BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram...

BAB I PENDAHULUAN. Balai Kota Denpasar di Lumintang 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

BAB III METODE PERANCANGAN

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

BAB III METODE PERANCANGAN. teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan, sehingga dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal antara lain latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian.

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam metode perancangan ini, berisi tentang kajian penelitian-penelitian

Organisasi merupakan suatu wadah yang memiliki dimensi sistem sosial dan. kepentingan bersama, karena terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Seminar Tugas Akhir

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak Sapi Bali di Kabupaten Tabanan 1

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

RESORT HOTEL DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

BAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang

KATA PENGANTAR. 1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana,MT,Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Proyek.

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Pasar Umum Sukawati. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

BAB III METODE PERANCANGAN. dapat digunakan ialah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif merupakan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN UNIVERSITAS DHYANA PURA DI BADUNG 1

BAB III METODE PERANCANGAN

SEASIDE HOTEL DI JEPARA BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HOTEL WISATA BINTANG TIGA DI KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II PEMAHAMAN TERHADAP TOKO MODERN BAHAN BANGUNAN

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR 135. LP3A - Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini.

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. yang bersifat ilmiah. Langkah-langkah ini meliputi survei obyek-obyek studi

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

BAB I PENDAHULUAN. Maksud perencanaan dan perancangan hotel resort ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Judul Proyek. Kota Jakarta adalah tempat yang dianggap menyenangkan oleh mayoritas

BAB I PENDAHULUAN. City Hotel di Denpasar

Pusat Kawasan Wisata Candi Gedongsongo BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ISLAMIC CENTER DI TUBAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBOLISM YANG BERFILOSOFI ISLAM LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Perancangan. adalah melalui jalur pariwisata.

masjidlah Rasulullah membina generasi pertama Islam. Maka pertanyaan tentang keterlibatan masjid kampus dalam pusat perkembangan Islam, adalah

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

CITY HOTEL BINTANG 3 DI PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ibu kota negara Indonesia. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa.

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan muncul setelah melihat potensi kebudayaan di Madura

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

LAKE RESORT HOTEL DI KAWASAN WADUK DARMA Penekanan Desain Neo Vernacular

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. C I T Y H O T E L B I N T A N G 3 D I S E M A R A N G I m a n t a k a M u n c a r

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Secara umum pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, manfaat, teknik perancangan, dan sistematika penulisan dalam perancangan Toko Modern Bahan Bangunan di Kabupaten Badung. 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan pada saat ini sudah merambah berbagai jenis bangunan diantaranya gedung dan instalasi, jembatan, sistem irigasi, serta kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan sektor perumahan. Hal ini akan memunculkan konsukuensi pada munculnya peluang usaha yang mampu menyediakan berbagai kebutuhan untuk proses mendirikan bangunan bangunan ini, diperlukan alat - alat bangunan dan bahan bangunan yang mendukung sarana perkembangan pembangunan. Konsumen bahan bangunan saat ini tidak hanya terpaku pada jenis bahan bangunan maupun harganya, tapi sudah menunjukkan ketertarikannya akan kualitas, bentuk dan merek serta kelas suatu bahan bangunan. Bahkan beberapa konsumen menuntut adanya 1

kenyamanan dan kemudahan dalam berbelanja bahan bangunan layaknya berbelanja di supermarket. Toko modern bahan bangunan merupakan pengembangan dari toko material yang sudah dikenal sebelumnya, yang menawarkan konsep one stop shoping. Toko modern bahan bangunan tidak hanya didatangi oleh kontraktor dan pekerja bangunan namun pengunjungnya juga merupakan pemilik rumah atau bangunan yang akan memilih sendiri produk - produk bahan bangunan yang akan dipasang dirumahnya atau pada bangunannya. Konsumen dapat memilih sendiri dan berkonsultasi dengan petugas terkait penggunaan atau memilih produk yang sesuai dengan konsep rumah atau bangunan yang hendak dibangun / direnovasi. Juga terdapat fasilitas yang lebih lengkap seperti alat pembayaran modern, ATM serta fasilats drive-tru bagi konsumen yang ingin berbelanja bahan bangunan dan hanya memiliki waktu yang singkat tetapi fasilitas drive-tru ini terbatas pada material yang bersifat ringan, seperti : cat, paku, palu, dan jenis material ringan lainya. Selain itu toko modern bahan bangunan dilengkapi fasilitas ruangan 3 (tiga) dimesi dilengkapi proyektor sebagai tolak ukur penggunaan material bahan bangunan, yang dapat memberikan perbandingan material yang akan digunakan untuk membangun rumah / bangunan. Kabupaten Badung sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Bali memiliki posisi yang sangat strategis dalam perkembangan pembangunan dengan memiliki pusat pusat tujuan wisata, sehingga perkembangan pembangunan meningkat dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 (BPS Kabupaten Badung, 2013), hal ini juga dikarenakan pertumbuhan penduduk di Kabupaten Badung juga meningkat. Dari data perkembangan pembangunan di Kabupaten Badung tahun 2011 sebesar 25,65% dan meningkat sebesar 6,44% pada tahun 2012 yaitu 32,09%, terdiri dari pembangunan rumah tinggal 9,75%, pembangunan perdagangan, hotel dan restoran 14,275, dan pembangunan fasilitas umum 8,07%, dan perkembangan penduduk di Kabupaten Badung tahun 2011 sebesar 399.861 juta penduduk dan meningkat sebesar 20.214 juta penduduk pada tahun 2012 yaitu sebesar 420.075 juta jiwa, maka sangatlah perlu untuk membangun tempat/fasilitas peyedia bahan bangunan dengan suasana nyaman dan fleksibel, karena jumlah toko modern bahan bangunan jumlahnya sangat tebatas. Seperti misalnya di Kabupaten Badung, dari semua permintaan bahan bangunan hanya 40% yang terserap 2

oleh toko modern bahan bangunan yang sudah ada sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh kurang memadainya fasilitas maupun tempat yang disediakan sebelumnya (BPS Kabupaten Badung, 2013). Kabupaten Badung sebagaimana ditetapkan dalam Perda Nomor 26 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Badung Tahun 2013-2033, mengalami sedikit perubahan dari sebelumnya (Perda Nomor 29 Tahun 1995 tentang RTRW Kabupaten Badung). Perubahan strategi sistem perwilayahan di Kabupaten Badung merupakan konsekuensi dari ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan (Kawasan Sarbagita). Dalam Peraturan Presiden tersebut, diatur bahwa dari 5 (lima) wilayah Kecamatan di Kabupaten Badung yakni Kuta ditetapkan sebagai bagian dari Kawasan Perkotaan Sarbagita yang telah berkembang menjadi Kawasan Metropolitan. Kecamatan Kuta terletak antara 08º38 44.2 ls dan 115º09 42.3 bt dengan ketinggian sekitar 65 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Kuta secara keseluruhan termasuk daerah dengan iklim tropis dengan suhu maksimum kurang lebih 34C dan minimum kurang lebih 28C dan memiliki curah hujan rata-rata 28.398 mm/tahun Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan yang merupakan mata pencaharian utama penduduk. Pariwisata yang dikembangkan di kecamatan kuta adalah pariwisata yang berbasis alam dan budaya yaitu wisata budaya, pantai dan desa wisata, seiring perkembangan pariwisata, maka diperlukan fasilitas akomodasi baik hotel berbintang maupun melati (http://www.kabupatenbadung.go.id). Pendekatan wilayah perancangan toko modern bahan bangunan di Kabupaten Badung ini dirancang secara administratif terletak di wilayah Kabupaten Badung sebagai Kabupaten yang perkembangan pembunganannya sangat pesat. Oleh karena itu keberadaan sarana ini harus sejalan dengan peraturan peraturan daerah yang telah ada sehingga nantinya diharapkan dapat selaras dengan lingkungan dan bentuk bentuk arsitektur disekitarnya. Dari pertimbangan di atas, maka tema yang dipilih pada toko modern bahan bangunan di Kabupaten Badung ini adalah Arsitektur Neo Vernakular. Dipilihnya tema Arsitektur Neo Vernakular diartikan sebagai konsumen bahan bangunan yang datang ke toko modern bahan bangunan ini yang ingin membeli kebutuhan bahan bangunan untuk 3

bangunannya dengan konsep nyaman dan fleksibel, serta dapat menjadikan solusi dalam penyediaan material bahan bangunan guna menunjang silkus perkembangan toko modern bahan bangunan. Langgam arsitektur neo vernakular menjabarkan bahwa arsitektur neo vernakular merupakan suatu penerapan elemen arsitektur yang telah ada, baik fisik (bentu dan konstruksi) maupun non fisik (konsep, filosopi dan tata ruang) dengan tujuan melestarikan unsur-unsur lokal yang telah terbentuk secara empiris oleh sebuah tradisi yang kemudian sedikit atau banyaknya mangalami pembaruan menuju suatu karya yang lebih modern atau maju tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi setempat yang berkonteks dengan lingkungan sumber daya setempat yang dibangun oleh suatu masyarakat dengan menggunakan teknologi sederhana untuk memenuhi kebutuhan karakteristik yang mengakomodasi nilai ekonomi dan tantanan budaya masyarakat dari masyarakat tersebut. Arsitektur neo vernacular merupakan arsitektur yang konsepnya pada prinsipnya mempertimbangkan kaidah-kaidah normative, kosmologis, peran serta budaya lokal dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara bangunan, alam, dan lingkungan sekitar. Arsitektur neo vernakular, tidak hanya menerapkan elemen-elemen fisik tapi juga elemen non fisik (http://ahluldesigners.blogspot.com/2012/08/arsitektur-neo-vernakular-a.html). Saranan dan prasarana yang dibutuhkan toko modern bahan bangunan antara lain : R. Pusat informasi, R. Kasir, R. Stand Penjualan, R. Promo, R. 3 Dimensi, Kantin, Pura, Parkir, R. Drive-true, Gudang, R. Pemilik, R. Manajer, R. Cleaning Service, R. Peralatan, Loker, Pos Satpam, Tempat Pembuangan Sampah Sementara, R. Cleaning Service. Produk pada toko modern bahan bangunan akan dikategorikan sebagai berikut: Paint & Sundries, Flooring, Bath & Kitchen, Door & Window, Plumbing, Building Material, Electrical & Lighting, Building Hardware, Tools & Hobbies. Dari uraian uraian permasalahan diatas maka diharapkan, sangatlah penting dilakukan pembangunan toko modern bahan bangunan di Kabupaten Badung. Dengan dikembangkannya toko modern bahan bangunan ini, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bahan bangunan, mewadahi kebutuhan konsumen bahan bangunan, serta memberikan fasilitas yang nyaman dan fleksibel bagi civitas yang akan terlibat didalam Toko Modern Bahan Bangunan di Kabupaten Badung. 4

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah - masalah sebagai berikut: 1. Siapa saja pelaku kegiatan pada Toko Modern Bahan Bangunan di Kabupaten Badung? 2. Ruang atau fasilitas apa yang dibutuhkan pada Toko Modern Bahan Bangunan di Kabupaten Badung? 3. Dimanakah lokasi yang sesuai dengan kebutuhan dan peraturan peraturan yang terkait tentang Toko Modern Bahan Bangunan di Kabupaten Badung? 1.3 Tujuan dan Sasaran Dari hasil perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah: 1. Menentukan pelaku kegiatan pada Toko Modern Bahan Bangunan di Kabupaten Badung. 2. Menentukan jenis ruang dan fasilitas yang digunakan untuk merancang Toko Modern Bahan Bangunan di Kabupaten Badung. 3. Menentukan dimana lokasi Toko Modern Bahan Bangunan di Kabupaten Badung ini akan dirancang sesuai dengan kebutuhan dan peraturan peraturannya. Dari hasil perumusan masalah dan tujuan di atas, maka sasaran dari penelitian yang dilakukan adalah : Menghasilkan sebuah rumusan konsep perancangan tata ruang dalam dan tata ruang luar agar dapat mengekspresikan bangunan dengan lagam arsitektur vernacular serta menyesuaikan dengan lingkungan sekitar pada toko modern bahan bangunan sebagai wadah bagi konsumen untuk bertukar pikiran mengenai suatu produk dengan suasana yang nyaman dan fleksibel. 1.4 Manfaat Berdasarkan tujuan yang telah disampaikan di atas, maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat secara teoritis a. Bagi penulis sebagai bahan pembanding antara teori yang didapat di bangku kuliah dan fakta di lapangan. b. Bagi peneliti berikutnya penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan 5

penelitian sejenis dan sebagai pengembangan penelitian lebih lanjut. c. Bagi pembaca merupakan bahan informasi tentang toko modern bahan bangunan 2. Manfaat secara praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi calon investor sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan investasi di industri bahan bangunan. 1.5 Teknik Perancngan Teknik perancangan yang digunakan memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam toko modern bahan bangunan, dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu : 1. Jenis Data a. Data Kualitatif (Data berupa Bukan Angka) b. Data Kuantitatif (Data berupa Angka) 2. Sumber Data a. Data Primer Merupakan data yang didapatkan langsung dari lapangan. Misalnya : hasil survey, observasi langsung dan wawancara. b. Data Sekunder Merupakan data penunjang yang didapatkan tidak langsung dari lapangan dan dari dokumen - dokumen tertentu. Misalnya : penelusuran pustaka, dokumen (deskripsi, gambar, foto, sketsa, dll.). 3. Teknik Pengumpulan Data a. Studi Literatur Studi literatur ini digunakan untuk : 1) Mengetahui jenis masalah yang ada dengan tujuan dapat menambah pemahaman mengenai segala elemen yang ada dan teknis yang digunakan pada toko modern bahan bangunan. 2) Mengetahui teori - teori tentang segala elemen yang mendukung penyelesaian masalah pada perancangan toko modern bahan bangunan ini dan mengetahui layak atau tidaknya perancangan tersebut. b. Pengamatan Di Lapangan Pengamatan lapangan difungsikan untuk : 6

1) Memperoleh data tentang lingkungan sekitar, pengaruh lokasi tersebut dengan lingkungan sekitar, dan segala jenis aturan pada daerah tersebut serta mengetahui kelebihan lahan terhadap lingkungan. 2) Mengetahui segala jenis informasi lokasi tersebut, dan karakter dari lokasi tersebut. 4. Analisis Data Analisis data yang akan digunakan adalah dengan meringkas dan memilah seluruh data yang telah dikumpulkan, kemudian menyajikannya secara sistematis. Selanjutnya, data -data tersebut diolah, ditafsirkan dan dimaknai. 1.6 Sistematika Penulisan Seminar tugas akhir ini terdiri dari bab yang saling berhubungan antara bab satu dengan bab yang lainnya dan disusun secara terperinci dan sistematis. Untuk memberikan gambaran dan mempermudah pembahasan tentang seminar ini, sistematika dari masing - masing bab dapat diperinci sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Secara umum pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, manfaat, teknik perancangan, dan sistematika penulisan dalam perancangan Toko Modern Bahan Bangunan di Kabupaten Badung. Bab II Pemahaman Terhadap Toko Modern Bahan Bangunan Secara garis besar pada Bab II akan dibahas pemahaman teori Toko Modern, teori Bahan Bangunan, pemahaman proyek sejenis yaitu Depo Bangunan di Kota Denpasar, Depo Bagoes Bangunan di Kabupaten Gianyar, dan Mitra 10 di Kota Denpasar, dan spesifikasi umum Toko Modern Bahan Bangunan. Bab III Tinjauan Wilayah Perancangan Pada Bab ini akan membahas tentang aspek fisik dan non fisik dari lokasi Toko Modern Bahan Bangunan di Kabupaten Badung, analisis SWOT strength (kekuatan/potensi), weakness (kelemahan), opportunity (peluang/kesempatan), dan treathness (tantangan/hambatan)) dan spesifikasi khusus proyek. 7

Bab IV Tema dan Program Ruang Pada Bab ini akan membahas tentang Tema dan Program Ruang Toko Modern Bahan Bangunan di Kabupaten Badung, yang meliputi tema dan langgam rancangan, program fungsional, program performasi, program arsitektural, dan program tapak Toko Modern Bahan Bangunan di Kabupaten Badung. Bab V Konsep Perancangan Bab ini akan membahas mengenai konsep-konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan Toko Modern Bahan Bangunan di Kabupaten Badung, yang terdiri dari konsep perancangan tapak, konsep perancangan bangunan, dan konsep utilitas. 8