah (Rp. Milyar ) ii. PPJT (BO T ) s eba nya k 23 ru as K onstruks i (5 ruas) 109,10 8.0 28,79 40 3,31 P embe bas an Tan ah (9 rua s) 432,26 27.1 08,67 3.87 9,67 K ritis (7 ruas ) 228,18 28.7 41,16 3.94 3,74 P emutusa n kon tra k PPJT (2 rua s) * ) 70,00 6.0 99,50 63 2,31 iii. Persiap an PPJT (6 ru as) 180,65 14.4 77,17 3.58 8,40 iv. Persiap an T end er (11 ruas) 475,42 34.1 64,83 3.83 8,02 v. Diban gun Pe merin tah (4 rua s), ske ma DBO 75,91 9.8 46,70 1.97 8,70 vi. Re ncan a Jala n Tol Te rd alam K ota Jaka rta (6 ru as) 87,51 40.0 27,39 vii. La in-lain (14 ruas) 789,58 73.8 05,15 7.03 6,33 TOTAL 3.087,88 239.4 47,36 ** B P JT

Reformasi Legal Frame Work

UU no. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan - Fungsi regulator dikembelikan ke Pemerintah melalui BPJT - Tarif tol dicantumkan dalam PPJT - Evaluasi tarif dilakukan setiap 2 tahun - Pemberlakuan tarif awal dan penyesuaian dilakukan oleh Menteri

Aturan Legal Pendukung Pembangunan Jalan Tol - Perpres 67/2005 tentang Kerjasama Pemerintah dan Swasta - PP 36/2005 dan Kepres 65/2006 tentang pengadaan tanah untuk kepentingan umum - Perpres no 43/2005 tetang KKPPI - Permenko no. 38/PMK.01/2006, Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian dan Pengelolaan Resiko atas penyediaan Infrastruktur

Tujuan Reformasi Legal Frame Works (1) - Memayungi prinsip pengguna membayar pelayanan yang diterimanya - KPS yang akuntabel, keterbukaan, kompetisi dan saling menguntungkan - Dua prinsip pengadaan tanah 1). Pelepasan hak dan 2). Pencabutan hak - Dukungan fiskal terhadap proyek yang kelayakan ekonomi baik tapi kelayakan finansial kurang memadai.

Tujuan Reformasi Legal Frame Works (2) - Guarantee terhadap risiko selama masa konsesi. Risiko : politik, kinerja dan KPS yang akuntabel, keterbukaan, kompetisi dan saling menguntungkan - Memberi wewenang kepada KKPPI, menentukan strategi koordinasi penyelesaian permasalahan lintas sektor.

Pokok Permasalahan Pembangunan Jalan Tol

Pengadaan tanah dan pendanaannya Rendahnya minat pasar untuk melakukan investasi di jalan tol

Pengadaan tanah dan pendanaannya Pengadaan tanah dilakukan oleh pemerintah tetapi pembiayaan dari investor Penyelesaian ketidaksepakatan harga antara pemilik tanah dan P2T berlarut-larut Pemegang PPJT tidak mampu mendapatkan pendanaan dari Bank.

Minat Pasar Rendah Berinvestasi di Jalan Tol Rekapitulasi Pelelangan 25 Ruas Jalan Tol NO KATEGORI JUMLAH LULUS PEMASUKKAN PESERTA PQ PQ PENAWARAN 1 >= 3 Peminat 12 12 1 2 2 Peminat 2-4 3 1 Peminat 3 1 5 4 Tidak ada peminat 4 8 11 5 Sedang dalam proses PQ 4 - - Total 25 21 21

Rekapitulasi Pelelangan Batch 1 JUMLAH LULUS PQ PEMASUKAN NO RUAS PESERTA PENAWARAN 1 Medan - Binjai 8 4-2 Cileunyi - Sumedang - Da 7 3-3 Depok - Antasari 19 9 2 4 Cinere - Jagorawi 20 10 4 5 Cikarang - Tj.Priok 18 5 2 6 Makassar Seksi IV 8 4 2

Rekapitulasi Pelelangan Batch 2 NO RUAS JUMLAH LOLOS PEMASUKAN PESERTA PQ PENAWARAN 1 Cengkareng - Bt. Ceper - Kunciran 5 3 1 2 Kunciran - Serpong 6 4 1 3 Serpong - Cinere 5 4 1 4 Cimanggis - Cibitung 5 3 2 5 Pasirkoja - Soreang 2 1-6 Pekanbaru - Kandis 2 - - 7 Bakauheni - Terbanggi Besar 1 - - 8 Serangan - Tj. Benoa 1 - - 9 Medan - Kualanamu - Tebing Tinggi 1 - - 10 Manado - Bitung - - - 11 Semarang - Demak - - - 12 Medan - Binjai - - - 13 Cileunyi - Sumedang - - -

Rekapitulasi Pelelangan Batch 3 No. RUAS/KELOMPOK JUMLAH PESERTA PQ LULUS PQ PEMASUKKAN PENAWARAN 1 SOLO - NGAWI 4 3 1 2 NGAWI - KERTOSONO 4 3 1

Rekapitulasi Pelelangan Batch 4 JUMLAH LULUS PQ PEMASUKAN NO RUAS PESERTA PENAWARAN 1 Medan - Binjai 2-2 Palembang - Indralaya 1-3 Tegineneng - Babatan 2 4 Pandaan - Malang 3 2

E v a l u a s i

Pengadaan tanah dan pendanaannya - Berlarutnya penyelesaian ketidaksepakatan harga lebih karena ketidaktegasan pemerintah - UU no 21/1961 memberikan payung hukum untuk melakukan pencabutan hak atas tanah jika diperlukan untuk kepentingan umum - Investor melihat klausul pengadaan pembiayaan tanah tidak rasional, dana dari investor, tetapi tidak punya kontrol terhadap pelaksanaan pengadaan tanah.

Minat Pasar Rendah Berinvestasi di Jalan Tol - Proxy, jika suatu proyek mempunyai kelayakan finansial yang baik, dan kepastian bisnis yang jelas, investor akan tertarik untuk berinvestasi. - Tidak ada dukungan dan jaminan pemerintah selama masa konsesi yang relatif panjang, risiko tinggi

Fact Finding dari Pelelangan 25 Jalan Tol - Pemerintah pada posisi 25 ruas jalan tol layak secara finansial sehingga ditawarkan kepada investor - Tidak ada dukungan / jaminan pemerintah - Risiko tidak ditempatkan pada pihak yang paling layak menanggung - Lembaga pelelangan menganggap PPJT mempunyai banyak aspek ketidakpastian, sehingga tidak bankable

Kesimpulan

1. Dalam menyusun PPJT, risiko harus ditempatkan pada pihak yang punya kontrol terhadap risiko. 2. Dimensi finansial adalah dimensi tambahan yang sangat penting dalam pengelolaan jalan tol dan sangat erat kaitannya lembaga keuangan. Karena itu aspek transparansi, akuntabilitas dan kesetaraan menjadi sangat penting. 3. Mitra utama pemerintah dalam mengelola jalan tol adalha investor, pihak yang menyandang pendanaan. Investor adalah penyedia dana, bukan pihak yang bekerja mengandalkan dana pemerintah dengan demikian diperlukan mindset berbeda.

4. Kajian finansial harus dilakukan dengan akurat, jika diperlukan dukungan/guarantee pemertintah, harus dicantumkan dari awal sejak proses tender. 5. Sektor pengelola jalan tol, pengendali fiskal, perencana pembangunan nasional dan KKPPI harus bersinergi lebih baik untuk menghasilkan proyek jalan tol yang market friendly serta memberikan manfaat optimal kepada publik.

Terima kasih