BAB I PENDAHULUAN. pembangunan jalan tol dengan asumsi biaya sekitar Rp miliar per km. Sedangkan lapangan kerja yang tercipta sekitar
|
|
- Johan Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyediaan infrastruktur jalan menjadi hal yang mutlak dilakukan untuk membuka akses transportasi guna menggairahkan aktivitas perekonomian dan sebagai sarana pemerataan pembangunan, khususnya dalam hal ini adalah infrastruktur jalan tol. Pembangunan jalan tol memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan produk domestik riil. Berdasarkan kalkulasi, setiap 100 kilometer (km) pembangunan jalan tol dengan asumsi biaya sekitar Rp miliar per km akan memberikan tambahan 0,2% terhadap pertambahan produk domestik riil. Sedangkan lapangan kerja yang tercipta sekitar Dengan fungsi yang cukup strategis bagi peningkatan perekonomian, sangat disayangkan adanya kenyataan bahwa penambahan jalan tol di Indonesia sangat sedikit. Penambahan ini terhitung sangat lambat bila dibandingkan dengan sejumlah negara Asia. Indonesia memulai pembangunan jalan tol pada 1973 dengan ruas Jagorawi, sepanjang 59 kilometer yang menghubungkan Jakarta-Bogor-Ciawi yang selesai dibangun dan dioperasikan pada 1978 oleh PT Jasa Marga. Setelah 31 tahun berlalu, pada tahun 2009 panjang jalan tol di Indonesia baru mencapai 687,87 km atau rata-rata 1 Harian Investor Daily, 5 Agustus
2 dibangun hanya 22 km setiap tahun dengan total 24 ruas. Kondisi yang kontras terjadi di Malaysia dan Tiongkok. Meski pernah berguru dari Indonesia dan baru membangun jalan tol di era 1980-an, Malaysia saat ini mengoperasikan jalan tol lebih dari km. Sedangkan di Tiongkok, yang juga memulai pembangunan jalan tol di era 1980-an, kini memiliki km jalan tol. 2 Ketersediaan infrastruktur jalan memungkinkan pertemuan budaya antar masyarakat yang dapat membangun toleransi dan menghilangkan sekat antar masyarakat dari berbagai daerah, yang akan berdampak positif bagi kehidupan berbangsa dan ketahanan nasional. Oleh karena itu, pembangunan jalan tol merupakan hal yang perlu untuk dijadikan perhatian oleh pemerintah dan dijadikan salah satu program dalam program seratus hari pemerintahan periode kedua Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam bidang peningkatan infrastruktur, yang dalam perumusannya, Pemerintah Pusat akan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan dunia usaha, karena banyak sekali infrastruktur yang mesti dijalankan dengan skema Public Private Partnership. Skema Public Private Partnership atau Kerjasama Pemerintah dan Swasta tersebut dipilih untuk mengatasi kebutuhan penyediaan dana yang teramat besar yang kerap menjadi penghambat dalam kemajuan pembangunan jalan tol, sehingga melalui skema tersebut, Pemerintah membuka kesempatan bagi para investor swasta yang berminat untuk berinvestasi di bidang jalan tol. 2 Ibid., 23 Juli
3 Sebagai ilustrasi, proyeksi kebutuhan investasi infrastruktur Indonesia berdasarkan Rencana Jangka Panjang Menengah Nasional sejumlah Rp. 143 milyar, sedangkan anggaran pemerintah hanya Rp. 50 milyar. Selisih sebesar Rp. 93 milyar diatasi dengan pola investasi swasta non-public Private Partnership (PPP) sebesar Rp. 52 milyar dan dengan pola investasi PPP sebesar Rp. 41 milyar. Adapun kebutuhan investasi untuk pengembangan infrastruktur jalan dalam penguatan konektivitas nasional adalah sebesar Rp. 339 triliun, yang merupakan kebutuhan tertinggi dibandingkan infrastruktur transportasi lainnya seperti kereta api (Rp. 326 triliun), pelabuhan (Rp. 117 triliun), bandara (Rp. 32 triliun). 3 Selain sebagai solusi untuk mengatasi masalah kebutuhan penyediaan dana yang teramat besar, adanya skema Kerjasama Pemerintah Dan Swasta ini dapat mengurangi beban Anggaran Pembiayaan dan Belanja Negara ("APBN") untuk pembangunan infrastruktur, sehingga dana APBN dapat dialihkan untuk pembangunan jalan di pulau lain yang masih tertinggal. Data Departemen Pekerjaan Umum menunjukkan biaya untuk perbaikan dan pelebaran jalan nasional di Jawa mencapai Rp. 3 triliun - Rp. 4 triliun per tahun. Dana sejumlah tersebut diatas dapat ditekan jika sejumlah ruas jalan tol di Pulau Jawa sudah dapat dioperasikan, karena beban perawatan jalan dapat dialihkan dari APBN kepada pengguna jalan melalui operator jalan tol. 4 3 Kementerian Pekerjaan Umum, 2011, Pelaksanaan Investasi Dan Tender Dalam Pembangunan Infrastruktur, Materi Seminar Peran Hukum Dalam Pembangunan Infrastruktur Untuk Mendorong Percepatan Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Bandung. 4 Harian Bisnis Indonesia, 3 November
4 Ketentuan mengenai Kerjasama Pemerintah dan Swasta diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur yang telah mengalami empat kali amandemen. Kerjasama Pemerintah dan Swasta, berdasarkan Pasal 5 Ayat (1) Peraturan Presiden tersebut di atas dapat dilaksanakan melalui Perjanjian Kerjasama atau Izin Pengusahaan. Terkait bidang infrastruktur jalan tol, perjanjian dimaksud disebut dengan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT). Dalam pelaksanaannya, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, Pemerintah telah menetapkan suatu badan regulator yang disebut Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Keberadaan BPJT ini kemudian diperkuat dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 295/PRT/M/2005 tanggal 28 Juni 2005 tentang Badan Pengatur Jalan Tol. Dalam Pasal 20 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tersebut di atas juga diatur mengenai pembentukan Subbagian Hukum dan Humas yang salah satu tugasnya adalah melakukan penyusunan, monitoring dan evaluasi peraturan/perjanjian/perijinan. Dengan demikian, draft Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol dipersiapkan dan dibuat oleh Badan Pengatur Jalan Tol. Dilihat dari pembentukannya, Badan Pengatur Jalan Tol merupakan wakil dari Pemerintah, sehingga Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol merupakan 4
5 jenis perjanjian atau kontrak bisnis yang berdimensi publik. Disebut berdimensi publik untuk menunjukkan bahwa dalam perjanjian atau kontrak dimaksud, salah satu pihaknya adalah Pemerintah. Dalam konteks ini, Pemerintah mengikatkan diri sebagai subyek hukum perdata yang idealnya memiliki kedudukan yang sama dengan counter part-nya. Mengingat penyediaan infrastruktur jalan tol untuk kemajuan dan pemerataan pembangunan dengan bentuk Kerjasama Pemerintah dan Swasta masih akan terus berkembang sejalan dengan perkembangan dunia bisnis dan pemenuhan kebutuhan investasi, maka klausul-klausul yang diatur dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol memiliki peran penting agar dapat menarik minat investor, selain untuk menjamin kepastian hukum dan implementasi kerjasama tersebut. Oleh karena itulah Penulis melakukan penulisan hukum dalam bentuk tesis dengan judul Analisis Yuridis Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) Sebagai Suatu Kerjasama Pemerintah Dan Swasta (Public Private Partnership) Dalam Penyediaan Infrastruktur (Studi Kasus Terhadap Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Ruas Kanci-Pejagan). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dan sesuai dengan judul penelitian ini, maka Penulis menyusun perumusan masalah sebagai berikut: 5
6 1. Bagaimanakah penerapan prinsip transparansi dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Sebagai Suatu Kerjasama Pemerintah dan Swasta Dalam Penyediaan Infrastruktur? 2. Bagaimanakah penerapan asas proporsionalitas dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Sebagai Suatu Kerjasama Pemerintah Swasta Dalam Penyediaan Infrastruktur? 3. Bagaimanakah pelaksanaan fungsi pengawasan atas pelaksanaan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Sebagai Suatu Kerjasama Pemerintah dan Swasta Dalam Penyediaan Infrastruktur? C. Keaslian Penelitian Berdasarkan hasil penelusuran Penulis terhadap perumusan masalah yang dibahas dalam tesis ini, Penulis belum menemukan karya ilmiah (tesis) yang sama atau serupa. Penelusuran tersebut dilakukan pada data perpustakaan di perpustakaan Universitas Gadjah Mada. Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan oleh Penulis ini merupakan penelitian asli yang belum pernah dilakukan oleh peneliti lain. D. Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis: a. Memberikan pemahaman pemikiran bagaimana menerapkan prinsip transparansi sebagai salah satu prinsip-prinsip Good Corporate 6
7 Governance dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Ruas Kanci Pejagan Sebagai Suatu Kerjasama Pemerintah dan Swasta Dalam Penyediaan Infrastruktur. b. Memberikan pemahaman pemikiran bagaimana menerapkan asas proporsionalitas dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Ruas Kanci Pejagan Sebagai Suatu Kerjasama Pemerintah dan Swasta Dalam Penyediaan Infrastruktur. c. Memberikan pemahaman pemikiran bagaimana melaksanakan fungsi pengawasan atas pelaksanaan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Ruas Kanci Pejagan Sebagai Suatu Kerjasama Pemerintah dan Swasta Dalam Penyediaan Infrastruktur. 2. Manfaat Teoritis Memberikan sumbangan pemikiran dan wawasan keilmuan kepada ilmu hukum pada umumnya dan ilmu hukum perjanjian pada khususnya, baik kepada akademisi maupun praktisi tentang penerapan prinsip transparansi, asas proporsionalitas dan fungsi pengawasan dalam suatu perjanjian pengusahaan jalan tol sehingga tujuan perjanjian dapat tercapai. E. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini oleh Penulis adalah: 1. Untuk mengetahui penerapan prinsip transparansi dalam Perjanjian 7
8 Pengusahaan Jalan Tol Ruas Kanci Pejagan Sebagai Suatu Kerjasama Pemerintah dan Swasta Dalam Penyediaan Infrastruktur. 2. Untuk mengetahui penerapan asas proporsionalitas dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Ruas Kanci Pejagan Sebagai Suatu Kerjasama Pemerintah dan Swasta Dalam Penyediaan Infrastruktur. 3. Untuk mengetahui pelaksanaan fungsi pengawasan terhadap penerapan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Ruas Kanci Pejagan Sebagai Suatu Kerjasama Pemerintah dan Swasta Dalam Penyediaan Infrastruktur. 8
BAB I PENDAHULUAN. kebijakan umum pembangunan nasional adalah mempercepat
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Salah satu sasaran utama yang hendak dicapai dalam pembangunan nasional 2015-1019 serta mempertimbangkan lingkungan strategis dan tantangan-tantangan yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilihat dari peforma pembangunan infrastrukturnya. Maka dari itu, perbaikan
BAB I - PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pembangunan berkelanjutan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil
11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil dengan pertumbuhan rata-rata Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5.8%. Untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Perjanjian yang mengatur ketentuan: kepada BPJT, antara lain: perencanaan teknik; 2) Laporan triwulanan (3 bulanan) penggunaan dana;
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Penerapan prinsip transparansi yang dilakukan dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol dapat terlihat dari klausul-klausul dalam Perjanjian yang mengatur ketentuan: a) Kewajiban-kewajiban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disamping fungsinya sebagai alat pemersatu bangsa. Dalam kaitannya dengan sektorsektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur Transportasi baik transportasi darat, laut maupun udara merupakan sarana yang sangat berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan wilayah
Lebih terperinciPembangunan Infrastruktur Untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi dan Mengurangi Kesenjangan
Rilis PUPR #1 18 Juli 2017 SP.BIRKOM/VII/2017/352 Pembangunan Infrastruktur Untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi dan Mengurangi Kesenjangan Yogyakarta--Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. pelayanan masyarakat, menciptakan keadilan dan pemerataan, serta mendorong
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah memberiksan wewenang kepada daerah untuk dapat mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat. Dengan otonomi
Lebih terperinciBAB I Pembangunan Infrastruktur di Indonesia
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Pembangunan Infrastruktur di Indonesia Pembangunan Infrastruktur akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja, peningkatan investasi dan bahkan juga mampu memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semangat para Penyelenggara Negara dan pemimpin pemerintahan. 1 Penyelenggara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan negara mempunyai peran penting dalam mewujudkan citacita perjuangan bangsa. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam Penjelasan Undang- Undang Dasar Negara
Lebih terperinciPPJT Tol Probolinggo-Banyuwangi dan Jakarta-Cikampek II Selatan Ditandatangani
Rilis PUPR #1 15 Desember 2017 SP.BIRKOM/XII/2017/610 PPJT Tol Probolinggo-Banyuwangi dan Jakarta-Cikampek II Selatan Ditandatangani Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus
Lebih terperinciMENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2016 TENTANG PENETAPAN DAN TATA CARA PENGGUNAAN DANA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 295/PRT/M/2005 TENTANG BADAN PENGATUR JALAN TOL MENTERI PEKERJAAN UMUM,
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 295/PRT/M/2005 TENTANG BADAN PENGATUR JALAN TOL MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun
KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema berita yang kami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Negara dengan jumlah penduduk ± jiwa dengan laju
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia, Negara dengan jumlah penduduk ± 244.775.796 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 1.49%/tahun dapat diperkirakan bahwa penduduk Indonesia akan menembus angka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menerus berupaya untuk mensejahterakan rakyatnya. Salah satu hal yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang berkembang, sehingga terus menerus berupaya untuk mensejahterakan rakyatnya. Salah satu hal yang dapat dilakukan negara guna
Lebih terperinciNational Summit 2009
National Summit 2009 KOMISI : PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 29 30 Oktober 2009 Percepatan Pembangunan Infrastruktur 2009 2014 Komisi Infrastruktur KADIN INDONESIA 1 KERANGKA PEMIKIRAN Peraturan PERUNDANGAN
Lebih terperinciSambutan Presiden RI Pd Peresmian Jln Tol Nusa Dua-Ngurahrai-Benoa di Bali tgl. 23 Sept 2013 Senin, 23 September 2013
Sambutan Presiden RI Pd Peresmian Jln Tol Nusa Dua-Ngurahrai-Benoa di Bali tgl. 23 Sept 2013 Senin, 23 September 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN JALAN TOL NUSA DUA - NGURAH RAI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan bisnis transportasi yang kian meningkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi persaingan bisnis transportasi yang kian meningkat sejalan dengan meningkatnya trend tuntutan pasar terhadap mobilitas perpindahan orang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memperluas investasi pemerintah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memperluas investasi pemerintah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memperluas investasi pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dinyatakan bahwa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dinyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum. Hal tersebut memiliki makna bahwa negara Indonesia berdasarkan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN JALAN DI INDONESIA TAHUN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JALAN DI INDONESIA TAHUN 2005-2010 A. Latar Belakang Pembangunan jalan merupakan kebutuhan yang sangat vital sebagai pendukung utama dinamika dan aktivitas ekonomi baik di pusat maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia terbukti telah bangkit kembali sejak krisis keuangan global pada tahun 1990an. Pada tahun 2009, sebagai contoh, Indonesia telah mengalami pertumbuhan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW.
KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema berita yang kami
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Jasa Marga (persero) Tbk. A. Sejarah PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 PT Jasa Marga (persero) Tbk. A. Sejarah PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. PT Jasa Marga (Persero) Tbk. adalah sebuah badan milik pemerintah yang bertugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan pertumbuhan bisnis nasional. Dalam melakukan pengadaan barang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pengadaan barang/ jasa BUMN bertujuan untuk mendorong dan meningkatkan pertumbuhan bisnis nasional. Dalam melakukan pengadaan barang dan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG JALAN TOL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG JALAN TOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa jalan sebagai
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 132, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444).
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 132, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan nasional merupakan suatu upaya dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembangunan nasional merupakan suatu upaya dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan unsur penting dalam pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai amanat Undang-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah dalam melaksanakan kewajibannya untuk meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai amanat Undang- Undang Dasar 1945, tentunya perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pasti menginginkan adanya pertumbuhan laba yang diperoleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pasti menginginkan adanya pertumbuhan laba yang diperoleh pada tiap tahunnya. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba yaitu rasio profitabilitas, rasio
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diseluruh pelosok wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 1
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum, tujuan pembangunan nasional Indonesia ditujukan untuk mewujudkan kesejahteraan kehidupan masyarakat secara adil dan merata diseluruh pelosok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Hakekat pemerintahan adalah pelayanan kepada rakyat. Pemerintah ada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hakekat pemerintahan adalah pelayanan kepada rakyat. Pemerintah ada untuk melayani rakyat, dengan kata lain pemerintah adalah "pelayan rakyat". Pelayanan publik (public
Lebih terperinci2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1056, 2015 KEMEN-PUPR. Dukungan Pemerintah. Pengadaan Tanah. Jalan Tol. Badan Usaha. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Marga Jateng (PT. TMJ) dalam kemitraan pemerintah dan swasta untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini dikembangkan untuk memahami kelembagaan PT. Trans Marga Jateng (PT. TMJ) dalam kemitraan pemerintah dan swasta untuk pembangunan Jalan Tol Semarang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG PENJAMINAN INFRASTRUKTUR DALAM
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG PENJAMINAN INFRASTRUKTUR DALAM PROYEK KERJA SAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA YANG DILAKUKAN MELALUI BADAN USAHA PENJAMINAN INFRASTRUKTUR DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBendungan Teritip Akan Pasok Tambahan Air Baku 250 liter/detik Bagi Kota Balikpapan
Rilis PUPR #2 12 Juli 2017 SP.BIRKOM/VII/2017/343 Bendungan Teritip Akan Pasok Tambahan Air Baku 250 liter/detik Bagi Kota Balikpapan Jakarta--Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat menghadiri Rapimnas dan Rakernas (Rapat Pimpinan dan Rapat Kerja Nasional),
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Kepala Badan Pembinaan (Goeritno, 2012) dalam pernyataannya saat menghadiri Rapimnas dan Rakernas (Rapat Pimpinan dan Rapat Kerja Nasional), pembangunan infrastruktur
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan
Lebih terperinci*15819 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 38 TAHUN 2004 (38/2004) TENTANG JALAN
Copyright (C) 2000 BPHN UU 38/2004, JALAN *15819 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 38 TAHUN 2004 (38/2004) TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun
KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema berita yang kami
Lebih terperinciPEMBIAYAAN INVESTASI MELALUI PUSAT INVESTASI PEMERINTAH SEBAGAI UPAYA PERCEPATAN PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN
PEMBIAYAAN INVESTASI MELALUI PUSAT INVESTASI PEMERINTAH SEBAGAI UPAYA PERCEPATAN PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN Oleh: Soritaon Siregar, M. Soc. Sci. Kepala Pusat Investasi Pemerintah, Kementerian
Lebih terperinciNational Summit 2009 KOMISI : PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Oktober Percepatan Pembangunan Infrastruktur
National Summit 2009 KOMISI : PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 29 30 Oktober 2009 Percepatan Pembangunan Infrastruktur 2009-2014 Komisi Infrastruktur KADIN INDONESIA Kerangka Pemikiran Peraturan PERUNDANGAN KONDISI
Lebih terperinciPEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN JEMBATAN
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN JEMBATAN I. Pendahuluan Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Keberadaan infrastruktur yang memadai
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciMATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 1 TAHUN 2008 dan PERATURAN PEMERINTAH NO. 49 TAHUN 2011 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH
MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 1 TAHUN 2008 dan PERATURAN PEMERINTAH NO. 49 TAHUN 2011 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG
Lebih terperinciTATA CARA PELAKSANAAN DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL YANG DIBIAYAI OLEH SADAN USAHA
MENTER! PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA TATA CARA PELAKSANAAN DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL YANG DIBIAYAI OLEH SADAN USAHA PERATURAN MENTER! PEKERJAAN UMUM
Lebih terperinciMenteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS Seminar Nasional Sosialisasi Produk Perencanaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Bandung, 11 November 2010 1 Infrastruktur
Lebih terperinciCUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG
CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011-2025 A. Latar Belakang Sepanjang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun
KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema berita yang kami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan pada sektor-sektor lain (ship follows the trade) pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sakti Adji Sasmita menyatakan bahwa fungsi utama transportasi pada dasarnya dapat dibagi 2 (dua) yaitu sebagai penunjang dan sebagai pendorong. Sebagai unsur penunjang
Lebih terperinciADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PENUTUP. 1. Pelaksanaan Kemitraan PDPS Surabaya dengan PT AIW IV-1
BAB IV PENUTUP Berdasarkan dengan hasil temuan data yang telah diperoleh dilapangan yang telah disajikan dan dianalisis serta diinterpretasikan pada bab III, maka dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan
Lebih terperinci2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum da
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.426, 2017 KEMENPU-PR. Dana Talangan Badan Usaha untuk Pengadaan Tanah Jalan Tol. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciPembiayaan Komersial sebagai Upaya Mempercepat Penyelenggaraan Infrastruktur Berkelanjutan
Pembiayaan Komersial sebagai Upaya Mempercepat Penyelenggaraan Infrastruktur Berkelanjutan Oleh: Zulkifli Zaini, B.Sc., M.B.A Presiden Direktur PT Bank Mandiri Tbk Overview Sektor Infrastruktur Pembangunan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang :
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG PENJAMINAN INFRASTRUKTUR DALAM PROYEK KERJA SAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA YANG DILAKUKAN MELALUI BADAN USAHA PENJAMINAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN TENTANG PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN DENGAN PENGANGGARAN TAHUN JAMAK
PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2012.. TENTANG PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN DENGAN PENGANGGARAN TAHUN JAMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Cagar Budaya merupakan salah satu kekayaan negara yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Cagar Budaya merupakan salah satu kekayaan negara yang dapat menunjukkan identitas bangsa. Pencarian akar budaya di masa lampau dan upaya perlindungan atasnya merupakan
Lebih terperinciLaporan Hasil Penelitian Kelompok Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik Tahun Anggaran 2015
Laporan Hasil Penelitian Kelompok Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik Tahun Anggaran 2015 KAJIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM UPAYA PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL DAN IMPLEMENTASINYA disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saing global, dan memperbaiki iklim investasi secara keseluruhan.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Infrastruktur berperan penting, tidak hanya sebagai penunjang ekonomi, tetapi juga merupakan bagian dari penyediaan pelayanan dasar yang diperlukan dalam rangka mencapai standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari segala aspek kehidupan. Sebagai Negara yang sedang. pembangunan jembatan layang, atau infrastruktur lainnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan suatu komponen yang penting dan sangat menyatu dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemajuan suatu Negara dapat tercapai melalui kesadaran masyarakat
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indon
No.1289, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. DAU dan Tambahan DAK Fisik. APBNP TA 2017. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/PMK.07/2017 /PMK.07/2017 TENTANG PELAKSANAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat. Demi mencapai tujuan tersebut, ini adalah kegiatan investasi (penanaman modal).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan umum merupakan cita-cita luhur yang ingin dicapai setelah lahirnya bangsa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan disegala bidang harus terus dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Untuk melaksanakan pembangunan, pemerintah tidak bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah tidak bisa berjalan sendiri karena dibutuhkan biaya yang sangat besar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan disegala bidang harus terus dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Untuk melaksanakan pembangunan, pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama semakin berkembang. Bukan hanya perusahaan swasta saja yang menggunakan teknologi informasi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW.
JUMAT, 15 APRIL KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun
KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema berita yang kami
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1998 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA SWASTA DALAM PEMBANGUNAN DAN ATAU PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciMEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG JALAN TOL. Pasal I...
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG JALAN TOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.171, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEREKONOMIAN. Kesra. Pengelolaan Keuangan. Badan Layanan Umum. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340) PERATURAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai jenis pembelanjaan. Seperti halnya pengeluaran-pengeluaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu perekonomian sangat dibutuhkan peran serta pemerintah untuk melakukan berbagai jenis pembelanjaan. Seperti halnya pengeluaran-pengeluaran untuk membiayai,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 20112011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 4 TAHUN 2007 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT JASA SARANA JAWA BARAT
LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 3 2007 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 4 TAHUN 2007 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT JASA SARANA JAWA BARAT DENGAN
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Berbagai kajian menunjukkan bahwa selama 20 tahun mendatang aliran peti kemas di Indonesia akan meningkat secara dramatis, dari 8,8 juta TEUs pada tahun 2009 diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah anggota G20 dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah anggota G20 dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan global. Untuk mewujudkannya, Indonesia membentuk Multi Year Action Plan (MYAP) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh Barang dan Jasa oleh Kementerian, Lembaga, Satuan Kerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah adalah kegiatan untuk memperoleh Barang dan Jasa oleh Kementerian, Lembaga, Satuan Kerja Perangkat Daerah, Institusi lainnya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infrastruktur merupakan bagian penting karena berpengaruh pada sektor ekonomi, sosial, dan budaya. Dalam Renstra Kementerian PU Tahun 2010-2014 disebutkan bahwa Kementerian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh keterbatasan dari daya saing produksi (supply side), serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil survei Bank Dunia pada tahun 2012 menunjukkan, masalah terbesar kedua di Indonesia yang menghambat kegiatan bisnis dan investasi adalah infrastruktur yang tidak
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG KERJA SAMA PEMERINTAH ACEH DENGAN LEMBAGA ATAU BADAN DI LUAR NEGERI
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG KERJA SAMA PEMERINTAH ACEH DENGAN LEMBAGA ATAU BADAN DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciJalan Lintas Selatan Pulau Jawa Terus Dipercepat
Rilis PUPR #1 27 Juli 2017 SP.BIRKOM/VII/2017/365 Jalan Lintas Selatan Pulau Jawa Terus Dipercepat Jakarta - Selain terus menambah panjang jalan tol baru, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun
KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema berita yang kami
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun
Sabtu-Senin, 2-4 Juni KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun
Lebih terperinci2016, No Rakyat tentang Kriteria Tipologi Unit Pelaksana Teknis di Bidang Pelaksanaan Jalan Nasional di Direktorat Jenderal Bina Marga; Menging
No.543, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. UPT. Pelaksanaan Jalan Nasional. Tipologi. Kriteria. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PRT/M/2016
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun
Kamis, KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema berita
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.263, 2012 PEREKONOMIAN. Perdagangan. Kawasan Ekonomi Khusus. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5371) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia
Menteri Perindustrian Republik Indonesia KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA DISKUSI TERBATAS DENGAN TEMA TINGKAT KANDUNGAN DALAM NEGERI (TKDN) DALAM PROYEK-PROYEK INFRASTRUKTUR JAKARTA, 12 MEI
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK DAN SUBSIDI ANGKUTAN PERINTIS BIDANG PERKERETAAPIAN, BIAYA PENGGUNAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN MILIK NEGARA,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG PENJAMINAN INFRASTRUKTUR DALAM PROYEK KERJA SAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA YANG DILAKUKAN MELALUI BADAN USAHA PENJAMINAN INFRASTRUKTUR
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK DAN SUBSIDI ANGKUTAN PERINTIS BIDANG PERKERETAAPIAN, BIAYA PENGGUNAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN MILIK NEGARA,
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.241, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. Penyertaan. Modal. Penambahan. BUMN. PT. KAI. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.154, 2013 KEUANGAN NEGARA. Pertanggungjawaban. Pelaksanaan. APBN. 2012. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5447) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinci