BAB 2 LANDASAN TEORI. Anak anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames Of Mind: The Theory

BAB 1 PENDAHULUAN. Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames Of Mind: The Theory Of. kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal.

Logika Matematika. Logika Matematika. Jurusan Informatika FMIPA Unsyiah. September 26, 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen ini menggunakan desain True Experimental tipe Randomized. Pretest-Posttest Conttrol Group Design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pringsewu

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Objek

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Medan yang beralamat di Adam

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jadi penting itu baik, tapi jadi baik jauh lebih penting

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Sebelum hasil penelitian disajikan, maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. evaluasi akhir pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Dengan: 0 : Pretes / Posttes : Pembelajaran berbantuan computer Cabri 3D

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasi data menjadi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk menentukan cara yang digunakan untuk menjawab pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Logika. Arum Handini Primandari, M.Sc. Ayundyah Kesumawati, M.Si.

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Tunas Mekar Indonesia yang terletak di Jalan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan prestasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Gorontalo. Januari 2013, bertempat di SMK Negeri 1 Gorontalo kelas XI.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang diperoleh selama pelaksanaan pembelajaran matematika dengan

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Natar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran dengan metode konvensional sebagai kelas control. Teknik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X di SMA Negeri 2 Limboto,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang akan menganalisis korelasi antara

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. 2012/2013. Penelitian ini dilakukan empat tahap dimulai dari tahap persiapan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Merdeka Jombor yang beralamat Jl. Tentara Pelajar, Kecamatan Sukoharjo.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 6 LOGIKA MATEMATIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, lama bekerja. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pembangunan Surakarta, untuk pelaksanaan treatment (perlakuan) terhadap latihan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA)

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian yang bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas VIIIA - VIIIG. Pengambilan sampel dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Kandanghaur kabupaten Indramayu. Sampel pada penelitian ini adalah siswa

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu

Unit 6 PENALARAN MATEMATIKA. Clara Ika Sari Budhayanti. Pendahuluan. Selamat belajar, semoga Anda sukses.

BAB III METODE PENELITIAAN. mengetahui pengaruh yang muncul. Dalam penelitian ini penulis melakukan

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menentukan desain penelitian maka hal tersebut sangatlah

BAHAN AJAR LOGIKA MATEMATIKA

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Anak Ratu Aji, Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 yang

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 17 Bandarlampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan model pembelajaran kooperatif Giving Question and Getting Answer

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Logis Matematis Anak anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan pola dari usia yang sangat muda. Mereka menikmati berhitung dan dengan cepat belajar menambah, mengurangi, mengalikan dan membagi. Selain itu, anak anak yang terampil dalam matematika cepat memahami konsep waktu, anak anak yang cerdas secara matematis senang melihat pola dalam informasi mereka dan dapat mengingat bilangan dalam pikiran mereka untuk jangka waktu yang lebih panjang. Dengan teori kecerdasan ganda Howard Gardner menekankan, bahwa kesamaan dari semua individu yang berhasil adalah bagi mereka yang memiliki perpaduan yang kuat dari paling sedikit empat sampai lima dari tujuh kecerdasan yang dijelaskan Dr. Howard Gardner. Dari hasil analisa tersebut Howard Gardner membagi kecerdasan menjadi tujuh kategori yaitu : a. Kecerdasan linguistik (kemampuan berbahasa dan merangkai kata) b. Kecerdasan logis matematis (berhitung, matematika, bermain dengan angka. c. Kecerdasan spasial visual (kemampuan berimajinasi dengan ruang dan warna)

13 d. Kecerdasan musical (kemampuan bermusik, menyanyi, memainkan instrumen) e. Kecerdasan kinestesis/gerak tubuh (kemampuan berolahraga, menari, senam) f. Kecerdasan intrapersonal (kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi) g. Kecerdasan interpersonal (kemapuan mengenal dan memahami diri sendiri) Berikut ini akan dijelaskan butir mengenai kecerdasan logis matematis. Kecerdasan logis matematis adalah kemampuan seseorang untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola dan pemikiran logis dan ilmiah. Kecerdasan ini juga mencakup kemampuan untuk mengolah angka, matematika, dan juga hal - hal lain yang berhubungan dengan angka. Kecerdasan logis matematis mempunyai ciri ciri antara lain : a. Menghitung problem aritmatika dengan cepat diluar kepala b. Menikmati penggunaan bahasa komputer atau program logika c. Suka menanyakan pertanyaan logis Mengapa langit biru? d. Menjelaskan masalah secara logis e. Merancang eksperimen untuk menguji hal hal yang tidak dimengerti f. Mudah memahami sebab akibat g. Menikmati pelajaran matematika, IPA dan berprestasi tinggi Kekurangan kecerdasan logis matematis mengakibatkan sejumlah besar problema individu dan budaya. Tanpa kepekaan terhadap bilangan, seseorang kemungkinan besar tertipu oleh harapan harapan tidak realistis akan

14 memenangkan sebuah undian atau membuat keputusan keuangan yang keliru, dia juga cenderung gagal dalam berbagai tugas yang memerlukan matematika praktis. 2.2 Pernyataan Majemuk Logika Matematika Penekanan logika pada penarikan kesimpulan tentang validitas suatu argument untuk mendapatkan kebenaran yang bersifat abstrak, yang dibangun dengan memakai kaidah- kaidah dasar logika tentang kebenaran dan ketidakbenaran yang menggunakan perangkai logika, yakni: dan (Konjungsi), atau (Disjungsi), jika maka (Implikasi), dan jika dan hanya jika ( Biimplikasi). Tabel 2.1 Perangkai dan Simbolnya Perangkai Simbol Dan (Konjungsi) Atau (Disjungsi) v Jika maka (Implikasi) Jika dan hanya jika (Biimplikasi) Suatu pernyataan dapat bernilai benar atau salah, sehingga ada dua kemungkinan nilai untuk tiap satu pernyataan yaitu benar (B) atau salah (S). Oleh karena itu, untuk gabungan dua pernyataan p dan q (pernyataan majemuk) mempunyai komposisi nilai kebenaran ( τ ). Dengan kata lain suatu pernyataan

15 majemuk tidak diharuskan memiliki hubungan antara komponen komponennya. Hal itu merupakan sifat yang mendasar di dalam logika matematika. 2.2.1 Konjungsi Konjungsi adalah pernyataan majemuk yang menggunakan kata hubung dan dilambangkan dengan. Konjungsi pernyataan p dan pernyataan q adalah (p q ) Suatu konjungsi akan mempunyai nilai benar, jika kedua pernyataan benar, tetapi, jika salah satu atau kedua duanya bernilai salah, maka konjungsi itu bernilai salah. Tabel 2.2 Nilai Kebenaran Pernyataan Konjungsi P q p q B B B B S S S B S S S S Contoh pernyataan majemuk konjungsi adalah : Surabaya ibukota provinsi Jawa Timur dan 7 adalah bilangan genap Maka dapat disimpulkan : p : Surabaya ibukota provinsi Jawa Timur, berarti τ ( p ) = B q : 7 adalah bilangan genap, berarti τ ( q ) = S, Berarti τ ( p q ) = S. 2.2.2 Disjungsi

16 Disjungsi adalah pernyataan majemuk yang menggunakan kata hubung atau dilambangkan dengan v. Disjungsi pernyataan p dan pernyataan q adalah (p v q). Suatu disjungsi akan mempunyai nilai salah, jika kedua pernyataan salah,tetapi, jika salah satu atau kedua duanya bernilai benar, maka disjungsi itu bernilai benar. Tabel 2.3 Nilai Kebenaran Pernyataan Disjungsi P q p q B B B B S B S B B S S S Contoh pernyataan majemuk disjungsi adalah : Semua bilangan prima ganjil atau jumlah sudut sudut dalam segitiga adalah 180 Maka dapat disimpulkan : p : Semua bilangan prima ganjil, berarti τ ( p ) = S q : Jumlah sudut sudut dalam segitiga adalah 180, berarti τ ( q ) = B Berarti τ (p v q) = B.

17 2.2.3 Implikasi Implikasi atau pernyataan bersyarat adalah pernyataan majemuk dari pernyataan p dan pernyataan q yang berbentuk ( p q ) yang dibaca : a. jika p, maka q b. bila p, maka q c. p hanya jika q d. p syarat cukup bagi q e. q syarat perlu bagi p p disebut anteseden (sebab) dan q disebut sebagai konsukuen (akibat). Jadi, suatu implikasi menyatakan hubungan sebab akibat walaupun pada dasarnya nilai kebenaran suatu pernyataan majemuk tidak diharuskan ada hubungan antara komponen komponen pembentuknya. Suatu implikasi bernilai salah bila p bernilai benar dan q bernilai salah namun yang lainnya bernilai benar. Tabel 2.4 Nilai Kebenaran Pernyataan Implikasi P q p q B B B B S S S B B S S B Contoh pernyataan majemuk implikasi adalah : Jika 3 log 9 = 3, maka 3 adalah bilangan genap Maka dapat disimpulkan: p : 3 log 9 = 3, berarti τ ( p ) = S

18 q : 3 adalah bilangan genap, berarti τ ( q ) = S, Berarti τ ( p q ) = B. 2.2.4 Biimplikasi Biimplikasi atau implikasi dua arah adalah pernyataan majemuk dari pernyataan p dan pernyataan q yang berbentuk ( p q ) yang dibaca p jika dan hanya jika q. Suatu biimplikasi bernilai benar bila kedua pernyataan mempunyai nilai kebenaran yang sama. Tabel 2.4 Nilai Kebenaran Pernyataan Biimplikasi P q p q B B B B S S S B S S S B Contoh pernyataan majemuk biimplikasi adalah : Jika 3 log 27 = 3, jika dan hanya jika 3 3 = 27 Maka dapat disimpulkan : p : 3 log 27 = 3, berarti τ ( p ) = B q : 3 3 = 27, berarti τ ( q ) = B Berarti τ ( p q ) = B.

19 2.3 Uji Kenormalan Uji kenormalan dilakukan secara parametric dengan menggunakan penaksir ratarata dan simpangan baku. Uji yang digunakan dikenal dengan nama Uji Lilliefors. Untuk pengujian hipotesis nol ada beberapa prosedur yang dilakukan sebagai berikut: a. Pengamatan x 1, x 2,,x n dijadikan bilangan baku z 1, z 2,,z n dengan menggunakan rumus b. Hitung peluang F(z i ) = P( z i ) c. Selanjutnya dihitung proporsi S(z i ) z 1, z 2,, z n yang lebih kecil atau sama dengan z i yaitu dengan rumus: S(z i) = d. Hitung selisih F(z i ) S(z i ) kemudian tentukan harga mutlaknya dan untuk menentukan harga Lilliefors yaitu nilai yang paling besar e. Dengan criteria pengujian sebagai berikut: L hit L tab maka H 0 diteriama, tapi jika L hit > L tab maka H 0 ditolak 2.4 Uji Chi kuadrat Dengan menggunakan uji chi kuadrat dengan rumus: ( ) (Djarwanto, 2003 : 5 ) Keterangan : Chi Kuadrat

20 Frekuensi yang diperoleh Frekuensi yang diharapkan Banyak kelas Derajat kebebasan Ketentuan yang digunakan adalah jika > maka H 0 ditolak,tapi jika maka H 0 diterima dengan taraf signifikasi 5% dengan db = k 1. 2.5 Uji Homogenitas Selanjutnya untuk mengetahui data ubahan penelitian varians yang homogen maka dilakukan uji F sebagai berikut : ( Sudjana, 1994 : 250 ) Kemudian nilai F hitung disesuaikan dengan F tabel pada taraf signifikasi α, jika F hitung < F tabel berarti data adalah memiliki varians homogen. 2.6 Uji Korelasi Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana dan seberapa besarkah hubungan variabel X dengan variabel Y. Untuk hubungan variable tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

21 Koefisien korelasi antara X dan Y ( )( ) ( ) ( ) ] ( ) ( ) Keterangan: Banyaknya data atau anggota Anggota pada variabel bebas Anggota pada variabel terikat Korelasi dilambangkan dengan ( r ) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga ( -1 r +1 ). Apabila r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat sedangkan arti harga r akan disesuaikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut:

22 Tabel 2.5 Interpretasi Koefisien Korelasi Positif Nilai r Interval Koefisien 0,80 1,000 0,60 0,799 0,40 0,599 0,20 0,399 0,00 0,199-0,80 (-1,000) -0,60 (-0,799) -0,40 (-0,599) -0,20 (-0,399) -0,00 (-0,199) Tingkat Hubungan Sangat Kuat (positif) Kuat (positif) Cukup Kuat (positif) Rendah (positif) Sangat Rendah (positif) Sangat Kuat (negatif) Kuat (negatif) Cukup Kuat (negatif) Rendah (negatif) Sangat Rendah (negatif) 2.6 Hipotesis H 0 = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y H 1 = Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y Kriteria Pengujian t hit t tab, maka H 0 diterima t hit t tab, maka H 0 ditolak