JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1A untuk Pembuatan Peta Dasar Lahan Pertanian (Studi Kasus: Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan)

Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) G165

STUDI ANALISIS KETELITIAN GEOMETRIK HORIZONTAL CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI SEBAGAI PETA DASAR RDTR PESISIR (STUDI KASUS: KECAMATAN BULAK, SURABAYA)

Analisa Ketelitian Planimetris Citra Quickbird Guna Menunjang Kegiatan Administrasi Pertanahan (Studi Kasus: Kabupaten Gresik, 7 Desa Prona)

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

Analisa Kelayakan Penggunaan Citra Satelit WorldView-2 untuk Updating Peta Skala 1:1.000 (Studi Kasus :Surabaya Pusat)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Penentuan Batas Pengelolaan Wilayah Laut Antara Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Bali Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

Analisa Kondisi Ekosistem Mangrove Menggunakan Data Citra Satelit Multitemporal dan Multilevel (Studi Kasus: Pesisir Utara Surabaya)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-572

Abstrak PENDAHULUAN.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-440

Analisis Ketelitian Orthorektifikasi Citra Pleiades dan SPOT6 Untuk Pembuatan Peta Dasar RDTR Wilayah Pesisir (Studi Kasus: Kecamatan Jenu, Tuban)

PENGARUH JUMLAH DAN SEBARAN GCP PADA PROSES REKTIFIKASI CITRA WORLDVIEW II

BAB IV PENGOLAHAN DATA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Monitoring Perubahan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus : Wilayah Barat Kabupaten Pasuruan)

Mekanisme Persetujuan Peta untuk RDTR. Isfandiar M. Baihaqi Diastarini Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas Badan Informasi Geospasial

EVALUASI PERKEMBANGAN DAN PERSEBARAN PEMBANGUNAN APARTEMEN SESUAI DENGAN RTRW SURABAYA TAHUN 2013 (Studi Kasus : Wilayah Barat Kota Surabaya)

SIDANG TUGAS AKHIR RG

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Isfandiar M. Baihaqi

Pengaruh Perubahan UU 32/2004 Menjadi UU 23/2014 Terhadap Luas Wilayah Bagi Hasil Kelautan Terminal Teluk Lamong antara

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGUKURAN GROUND CONTROL POINT UNTUK CITRA SATELIT CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE GPS PPP

UJI KETELITIAN HASIL REKTIFIKASI CITRA QUICKBIRD DENGAN PERANGKAT LUNAK GLOBAL MAPPER akurasi yang tinggi serta memiliki saluran

Updating Peta Dasar Skala 1:1.000 Menggunakan Citra WorldView-2 (Studi Kasus : Surabaya Pusat) QURRATA A YUN

Noorlaila Hayati, Dr. Ir. M. Taufik Program Studi Teknik Geomatika, FTSP-ITS, Surabaya, 60111, Indonesia

III. BAHAN DAN METODE

Studi Perubahan Fisik Kawasan Pesisir Surabaya dan Madura Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu Menggunakan Citra Satelit

TUGAS AKHIR RG141536

Metode Klasifikasi Digital untuk Citra Satelit Beresolusi Tinggi WorldView-2 pada Unit Pengembangan Kertajaya dan Dharmahusada Surabaya

Studi Akurasi Citra Landsat 8 dan Citra MODIS untuk Pemetaan Area Terbakar (Studi Kasus: Provinsi Riau)

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

Bab I Pendahuluan I.1. Latar belakang

Anita Dwijayanti, Teguh Hariyanto Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS

Analisis Pengaruh Sebaran Ground Control Point terhadap Ketelitian Objek pada Peta Citra Hasil Ortorektifikasi

PERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011

Pemanfaatan Data Landsat-8 dan MODIS untuk Identifikasi Daerah Bekas Terbakar Menggunakan Metode NDVI (Studi Kasus: Kawasan Gunung Bromo)

Ayesa Pitra Andina JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1

Evaluasi Ketelitian Luas Bidang Tanah Dalam Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan

KAJIAN KETELITIAN KOREKSI GEOMETRIK DATA SPOT-4 NADIR LEVEL 2 A STUDI KASUS: NUSA TENGGARA TIMUR

Pemetaan Pola Hidrologi Pantai Surabaya-Sidoarjo Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu dan Peristiwa Lapindo Menggunakan Citra SPOT 4

ORTHOREKTIFIKASI CITRA RESOLUSI TINGGI UNTUK KEPERLUAN PEMETAAN RENCANA DETAIL TATA RUANG Studi Kasus Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur

KOREKSI GEOMETRIK. Tujuan :

Latar Belakang. Penggunaan penginderaan jauh dapat mencakup suatu areal yang luas dalam waktu bersamaan.

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2013) ISSN: ( Print) 1 II. METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH REGISTRASI DAN REKTIFIKASI DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ENVI. Oleh:

TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUIH NOPEMBER SURABAYA

EVALUASI TUTUPAN LAHAN DARI CITRA RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE KLASIFIKASI DIGITAL BERORIENTASI OBJEK (Studi Kasus: Kota Banda Aceh, NAD)

KAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2

PEMBUATAN PETA INTERAKTIF KAMPUS ITS SUKOLILO SURABAYA BERBASIS WEB

REGISTRASI PETA TUTORIAL I. Subjek Matter: 1.1 GEOFERENSING 1.2 COORDINAT GEOMETRIK (COGO)

Sistem Informasi Geografis Potensi Produktivitas Pertambakan Di Kota Surabaya

Keyword : Surface rub off and retention of rain, Digital Elevation Model, SPOT, 3D Analyst, ArcGIS 9.2. KATA PENGANTAR. viii

Bab III Pelaksanaan Penelitian

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin

Indra Jaya Kusuma, Hepi Hapsari Handayani Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya,

Analisis Ketelitian Objek pada Peta Citra Quickbird RS 0,68 m dan Ikonos RS 1,0 m

ANALISA TUTUPAN LAHAN TERHADAP RENCANA INVESTASI DI KECAMATAN LABANG, KABUPATEN BANGKALAN PASCA SURAMADU DENGAN CITRA SPOT-5

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh: Aninda Nurry M.F ( ) Dosen Pembimbing : Ira Mutiara Anjasmara ST., M.Phil-Ph.D

C I N I A. Survei dan Pemetaan Untuk Perencanaan Jaringan Gas Bumi Bagi Rumah Tangga Menggunakan Metode Terrestrial dan Fotogrametri Jarak Dekat

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print)

Kajian Nilai Indeks Vegetasi Di Daerah Perkotaan Menggunakan Citra FORMOSAT-2 Studi Kasus: Surabaya Timur L/O/G/O

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009

ANALISIS KOREKSI GEOMETRIK MENGGUNAKAN METODE DIRECT GEOREFERENCING PADA CITRA SATELIT ALOS DAN FORMOSAT-2

STUDI TENTANG IDENTIFIKASI LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DAN ASTER (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER)

Pemetaan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Penginderaan Jauh di Pulau Batam

Sistem Informasi Pertanahan untuk Evaluasi Bidang Tanah (Studi Kasus : Perumahan Bumi Marina Emas Kelurahan Keputih Kecamatan Sukolilo Surabaya)

Deteksi Perubahan Garis Pantai Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo

PENGEMBANGAN KAMERA NON-METRIK UNTUK KEPERLUAN PEMODELAN BANGUNAN

Jatinangor, 10 Juli Matius Oliver Prawira

Identifikasi Sebaran Sedimentasi dan Perubahan Garis Pantai Di Pesisir Muara Perancak-Bali Menggunakan Data Citra Satelit ALOS AVNIR-2 Dan SPOT-4

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Evaluasi Kesesuaian Tutupan Lahan Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2 Tahun 2009 Dengan Peta RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2007

ACARA IV KOREKSI GEOMETRIK

Bab IV Analisa dan Pembahasan. Dalam bab ini akan dikemukakan mengenai analisa dari materi penelitian secara menyeluruh.

ANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang

Pemanfaatan Analisa Spasial Untuk Kesesuaian Lahan Tanaman Jarak Pagar (Studi Kasus: Kabupaten Sumenep Daratan)

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KETELITIAN PETA DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Pemetaan Tingkat Kekeringan Berdasarkan Parameter Indeks TVDI Data Citra Satelit Landsat-8 (Studi Kasus: Provinsi Jawa Timur)

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009

Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661

Analisa Kesehatan Mangrove Berdasarkan Nilai Normalized Difference Vegetation Index Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2

ANALISIS PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT TERRA DAN AQUA MODIS (STUDI KASUS : DAERAH KABUPATEN MALANG DAN SURABAYA)

Pengujian Ketelitian Hasil Pengamatan Pasang Surut dengan Sensor Ultrasonik (Studi Kasus: Desa Ujung Alang, Kampung Laut, Cilacap)

REVIEW HASIL CEK LAPANGAN PEMETAAN RUPABUMI INDONESIA (RBI) SKALA 1:25

ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL

Pengaruh Penambahan Jumlah Titik Ikat Terhadap Peningkatan Ketelitian Posisi Titik pada Survei GPS

Studi Perhitungan Jumlah Pohon Kelapa Sawit Menggunakan Metode Klasifikasi Berbasis Obyek

Transkripsi:

A703 Analisa Ketelitian Geometrik Citra Pleiades 1A dan Worldview-2 untuk Pembuatan Peta Dasar Rencana Detail Tata Ruang Perkotaan (Studi Kasus: Surabaya Pusat) Ricko Buana Surya, Bangun Muljo Sukojo, Husnul Hidayat Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: bangunms@gmail.com Abstrak Perkembangan teknologi penginderaan jauh mulai banyak diterapkan untuk berbagai keperluan, misalnya pembuatan peta Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dengan skala 1:5000. Saat ini, ada beberapa satelit yang dapat menghasilkan citra resolusi tinggi dengan resolusi spasial kurang dari 1-2 m. Namun data citra yang diperoleh dari satelit-satelit tersebut harus diolah sedemikian rupa untuk meminimalisasi adanya kesalahan, terutama kesalahan geometrik. Data citra Pleiades 1A tahun 2015 dan citra Worldview-2 tahun 2012. Kedua citra tersebut dikoreksi secara geometrik menggunakan dua metode transformasi yaitu affine dan polynomial orde-2. Proses koreksi geometrik dengan menggunakan 8 titik kontrol tanah (GCP) tersebar merata pada keseluruhan area studi yaitu Surabaya Pusat. Koordinat GCP diukur langsung di lapangan menggunakan GPS geodetik dengan metode statik dan lama pengamatan untuk setiap titik sekitar 40 menit. Kemudian citra terkoreksi dilakukan uji ketelitian koordinat dengan menggunakan ICP sebanyak 12 titik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai RMSE menggunakan metode transformasi polynomial orde-2 lebih baik dibandingkan dengan metode affine. Citra Worldview-2 menghasilkan nilai RMSE lebih kecil dibandingkan dengan citra Pleiades 1A pada kedua metode transformasi yang digunakan. Untuk kelayakan citra sebagai peta dasar, citra Pleiades 1A memenuhi syarat peta skala 1:5000 dan citra Worldview-2 memenuhi syarat peta skala 1:5000. Kata Kunci Koreksi Geometrik, Pleiades 1A, RMSE, Worldview-2 K I. PENDAHULUAN OTA Surabaya merupakan salah satu kota metropolitan terbesar kedua setelah Jakarta. Luas wilayahnya kurang lebih 326,36 km 2 yang terbagi dalam 31 kecamatan dan 163 desa/kelurahan dengan jumlah penduduk berjumlah 2.909.257 jiwa [3]. Posisi geografis yang berdekatan dengan pantai menjadikan Surabaya berpotensi sebagai tempat persinggahan dan permuiman bagi pendatang (imigran). Kota ini menjadi pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di Jawa Timur. Kemiringan lereng di Kota Surabaya dikategorikan menjadi dua, yaitu datar (0-8%) dan landai (8 15%). Secara umum Kota Surabaya didominasi kelas kemiringan lereng datar (0 8%) sebesar 79% dan 21% dengan kelas kemiringan lereng landau (8 15%) dari total luasan wilayah Surabaya [2]. Pengelolaan wilayah yang tepat sangat dibutuhkan untuk memaksimalkan potensi yang ada. Perlunya pemanfaatan ruang yang efektif dan efisien diwujudkan melalui proses penataan ruang. Dalam UU no. 26 tahun 2007 pasal 11 telah diamanatkan bahwa pemerintah daerah kota mempunyai wewenang dalam pelaksanaan penataan ruang wilayah kota yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kota, pemanfaatan ruang wilayah kota dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota. Pada setiap kota maupun kabupaten mempunyai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) masing-masing yang sesuai dengan aspek dan kondisi yang ada. RTRW kota atau kabupaten masih berupa recana umum yang kemudian dirinci lebih mendetail menjadi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota dan Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Kota. Kota Surabaya dibagi menjadi dua belas bagian unit pengembangan yang diatur dalam Perda no. 12 tahun 2014 pasal 19 yaitu unit pengembangan I Rungkut, II Kertajaya, III Tambak Wedi, IV Dharmahusada, V Tanjung Perak, VI Tunjungan, VII Wonokromo, VIII Dukuh Pakis, IX Ahmad Yani, X Wiyung, XI Tambak Oso Wilangun, XII Sambikerep. Ketentuan mengenai peta pola ruang RDTR meliputi skala atau tingkat ketelitian minimal 1:5000 dan mengikuti ketentuan mengenai sistem informasi geografis yang dikeluarkan oleh kementerian/lembaga yang berwenang, mencakup ruang darat dan/atau ruang laut dengan batasan empat mil diukur dari garis pantai, dan dapat digambarkan dalam beberapa lembar peta yang tersusun berurutan mengikuti ketentuan yang berlaku [1]. Dengan peta skala 1:5000 atau lebih besar akan terlihat blok-blok dengan jelas, juga unsur lainnya seperti saluran, pagar, dsb. Perkembangan teknologi penginderaan jauh telah banyak membantu untuk mendapatkan informasi yang ada di permukaan Bumi. Teknologi ini dapat memetakan area yang luas dalam waktu yang relatif singkat. Contohnya, citra Pleiades 1A dan Worldview- 2. Citra Pleiades 1A memiliki resolusi spasial 0,5 meter pada sensor pankromatik, 2 meter pada sensor multispektral [5] dan citra Worldview-2 memiliki resolusi spasial 0,46 meter pada sensor pankromatik, 1,84 meter pada sensor multispektral [4]. Dengan demikian kedua citra berpotensi sebagai sumber data untuk pembuatan peta skala besar. Namun perlu dilakukan analisis ketelitian geometrik terlebih dahulu. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketelitian geometrik citra Worldview- 2 dan Pleiades 1A untuk pembuatan peta dasar Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Perkotaa wilayah Surabaya Pusat.

A704 A. Lokasi Penelitian II. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi penelitian ini dilakukan di Surabaya Pusat meliputi empat kecamatan yaitu Kecamatan Simokerto, Kecamatan Bubutan, Kecamatan Genteng dan Kecamatan Tegalsari seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. a. Data Data-data yang akan diolah meliputi data citra Pleiades 1A dan Worldview-2 pada wilayah Surabaya pada tahun 2015, data koordinat titik kontrol (GCP), koordinat ICP dan batas administrasi Surabaya. b. Pembuatan desain jaring Mendesain jaring dilakukan dengan meletakkan titik kontrol menyebar ke seluruh area studi. Kemudian nilai Strength of Figure (SoF) dihitung. Apabila hasil SoF kurang dari satu maka masuk ke tahap selanjutnya dan apabila lebih dari proses mendesain jaring diulangi lagi. c. Pengukuran Kontrol Koordinat titik kontrol (GCP) diukur dengan GPS menggunakan metode jaring bebas dengan lama pengamatan ±40 menit. GCP yang diukur sebanyak 8 titik. Untuk data koordinat ICP sebanyak 12 titik diukur menggunakan metode radial dengan lama pengamatan ±10 menit. Citra Pleiades 1A 2015 Citra Worldview-2 2012 Desain Jaring Perhitungan SoF Tidak Tidak Pansharpening Koreksi Geometrik Affine Polinomial orde 2 SoF < 1 Pengukuran GPS Statik Singkat RMSE 1 Ya Cropping Kontrol (GCP) Koordinat ICP Gambar 1 Lokasi Penelitian B. Data dan Peralatan a. Data Data yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini yaitu: 1. Citra Pleiades 1A wilayah Surabaya pada tahun 2015 2. Citra Worldview-2 wilayah Surabaya pada tahun 2012 3. Kontrol Tanah (GCP) dan Data Independent Check Point (ICP) 4. Batas Administrasi b. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini yaitu: 1. Perangkat Lunak (Sofware) yang digunakan dalam pengerjaan Peneliaan ini tugas akhir ini antara lain: i. ArcGIS 10.2.2 ii. Topcon Tools 2. Peralatan lain yang digunakan untuk survei lapangan: i. GPS Geodetik ii. Roll Meter C. Tahap Pengolahan Data Adapun tahap pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini: Uji Ketelitian Analisa Gambar 2 Tahap Pengolahan Data d. Koreksi geometrik Koreksi geometrik pada kedua citra dilakukan menggunakan data koordinat titik kontrol (GCP) yang telah diukur di lapangan. Menggunakan metode affine dan polynomial orde-2. Apabila hasil nilai RMSE 1 maka koreksi yang dilakukan sudah benar dan bisa melanjutkan ke tahap berikutnya, apabila sebaliknya maka proses ini diulangi kembali. e. Pemotongan citra Data citra Pleiades 1A dan Worldview-2 yang telah dikoreksi, dipotong sesuai dengan area studi. Proses ini bertujuan untuk meringankan proses yang dilakukan perangkat lunak pada tahap selanjutnya. f. Uji Ketelitian Uji ketelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara data pengukuran lapangan dengan data pada hasil rektifikasi citra. Uji ketelitian dilakukan menggunakan koordinat ICP yang tingkat ketelitiannya diketahui dari nilai RMSe koordinat. g. Analisa

A705 Dari hasil perhitungan RMSE kedua citra dilakukan analisa nilai RMSE keseluruhan dari kedua metode transformasi dan nilai RMSE per titik pada kedua citra dan metode kedua transformasi. Kemudian nilai RMSE tersebut dikalikan dengan koefisien ketelitian untuk mengetahui tingkat kelayakan citra sebagai peta dasar untuk skala tertentu. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Lokasi Kontrol Lokasi titik kontrol tanah (Ground Control Point / GCP) sangat mempengaruhi Root Mean Square Error (RMSE) dari proses koreksi geometrik yang akan dilakukan. Oleh karena itu penentuan lokasi GCP diletakkan pada daerah yang mudah untuk diintrepetasi pada citra yang digunakan dan mudah diakses. Sebagai contoh, GCP diletakkan pada ujung jalan atau jembatan. Objek tersebut mudah dikenali pada citra dan kemungkinan perubahan pada objek tersebut relatif lama. Pada Gambar 3, T05 terletak pada taman segitiga di dekat stasiun Gubeng Lama. Gambar 3 Lokasi Kontrol T05 B. Kekuatan Desain Jaring Desain jaring dibuat sebelum melakukan pengukuran GCP di lapangan menggunakan GPS agar hasil pengukuran GCP lebih teliti. Semakin kecil nilai faktor kekuatan jaring, maka akan semakin baik konfigurasi jaring yang bersangkutan, dan sebaliknya. Perhitungan nilai faktor kekuatan jaring ini menggunakan metode kuadrat terkecil (least square) dengan komponenkomponen sebagai berikut: Jumlah titik (S) = 8 Jumlah baseline (N) = 14 SoF = 0,165 C. Koordinat Kontrol Koordinat titik kontrol (X,Y) didapatkan dari pengukuran GPS geodetik di lapangan. Koordinat ini digunakan untuk acuan koreksi geometrik citra Pleiades 1A dan Worldview-2. Berikut ini merupakan daftar koordinat titik kontrol yang digunakan: Tabel 1. Daftar Koordinat GCP Kontrol X (m) Y (m) 1. T01 691846,058 9198302,417 2. T02 690153,933 9199234,103 3. T03 689965,145 9197721,513 4. T04 691264,435 9195455,960 5. T05 693364,163 9196444,317 6. T06 692629,784 9193947,153 7. T07 693111,339 9199847,221 8. T08 694070,306 9198407,818 D. Perhitungan Root Mean Square Error (RMSE) Dari hasil tranformasi koordinat citra ke dalam koordinat titik kontrol yang dijadikan acuan akan didapatkan residu untuk masing-masing titik kontrol. Residu merupakan selisih antara koordinat yang dianggap benar (dalam hal ini yaitu koordinat dari pengukuran GPS) dengan koordinat hasil transformasi dari citra Pleiades 1A dan citra Worldview-2. Dari hasil tersebut dapat dihitung besar nilai RMSE sebagai berikut: Tabel 2. Perhitungan RMSE GCP Citra Pleiades 1A RMSE Affine Polynomial-2 1. T01 0,476 0,096 2. T02 0,561 0,177 3. T03 0,324 0,227 4. T04 0,445 0,058 5. T05 0,125 0,146 6. T06 0,479 0,162 7. T07 0,220 0,143 8. T08 0,233 0,172 Total RMSE 0,386 0,155 Tabel 3. Perhitungan RMSE GCP Citra Worldview-2 RMSE Affine Polynomial-2 1. T01 0,363 0,206 2. T02 0,311 0,067 3. T03 0,267 0,065 4. T04 0,194 0,106 5. T05 0,310 0,095 6. T06 0,068 0,200 7. T07 0,326 0,136 8. T08 0,351 0,121 Total RMSE 0,289 0,134 Berdasarkan hasil pada Tabel 2 dan Tabel 3, citra Worldview- 2 memiliki nilai RMSE lebih kecil dibandingkan dengan citra Pleiades. Hal ini sesuai oleh perbedaan resolusi spasial pada kedua citra, dimana Worldview-2 memiliki nilai resolusi spasial yang lebih baik sehingga lebih mudah untuk melakukan identifikasi letak titik kontrol pada citra. Untuk mengetahui perbedaan besar nilai RMSE setiap metode pada kedua citra dapat dilihat pada Gambar 4.

A706 ditunjukkan pada Tabel 5 untuk citra Pleiades 1A dan pada Tabel 6 untuk citra Worldview-2. Gambar 4 Histogram Nilai RMSE Pleiades 1A Berdasarkan hasil histogram pada Gambar 4 dan Gambar 5. Didapatkan hasil nilai RMSE menggunakan metode Polynomial Orde-2 memiliki nilai lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan metode Affine. Hal ini dikarenakan metode Polynomial Orde-2 dengan 12 parameter merupakan pengembangan dari metode Affine dengan 6 parameter [6]. Gambar 5 Histogram Nilai RMSE Worldview-2 E. Uji Ketelitian Horisontal Analisa ketelitian diperoleh dengan mencari residu dari data pengukuran ICP dan titik koordinat dari citra satelit setelah proses rektifikasi. Hasil residu tersebut digunakan untuk menghitung nilai RMSE koordinat citra. Koordinat hasil pengukuran ICP ditunjukakan pada Tabel 4. Tabel 4. Daftar Koordinat ICP Koordinat X (m) Y (m) T 1 694108,879 9198612,655 T 2 693640,407 9199102,751 T 3 692877,559 9199909,09 T 4 693283,812 9197556,329 T 5 692449,896 9195600,341 T 6 692778,524 9194507,983 T 7 691800,692 9193915,303 T 8 691611,653 9195294,417 T 9 691544,76 9195898,458 T 10 691202,939 9197823,059 T 11 690463,726 9199083,534 T 12 689930,056 9197895,756 Dari data residu koordinat lapangan dengan koordinat citra hasil rektifikasi diperoleh nilai RMSE koordinat citra yang Tabel 5. Hasil RMSe ICP Citra Pleiades 1A RMSE affine polynomial-2 T 1 0,060 0,549 T 2 0,523 0,469 T 3 0,149 0,603 T 4 0,466 0,557 T 5 0,202 0,245 T 6 0,233 0,406 T 7 0,072 0,385 T 8 0,186 0,703 T 9 0,189 0,567 T 10 0,620 0,435 T`11 0,819 0,588 T 12 0,491 0,397 RMSE 0,624 0,532 Tabel 6. Hasil RMSe ICP Citra Worldview-2 RMSE affine polynomial-2 T 1 0,451 0,451 T 2 0,325 0,325 T 3 0,419 0,392 T 4 0,241 0,241 T 5 0,751 0,351 T 6 0,235 0,335 T 7 0,271 0,271 T 8 0,498 0,498 T 9 0,208 0,208 T 10 0,777 0,329 T 11 0,311 0,311 T 12 0,223 0,223 RMSE 0,436 0,406 Dari tabel diatas terlihat RMSE ICP citra Pleiades 1A dan Worldview-2 dari hasil rektifikasi menggunakan metode affine masing-masing sebesar 0,624 m dan 0,463 m. Nilai RMSE ICP citra Pleiades 1A dan Worldview-2 dari hasil rektifikasi menggunakan metode polynomial orde-2 masing-masing sebesar 0,532 m dan 0,406 m. Sehingga citra Worldview-2 memiliki ketelitian lebih tinggi dibandingkan dengan citra Pleiades 1A, sedangkan metode yang lebih baik adalah polynomial orde-2. F. Analisa Kelayakan Citra Menurut Perka BIG Nomor 15 Tahun 2014, ketentuan ketelitian geometri horizontal setiap peta adalah sebagai berikut: Tabel 7. Ketelitian Geometri Peta Skala Peta Ketelitian (m) 1,5175 x RMSE 1. 1:5000 1 2. 1:2500 0,5 3. 1:1000 0,2 Berdasarkan perhitungan perkalian nilai RMSE berdasarkan hasil metode polynomial orde-2 dengan koefisien ketelitian diperoleh ketelitian pada citra Pleiades 1A sebesar 0,807 m dan

A707 citra Worldview-2 sebesar 0,616 m. Sehingga citra Pleiades 1A memenuhi syarat peta skala 1:5000 dan citra Worldview-2 memenuhi syarat peta skala 1:5000. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Dari hasil perhitungan transformasi koordinat didapatkan nilai RMSE menggunakan metode affine sebesar 0,386 pada citra Pleiades 1A dan 0,289 pada citra Worldview-2. Sedangkan, nilai RMSE menggunakan metode polynomial orde-2 sebesar 0,155 pada citra Pleiades 1A dan 0,134 pada citra Worldview-2. b. Dari perhitungan RMSE GCP, pada metode affine nilai RMSE per titik terkecil sebesar 0,125 pada citra Pleiades 1A dan 0,068 pada citra Worldview-2. Sedangkan nilai RMSE per titik terbesar sebesar 0,561 pada citra Pleiades 1A dan 0,363 pada citra Worldview-2. Pada metode polynomial orde-2 nilai RMSE per titik terkecil sebesar 0,058 pada citra Pleiades 1A dan 0,065 pada citra Worldview-2. Sedangkan nilai RMSE per titik terbesar sebesar 0,227 pada citra Pleiades 1A dan 0,206 pada citra Worldview-2. c. Dari hasil uji ketelitian koordinat menggunakan ICP didapatkan nilai RMSE dari hasil rektifikasi metode affine pada citra Pleiades 1A sebesar 0,624 m dan pada citra Worldview sebesar 0,436 m. Untuk nilai RMSE dari hasil rektifikasi metode polynomial orde-2 pada citra Pleiades 1A sebesar 0,532 m dan pada citra Worldview sebesar 0,406 m. d. Untuk kelayakan citra sebagai peta dasar, citra Pleiades 1A memenuhi syarat peta skala 1:5000 dan citra Worldview-2 memenuhi syarat peta skala 1:5000. Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut. Jumlah titik kontrol menyesuaikan dengan luasan area studi, misalkan untuk luas area <250 km 2 maka jumlah titik kontrol minimal sebanyak 10 titik dengan persebaran titik diletakkan pada objek yang mudah dikenali sepeti pojok bangunan. [5] LAPAN, 2015. Spesifikasi Citra Satelit Pleiades. http://pusfatekgan.lapan.go.id/wp-content/uploads/2015/02/informasi- Satelit-PL.pdf. (diakses Januari 24, 2016). [6] Mohammed, N.Z. & Eiman Eisa. The Effect of Polynomial Order on Georeferencing Remote Sensing Images. International Journal of Engineering and Innovative Technology (IJEIT), 2013: Volume 2, Issue 8. V. PENUTUP Penulis menyadari bahwa jurnal ini masih banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun isi dari jurnal ini, karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna perbaikan kelak. Akhir kata, penulis menyampaikan banyak terima kasih. DAFTAR PUSTAKA [1] Baihaqi, Isfandiar, 2013. Aspek Perpetaan untuk Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RTDR). Jakarta: Badan Informasi Geospasial. [2] BLH, 2011. Profil Keanekaragaman Hayati. Surabaya: Badan Lingkungan Hidup. [3] BPS, 2015. Surabaya dalam Angka 2015. Surabaya: Badan Pusat Statistik. [4] LAPAN, 2015. Spesifikasi Citra Satelit Worldview-2. http://pusfatekgan.lapan.go.id/wp-content/uploads/2015/02/informasi- Satelit-WV2.pdf. (diakses Januari 24, 2016).