2014/05/04 10:09 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan, Artikel Penyuluhan GERAKAN BANGGA PENYULUH PERIKANAN

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN, DAN SINERGI PENYELENGGARAN PENYULUHAN

TELAAHAN PENINGKATAN KAPASITAS PENYULUHAN PERIKANAN: TUGAS PUSAT ATAU TUGAS DAERAH?

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Penyuluhan Pertanian. Tahun 2013

2015/06/08 07:12 WIB - Kategori : Artikel Penyuluhan PENTINGNYA SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERIKANAN DI ERA MEA 2015

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

SINERGI DAN PERAN KOMISI PENYULUHAN PERIKANAN NASIONAL (KPPN) DALAM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEBIJAKAN DAN KEGIATAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG INDUSTRIALISASI PERIKANAN BERBASIS BLUE ECONOMY

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang menentukan. keberhasilan pembangunan Indonesia. Penyelenggaraan pendidikan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

KEBIJAKAN TUNJANGAN PROFESI UNTUK PENYULUH PNS PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR : 31 TAHUN 2009 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

Optimalisasi Tri Pusat Pendidikan dalam Program Penguatan Pendidikan Karakter Siswa SMKN 2 Metro

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 45/Permentan/SM.240/8/2015 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KARYA ILMIAH BAGI TENAGA PENDIDIK

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 56/Permentan/KP.120/7/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN GURU SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN (SPP) BERPRESTASI

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang berkat limpahan rahmat serta karunia-nya kita semua dapat

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Rencana Kinerja Tahunan 2013

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

UU Nomor 16 Tahun 2006 Tentang SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (SP3K)

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB 1 PENDAHULUAN. publik, jasa publik, dan pelayanan administratif. informasi, komunikasi, transportasi, investasi, dan perdagangan.

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI LAMPUNG

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR Nomor : 12/Kpts/SM.140/J.4.5/IV/2013

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PROGRAM DAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI TAHUN 2016

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencapai tujuannya yaitu sebagai pengelola sistem yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BUPATI BANYUWANGI. Assalaamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

9. Kementerian adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disingkat Kementerian. BAB II TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Pasal 2

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL KE-107 TAHUN 2015 TANGGAL 20 MEI 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PADA UPACARA PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL KE 107 TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

Pemantapan Sistem Penyuluhan Perikanan Menunjang lndustrialisasi Kelautan dan Perikanan: Isu dan Permasalahannya serta Saran Pemecahannya 1

PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

MENGEMBANGKAN ETOS KERJA PENYULUH PERIKANAN. SUMARDI S dan ANDIN H. TARYOTO KOMISI PENYULUHAN PERIKANAN NASIONAKL

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I BAB II BAB III BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA PENETAPAN KINERJA BAB IV PENUTUP LAKIP BAKORLUH PROV. GORONTALO TAHUN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Terwujudnya Masyarakat Tenaga Kerja Kabupaten Bandung yang Mandiri, Produktif, Profesional dan Berdaya Saing

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Profesionalisme POPT dan Tantangan Pembangunan Pertanian

PUBLIKASI MEDIA PADA ACARA FORUM PENDIDIKAN MENENGAH KELAUTAN DAN PERIKANAN TANGGAL 2-4 OKTOBER 2013

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN

PENTINGNYA REVITALISASI KELOMPOK SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN DALAM PEMBANGUNAN PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI SAMBUTAN PADA RAPAT KOORDINASI KEBIJAKAN PROGRAM SDM APARATUR

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENYULUHAN PERIKANAN

PENJABAT BUPATI SEMARANG

Dalam lingkungan Pemerintahan, setiap organisasi/skpd berkewajiban. misi tersebut. Simamora (1995) mengatakan bahwa sumber daya yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami penurunan sejak tahun 1995 yaitu peringkat ke-104 pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru sebagai teladan bagi peserta didik harus memiliki sikap dan

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

Transkripsi:

2014/05/04 10:09 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan, Artikel Penyuluhan GERAKAN BANGGA PENYULUH PERIKANAN KEBUMEN (4/5/2014) www.pusluh.kkp.go.id Dalam upaya mendorong optimalisasi pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan untuk kesejahteraan pelaku utama dan pelaku usaha, visi pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang ditopang oleh satu yaitu mensejahterakan masyarakat kelautan dan perikanan. Sejalan dengan arah pembangunan yang selalu berkembang (pro growth), visi dan misi tersebut diharapkan dapat menjadi tuntunan bagi pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang berpihak kepada rakyat. Keberhasilan percepatan pembangunan kelautan dan perikanan memerlukan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) kelautan dan perikanan yang berkualitas, kompeten, dan professional. Salah satu unsur SDM kelautan dan perikanan adalah Penyuluh Perikanan yang berperan sebagai pendamping dan mitra sejati pelaku utama dan pelaku usaha perikanan. Dalam memberdayakan masyarakat pesisir dan pembudidaya ikan, Penyuluh Perikanan menjadi ujung tombak yang berperan dalam meningkatkan kesejahteraan pelaku di sektor kelautan dan perikanan. Penyuluh Perikanan merupakan profesi terhormat dan diakui Negara secara legal/resmi. Hal ini terbukti dengan adanya UU No. 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Penyuluh dituntut berkualitas yaitu mandiri, profesional, berjiwa wirausaha, mempunyai dedikasi, etos kerja, disiplin, bermoral tinggi dan berwawasan global. Undang-undang tersebut mengamanatkan bahwa penyuluhan dilakukan oleh Penyuluh Pegawai Negeri Sipil (PNS), penyuluh swasta, dan penyuluh swadaya. Penyuluh Perikanan PNS adalah Pegawai Negeri Sipil

yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup perikanan untuk melakukan kegiatan penyuluhan. Jabatan Penyuluh Perikanan PNS merupakan jabatan karier. Oleh karena itu, terbuka kesempatan yang lebih cepat dalam mencapai jabatan tertinggi dibandingkan dengan jabatan struktural. Penyuluh Perikanan ahli dan terampil dituntut kreativitas serta bersinergi dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dalam mencapai tujuan bersama. Dan keberadaan penyuluh swasta dan swadaya bersifat mandiri untuk membantu memenuhi kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha. Dukungan stake holder kelautan dan perikanan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam berbagai bidang merupakan faktor kunci keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan, terutama yang terkait dalam sistem usaha Kelautan dan Perikanan, Pertanian serta Kehutanan. Pada sektor Kelautan dan Perikanan, Industrialisasi Perikanan merupakan salah satu kebijakan Strategis dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Hal ini, secara tegas dinyatakan juga oleh Menteri Kelautan dan Perikanan bahwa keberhasilan industrialisasi Perikanan harus ditopang oleh kinerja Penyuluh Perikanan yang profesional. Industrialisasi Perikanan diwujudkan melalui program dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh semua unit kerja di lingkup KKP yang didukung oleh partisipasi masyarakat dan sektor lain. Namun dalam upaya mempercepat pendayagunaan peran penyuluh, perlu dilakukan upaya untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada. Komisi Penyuluhan Perikanan Nasional (KPPN) banyak membantu dalam mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan penyuluhan perikanan terutama permasalahan-permasalahan yang ada di daerah-daerah. Untuk lebih meningkatkan peran dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan, para Penyuluh Perikanan Indonesia sepakat membentuk dan menyatukan diri dalam satu wadah organisasi profesi bernama Ikatan Penyuluh Perikanan Indonesia (IPKANI) pada 4 Desember 2008. Tujuan pembentukan IPKANI yaitu membantu meningkatkan kemampuan Penyuluh Perikanan yang mandiri, professional, dinamis, kreatif dan inovatif serta bersama-sama

mewujudkan hubungan kemitraan yang harmonis dan berkeadilan. Untuk lebih memacu Penyuluh Perikanan melaksanakan tugas secara professional, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan pada Desember 2011 telah menyelenggarakan Sertifikasi Profesi Penyuluh Perikanan bagi 60 Penyuluh Perikanan. Sertifikasi Profesi Penyuluh Perikanan bertujuan melindungi profesi penyuluh perikanan dari praktek-praktek yang tidak kompeten yang dapat merusak citra profesi penyuluh perikanan, melindungi masyarakat dari praktek-praktek penyuluhan perikanan yang tidak bertanggungjawab, dan menjamin mutu penyelenggaraan penyuluhan perikanan. Dan wajiblah kita berbangga sebagai penyuluh perikanan, karena Sertifikasi Profesi Penyuluh Perikanan adalah sertifikasi pertama yang dilakukan kepada profesi penyuluh. Meskipun sertifikasi ini belum disertai dengan pemberian tunjangan sertifikasi, tetaplah semangat karena Alloh menyukai orang-orang yang bersabar dan berserah diri. Dari Pemerintah Pusat, untuk mendukung tugas dan tanggungjawabnya, Penyuluh Perikanan PNS mendapat Biaya Operasional Penyuluh (BOP), dimana besaran BOP ini disesuaikan dengan wilayah kerja yaitu Wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan timur. Untuk beberapa daerah terpencil BOP mungin tidak mencukupi tetapi dengan adanya pembagian perwilayahan diharapkan agak memenuhi nilai keadilan. Jika dihadapkan pada kondisi seperti ini, diperlukan dan diharapkan perwujudan adanya dukungan BOP dari pemerintah daerah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Sekedar berbagi (share) informasi bermanfaat pada 2 Pemerintah Provinsi yaitu Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten dan satu Pemerintah Kabupaten yaitu Kabupaten Kebumen, yang pertama pada Pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat dimana memberi tambahan BOP sebesar Rp. 150.000/bulan untuk Penyuluh Perikanan PNS, Rp. 100.000/bulan untuk PPTK (Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak) dan Rp. 100.000/bulan + Bansos 50 juta/2 orang untuk Penyuluh Perikanan Swadaya. Yang kedua pada tahun 2012 BKPP Banten telah mengalokasikan Bantuan Biaya Operasional Penyuluh (BOP) bagi seluruh Penyuluh Perikanan yang ada di Provinsi Banten

. Dan yang ketiga dukungan pembiayaan untuk pengadaan sarana percontohan juga dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung sebesar Rp. 700.000 untuk penyuluh perikanan terampil dan Rp. 900.000 untuk penyuluh perikanan ahli. Penghargaan tersebut semestinya bisa dijadikan indikator dan dilakukan oleh pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi atau pemerintah kota/kabupaten lainnya untuk memberikan apresiasi kepada penyuluh perikanan sebagai ujung tombak yang langsung berhadapan dengan masyarakat. Meskipun pada realitanya, penyuluh perikanan masih banyak yang malah harus tombok/merugi. Pengakuan dan dukungan masing-masing pemerintah daerah atas kiprah dan keberadaan penyuluh memang beragam. Tapi, dengan tetap menunjukkan kompetensi, kemandirian, kebersamaan, karakter, kerjasama, serta komunikasi yang baik tidak mustahil pengakuan dan dukungan pemerintah daerah akan semakin meningkat dan terwujud secepatnya. Jika memang kondisi Pemerintah Daerah belum memungkinkan untuk memberi dukungan anggaran, bersabarlah dengan terus meningkatkan etos dan semangat kerja. Karena, tidak akan sia-sia bagi manusia yang suka berlomba dalam kebaikan. Semua akan indah pada waktunya bukan???? Selain Penyuluh PNS, ada Penyuluh Perikanan Swadaya yang biasanya merupakan figure kontak pelaku utama dan tokoh masyarakat yang disegani dan jadi panutan masyarakat sekitar. Juga ada Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK) yang notabene mendapat penugasan khusus untuk mendampingi kelompok penerima program pemberdayaan dari Kementrian Kelautan dan Perikanan tetapi pada dasarnya tugasnya sama yaitu sebagai penyuluh. Kolaborasi ke-3 penyuluh ini tentunya akan menghasilkan kekuatan yang luar biasa dalam meningkatkan kesejahteraan kelompok pelaku utama perikanan. Ke depan Penyuluh Perikanan yang hingga saat ini berjumlah 12.189 orang (sumber: data Simluh KP) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia diharapkan peran sertanya

sektor kelautan dan perikanan agar mereka lebih sejahtera. Meski pada realitanya, di beberapa daerah penyuluh perikanan masih disepelekan dan masih kalah pamornya dengan penyuluh pertanian. Hal ini memang beralasan sekali dan bisa diterima nalar, karena memang notabene penduduk Indonesia mayoritas berpencaharian sebagai petani. Hal seperti ini justru seharusnya mampu sebagai cambuk dan tantangan untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa penyuluh perikanan pun layak dapat acungan jempol. Dan jangan malah melarikan diri dari tugas dan tanggungjawab sebagai penyuluh perikanan dengan meloncat ke bagian struktural yang dianggap lebih menjanjikan, karena memang di beberapa kehidupan birokrasi ada yang memanfaatkan recruitment/penerimaan penyuluh perikanan hanya sebagai jalan pembuka dan setelah itu dialihfungsikan ke bagian yang lain, ada yang masih sesuai dengan bidangnya namun banyak juga yang melenceng dan keluar dari jalurnya. Penulis sebagai penyuluh perikanan Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah, pada satu sisi mengapresiasi pada daerah-daerah yang sudah memiliki Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) karena masyarakat sebagai pelaku utama akan lebih terbantu dan lebih mudah mengakses jika membutuhkan penyuluhan. Namun penulis miris dan tidak merasa berbangga hati, mengapa???? Karena dalam acara ini, penyuluh perikanan banyak yang merasa seperti anak tiri yang terbuang dan tidak diakui keberadaannya. Penyuluh perikanan masih kalah jauh pamor nya dibandingkan penyuluh yang lain. Mengapa ini bisa terjadi??? Penulis berharap, semoga ini mampu menjadi kajian untuk Bakorluh ataupun stake holder kelautan dan perikanan yang lain, untuk mampu mengapresiasi dan bersikap bijak dengan keberadaan penyuluh perikanan. Karena hal-hal seperti ini diakui mampu menciutkan nyali dan mental penyuluh perikanan itu sendiri untuk berpaling kepada profesi yang lain. Karena hanya kita sendiri yang tahu dan mengerti, mau dibawa kemana Profesi Penyuluh Perikanan kita????? Akhirnya, untuk menjadi Penyuluh Perikanan kebanggaan masyarakat akan mudah tercapai jika diawali dengan niat untuk menjadi manusia yang bermanfaat, berakhlak mulia, memahami tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), serta cerdas, kreatif dan inovaif. Utama, niatkan secara

ikhlas profesi kita sebagai Penyuluh Perikanan sebagai ladang ibadah mencari ridho-nya. Mari kita tunjukkan dan kita buktikan bahwa Profesi Penyuluh Perikanan dapat diandalkan, pantas dibanggakan, mensejahterakan serta ikut andil terhadap kesejahteraan pelaku utama dan pelaku usaha, serta tercapai kemajuan daerah, bangsa dan negara. Suatu progress yang sangat bermanfaat, pada 20 Mei 2013 lalu sudah dicanangkan Gerakan Bangkit Penyuluh Perikanan yang mampu lebih menyemangati kembali penyuluh perikanan. Pada tahun 2014 ini ada sedikit harapan kebangkitan itu diikuti oleh rasa bangga sebagai penyuluh perikanan karena kebangkitan semangat yang dilandasi kebanggaan akan profesi penyuluh perikanan kita akan mampu menghasilkan kekuatan yang luar biasa dalam membangunan kelautan dan perikanan Indonesia. Dan alangkah bijak kalau kita mau memulainya sekarang dari diri kita sendiri terlebih dahulu mulai menggelorakan dalam jiwa raga kita Semangat Bangga Menjadi Penyuluh Perikanan Indonesia karena jika tidak dari kita, siapa lagi yang akan membanggakan profesi Penyuluh Perikanan???? Kalau tidak sekarang kapan lagi????? Semoga ini mampu menjadi kajian Pemerintah untuk mampu menggelorkan Bangga Penyuluh Perikanan Indonesia. Terima Kasih