BAB 1 PENDAHULUAN Sebelum memulai lebih lanjut, pada bab ini akan di jabarkan mengenai latar belakang perlunya pengadaan PUSDIKLAT Tenis Lapangan Bali di Denpasar, rumusan masalah, tujuan, serta metode penelitian yag akan digunakan. 1.1 Latar Belakang Saat ini olah raga tenis merupakan salah satu olah raga yang diminati oleh kalangan tertentu, tak terkecuali di Indonesia. Menurut Kamal (2011: 72), Olahraga tenis merupakan sebuah olahraga yang dapat dimainkan oleh semua lapisan usia, dari anak-anak hingga dewasa, bahkan dapat dilakukan pada orang yang berusia lanjut. Olahraga merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari hari, baik dilakukan untuk menjaga kesehatan, bagian dari hobi maupun untuk sekedar hiburan. Dalam segala kegiatan, salah satunya olah raga tentunya ketersediaan fasilitas untuk menunjang olah raga tersebut sangat diperlukan. Olah raga tenis membutuhkan lapangan tenis sebagai wadah kegiatan tersebut serta fungsi-fungsi ruang penunjang 1
untuk mendukung kelancaran proses kegiatan yang dapat berupa pendidikan dan pelatihan tenis. Akan tetapi kebutuhan akan fasilitas pendidikan dan pelatihan tenis di Bali masih dirasa kurang. Seperti yang diketahui di Bali tidak memilki sebuah pusat pendidikan dan pelatihan tenis yang terprogram dengan baik dan efektif. Pelatihan tenis yang ada saat ini hanya menyediakan pelatihan dasar dan pengenalan akan permainan tenis lapangan. Dari hasil wawancara yang dilakukan pada Bapak Arsana (Arsana: 2015) selaku pelatih dari sekolah tenis lapangan Dharma Praja, dimana setelah tiga tahun melakukan pelatihan dasar tenis lapangan, peserta yang telah terampil dan dapat bermain tenis susah untuk meningkatkan pelatihan dan prestasi. Hal ini dikarenakan para peserta pelatihan tenis dasar tersebut akan terpisah-pisah memilih klub-klub tenis yang ada untuk mengembangkan skill individu masingmasing, tentunya hal ini kurang baik dan tidak optimal karena kurangnya pengarahan yang baik untuk pengembangan pelatihan tingkat lanjut. Disamping pelatihan, program pendidikan tenis juga dibutuhkan bagi para pemula. Pendidikan ini berfungsi untuk memberikan teori-teori dasar yang akan menambahkan pengetahuan para peserta didik mengenai tenis lapangan. Teori-teori yang dipelajari inilah yang akan menjadi acuan untuk pelatihan dilapangan pada tahap selanjutnya. Kurangnya pendidikan dan pelatihan tenis yang memadai, terjadi karena kurangnya fasilitas pendidikan dan pelatihan tenis lapangan yang dibutuhkan di Bali. Dari data yang didapat dari sekolah tenis lapangan Dharma Praja Badung, jumlah peserta pelatihan tenis dalam kurun waktu 5 tahun terkahir dapat dikatakan mengalami kenaikan walaupun sempat juga mengalami penurunan. Dilihat dari hasil analisa buku nomor induk sekolah dharma praja, pada tahun 2012 mengalami penurunan jumlah peserta didik menjadi 20 orang yang merupakan jumlah yang sama pada tahun 2010, sedangkan pada tahun 2011 mengalami kenaikan jumlah peserta yang berjumlah 22 orang. Akan tetapi pada tahun 2013 sudah mulai mengalami kenaikan jumlah peserta berjumlah 23 orang dan masih bertambah pada tahun 2014 dan 2015 dengan jumlah peserta didik yang sama, yaitu 25 orang. Statistik kenaikan peserta didik sekolah tenis lapangan Dharma Praja yang telah 2
disebutkan, yang dapat dijadikan perwakilan akan adanya minat para generasi muda untuk atlet tenis. Dilihat dari potensinya, Bali memiliki potensi-potensi atlet berprestasi, namun hal ini haruslah diikuti dengan tersedianya fasilitas yang dibutuhkan untuk menghindari hengkangnya atlet tenis yang memilki potensi yang baik seperti yang telah terjadi pada atlet asal Bali yakni Ayu Fani Damayanti yang hengkang ke DKI Jakarta, seperti yang dikutip dari MetroBali.com (2013). Hal tersebut tentunya merupakan sebuah kerugian bagi olahraga di Bali khususnya di bidang olahraga tenis dimana salah satu akibat dari kurangnya fasilitas yang tersedia. Dilihat dari pembahasan yang diuraikan sebelumnya, dengan adanya kebutuhan akan fasilitas pendidikan dan pelatihan tenis lapangan, akan sangat membantu untuk mengembangkan potensi tenis bagi para pemula. Selain tiu fasilitas ini dapat meningkatkan pelatihan dan prestasi bagi para peserta didik ataupun atletatlet tenis lapangan di Bali. Pendidikan dan pelatihan tersebut akan menjadi modal bagi para peserta didik dan atlet-atlet tenis untuk membekali diri dalam menghadapi turnamen-turnamen tenis lapangan tingkat nasional ataupun propvinsi yang diselenggarakan oleh PELTI Bali selaku pengurus olahraga cabang tenis lapangan. Fasilitas inilah juga yang dapat menjadi sebuah wadah berupa Training Center yang intensif para perwakilan Bali cabang olah raga tenis lapangan sebelum mengikuti perlombaan tingkat Nasional seperti PON yang akan diselenggarakan pada tahun 2016 mendatang dan perlombaan lainya seperti Nusa Dua Open, Bimasakti Cup dan lainya. Maka dari itu fasilitas PUSDIKLAT Tenis Lapangan Bali di Denpasar perlu diadakan, berdasarkan uraian latar belakang yang dijelaskan sebelumnya. 1.2 Rumusan Masalah Ditinjau dari Latar belakang yang diuraikan diatas sebelumnya, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1) Bagaimana Spesifikasi PUSDIKLAT Tenis Lapangan Bali di Denpasar? 3
2) Apakah Tema dari perancangan PUSDIKLAT Tenis Lapangan Bali di Denpasar? 3) Bagaimana Konsep Perencanaan dan Perancangan PUSDIKLAT Tenis Lapangan Bali di Denpasar? 1.3 Tujuan 1) Untuk menganalisis dan mengetahui spesifikasi PUSDIKLAT Tenis Lapangan Bali di Denpasar, yang mewadahi kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi para siswa pemula maupun atlet tenis lapangan. 2) Untuk menganalisis dan mengetahui Tema dari perancangan PUSDIKLAT Tenis Lapangan Bali di Denpasar. 3) Untuk menganalisis dan mengetahui konsep perencanaan dan perancangan PUSDIKLAT Tenis Lapangan Bali di Denpasar. 1.4 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam pengumpulan data tentang PUSDIKLAT Tenis Lapangan Bali di Denpasar serta permasalahan - permasalahan yang ada, dilakukan dengan tahapan tahapan berikut : Pengumpulan data, Pengolahan data, dan penyimpulan data. 1.4.1. Pengumpulan data Dalam tahap pengumpulan data, terbagi menurut sumbernya menjadi 2,yaitu : 1) Data primer Data primer adalah data yang langsung didapat dari sumbernya, data primer dapat diperoleh dengan langkah langkah sebagai berikut : a) Observasi Obsevasi dilakukan dengancara pengamatan secara langsung pada fasilitas pelatihan tenis yang berlokasi di Denpasar dan Jakarta untuk mendapatkan gambaran tentang fasilitas dan yang dibutuhkan pada sebuah fasilitas olah raga tenis. 4
b) Wawancara Wawancara dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab langsung dengan narasumber yaitu pelatih tenis di sekolah tenis lapangan Dharma Praja, pelatih tenis di sekolah Atlet Ragunan, serta pihak PELTI selaku pengurus olahraga tenis lapangan 2) Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat dari pihak lain. Data sekunder dapat diperoleh dengan langkah langkah sebagai berikut : a) Studi Literatur Pengumpulan data melalui studi literatur ini dapat digunakan sebagai data penunjang untuk proses perencanaan dan perancangan kedepannya, berupa buku, internet, dan lainya yang terkait dengan tenis lapangan, standar dan ketentuan lapangan tenis b) Tinjauan Fasilitas Sejenis Tinjauan Fasilitas Sejenis dilakukan dengan cara pengamatan secara tidak langsung maupun secara langsung, dimana tinjauan tidak langsung dapat diperoleh melalui media internet dan tinajauan secara langsung dilakukan dengan cara mendatangi dan mengamati secara langsung fasilitas sejenis yang sudah ada, demi mendapatkan informasi yang dapat membantu perencanaan kedepannya. 1.4.2. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan pada data data yang telah terkumpul untuk memperoleh suatu informasi yang akan digunakan untuk pertimbangan perencanaan dan perancangannya. Teknik pengolahan data ini terdiri dari Kompilasi data, analisis data, dan sintesis. 1) Kompilasi data 5
Kompilasi data merupakan teknik pengolahan data dengan cara pemilihan dan pengelompokan data berdasarkan jenis, kriteria dan hubungan keterkaitannya. 2) Analisis data Analisis data merupakan teknik pengolahan data dengan beberapa pendekatan pendekatan, yaitu : a) Kualitatif, merupakan analisa data melalui proses deskripsi yang kemudian ditransformasikan ke dalam skala yang lebih sempit dan mudah dimengerti, seperti dalam bentuk diagram ataupun skema b) Kuantitatif, merupakan analisa data melalui perhitungan yang bersifat baku karena menggunakan suatu perincian yang terskala. c) Komparatis, yaitu membandingkan teori pada literatur dengan kenyataan yang ada sehingga menemukan pemecahan permasalahan. 3) Sintesis Sintesis merupakan teknik yang digunakan untuk mentrasnformasikan datadata dan informasi yang didapat menjadi alternatif solusi pemecahan masalah, dimana akan memperoleh sebuah kesimpulan dalam bentuk alternatif. 1.4.3. Penyimpulan data Penyimpulan data merupakan teknik penarikan kesimpulan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut : 1) Deduksi Pengambilan kesimpulan dilakukan dari hal-hal yang bersifat umum menuju halhal yang bersifat khusus 2) Induksi Pengambilan keputusan dilakukan dariu hal-hal yang bersifat khusus menuju halhal yang bersifat umum. 6