TEKNOLOGI SALIBU MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS LAHAN (3-6 TON/HA/TAHUN) DAN PENDAPATAN PETANI (Rp JUTA/TAHUN)

dokumen-dokumen yang mirip
POTENSI PENINGKATAN PRODUKSI PADI DENGAN MENINGKATKAN IP (Indek Panen) MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI PADI SALIBU

TEKNOLOGI SALIBU.

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

INOVASI TEKNOLOGI SALIBU MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS LAHAN, MENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN BERKELANJUTAN

MENGENAL TEKNOLOGI PANEN KEDUA TANAMAN PADI Oleh : Abdul Azis

PENGARUH TINGGI PEMANGKASAN (RATOON ) DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PRODUKSI PADI (Oryza Sativa L.) KULTIVAR CIHERANG. Alfandi 1) 1)

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

ISBN

I. PENDAHULUAN. yang semakin meningkat menyebabkan konsumsi beras perkapita per tahun

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

Lampiran 1. Peta wilayah Provinsi Bali

Verifikasi Komponen Budidaya Salibu: Acuan Pengembangan Teknologi

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, K PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) KEPRAS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Produktivitas Lahan Sawah Pasang Surut Type C Melalui Teknologi Ratun

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DENGAN TEKNIK BUDIDAYA SALIBU DI NAGARI TABEK OKTARI HANGGRAINI

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang

Disusun Oleh : NYOTO WASIS NPM : PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2014

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI PENANGKARAN SEBAGAI BENIH SUMBER DI LAMPUNG

LITKAJIBANGRAP. R.Y. Galingging, A. Firmansyah,A. Bhermana, Suparman, dan S. Agustini

TINJAUAN PUSTAKA Ratun Tanaman Padi

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Padi. L.) merupakan tanaman pangan golongan Cerealia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

PENDAHULUAN. Latar Belakang. penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan energi masih menjadi salah satu perhatian besar di

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI

59 ZIRAA AH, Volume 43 Nomor 1, Pebruari 2018 Halaman ISSN ELEKTRONIK

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

PENGEMBANGAN PERBENIHAN (UPBS) PADI DI SUMATERA UTARA. Tim UPBS BPTP Sumatera Utara

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan krisis energi sampai saat ini masih menjadi salah satu

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA USAHATANI PADI SAWAH SYSTEM

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor

Jurnal online Pertanian Tropik Pasca Sarjana FP USU Vol.1, No.1. Juni 2013

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Badan Litbang Pertanian telah melepas lebih dari 200 varietas padi sejak

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan pengalaman, wawasan, dan keterampilan yang dikuasainya.

BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

TEKNOLOGI SALIBU MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS LAHAN (3-6 TON/HA/TAHUN) DAN PENDAPATAN PETANI (Rp.15-25 JUTA/TAHUN) Erdiman (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumtera Barat) I. PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk akan meningkatkan kebutuhan beras nasional. Dilain pihak upaya diversifikasi masih belum optimal akibat berbagai hal; teknis, sosial dan ekonomi (Amang dan Sawit, 2001). Konversi sawah produktif ke sektor non pertanian sulit untuk dihentikan (Ilham, et al., 2008), hal ini sangat berpengaruh terhadap produksi beras nasional. Untuk memacu peningkatan produksi beras nasional, diperlukan beberapa strategi antara lain: 1) perluasan areal tanam dengan mencetak sawah baru, 2) peningkatan produktivitas lahan dan 3) perluasan areal panen melalui peningkatan IP (indeks panen). Budidaya padi salibu (ratun yang dimodifikasi) dapat memacu peningkatan produksi padi dengan meningkatkan IP (indek panen). Menurut Chauchan, dkk (1985) beberapa keuntungan budidaya ratun diantaranya adalah umurnya relatif lebih pendek, kebutuhan air lebih sedikit, biaya produksi lebih rendah karena penghematan dalam pengolahan tanah, penanaman, penggunaan bibit dan kemurnian genetik lebih terpelihara. Menurut Langer (1972) dalam Gardner, dkk. (1991), pertumbuhan tunas-tunas terjadi salah satunya karena adanya perlakuan pemangkasan. Tinggi pemangkasan batang menentukan jumlah mata tunas yang ada untuk pertumbuhan ulang, maka tinggi pangkasan berpengaruh terhadap kemampuan pembentukan tunas salibu. Budidaya padi salibu adalah salah satu inovasi teknologi untuk memacu produktivitas/ peningkatan produksi. Pada budidaya padi salibu ada beberapa faktor yang berpengaruh antara lain; 1) tinggi pemotongan batang sisa panen, 2) varietas, 3) kondisi air tanah setelah panen, dan 4) pemupukan.

II. TINJAUAN PUSTAKA Kontribusi peningkatan produksi beras nasional terutama pada agroekosistem lahan sawah lebih menonjol sumbangannya melalui optimasi produktivitas dan stabilitas (Suryana, A. 2005 dan Dirjentan, 2007). Diantara teknologi yang dihasilkan melalui penelitian, varietas unggul memberikan sumbangan yang nyata terhadap peningkatan produksi padi, interaksi komponen teknologi varietas unggul, pemupukan dan irigasi akan mapu memberikan sumbangan peningkatan hasil mencapai 75% (Ruskandar, 2007). Upaya peningkatan produksi padi mengarah pada peningkatan produktivitas lahan melalui peningkatan indeks panen dari 2 sampai 3 bahkan bisa 4 kali panen dalam 1 tahun, hal ini dapat dicapai dengan budidaya padi salibu. Padi Salibu merupakan tanaman padi yang tumbuh lagi setelah batang sisa panen ditebas/dipangkas, tunas akan muncul dari buku yang ada didalam tanah tunas ini akan mengeluarkan akar baru sehingga suplay hara tidak lagi tergantung pada batang lama, tunas ini bisa membelah atau bertunas lagi seperti padi tanaman pindah biasa, inilah yang membuat pertumbuhan dan produksinya sama atau lebih tinggi dibanding tanaman pertama (ibunya). Padi salibu berbeda dengan padi ratun, ratun adalah padi yang tumbuh dari batang sisa panen tanpa dilakukan pemangkasan batang, tunas akan muncul pada buku paling atas, suplay hara tetap dari batang lama. Pertumbuhan tunas setelah dipotong sangat dipengaruhi oleh ketesrsedian air tanah, dan pada saat panen sebaiknya kondisi air tanah dalam keadaan kapasitas lapang. Untuk mengimbangi kebutuhan unsur hara pada masa pertumbuhan anakan padi salibu perlu pemupukan yang cukup, terutama hara nitrogen (Surowinoto, 1980). Unsur nitrogen merupakan komponen utama dalam sintesis protein, sehingga sangat dibutuhkan pada fase vegetatif tanaman, khususnya dalam proses pembelahan sel. Tanaman yang cukup mendapatkan nitrogen memperlihatkan daun yang hijau tua dan lebar, fotosintesis berjalan dengan baik, unsur nitrogen adalah faktor penting untuk produktivitas tanaman. (Tisdale dan Nelson, 1990).

III. H A S I L Budidaya salibu akan meningkatkan indek panen karena, tidak lagi melakukan pengolahan tanah, persemaian dan tanam, sehingga rentang waktu produksi lebih pendek. Budidaya ini secara tidak lansung juga dapat menanggulangi keterbatasan varietas unggul, karena pertumbuhan tanaman selanjutnya terjadi secara vegetative maka mutu varietas tetap sama dengan tanaman pertama. Hasil uji coba padi salibu pada beberapa daerah di Sumatera Barat cukup bagus antara lain; di Nagari Pauh, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam hasil (7,2 t/ha) meningkat 20 % dibanding tanaman pertamanya (pengamatan lansung dan wancara dengan petani pelaksana, Datuk Basa Nan Kuning, 2011), di Lima Kaum Kabupaten Tanah Datar hasil (6,4 t/ha) meningkat (10-15 %) dibanding tanaman pertama (wawancara dengan petani pelaksana Bapak Zaini, 2012), didaerah ini sudah ada petani yang mensalibukan padinya lebih 2 kali, berarti 1 kali tanam telah 3 kali panen, hasilnya tetap stabil, di Koto Nan Ampek Payakumbuh hasil padi salibu juga sama dengan tanam utamanya (pengamatan dan penjelasan melalui rekaman video). Budidaya padi salibu meningkatkan indek penen (IP), karena waktu produksi menjadi lebih pendek, hanya membutuhkan 80-90 % waktu dibandingkan tanaman pertamanya hal ini akan meningkatkan IP berkisar 0,5 s/d 1 /tahun, meningkatkan produktivitas : 3 6 ton gabah/ha/tahun setara Rp 12 s/d 24 juta/ha/ tahun. Secara ekonomis budidaya salibu menghemat biaya 60 % untuk pekerjaan persiapan lahan dan menanam, 30 % untuk biaya produksi, hal ini menekan biaya setara Rp. 2 s/d 3 juta/ha sekali panen. Budidaya padi salibu akan lebih ekonomis sekitar 45 % dibanding budidaya tanam pindah, hal inilah yang meningkatkan pendapatan petani. Secara potensi budidaya padi salibu cukup menjanjikan hal ini terlihat dari pertumbuhan dan hasil yang didapatkan petani di Kab. Agam tahun 2011 (Table 1). Tabel 1. Komponen hasil dan hasil padi salibu di Matur, Kab. Agam (2011) No Parameter Varietas Lokal 1 T. Tanam 102 cm 2 J. Anakan 22 btg 3 P.Malai 24 cm 4 Btr/Malai 120 bh 5 Btr hampa 17 % 6 Hasil 7, 2 t/ha

IV. ANALISA USAHTANI Tabel 2. Analisa ekonomi usahatani teknologi padi salibu dan tanam pindah (Bapak Zaini,tahun 2011) No Uraian Jumlah (Rp.) Keterangan A Biaya Upah Salibu T. pindah 1 Membajak (2 x) - 900.000 2 Menggaru (1) - 300.000 3 Persemaian - 150.000 4 Mencabut bibit dan Tanam - 800.000 5 Memotong Batang 600.000-6 Menyiang 800.000 7 Membenam jerami 300.000-8 Memupuk 200.000 200.000 9 Panen (20 % hasil) 4.636.000 4.180.000 B Biaya Saprodi 1 Benih - 300.000 2 Pupuk Urea 360.000 270.000 3 Pupuk Phonska 900.000 900.000 I Total Pengeluaran 6.996.000 9.800.000 II Penerimaan Hasil Tanam pindah (5.5 t/ha) 20.900.000 Hasil Salibu (6,4 t/ha) 23.180.000 - III Keuntungan bersih 16.184.000 11.100.000 IV Analisa Usahatani BEP Harga (Rp/kg) 1.147 1.782 BEP Produksi (kg) 1.841 2.579 ROI (return on ivestment) (%) 231 113 R/C ( revenue cost ratio) 3, 31 2,13

Tabel 3. Hasil Padi Salibu Perlakuan Pemupukan di Nagari Tabek, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar (2012) No Perlakuan Tinggi Tanaman Jumlah Anakan Butir/ malai Hasil (t/ha) Prodks t/ha (8.500 m 2 ) 1 100 Urea+100 Ponska 98,0 17 104 6,0 5,1 2 150 Urea+100 Ponska 104,0 19 121 8,3 7,1 3 100 Urea+150 Ponska 104,0 20 115 8,1 6,9 4 150 Urea+150 Ponska 104,5 22 127 9,3 7,9 Rata-rata 102,5 19,5 115,5 7,9 6,8 Tabel 4. Perbandingan teknologi Padi Salibu, ratoon dan tanam pindah, Parameter Salibu Ratun Tanam Pindah Panen sebelumnya Lebih awal 10 hari Biasa Biasa Persiapan lahan penyemprotan gulma Pengenangan 2-3 hari Pemotong batang sisa Pembersiahan gulma Pembersihan jerami sisa panen panen ( 7 hsp) Pengolahan tanah Tidak ada Tidak ada Di bajak 2 x kali Persemaian Tidak ada Tidak Ada Ada Tanam Tidak ada Tidak Ada Tanam pindah Pemupukan Penjarangan/ Penyisipan Siang Rekomendasi dan ditingkat N 25-50 % Penjarangan/ penyisipan umur 20-25 hari Lebih awal dan membenam jerami potongan batang Kurang dari rekomendasi Tidak ada Standar OPT Sesuai rekomendasi Ada, umur 25-30 hari Standar OPT Pemeliharan Standar OPT Standar OPT Standar OPT Umur Panen Lebih awal 20 % dari umur biasa Lebih awal 40 % dari umur biasa Biasa

V. MANFAAT DAN DAMPAK 5.1. Manfaat 5.2. Dampak Meningkatkan produktivitas padi melalui peningkatan IP (indek panen). Terjadinya penghematan biaya produksi terutama, untuk pengolahan tanah, tanam dan benih Tingkat kemurnian benih lebih dapat dipertahankan Meningkatkan pendapatan petani padi karena biaya produksi berkurang dan produksi pertahun juga meningkat. Peluang pengembalian bahan organik (jerami) lebih besar, terutama dari sisa potongan batang setelah panen Bagi daerah yang kekurangan tenaga kerja sangat membantu proses produksi. Bila 1 Kabupaten mengembangkan budidaya salibu 1.000 ha maka terjadi peningkatan pendapatan ditingkat petani sebesar Rp 25 miliar/tahun DAFTAR PUSTAKA Amang, B. dan M. H. Sawit, 2001. Kebijakan dan Pangan Nasional; Pelajran dari orde baru dan Orde Reformasi. Edisi Press, Bogor Chauchan J.S, B.S. Vergara dan S.S. Lopez. 1985. Rice Ratooning. IRRI Research Paper Series. Number 102. February 1985. IRRI Philippines. Gardner, F.P., R. Brent Pearce, Poger R. Michael. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya, Penterjemah Herawati Susilo. UI Press. Jakarta. Ilham,N., K.Suradisastra, Tri Pranadji, A. Agustian, E. Lestari, H.,dan G. S. Hardono, 2008. Analisis Profil Petani dan Pertanian Indonesia. Pusat Analisis Sosial Ekonomi Pertanian dan Kebijakan Pertanian. Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian, Bogor. Ruskandar A. 2007. Penyebaran varietas unggulbaru dijawa Barat. Warta penelitian dan pengembangan pertanian. Vol 29 (3). 2007. Suryana, A. 2005. Kebijakan penelitian dan kesiapan inovasi teknologi padi dalam mendukung kemandirian pangan. Hal 25-38. Dalam : B. Suprihatno et al (eds). Inovasi teknologi padi menuju swasembada beras berkelanjutan, buku satu. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.

Gambar 1. Penampilan tanaman padi salibu dilapangan