PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013 SEBESAR 2,93 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2011 SEBESAR 7,96 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2014 SEBESAR 3,41 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2009 SEBESAR 3,88 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2014 SEBESAR -2,98 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2014 SEBESAR 4,24 PERSEN

EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2016 TUMBUH 4,58 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 SEBESAR 6,30 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN IV-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2015


PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 SEBESAR -3,94 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI NTT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2015

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN II-2016

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

usaha perdagangan besar dan eceran (0,71%); pertanian, kehutanan dan perikanan (0,52%); serta konstruksi (0,54%).

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN III-2015

BPS PROVINSI LAMPUNG PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN I/2016

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I Ekonomi Gorontalo Triwulan I-2015 Tumbuh 4,69 Persen Melambat Dibanding Triwulan I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN I-2017

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 SEBESAR -0,03 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2015

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH SEMESTER I

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TRIWULAN II TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN I

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN II-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015

Transkripsi:

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No.11/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,05 PERSEN LEBIH TINGGI DIBANDING TAHUN 2015 (4,95 PERSEN) Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang diukur dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku tahun 2016 mencapai Rp110,1 trilyun, sehingga PDRB perkapita tercatat sebesar Rp29,59 juta. PDRB per kapita tersebut meningkat 7,31 persen dibanding tahun 2015 (Rp27,57 juta). Perekonomian DIY tahun 2016 (c-to-c) tumbuh 5,05 persen, lebih tinggi dibanding dengan tahun 2015 yang tumbuh 4,95 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh peningkatan nilai tambah pada semua lapangan usaha. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh peningkatan komponen konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, dan pembentukan modal tetap bruto. Perekonomian DIY Triwulan IV-2016 mengalami kontraksi sebesar 0,45 persen dibanding dengan triwulan sebelumnya (q-to-q). Dari sisi produksi, penurunan ini disebabkan oleh efek musiman pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan terutama sub kategori tanaman pangan yang tumbuh negatif 38,28 persen. Pertumbuhan minus triwulan IV-2016 juga disebabkan oleh pertumbuhan negatif yang besar pada lapangan usaha yang mempunyai kontribusi besar dalam PDRB, yaitu perdagangan besar dan eceran, dan penyediaan makan minum. Dari sisi pengeluaran, kontraksi ekonomi triwulan IV-2016 (q-to-q) terutama disebabkan oleh pertumbuhan minus komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga. A. PDRB DIY MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2016 (c-to-c) Kinerja perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 2016 yang diukur dari laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2010 mencapai 5,05 persen. Pertumbuhan ini terjadi hampir di semua lapangan usaha. Lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan tertinggi adalah Pengadaan Listrik dan Gas yaitu sebesar 14,26 persen diikuti oleh Informasi dan Komunikasi sebesar 8,32 persen, Perdagangan Besar dan Eceran dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 6,09 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 11/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017 1

Grafik 1. Pertumbuhan dan Pangsa Distribusi Beberapa Lapangan Usaha 2016 16,00 14,26 14,00 13,21 12,00 1 8,32 8,14 8,48 8,37 10,22 9,34 8,00 6,09 7,09 6,00 5,70 5,57 5,51 5,42 5,14 5,07 4,00 2,57 2,00 0,13 Pengadaan Listrik, Gas Informasi dan Komunikasi Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Jasa lainnya Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Pertumbuhan (%) Pangsa Distribusi (%) Konstruksi Real Estate Industri Pengolahan Struktur perekonomian tahun 2016 yang diukur dari distribusi persentase PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan tidak ada lapangan usaha yang secara mencolok mendominasi perekonomian DIY. Kontribusi masing-masing lapangan usaha dalam PDRB DIY tahun 2016 bervariasi di bawah 14 persen. Tiga lapangan usaha yang memiliki kontribusi terbesar adalah Industri Pengolahan (13,21 persen); Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (10,41 persen); dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (10,22 persen). Sementara itu, tiga lapangan usaha yang memiliki kontribusi terendah adalah Pengadaan Air (0,10 persen); Pengadaan Listrik dan Gas (0,13 persen), serta Pertambangan dan Penggalian (0,54 persen). Semua lapangan usaha memberikan andil yang bervariasi terhadap level pertumbuhan ekonomi DIY 2016. Lapangan usaha yang memberi andil terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Grafik 2. Sumber Pertumbuhan PDRB menurut Lapangan Usaha, 2014-2016 1,00 0,89 0,80 0,60 0,40 0,20 0,67 0,64 0,65 0,62 0,54 0,27 0,540,52 0,55 0,53 0,51 0,51 0,44 0,37 0,40 0,28 0,65 0,51 0,51 0,440,42 0,47 0,42 0,21 0,25 0,21 Pendidikan Akom & Makan Minum Konstruksi Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2014 2015 2016 Transportasi dan Pergudangan 2016 adalah Informasi dan Komunikasi dengan andil 0,89 persen. Berikutnya secara berturut-turut adalah lapangan usaha Industri Pengolahan serta lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum dengan andil masing-masing 0,65 persen dan 0,52 persen. 2 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 11/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2016 Terhadap Triwulan IV-2015 (y-on-y) Perekonomian DIY selama Triwulan IV-2016 mengalami pertumbuhan sebesar 4,71 persen jika dibandingkan dengan triwulan IV-2015 (y-on-y). Laju pertumbuhan tertinggi triwulan IV- 2016 secara y-on-y terjadi pada lapangan usaha Informasi dan Komunikasi yang tumbuh sebesar 11,28 persen. Pertumbuhan tertinggi berikutnya secara berturut-turut dicapai oleh lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum serta lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor masing-masing sebesar 6,74 persen dan 6,36 persen. Sementara itu, Lapangan usaha yang mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif adalah Jasa Pendidikan yaitu sebesar -5,29 persen. Lapangan usaha yang memberikan andil terbesar dalam pertumbuhan y-on-y triwulan IV- 2016 adalah Informasi dan Komunikasi yaitu sebesar 1,22 persen. Sumbangan terbesar berikutnya adalah Industri Pengolahan dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum masing-masing sebesar 0,78 persen dan 0,63 persen. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2016 Terhadap Triwulan III-2016 (q-to-q) Perekonomian DIY pada Triwulan IV-2016 mengalami kontraksi sebesar 0,45 persen jika dibandingkan dengan Triwulan III-2016 (q-to-q). Kontraksi atau pertumbuhan negatif ini didorong oleh pertumbuhan negatif beberapa lapangan usaha, yakni Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Perdagangan Besar dan Eceran dan Reparasi mobil dan Sepeda Motor; dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum. Kontraksi tertinggi terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan yaitu sebesar -33,72 persen. Kontraksi yang cukup tinggi lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan disebabkan antara lain oleh pengaruh siklus musim pada kelompok komoditas tanaman pangan, hortikultura tahunan dan lainnya, perkebunan tahunan, jasa pertanian dan perburuan, dan perikanan. Produksi beberapa komoditas tanaman pangan dan hortikultura selama triwulan IV (Oktober-Desember) mencapai level terendah dalam setahun akibat pengaruh musim dan juga adanya anomali cuaca. Musim kemarau basah dengan hujan yang terjadi sepanjang bulan ternyata di luar perkiraan sehingga usaha pertanian komoditas tanaman pangan seperti padi, sayuran, dan buah-buahan tidak mampu berproduksi optimal. Kontraksi pertumbuhan juga terjadi pada lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian yang tumbuh sebesar -0,66 persen. Kontraksi ini berhubungan dengan penurunan produksi usaha penggalian akibat stok bahan galian yang semakin menipis dan pengaruh cuaca yang kurang mendukung dalam penggalian pasir dan batu. Pengaruh yang paling besar menurunnya pertumbuhan lapangan usaha pertambangan dan penggalian adalah diberlakukannya Perda tentang penggalian pasir di sungai sehingga banyak yang kehilangan pekerjaan karena sebagian besar mereka tidak memiliki ijin penggalian. Lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor mengalami pertumbuhan minus 1,47 persen. Lesunya aktivitas perdagangan mempunyai dampak keterkaitan dengan transaksi perdagangan di pasar baik produk primer pertanian maupun barangbarang hasil olahan pertanian. Pelemahan permintaan domestik dan perlambatan ekonomi nasional tersebut juga berdampak pada kunjungan dan belanja wisatawan mengingat karakteristik wisatawan di DIY masih didominasi oleh wisatawan domestik. Oleh karenanya lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, khususnya subkategori Penyediaan Akomodasi, juga tumbuh -0,34 persen. Namun demikian, pada triwulan IV-2016 terdapat lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan positif yang tinggi secara q-to-q, yaitu Konstruksi sebesar 11,45 persen, kemudian Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 11/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017 3

diikuti oleh Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang tumbuh sebesar 5,50 persen. Konstruksi tumbuh melejit di triwulan IV karena didorong oleh siklus tahunan dalam optimalisasi realisasi pembangunan fisik yang bersumber dari dana APBN maupun APBD. Pertumbuhan yang tinggi berikutnya adalah lapangan usaha Informasi dan Komunikasi yang tumbuh sebesar 4,88 persen. Grafik 3. Pertumbuhan PDRB q-to-q menurut Lapangan Usaha, 2014-2016 15,00 1 5,00-5,00-1 -15,00-2 I-2014 II-2014 III-2014 IV-2014 I-2015 II-2015 III-2015 IV-2015 I-2016 II-2016 III-2016 IV-2016 Konstruksi Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Informasi dan Komunikasi PDRB B. PDRB DIY MENURUT PENGELUARAN Pertumbuhan Kumulatif Triwulan IV Tahun 2016 (c-to-c) Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi DIY sebesar 5,05 persen di tahun 2015 didorong oleh pertumbuhan semua komponen permintaan akhir, kecuali Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT), Ekspor Luar Negeri, dan Net Ekspor Antardaerah. Komponen Net Ekspor Antardaerah mengalami kontraksi yang cukup tinggi yaitu sebesar 16,10 persen. Sementara, pertumbuhan Impor Luar Negeri yang tinggi (20,48 persen) belum mampu dikompensasi oleh Ekspor Luar Negeri bahkan mengalami kontraksi sebesar 0,35 persen. Sementara itu pertumbuhan tertinggi dalam komponen permintaan akhir terjadi pada komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh sebesar 5,97 persen, diikuti oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh 4,82 persen, dan komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah tumbuh 2,11 persen. Grafik 4. Pertumbuhan dan Distribusi Beberapa Komponen Pengeluaran 2016 8 7 6 5 4 3 2 1-1 -2-3 4,82 67,60 Konsumsi Rumah Tangga -1,13 2,92 LNPRT 2,11 16,75 Konsumsi Pemerintah Pertumbuhan (%) Pangsa Distribusi (%) 30,36 5,97 7,24 1,18 Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Inventori -0,35 Ekspor Luar Negeri 20,48 5,90 5,38 Impor Luar Negeri -16,10-19,34 Net Ekspor Antar Daerah 4 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 11/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017

Struktur permintaan akhir dalam perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2016 masih didominasi oleh komponen Konsumsi Rumah Tangga dengan pangsa distribusi sebesar 67,6 persen. Komponen terbesar berikutnya adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 30,36 persen dan komponen Konsumsi Pemerintah sebesar 16,75 persen. Komponen Ekspor Antardaerah memiliki pangsa yang cukup besar, tetapi karena nilai Impor Antardaerah lebih besar dari Ekspor Antardaerah maka pangsa dari komponen Net Ekspor Antardaerah menjadi pengurang (bertanda negatif). Hal yang sama juga terjadi pada komponen net ekspor luar negeri. Sumber pertumbuhan ekonomi DIY tahun 2016 (5,05 persen) dari sisi permintaan terutama disumbangkan oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dengan andil pertumbuhan sebesar 2,90 persen. Andil pertumbuhan terbesar berikutnya disumbangkan oleh komponen PMTB yaitu sebesar 1,59 persen, dan komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 0,32 persen. Grafik 5. Sumber Pertumbuhan PDRB menurut Komponen Pengeluaran 2014 2016 4,00 3,00 2,98 2,85 2,90 2,00 1,00 0,66 0,29 1,54 0,13 1,30 0,97-0,11 1,17 0,83 0,63 0,08 0,17 0,41 0,06-0,03 0,32 1,59 0,08-0,02 1,11 0,91-1,00 2014 2015 2016 KRT LNPRT Pemerintah PMTB Inventor i Ekspor LN Impor LN Net Ekspor AD Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2016 Terhadap Triwulan IV-2015 (y-on-y) Secara y-o-y, perekonomian DIY triwulan IV-2016 tumbuh 4,71 persen dibandingkan dengan triwulan IV-2015. Laju pertumbuhan yang tertinggi terjadi pada komponen PMTB sebesar 6,44 persen, diikuti oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 4,86 persen. Struktur perekonomian dari sisi permintaan pada triwulan IV-2016 tidak berbeda jauh dengan struktur perekonomian tahunan. Komponen yang memiliki kontribusi terbesar dalam struktur perekonomian triwulan IV-2016 adalah komponen Konsumsi Rumah Tangga yaitu sebesar 67,92 persen. Kontribusi terbesar berikutnya adalah komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 35,77 persen. Sementara, kontribusi terendah terhadap perekonomian DIY adalah komponen Net Ekspor Antardaerah sebesar minus 26,51 persen. Komponen permintaan akhir yang menjadi sumber utama pertumbuhan DIY y-on-y triwulan IV-2016 adalah komponen Konsumsi Rumah Tangga dengan andil sebesar 2,91 persen. Sumbangan pertumbuhan terbesar berikutnya adalah dari komponen PMTB dengan andil sebesar 2,01 persen. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2016 Terhadap Triwulan III-2016 (q-to-q) Secara q-to-q, perekonomian DIY triwulan IV-2016 mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif sebesar 0,45 persen dibandingkan dengan triwulan III-2016. Dari sisi permintaan akhir, kontraksi ini terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan komponen Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,45 persen. Konsumsi rumah tangga mengalami penurunan meskipun ada momentum Hari Natal Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 11/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017 5

dan libur sekolah. Hal ini disebabkan oleh tingginya konsumsi rumah tangga pada saat momen Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha pada triwulan III-2016. Selain itu, awal tahun ajaran baru pada triwulan III-2016 juga mendorong tingginya pengeluaran pendidikan pada periode tersebut, kemudian menurun pada triwulan IV-2016. Penurunan konsumsi rumah tangga dan ekspor antarwilayah pun seiring dengan penurunan produksi domestik. Namun demikian adanya peningkatan realisasi APBN/APBD menjelang akhir tahun anggaran termasuk kenaikan belanja modal ternyata mampu meningkatkan pengeluaran meskipun tidak sepenuhnya mengkompensasi tingginya pengeluaran di triwulan III-2016. Grafik 6. Pertumbuhan PDRB DIY q-to-q menurut Pengeluaran, 2014-2016 4 3 2 1 (1) I-2014 II-2014 III-2014 IV-2014 I-2015 II-2015 III-2015 IV-2015 I-2016 II-2016 III-2016 IV-2016 (2) (3) (4) PKRT PMTB PKP PDRB Tabel 1. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2010 Tahun 2016 (Persen) Harga Berlaku Harga Konstan 2010 2016 Lapangan Usaha (Juta Rupiah) (Juta Rupiah) 2015 2016 2015 2016 Laju Pertubuhan Distribusi SoG (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) A. Pertanian, Kehutanan, Perikanan 10.793.840 11.456.173 7.667.602 7.779.801 1,46 10,41 0,13 B. Pertambangan dan Penggalian 573.133 593.156 471.323 473.299 0,42 0,54 C. Industri Pengolahan 13.303.468 14.547.753 10.693.036 11.234.804 5,07 13,21 0,65 D. Pengadaan Listrik dan Gas 118.012 141.794 127.701 145.910 14,26 0,13 0,02 E. Pengadaan Air, Pengeloolaan Sampah, Limbah 109.697 114.765 85.260 87.268 2,36 0,10 F. Konstruksi 9.499.917 10.286.734 7.826.701 8.250.608 5,42 9,34 0,51 G. Perdag. Besar&Eceran, Reparasi Mobil&Spd.Motor 8.342.646 9.332.038 6.944.903 7.367.624 6,09 8,48 0,51 H. Transportasi dan Pergudangan 5.765.069 6.253.137 4.541.309 4.750.561 4,61 5,68 0,25 I. Akomodasi dan Makan Minum 10.383.391 11.255.100 7.842.132 8.274.501 5,51 10,22 0,52 J. Informasi dan Komunikasi 8.244.242 8.957.494 8.891.145 9.630.639 8,32 8,14 0,89 K. Jasa Keuangan dan Asuransi 4.028.358 4.342.146 3.060.733 3.213.222 4,98 3,94 0,18 L. Real Estate 7.116.820 7.808.289 6.082.489 6.395.209 5,14 7,09 0,37 M,N. Jasa Perusahaan 1.048.359 1.115.194 991.564 1.025.558 3,43 1,01 0,04 O. Adm. Pemerintahan, Pertahanan,Jaminan Sosial 8.379.232 9.217.108 6.304.911 6.656.183 5,57 8,37 0,42 P. Jasa Pendidikan 8.598.744 9.088.421 7.444.277 7.672.850 3,07 8,25 0,27 Q. Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 2.553.551 2.764.049 2.210.406 2.310.356 4,52 2,51 0,12 R,S,T,U. Jasa Lainnya 2.589.171 2.824.990 2.288.950 2.419.533 5,70 2,57 0,16 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 101.447.650 110.098.341 83.474.441 87.687.927 5,05 10 5,05 6 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 11/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017

Tabel 2. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2010 Tahun 2015 (Persen) Jenis Pengeluaran Atas Dasar Atas Dasar Harga Berlaku Harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) (Juta Rupiah) 2015 2016 2015 2016 Laju Pertumbuhan Distribusi (1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) 1. Konsumsi Rumah Tangga 68.730.528 74.429.796 50.193.386 52.614.164 4,82 67,60 2,90 2. Konsumsi LNPRT 3.171.193 3.220.070 2.384.374 2.357.344-1,13 2,92-0,03 3. Konsumsi Pemerintah 17.214.154 18.441.761 12.719.134 12.987.746 2,11 16,75 0,32 4. Pembentukan Modal tetap Bruto 30.798.881 33.428.978 22.286.615 23.616.948 5,97 30,36 1,59 5. Inventori 1.151.797 1.295.788 974.645 1.045.164 7,24 1,18 0,08 6. Ekspor Luar Negeri 6.266.264 6.495.282 4.416.252 4.400.889-0,35 5,90-0,02 7. Impor Luar Negeri 5.066.145 5.922.732 3.728.749 4.492.511 20,48 5,38 0,91 8. Net Ekspor Antar Daerah -20.819.021-21.290.602-5.771.216-4.841.817-16,10-19,34 1,11 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) 101.447.650 110.098.341 83.474.441 87.687.927 5,05 10 5,05 2016 SoG Tabel 3. PDRB dan PDRB Perkapita D.I. Yogyakarta Tahun Dasar 2010 Tahun 2014 2016 PDRB Uraian 2014 2015 2016 (1) (2) (3) (4) - Berlaku (juta Rupiah) 92.842.484 101.447.650 110.098.341 - Konstan (juta Rupiah) 79.536.082 83.474.441 87.687.927 Pertumbuhan Ekonomi 5,17 4,95 5,05 PDRB perkapita ADHB - Nilai (Juta Rupiah) 25.526.402 27.573.470 29.589.074 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 11/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017 7

Tabel 4. Ringkasan PDRB Provinsi-Provinsi Total Kontribusi PROPINSI ADHB ADHK Y C SoG Thd Pulau Thd 34 Prov Sumatera 2.789.056.643,88 2.045.251.334,57 4,29 4,29 0,93 10 22,03 01. Aceh 137.277.419,64 116.386.730,55 3,31 3,31 0,04 4,92 1,08 02. Sumatra Utara 628.394.156,32 463.775.464,86 5,18 5,18 0,25 22,53 4,96 03. Sumatra Barat 195.682.525,01 148.110.750,47 5,26 5,26 0,08 7,02 1,55 04. Riau 682.351.091,85 458.998.092,72 2,23 2,23 0,11 24,47 5,39 05. Jambi 171.711.448,64 130.499.632,09 4,37 4,37 0,06 6,16 1,36 06. Sumatra Selatan 355.419.170,96 266.815.411,74 5,03 5,03 0,14 12,74 2,81 07. Bengkulu 55.402.507,51 40.082.870,83 5,30 5,30 0,02 1,99 0,44 08. Lampung 281.113.138,68 209.807.185,73 5,15 5,15 0,11 10,08 2,22 09. Kep. Bangka Belitung 65.125.286,62 47.852.691,82 4,11 4,11 0,02 2,34 0,51 10. Kepulauan Riau 216.579.898,65 162.922.503,76 5,03 5,03 0,09 7,77 1,71 Jawa 7.403.208.190,93 5.544.826.099,88 5,59 5,59 3,25 10 58,49 11. DKI Jakarta 2.177.119.883,78 1.539.376.654,42 5,85 5,85 0,94 29,41 17,20 12. Jawa Barat 1.652.589.443,18 1.275.546.477,15 5,67 5,67 0,76 22,32 13,06 13. Jawa Tengah 1.092.030.920,28 849.383.564,59 5,28 5,28 0,47 14,75 8,63 14. DI Yogyakarta 110.098.340,80 87.687.926,63 5,05 5,05 0,05 1,49 0,87 15. Jawa Timur 1.855.042.702,44 1.405.236.110,97 5,55 5,55 0,82 25,06 14,65 16. Banten 516.326.900,45 387.595.366,12 5,26 5,26 0,21 6,97 4,08 Bali dan Nusa Tenggara 395.795.678,22 291.516.430,64 5,89 5,89 0,18 10 3,13 17. Bali 195.376.307,98 137.192.524,64 6,24 6,24 0,09 49,36 1,54 18. Nusa Tenggara Barat 116.246.732,99 94.548.205,91 5,82 5,82 0,06 29,37 0,92 19. Nusa Tenggara Timur 84.172.637,26 59.775.700,09 5,18 5,18 0,03 21,27 0,66 Kalimantan 994.111.046,07 807.963.704,59 2,01 2,01 0,18 10 7,85 20. Kalimantan Barat 161.491.917,64 118.184.631,56 5,22 5,22 0,06 16,24 1,28 21. Kalimantan Tengah 112.441.204,71 83.909.489,37 6,36 6,36 0,06 11,31 0,89 22. Kalimantan Selatan 146.325.615,23 115.727.546,78 4,38 4,38 0,05 14,72 1,16 23. Kalimantan Timur 507.073.762,02 438.977.044,54-0,38-0,38-0,02 51,01 4,01 24 Kalimantan Utara 66.778.546,48 51.164.992,35 3,75 3,75 0,02 6,72 0,53 Sulawesi 764.760.802,98 563.977.125,77 7,42 7,42 0,43 10 6,04 25 Sulawesi Utara 100.537.360,84 74.771.065,86 6,17 6,17 0,05 13,15 0,79 26 Sulawesi Tengah 120.232.866,52 91.070.553,88 9,98 9,98 0,09 15,72 0,95 27 Sulawesi Selatan 379.209.481,75 269.338.548,61 7,41 7,41 0,21 49,59 3,00 28 Sulawesi Tenggara 96.982.959,52 77.739.545,56 6,51 6,51 0,05 12,68 0,77 29 Gorontalo 31.823.646,81 23.507.152,73 6,52 6,52 0,02 4,16 0,25 30 Sulawesi Barat 35.974.487,54 27.550.259,15 6,03 6,03 0,02 4,70 0,28 Maluku dan Papua 311.233.726,71 245.035.149,67 7,45 7,45 0,19 10 2,46 31 Maluku 37.062.642,66 26.291.193,81 5,76 5,76 0,02 11,91 0,29 32 Maluku Utara 29.165.227,90 21.556.321,79 5,77 5,77 0,01 9,37 0,23 33 Papua Barat 66.635.513,21 54.711.282,18 4,52 4,52 0,03 21,41 0,53 34 Papua 178.370.342,93 142.476.351,89 9,21 9,21 0,13 57,31 1,41 8 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 11/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017

PENJELASAN TEKNIS Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah : a. Jumlah nilai tambah atas produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi yang dimiliki oleh penduduk suatu daerah; b. Jumlah pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh rumah tangga, lembaga swasta nirlaba, dan pemerintah, serta untuk pembentukan modal tetap, perubahan inventori / stok dan ekspor neto (ekspor dikurangi impor) suatu daerah; c. Jumlah pendapatan (balas jasa) yang diterima oleh faktor produksi (tenaga kerja, tanah, modal & kewiraswastaan/entrepreneurship) plus penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tidak langsung dikurangi subsidi) yang dimiliki oleh penduduk suatu daerah; dalam jangka waktu tertentu (satu triwulan/semester/tahun). Metode penghitungan PDRB berdasarkan 3 (tiga) pendekatan: a. Produksi (Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha) Supply side b. Penggunaan (Pengeluaran) Demand side c. Pendapatan Income side Penyajian PDRB: a. Atas dasar harga berlaku harga komoditas barang dan jasa berdasarkan tahun berjalan. b. Atas dasar harga konstan harga komoditas barang dan jasa pada tahun dasar referensi 2000. Peranan (Share) suatu sektor/komponen penggunaan terhadap perekonomian wilayah dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku untuk melihat struktur ekonomi. Pertumbuhan (Growth) suatu sektor/komponen penggunaan terhadap perekonomian wilayah dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan untuk melihat perubahan volume (kuantum) produksi. Pertumbuhan ekonomi q-to-q : PDRB harga konstan pada suatu triwulan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya secara berantai pada tahun yang sama ataupun berlainan (quarter to quarter economic growth). Pertumbuhan ekonomi y-on-y : PDRB harga konstan pada suatu triwulan/tahun dibandingkan dengan triwulan/tahun yang sama pada tahun sebelumnya (year on year economic growth). Pertumbuhan ekonomi c-to-c : PDRB harga konstan kumulatif sampai dengan suatu triwulan dibandingkan dengan kumulatif sampai dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya (cumulative to cumulative economic growth). Pengeluaran konsumsi rumah tangga mencakup semua pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa, dikurangi dengan penjualan neto barang bekas dan sisa yang dilakukan oleh rumah tangga (termasuk lembaga swasta nirlaba yang melayani rumah tangga) selama periode tertentu (triwulan/semester/tahun). Pengeluaran konsumsi pemerintah mencakup pengeluaran untuk belanja pegawai, penyusutan dan belanja barang (termasuk biaya perjalanan, pemeliharaan dan pengeluaran lain yang bersifat rutin) baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah selama periode tertentu (triwulan/ semester/tahun), tidak termasuk penerimaan dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh pemerintah, yang bukan dikonsumsi oleh pemerintah tetapi dikonsumsi oleh masyarakat. Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 11/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017 9

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) adalah investasi fisik yang dilakukan oleh rumah tangga, pemerintah dan swasta dalam hal pengadaan, pembuatan/perbaikan besar maupun pembelian barang modal baru produksi domestik ataupun barang modal baru/bekas dari luar negeri (impor) dikurangi dengan penjualan barang modal bekas pada suatu periode tertentu (triwulan/semester/tahun). Investasi fisik dimaksud berupa: bangunan (tempat tinggal maupun usaha), infrastruktur, mesin dan perlengkapan, alat angkutan, serta barang modal lainnya. 10 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 11/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017