BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS FAKTOR KEBERHASILAN AGROINDUSTRI KAKAO BERKELANJUTAN DI SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN FUZZY AHP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PARIWISATA PROPINSI SUMATERA UTARA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY-ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SKRIPSI

DAFTAR ISI. PERSETUJUAN SKRIPSI... ii. PENGESAHANDEWAN PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN PENENTUAN PEMBOBOTAN EVALUASI TEKNIS JASA KONSULTANSI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN FUZZY

BIJI PLASTIK PADA PT. MEGA ANDALAN PLASTIK INDUSTRI DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia setelah Bali. Aliran uang yang masuk ke provinsi DIY dari sektor

APLIKASI METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh: WILLY WIJAYA NIM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas kata oikos dan

PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN NASABAH KARTU KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

KAJIAN MODEL FUZZY PADA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS SKRIPSI HAPPY DAHLIA MANALU

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat secara keseluruhan (Munawar, 2004). Untuk tujuan tersebut, maka

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Simplikasi. Asumsi. Validasi model. Verifikasi, pengujian yang diusulkan. Implementasi solusi Gagal

Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Perhitungan Contoh Kasus AHP

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan sandang pangan maupun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Koperasi Simpan Pinjam atau koperasi kredit adalah salah satu jenis

METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN NOTEBOOK BERBASIS ANDROID

STUDI DALAM PENETAPAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JALAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY-ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SKRIPSI

PENDEKATAN FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING DALAM PENENTUAN PENUGASAN DELIVERY BERDASARKAN KRITERIA RUTE SKRIPSI ERICH SARAGIH

PENERAPAN METODE FUZZY AHP DALAM PENENTUAN SEKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI BALI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN DESTINASI WISATA UNGGULAN DI KOTA PALEMBANG

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

Desain Sistem Beasiswa Menggunakan Metode fuzzy

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

2 pengukuran kinerja masing-masing unit kerja. Model pengukuran kinerja yang digunakan di UNS saat ini masih bersifat manual yang cenderung mengedepan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN PENINGKATAN BESARAN BANDWIDTH INTERNET MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP DAN TOPSIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA... DAFTAR LAMBANG... DAFTAR GAMBAR...

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

Perangkat Lunak Perhitungan Perubahan Jabatan Dengan Menggunakan Fuzzy Analytical Hierarchy Process (studi kasus : UIN Sunan Ampel Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

BAB 2 LANDASAN TEORI

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDEKATAN MODEL FUZZY TIME SERIES DENGAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS UNTUK PERAMALAN MAHASISWA BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. membantu dalam pengolahan data sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat

EVALUASI PERFORMA SUPPLIER DENGAN METODA FUZZY AHP PADA LAYANAN CATERING DI PT GARUDA INDONESIA TESIS

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PEMILIHAN LOKASI SUMBER MATA AIR UNTUK PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH PEDESAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

PENENTUAN FAKTOR PRIORITAS MAHASISWA DALAM MEMILIH TELEPON SELULER MERK BLACKBERRY DENGAN FUZZY AHP ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1.! Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu alternatif pembangunan, terutama bagi negara atau daerah yang memiliki

PENERAPAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM MENENTUKAN SUPPLIER OBAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebuah keniscayaan. Semakin menarik media promosi yang dilakukan maka

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Karyawan merupakan sumber daya yang utama bagi perusahaan. Maju mundurnya

APLIKASI FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS PELANGGAN BERKUNJUNG KE GALERI (Studi Kasus di Secondhand Semarang)

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

Impelentasi Metode Promethee dan AHP pada Pemilihan Indekost di Telkom University. Risky Diatama

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TUGAS AKHIR MENGAPLIKASIKAN MODEL AHP ( ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ) DENGAN METODE FUZZY UNTUK MEMILIH BOBOT KRITERIA SUPPLIER

ISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana pariwisata dapat menunjang sektor lainnya. Dimana dari Pariwisata negara atau

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UTILIZATION OF F-AHP METHOD IN BRI FOR GIVING SELECTION OF KUR

Sistem Pendukung Keputusan Tata Kelola Pemerintahan pada Penilaian Desa Batulayang dengan Analytic Hierarchy Process

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik yang stand alone maupun yang online. Salah satu contoh penerapan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kepada pengembangan sektor jasa dan industri, termasuk di dalamnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB I PENDAHULUAN. Produksi Minyak Sawit Dunia, Gambar 1.1 Grafik Produksi Minyak Sawit Dunia, (FAO, 2010)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA AIR TERJUN SIPISO-PISO OLEH HARBI D GIRSANG

Penentuan Kriteria Pemilihan Lokasi IPAL Bersama Industri Tahu Tempe di Kelurahan Mojosongo dengan Pendekatan Fuzzy AHP

2.3.1 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penetapan Kriteria dan Sub Kriteria Pemilihan Pemasok Analytic Hierarchy Process

ANALISIS METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DENGAN PENDEKATAN LOGIKA FUZZY TESIS MEIDA SITANGGANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMILIHAN ALTERNATIF PENYEDIAAN BBK DI PT X DENGAN METODE ANP (ANALYTIC NETWORK PROCESS)-BOCR (BENEFIT, OPPORTUNITY, COST DAN RISK)

Aplikasi Fuzzy Analytical Hierarchy Process Dalam Seleksi Karyawan (Studi Kasus: Pemilihan Staf Administrasi Di PT. XYZ)

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pelanggan Terbaik Berbasis Web dengan Metode Yager pada CV. Sentana Prima Unggul Sidoarjo TUGAS AKHIR

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016

BAB III LANDASAN TEORI. kekurangan informai, dan kebenaran parsial (Akadiri et al. 2013)

PEMILIHAN LOKASI YANG OPTIMAL DENGAN HYBRID ANALYSIS

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan satu usaha Pemerintah Propinsi Sumatera Utara dalam meningkatkan potensi daerah yang mengalami perkembangan sangat pesat. Perkembangan pariwisata akan memberikan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat setempat, yakni dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, baik itu sosial, ekonomi, budaya, religi, bahasa dan juga lingkungannya. Luasnya pengaruh perkembangan pariwisata terhadap aspek kehidupan dapat dikaji secara mandiri. Disamping itu, pariwisata juga berperan besar dalam perluasan lapangan kerja, mendorong kegiatan-kegiatan industri penunjang, memperkenalkan keindahan alam dan budaya yang tak terlepas dari rasa untuk meningkatkan persaudaraan dalam lingkungan nasional dan internasional. Hal ini dikarenakan pariwisata sendiri menciptakan dampak ekonomi multiganda yaitu dampak langsung, tak langsung, ikutan, yang memberi peluang bagi tumbuhnya usaha dan peran masyarakat lokal dalam sektor kepariwisataan. Sumatera Utara yang mempunyai ragam icon pariwisata dalam hal pengembangan objek-objek wisata di Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari Alam (Nature), Budaya (culture) dan objek wisata lainnya seperti Kuliner, kesehatan, pendidikan, religi, agro dan bisnis. Pengembangan pariwisata diharapkan juga dapat menjadi Pro Poor (Pengentasan Penanggulangan Kemiskinan), Pro Growth (Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Kerakyatan) dan Pro Environment (Pembangunan berbasis Lingkungan) sesuai Tujuan Pembangunan Kepariwisataan dalam UU No.10 Tahun 2009 yaitu Peningkatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan

2 lingkungan, memajukan kebudayaan, meningkatkan cinta tanah air, memperkokoh jati diri dan memperkuat persatuan antar bangsa. Namun belum semua lokasi wisata yang ada di Sumatera Utara dikelola dengan baik. Dalam perkembangan pariwisata di Sumatera Utara masih menghadapi berbagai kendala yaitu Stagnasi dan menurunnya citra kepariwisataan hampir di semua daerah tujuan wisata di Indonesia dan termasuk di Sumatera Utara, belum terintegrasinya lintas daerah kabupaten/kota, masih lambatnya update data pariwisata, adanya krisis global yang menyebabkan menurunnya investasi di bidang pariwisata, terbatasnya SDM Profesional, terbatasnya anggaran promosi Pariwisata, kualitas infrastruktur rendah, pelayanan kepada wisatawan belum prima, belum berjalannya program bottom-up pariwisata, masih banyak objek-objek wisata tunggal sehingga kurang efisien, belum terintegrasi rencana-rencana pariwisata di dalam tata ruang sehingga mengurangi kepastian hukum dan masih belum sadarnya masyarakat disekitar objek wisata akan pentingnya sadar wisata/ sapta pesona. Penentuan prioritas terhadap sebuah program pengembangan daerah Wisata merupakan masalah Multi Criteria Decision Making (MCDM), karena pengambil keputusan dihadapkan pada beberapa kriteria dalam memberikan prioritas terhadap program pengembangan wisata. Salah satu pendekatan yang banyak digunakan dalam menyelesaikan persoalan MCDM adalah Analytic Hierarchy Process (AHP). AHP dapat menyelesaikan masalah yang menggabungkan data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Namun dalam memberikan penilaian dengan menggunakan skala saaty sering dianggap menjadi kelemahan dalam AHP. Karena dalam memberikan penilaiannya, pengambil keputusan lebih yakin memberikan penilaian dalam interval daripada memberikan penilaian dengan angka-angka pasti yang ada dalam skala saaty. Untuk mengatasi kelemahan AHP ini, maka digunakanlah bilangan fuzzy. Bilangan Fuzzy digunakan untuk mempresentasikan penilaian terhadap berbagai program pengembangan pariwisata, mengingat faktor ketidakpresisian yang diambil oleh pengambil keputusan ketika harus memberikan penilaian yang pasti dalam matriks pairwise comparison (perbandingan berpasangan). Sehingga penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul Studi Penentuan Prioritas Pengembangan

3 Pariwisata Propinsi Sumatera Utara dengan Fuzzy-Analytical Hierarchy Process. 1.2 Perumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana metode fuzzy AHP dapat digunakan untuk menentukan urutan prioritas program pengembangan Pariwisata di Propinsi Sumatera Utara yang dibahas dalam tulisan ini. 1.3 Batasan Masalah Menurut Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), PP No. 50 Tahun 2011 Tentang rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional terdapat 7 tempat wisata yang menjadi Rencana Pengembangan Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) di Propinsi Sumatera Utara. 1.4 Tinjauan Pustaka Menurut Tettamanzi (2001) dalam Kusuma Dewi et al (2006, hal: 1) menyatakan bahwa teori himpunan fuzzy merupakan kerangka matematis yang digunakan untuk mempresentasikan ketidakpastian, ketidakjelasan, ketidaktepatan, kekurangan informasi dan kebenaran parsial. Menurut Zimmermann (1991) dalam Kusuma Dewi et al (2006, hal: 5) secara matematis himpunan kabur à dalam himpunan semesta X adalah suatu himpunan pasangan berurutan : {( ( )) } Dimana adalah derajat keanggotaan dari, yang merupakan suatu pemetaan dari himpunan semesta ke selang tertutup [ ].

4 Thomas Lorie Saaty (1986) menguraikan metode AHP yang menjelaskan tentang pemodelan permasalahan dilakukan dengan cara memodelkan permasalahan secara bertingkat terdiri dari kriteria dan alternatif. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan urutan prioritas program pengembangan Pariwisata di Propinsi Sumatera Utara dengan menggunakan fuzzy- Analytical Hierarchy Process (AHP). 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat membantu Pemerintah Daerah, dalam hai ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sumatera Utara dalam menetapkan prioritas program pengembangan Pariwisata di Propinsi Sumatera Utara. 1.7 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Melakukan studi jurnal, buku, dan artikel di internet yang berhubungan dengan Fuzzy-Analytical Hierarchy Process (AHP) dan mengenai Pengembangan Pariwisata 2. Menggabungkan data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan kuesioner. 3. Menganalisa data dengan menggunakan Fuzzy-Analytical Hierarchy Process (AHP). Tahapan-tahapan dalam menganalisa data: a. Mengubah penilaian pengambil keputusan yang berupa variabel linguistik menjadi Triangular Fuzzy Number (TFN), dengan cara sebagai berikut :

5 b. Menentukan fuzzy synthetic extent dari matriks perbandingan berpasangan kriteria dan matriks perbandingan berpasangan alternatif-alternatif yang unsurunsurnya telah berupa TFN. c. Membandingkan nilai fuzzy synthetic extent. d. Setelah memperoleh hasil dari perbandingan nilai fuzzy synthetic extent, maka kita cari nilai minimum dari hasil perbandingan yang dilakukan. e. Melakukan normalisasi terhadap bobot prioritas. f. Mencari total bobot prioritas untuk masing-masing alternatif (Program pengembangan pariwisata) dengan cara mengalikan nilai prioritas dari masingmasing alternatif yang dibandingkan dari tiap kriteria dengan nilai prioritas dari kriteria.