Tantangan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah. dengan menggali segenap potensi yang terdapat di wilayah Indonesia, baik darat,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Komando Armada RI Kawasan Timur selaku Kotama Pembina dan

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mabes TNI yang berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI, dalam pelaksanaan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENGANTAR. samapta dalam rangka proses regenerasi kepemimpinan di tubuh TNI AD.

PUSANEV_BPHN. Prof. Dr. Suhaidi,SH,MH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi tersebut memiliki sumber daya manusia yang menunjukkan komitmen yang

Lampiran I. Data Penunjang dan Kuesioner Strategi Penanggulangan Stres. Status pernikahan : a. belum menikah

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya dan berbatasan langsung dengan beberapa negara lain. Sudah

KEMENHAN. Pembina Administrasi. Veteran. Dukungan.

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan secara profesional serta produktif. Konsep pengembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budi Setiawan Marlianto, 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. mejalani kehidupan dengan baik tanpa adanya komunikasi. Menurut Carl I.Hovland,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut tersedianya

BAB V PENUTUP. Undang Undang Nomor 7 tahun 1946 tentang peraturan tentang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPANGKATAN MILITER/POLISI DALAM ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1973 Tanggal 21 Mei 1973

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENHAN. Kesehatan. Pelayanan. Tertentu. Operasional.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENGANTAR. Republik Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENGANTAR. Sejarah militer menorehkan catatan panjang tentang betapa pentingnya

MARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA Tim Teknis PWP dalam KLH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah tiang penyangga

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia (human resource quality), agar memiliki

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 127, 2004 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

EKONOMI KELEMBAGAAN UNTUK SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN. Ko-Manajemen: Rezim Desentralisasi

PENGADILAN MILITER III-17 MANADO Jln. SamRatulangi No. 16 Manado No. Telp/Fax ;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II DISKRIPSI OBYEK PENELITIAN

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Liqa Yasifa, 2013

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KELAUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.388, 2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Tunjangan Operasi Pengamanan. Petugas. Pulau Kecil. Terluar.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi atau penanaman modal merupakan salah satu kegiatan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1977 TENTANG TUNJANGAN JABATAN ANGGOTA ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Pada Sidang Paripurna DPR RI 29 September 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010

UU 16/1999, PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 16 TAHUN 1999 (16/1999)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN GAJI ANGGOTA TENTARA NASIONAL INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. Ditinjau dari sisi geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan

PENGANTAR ILMU DAN TEKNOLOGI KEMARITIMAN. Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail, M.Si www. Khodijahismail.com

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Penyelenggaraan. Pembinaan Materiil

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2005 TENTANG TUNJANGAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN ORGANISASI TENTARA NASIONAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

2017, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kementerian Pertahanan adalah Kementerian Negara yang dipimpin oleh

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG TUNJANGAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN TENTARA NASIONAL INDONESIA

Implementasi Pembinaan Potensi. Pertahanan Negara Di Bidang. i (Bina Potensi Nasional Kekuatan Maritim); Dampak dan

IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699,2012

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA

NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1997 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan untuk mewujudkan visi dan misinya sangat tergantung dari peran

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENGANTAR. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terletak di antara

No Laut Kepulauan (archipelagic sea lane passage) dan jalur udara di atasnya untuk keperluan lintas kapal dan Pesawat Udara Asing sesuai denga

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I. PENDAHULUAN. melalui kontribusi nyata dalam pembentukan capital, penyediaan bahan pangan,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2004 TENTANG TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tantangan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan dengan menggali segenap potensi yang terdapat di wilayah Indonesia, baik darat, laut maupun udara. Manusia pada dasarnya adalah makhluk daratan, walaupun demikan manusia daratan menggunakan laut karena potensi yang dimiliki laut dapat dipergunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan kehidupannya. Negara Indonesia sebagai negara kepulauan dikelilingi oleh perairan yang bukan saja mempakan faktor penentu integritas nasional, tetapi juga mempakan suatu lahan yang potensial untuk meningkatkan.kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu laut bagi bangsa Indonesia memiliki makna yang penting, karena laut dan kekayaan darn yang terdapat didalamnya mengandung harapan bagi keutuhan dan kelangsungan hidup bangsa. Hal ini mempakan titik tolak konsepsi pertahanan negara di laut. Dalam menghadapi tantangan memberdayakan potensi kelautan, pertahanan dan keamanan negara di laut dapat terwujud apabila suatu bangsa mempunyai kekuatan laut yang bersama-sama kekuatan lainnya marnpu menjamin penggunaan laut sewa efektif pada setiap saat. Kekuatan pertahanan keamanan di laut adalah salah satu komponen kekuatan laut nasional oleh karenanya kekuatan pertahanan keamanan di laut tidak dapat dipisahkan dengan pertumbuhan kekuatan laut nasional suatu bangsa. Menurut Publikasi Umum TNI AL tahun 1987, kekuatan laut nasional terdiri atas :

1. Armada perang dan satuan-satuan bersenjata yang lain di laut 2. Armada ekonomi (niaga dan perikanan) 3. Armada pemetaanlpenelitian 4. Kegiatan lepas pantai 5. Industri dan jasa maritim Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) sebagai komponen utama sistem pertahanan negara di laut mengemban tugas dan tanggung jawab menegakkan kedaulatan negara di laut dan melindungi kepentingan nasional di dan atau lewat laut bersama-sama dengan komponen kekuatan pertahanan nasional lainnya. Untuk itu TNI AL hams dapat mentransformasikan segala potensi laut menjadi kekuatan Pertahanan Keamanan Negaral Hankamneg di bidang maritim (Sutjipto, 2001). Mengingat begitu luasnya spektrum penugasan TNI Angkatan laut, maka sesuai Keputusan Pangab Nomor: Kepl68MI11997 tanggal 7 Juli 1997 dibentuk organisasi dan prosedur Dinas Pembinaan Potensi Maritim (Dispotmar) yang merupakan badan pelaksana pusat TNI AL yang berkedudukan langsung di bawah Kasal. Dispotmar bertugas menyelenggarakan pembinaan hngsi dan pelaksanaan kegiatan pembinaan potensi nasional maritim yang meliputi pembinaan sumber daya manusia, sumber daya alam dan buatan, sarana dan prasarana nasional di bidang maritim serta dinamisasi. Organisasi Dispotmar ini disahkan dengan Keputusan Kasal No: Kep124MU1997 tanggal 31 Juli 1997. Pemberdayaan potensi maritim pada hakekatnya merupakan tanggung jawab DepartemenIInstansi terkait untuk dikelola dan diberdayakan menjadi potensi nasional bidang maritim. Namun untuk kepentingan pertahanan nasional

(Hannas) di laut, potensi nasional bidang maritim tersebut perlu dibina dan dikembangkan secara bersama oleh TNI AL dan Departemen I Instansi I Badan terkait agar dapat dijadikan sebagai suatu kekuatan pengganda untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas Hannas di laut. Dimasa mendatang peran TNI AL dalam pembangunan kelautan semakin penting sejalan dengan berkembangnya pembangunan nasional di bidang kelautan dan ha1 inipun diimplementasikan oleh pemerintah dengan dibentuknya Departemen Kelautan dan Perikanan. Dengan kineja yang sinergis antara TNI AL, Departemen Kelautan dan Perikanan dengan Instansi-instansi/unsur-unsur terkait lainnya, pembangunan nasional yang bertumpu pada pembangunan kelautan akan menjadi harapan dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa. Diberlakukamya otonomi daerah (UU RI No.22Itahun 1999 dan UU RI No.251tahun 1999) mulai tahun 2000 akan berpengaruh terhadap pembangunan kelautan di daerah. Oleh karena itu peran pangkalan TNI AL dimasa mendatang akan semakin menonjol sebagai pembina potensi nasional dan kekuatan maritim (Binpotnaskuatmar) dan dapat memberi kontribusi positif dalam pembangunan daerah.ha1 ini diimplementasikan oleh TNI AL dengan mengeluarkan Keputusan Kasal Nomor: KeplOlN1998 tanggal 20 Januari 1998 tentang Pembentukan Dinas Pembinaan Potensi Maritim @ispotmar) di Koarrnabar, Koarmatim, Lantamal I s/d VI dan Pembentukan Perwira Staf Pembinaan Potensi Maritim (F'aspotmar) di Lana1 kelas "B" dan "C") yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia

B. Identifikasi Masalah Menyadari akan kewenangan dan kemampuan yang dimiliki TNI AL serta kompleksitas permasalahan pembinaan potensi maritim yang harus dilaksanakan secara lintas sektor, maka TNI AL perlu merangkul secara kemitraan serta mendorong departemen atau instansi terkait serta LSM bidang kelautan untuk ikut berperan serta secara aktif dalam melaksanakan pembinaan potensi maritim melalui aspek-aspek antara lain : jiwa bahari dan semangat bahari, pemanfaatan potensi maritim serta lingkungan hidup laut dan pesisir. Salah satu kendala dalam pembinaan potensi maritim adalah dukungan sumber daya manusia (SDM) yang secara kuantitas kurang memadai dan secara kualitas kurang optimal (Sutjipto,A. 2001). Pernyataan ini didukung data personel Perwira TNI AL, khususnya pada organisasi yang membidangi hngsi pembinaan potensi maritim (Binpotmar) serta latar belakang pendidikannya.. Data ini dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. Dari data pada Tabel 1, tampak kekurangan personel perwira hampir di seluruh strata kecuali Pati, untuk strata Pamen hanya terpenuhi 35,61 % dari jumlah seharusnya (sesuai DSP: 4002). Sedangkan secara kualitas seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2, rata-rata memiliki latar belakang pendidikan SLTA yaitu 49,52 % dari keseluruhan Penvira yang bejumlah 5036 orang. Sumber daya manusia atau SDM merupakan unsur penentu dalam pembinaan potensi maritim, oleh karena itu kajian tentang SDM sangat penting. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja dan prestasi anggota atau karyawan. Seseorang bekerja dengan produktif atau tidak tergantung pada motivasi, kepuasan kqa, tingkat stress, kondisi fisik pekerjaan, sistem kompensasi, disain pekerjaan, aspek-aspek ekonomis, teknis serta keprilakuan

tela~~tnn Denwan aikan vane nnsitif terhadan kelautan akan membangkitkan http://www.mb.ipb.ac.id Tabel 2. Latar Belakang Pendidikan Umum Perwira TNI AL Di Mabesal, Komando Armada dan Pangkalan Utama TNI AL yang mengemban fungsi Binpotmar. Sebagai langkah awal dalam pelaksanaan pembinaan potensi nasional dan kekuatan maritim adalah menanamkan sikap dan pandangan yang sama tentang

motivasi kerja di bidang kelautan. Hal ini sejalan dengan salah satu sasaran dari strategi Binpotnaskuatmar dalam implementasi penugasan Dinas Potensi Maritim (Dispotmar) yaitu mantapnya jiwa dan semangat bahari bangsa Indonesia yang mempakan landasan moral dan semangat dalam melaksanakan pembangunan kelautan. Dalam pelaksanaan tugasnya, Dispotmar menghadapi berbagai kendala yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kelancaran tugasnya, khususnya yang berkaitan dengan sumber daya manusia. Kurangnya personel di lingkungan Dispotmar mempakan kendala tersendiri, contohnya dari data yang ada, pengawak Dispotmar TNI A1 yang berada di pusat (Mabes TNI AL) sampai dengan Maret tahun 2002 terdiri dari prajurit TNI AL strata pangkat Perwira, Bintara dan Tamtama dan Pegawai Negeri Sipil Golongan HI, I1 dan I, yang sampai saat ini seluruhnya berjumlah 46 orang. Baru terpenuhi % dari DSP (Daftar Susunan Personel) Perinciannya sesuai pada Tabel 3. Sedangkan untuk Kotama Armada Barat dan Timur b a diisi ~ oleh pejabat Kadispotmar dan sebagian stahya masih menjabat rangkap. Sementara untuk SDM yang khusus menangani binpotmar di pangkalan-pangkalan TNI AL masih terbatas, dijabat rangkap oleh perwira lain di luar bidang binpotmar. Tabel 3. Data Personel Dispotmar TNI AL (sampai dengan Maret 2002)

2. Kebijakan apa yang perlu dilakukan oleh pemimpin TNI AL terhadap motivasi agar dapat meningkatkan kinerja SDM Dispotmar di masa mendatang Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang akan dilakukan di organisasi Dispotmar TNI AL adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis keragaan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja, sebagai pendukung terlaksananya proses pembinaan potensi maritim. 2. Merumuskan alternatif kebijakan yang tepat terhadap motivasi agar dapat meningkatkan kinerja SDM Dispotmar dimasa mendatang. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis, penelitian ini merupakan sarana untuk menambah wawasan dan menerapkan teori dan konsep berbagai ilmu khususnya berhubungan dengan peningkatan Sumber Daya Manusia. 2. Bagi TNI AL, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai altematif solusi terhadap pennasalahan yang timbul khususnya dalam pelaksanaan Binpotnaskuatmar yang dilaksanakan oleh Dispotmar TNI AL. 3. Bagi pihak lain yang terkait, hasil penelitian ini dapat membuka wawasan tentang pentingnya pembinaan potensi maritim untuk kesejahteraan masyarakat khususnya di lingkungan pesisir.