BAB II PROFIL UNIT PEMBANGKITAN MUARA KARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL UNIT PEMBANGKIT PLTU MUARA KARANG

BAB II TINJAUAN UMUM PT. PJB (PEMBAKITAN JAWA BALI) UP MUARA KARANG

BAB II PLTU MUARA KARANG

BAB III PENGUMPULAN DATA. Pusat Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) Muara Karang terletak ditepi pantai

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

BAB II LANDASAN TEORI

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

Dosen Pembimbing : Ir. Teguh Yuwono Ir. Syariffuddin M, M.Eng. Oleh : ADITASA PRATAMA NRP :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

MAKALAH PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS (PLTG) DAN PEMBANGKIT LISRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

BAB I PENDAHULUAN. Pusat listrik tenaga gas (PLTG) adalah Salah satu jenis pembangkit listrik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

SEJARAH DAN STRUKTUR ORGANISASI PT INDONESIA POWER

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II ISI. 2.1 Komponen Penting PLTU Penanganan Batubara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

Apa itu PLTU? Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik.

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS UNJUK KERJA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) PADA PLTGU MUARA TAWAR BLOK 5 ABSTRAK

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

MODUL 5A PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)

SISTEM TENAGA LISTRIK

MAKALAH PEMBANGKIT LISRIK TENAGA UAP

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK

ANALISIS PEMBANGUNAN PLTU MADURA KAPASITAS 2 X 200 MW SEBAGAI PROGRAM MW PT. PLN BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU MADURA

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

BAB VI PENATAAN PIPA BAHAN BAKAR MFO UNTUK MAIN DIESEL

ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN

ANALISIS PENGARUH PEMAKAIAN BAHAN BAKAR TERHADAP EFISIENSI HRSG KA13E2 DI MUARA TAWAR COMBINE CYCLE POWER PLANT

BAB 1 PENDAHULUAN. selatan pulau Jawa, Desa Sukorejo, Kecamatan Sudimoro, sekitar 30 km arah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI

PLTU (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP)

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Efisiensi PLTU batubara

Permasalahan. - Kapasitas terpasang 7,10 MW - Daya mampu 4,92 MW - Beban puncak 31,75 MW - Defisit daya listrik 26,83 MW - BPP sebesar Rp. 1.

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK. PROSES SINKRON GENERATOR PADA PEMBANGKIT di PT. GEO DIPA ENERGI UNIT I DIENG

ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses

ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASHING TERHADAP EFISIENSI KOMPRESOR DAN EFISIENSI THERMAL TURBIN GAS BLOK 1.1 PLTG UP MUARA TAWAR

ANALISA PEMBEBANAN DAN BIAYA PRODUKSI ENERGI LISTRIK PADA PLTU BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB III TEORI DASAR KONDENSOR

ANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Terhadap Objek Studi PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Soekarno Hatta mempunyai tugas pokok menyediakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Gambar 1.1. Proses kerja dalam PLTU

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT PENGELOLAAN B3 Sub Direktorat Inventarisasi Penggunaan B3

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini

INOVASI PEMANFAATAN BRINE UNTUK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN. PT Pertamina Geothermal Energi Area Lahendong

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Neraca Listrik Domestik Indonesia [2].

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. (BFO, mei 2010), mendorong kilang-kilang kelas dunia terus berusaha memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. listrik. Adapun pembangkit listrik yang umumnya digunakan di Indonesia yaitu

ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ( PLTU ) UNIT 3 DAN 4 GRESIK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI TINGKAT KEBERHASILAN KINERJA KEUANGAN PADA PT PEMBANGKITAN JAWA BALI KANTOR PUSAT RANGKUMAN TUGAS AKHIR

ANALISA PERFORMANSI KETEL UAP DENGAN KAPASITAS 260 TON/JAM DAN TEKANAN 86 BAR DI UNIT 3 PADA PLTU SEKTOR PEMBANGKIT BELAWAN

Steam Power Plant. Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU

PRESENTASI P3 SKRIPSI PENENTUAN PARAMETER TURBIN GAS UNTUK PENAMBAHAN HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR DAN PENINGKATAN PERFORMA PADA BLOK 2 PLTGU GRATI

BAB 1 PENDAHULUAN. generator. Steam yang dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation).

Memahami sistem pembangkitan tenaga listrik sesuai dengan sumber energi yang tersedia

ANALISIS EFISIENSI TURBIN GAS TERHADAP BEBAN OPERASI PLTGU MUARA TAWAR BLOK 1

ANALISA EXERGI SISTEM KOGENERASI SIKLUS KOMBINASI

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan energi yang dihasilkan dari sumber energi lain

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan PT. Semen Padang. PT. Semen Padang memerlukan

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

PERENCANAAN PEMANFAATAN MARINE FUEL OIL (MFO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ENGINE DIESEL MaK

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

SEMINAR ELEKTRIFIKASI MASA DEPAN DI INDONESIA. Dr. Setiyono Depok, 26 Januari 2015

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSEDUR OPERASI TURBIN GAS PT. PJB UP MUARA KARANG

ANALISIS SIKLUS KOMBINASI TERHADAP PENINGKATAN EFFISIENSI PEMBANGKIT TENAGA

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 2 Mei 2015; 47-52

ANALISA PERFORMANSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) SICANANG BELAWAN

Transkripsi:

BAB II PROFIL UNIT PEMBANGKITAN MUARA KARANG 2.1 Gambaran Umum Unit pembangkit Muara Karang dioperasikan pertama kali pada tahun 1979. Pada awalya dikelola oleh PT Pembangkit dan Penyaluran Jawa Bagian Barat PLN (PT KJB), yang dikenal sebagai sektor Muara Karang. Akibat adanya rekonstruksi di tubuh PT. PLN (Persero) pada tahun 1995, maka lahir dua anak perusahaan pada tanggal 3 Oktober 1995, yaitu PT. PLN Pembangkit Tenaga Listrik Jawa Bali I dan II, yang lazim disebut PT. PLN PJB I dan PT. PLN PJB II Pada tahun 1997, sektor Muara Karang berubah namanya menjadi PT. PLN Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali II-Unit Pembangkitan Muara Karang ( PT. PJB II UP Muara Karang). Pada tahun 1991, dengan berdasarkan SK Direksi No. 045.K/023/DIR/1998, maka dilakukan pemisahan struktur organisasi UP (Unit Pembangkit) dan UB (Unit Bisnis). Kemudian pada tahun 2000, tepatnya pada tanggal 3 Oktober 2000 PT. PLN PJB UP II berubah nama menjadi PT. PJB (PT. Pembangkitan Jawa Bali). 2.1.1 Lokasi dan Letak Unit pembangkitan (UP) Muara Karang mempunyai dua lokasi yang terdiri dari, PLTU dan PLTGU Muara Karang. Lokasi PLTU Muara Karang terletak di sebelah timur muara sungai Karang, yang sekaligus sebagai kantor pusat. PLTU Muara Karang dibangun di atas tanah seluas ± 41,5 hektar, yang terdiri dari ± 12 hektar untuk bangunan sentral, dan ± 29,5 hektar untuk sarana penunjang, seperti gedung, perumahan operator, dan lain-lain. Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pusat Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang terletak di sebelah barat muara sungai Karang, Pluit-Jakarta.

2.1.2 Kegiatan Usaha Kegiatan inti UP Muara Karang adalah memproduksi energi listrik. Rata-rata 5.286 Gwh per tahun dengan total daya 1.208 MW. Energi tersebut disalurkan melalui jaringan Transmisi Tegangan Tinggi 150 KV sistem Jawa-Madura-Bali. UP Muara Karang mempunyai peran utama dalam memenuhi kebutuhan listrik Ibukota Jakarta, terutama daerah-daerah VVIP seperti Istana Presiden, Gedung MPR/DPR, Bandara Soekarno Hatta. Jenis Pembangkit Unit Daya Terpasang ( MW) Bahan Bakar Tahun Operasi PLTU 1 1 1x100 MFO 20-Feb-79 PLTU 2 2 1x100 MFO 28-Feb-79 PLTU 3 3 1x100 MFO 28-Jun-79 PLTU 4 4 1x200 MFO/Gas 26-Nov-81 PLTU 5 5 1x200 MFO/Gas 07-Okt-82 PLTGU Muara Karang GT1.1 1X108 Gas GT1.2 1X108 Gas GT1.3 1X108 Gas 26-Okt-92(Open 1995(Combined 26-Okt-92(Open 1995(Combined 26-Okt-92(Open

UP Muara Karang ST1.0 1X186 Gas 1.210 1995(Combined 1995(Combined 2.1.3 Proses Produksi Tabel 2.1 PJB Muara Karang Sumber : Leaflet PLTU Muara Karang 2.1.3.1 Alur Proses Produksi PLTU Muara Karang Gambar 2.1 Alur Proses Produksi PLTU Muara Karang Sumber : Pamflet PLTU Muara Karang Proses Produksi Peralatan utama PLTU Muara Karang adalah Boiler, Turbin, dan Generator, dan peralatan bantunya seperti Desalination Plant dan Water Treatment, dan lain-lain. Dalam proses produksi energi listrik, air tawar yang digunakan sebagai media kerja diperoleh dari air laut yang diolah melalui peralatan Desalination Plant, diolah lagi melalui Water Treatment hingga air tersebut memenuhi syarat untuk Boiler. Air Tawar yang memenuhi syarat, disalurkan dan dipanaskan ke dalam Boiler dengan menggunakan bahan bakar gas dan atau bahan bakar residu. Uap hasil Produksi Boiler dengan tekanan dan temperatur

tertentu disalurkan ke Turbin. Uap yang disalurkan ke Turbin akan menghasilkan tenaga mekanis untuk memutar Generator dan menghasilkan tenaga listrik disalurkan ke Sistem Jawa-Bali 2.1.3.2 Alur Proses Produksi PLTGU Muara Karang Gambar 2.2 Alur Produksi PLTGU Muara Karang Sumber : Pamflet PLTU Muara Karang Proses Produksi Dalam Proses Pruduksi energi listrik, PLTGU Muara Karang menggunakan sistem salinan (Combine yang peralatan utama terdiri dari turbin gas dengan generatornya, HRSG (Heat Recovery Steam Generator), turbin uap dengan generatornya dan alat pendukungnya. 1. Turbin Gas, diawali dengan menjalankan motor starter (Penggerak Mula) memutar Kompresor untuk memampatkan udara pada ruang bakar diinjeksikan bahan bakar gas bumi atau HSD, kemudian dinyalakan dengan Igniter (untuk awal pembakaran) maka terjadilah pembakaran di ruang bakar. Hasil pembakaran yang berupa gas bertekanan tinggi yang mampu memutar turbin. Setelah itu, Kompresor dari Generator secara otomatis memutuskan putaran pada motor starter pada putaran 2100 rpm. Putaran turbin kompresor terus naik sampai 3000 rpm (full speed to load),

selanjutnya generator menghasilkan energi listrik untuk diparalelkan dengan jaringan interkoneksi Jawa Bali. 2. HRSG, Gas buang dari turbin Gas (dengan temperatur diatas 500 o C) dialirkan melalui HRSG sehingga menghasilkan uap tekanan tinggi dan tekanan uap rendah. Proses pemanasan air di HRSG ini tidak menggunakan bahan bakar tambahan, jadi semata-mata menggunakan gas buang dari turbin gas. 3. Turbin Uap, Uap hasil produksi Ketel/HRSG digunakan untuk menggerakan turbin uap, uap dari saluran tekanan tinggi masuk ke turbin tekanan tinggi (HP) selanjutnya bersama-sama uap dari saluran tekanan rendah masuk kedalam turbin tekanan rendah (IP) dan di kondensasikan di kondensor. Air kondensor dipanaskan kembali ke ketel/hrsg sehingga kembali terbentuk uap untuk memutar turbin. Energi mekanik turbin digunakan untuk memutar generator dan menghasilkan energi listrik kemudian di paralelkan dengan jaringan interkoneksi Jawa-Bali. Proses ini mengkombinasikan Turbin Gas dengan sistem Turbin Uap. 2.1.4 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik Tenaga listrik yang dihasilkan PLTU/PLTGU Muara Karang disalurkan melalui sistem transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kv ke gardu induk Angke, gardu induk Duri Kosambi dan melalui kabel bawah tanah 150 KV ke gardu indiuk Budi Kemuliaan yang diteruskan untuk pemakaian di Istana Presiden dan sekitarnya. Tempat penting yang mendapatkan aliran listrik dari PLTU Muara Karang adalah Bandara Internasional Soekarno- Hatta, Gedung MPR/DPR dan sekitarnya yang selanjutnya diinterkoneksi ke sistem transmisi 500 kv sistem kelistrikan Se Jawa & Bali. 2.1.5 Sistem Penyediaan Bahan Bakar UP Muara Karang menggunakan tiga jenis bahan bakar yaitu :

PLTU Unit 1-2-3 Muara Karang menggunakan bahan bakar MFO/HSD yang dipasok dengan kapal Tanker/tongkang kemudian ditampung di Bunker dengan kapasitas masing-masing 21.000 kilo liter. PLTU Unit 4-5 Muara Karang menggunakan Sistem Dual Firing, sehingga bisa menggunakan bahan bakar Gas, bahan bakar minyak (MFO) atau campuran Gas dan Minyak. PLTGU Muara Karang menggunakan bahan bakar Gas yang berasal dari sumur gas alam di lepas pantai laut Jawa yang disalurkan melalui pipa bawah laut. 2.1.6 Fasilitas Penyediaan Air Serta Pengolahannya Air penambah ketel/hrsg untuk kebutuhan PLTU unit 1 sampai dengan 5 dan PLTGU Muara Karang, diperoleh dari proses desalinasi air laut dengan menggunakan Destilation plant yang mempunyai kapasitas 40 ton/jam. Air penambah tersebut di olah atau dimurnikan pada Demi plant 2 yang berkapasitas 600 ton/jam dan hasilnya ditampung dalam tangki-tangki make up, bersama-sama dengan hasil dari desalinasi yang berkapasitas 2 x 656 ton dan 2 x 760 ton. Air dari make up tank ini diolah lagi dengan demi plant 1 yang mempunyai kapasitas 864 ton/hari dan ditampung dalam tangki demin plant dan tanki kondensat dengan kapasitas 2 x 380 ton dan 1 x 760 ton. Secara keseluruhan, untuk menghasilkan energi listrik sebesar 7.900 GWh per tahun, membutuhkan: 1. Air penambah boiler/hrsg sebanyak 288.00 ton. 2. Air service sebanyak 108.000 ton. 3. Air laut sebagai pendingin kondensor yang mengalir secara terus-menerus. 2.1.7 Sistem Pendingin

Untuk keperluan air pendingin kondensor yang cukup dan bersih, maka saluran air masuk (kanal) dibuat menjorok ke laut sepanjang 2.100 meter, air itu di saring dengan saringan kasar (Bar Screen) dan saringan halus (Traveling Screen) yang kemudian di pompakan kedalam kondensor, dimana sebelum masuk kedalam kondensor air disaring kembali dengan Debris filter. Untuk memenuhi kebutuhan air pendingin saluran kondensor dipasangi tiga pompa untuk unit 1, 2, dan 3, ditambah satu buah untuk cadangn dengan kapasitas 33.000 ton/jam. 2.2 Visi dan Misi Visi UP Muara Karang Menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia yang terkemuka dengan standar kelas dunia. Misi UP Muara Karang Memproduksi tenaga listrik yang handal dan berdaya saing. Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi tata kelola pembangkitan dan sinergi business partner dengan metode best practice dan ramah lingkungan. Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM yang mempunyai kompetensi teknik dan manajerial yang unggul serta berwawasan bisnis. 2.3 Sumber Daya Manusia Manusia adalah aset terpenting dalam perusahaan, sehingga UP Muara Karang memberikan kesempatan kepada seluruh pegawainya untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan agar SDM yang profesional, sehingga tercipta lingkungan kerja yang menggairahkan dan memotifasi mereka untuk selalu bertanggung jawab terhadap pekerjaanya.

Sikap profesionalisme pada pegawai tetap dipertahankan dan ini terlihat dari hasil kinerja perusahaan. Kerja operasional UP Muara Karang beberapa Tahun terakhir menunjukan bahwa hasil dari Availibility Factor dan Forced Outage Rate di atas standard kelas dunia dari North America Reliability Council (NERC). 2.4 Struktur Organisasi MANAJER AUDITOR OPERATION MAINTENANCE ENGINEERING CHEMICAL & HSE FINANCE HUMAN RESOURCES GENERAL AFFAIR Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT PJB Muara Karang Sumber : Leaflet PLTU Muara Karang 2.5 Kepedulian Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Sesuai dengan Visi Perusahaan yang peduli terhadap lingkungan, UP Muara Karang selalu berusaha menjadi perusahaan yang ramah lingkungan dan memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar. Untuk pengendalian polusi udara dan air, unit pembangkitan dilengkapi : Cerobong-cerobong yang tinggi di semua unit, untuk mendapatkan distribusi penyebaran gas buang secara luas. Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL), untuk menetralkan air limbah sebelum di buang ke sungai dan laut. Oli Separator, untuk memisahkan minyak pada air limbah yang berasal dari area bunker BBM. Dust collector/dust Handling, untuk menangkap debu hasil pembakaran yang akan dibuang melalui cerobong.

Saluran inlet dan outlet pendingin kondensor, yang panjangnya mencapai 1 km, untuk menurunkan temperatur bekas pendingin. 2.6 Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara karang Uraian Singkat PLTGU Muara Karang terletak di pantai Utara Teluk Jakarta, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara, dan dibangun di sebelah barat PLTU Muara Karang diatas tanah seluas 10,5 Ha. Pembangunan PLGU Muara Karang dibangun secara bertahap : Tahap I berupa PLTG open cycle dengan kapasitas 3 100 MW yang pelaksanaan pembangunannya selama 17 bulan dan mulai beroperasi/sinchronisasi : Unit 1. tanggal 6 Oktober 1992 Unit 2. tanggal 27 Oktober 1992 Unit 3. tanggal 13 November 1992 Dan telah diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 27 Januari 1993. Tahap II berupa PLTGU combine cycle dengan tambahan daya 185 MW yang pelaksanaan pembangunannya selama 31 bulan. Sehingga kapasitas total PLTGU Muara Karang seluruhnya menjadi 485 MW. Penyaluran Tenaga Listrik Tenaga listrik yang dihasilkan PLTGU Muara Karang disalurkan melalui sistem transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kv ke gardu induk Angke, gardu induk Duri Kosambi dan melalui kabel bawah tanah 150 KV ke gardu indiuk Budi Kemuliaan yang selanjutnya diinterkoneksi ke sistem transmisi 500 kv sistem kelistrikan Se Jawa & Bali.

Bahan Bakar PLTGU Muara Karang menggunakan dua jenis bahan bakar (dual fuel system), yaitu : 1. Bahan Bakar Minyak PLGU Muara Karang menggunakan bahan bakar HSD/residu yang dipasok dengan kapal Tanker/tongkang kemudian ditampung dalam 2 buah Bunker dengan kapasitas masing-masing 21.000 kilo liter. Jumlah pemakaian bahan HSD/residu per hari pada beban penuh untuk 1 unit adalah 784,71 kilo liter, dan untuk 3 unit adalah 2.354,14 kilo liter. 2 Gas Alam Pertamina telah membangun instalasi penerima bahan bakar gas alam, untuk memasok bahan bakar gas alam PLTGU Muara Karang. Gas yang berasal dari sumur gas alam di lepas pantai laut Jawa yang disalurkan melalui pipa bawah laut. Jumlah pemakaian bahan Gas Alam per hari pada beban penuh untuk 1 unit adalah 27,33 MMSCFD, dan untuk 3 unit adalah 81,99 MMSCFD.