Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SIDANG P3 JULI 2010 ANALISA RESIKO PADA ELBOW PIPE AKIBAT INTERNAL CORROSION DENGAN METODE RBI. Arif Rahman H ( )

Gambar 4.1. Diagram Alir Proses Stasiun Pengolahan Gas (PFD)

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA PERBANDINGAN METODE ASSESSMENT BERBASIS RESIKO DENGAN METODE ASSESSMENT BERBASIS WAKTU PADA STASIUN PENGOLAHAN GAS

BAB 2 LANDASAN TEORI

SIDANG P3 TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK KELAUTAN 28 JANUARI 2010

Tugas Akhir (MO )

Penilaian Risiko dan Penjadwalan Inspeksi pada Pressure Vessel Gas Separation Unit dengan Metode Risk Based Inspection pada CPPG

STUDI ANALISIS RESIKO PADA PIPELINE OIL DAN GAS DENGAN METODE RISK ASSESMENT KENT MUHLBAUER DAN RISK BASED INSPECTION API REKOMENDASI 581

Studi Aplikasi Metode Risk Based Inspection (RBI) Semi-Kuantitatif API 581 pada Production Separator

Analisis Remaining Life dan Penjadwalan Program Inspeksi pada Pressure Vessel dengan Menggunakan Metode Risk Based Inspection (RBI)

Bab 2 Tinjauan Pustaka

PENGARUH FAKTOR DESAIN, OPERASI DAN PIHAK KETIGA TERHADAP KATEGORI RESIKO PIPELINE. Dodi Novianus Kurniawan

BAB V ANALISIS BAB V ANALISIS. 5.1 Analisis History

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN 2 1 A B C D E CONSEQUENCE CATEGORY. Keterangan : = HIGH = MEDIUM = MEDIUM HIGH = LOW

Non Destructive Testing

DAFTAR TABEL. 1. Tabel 3.1. Metoda penentuan tingkat kerawanan akibat thinning... 23

Analisa Konsekuensi. Pada kasus ini tergolong dalam C6-H8 (Gasoline, Naphta, Light Straight, Heptane), memiliki sifat :

BAB II INSPEKSI BERBASIS RISIKO

BAB IV Pengaruh Parameter Desain, Kondisi Operasi dan Pihak Ketiga

BAB III STUDI PENGARUH PERUBAHAN VARIABEL TERHADAP KONSEKUENSI KEGAGALAN

4.1 INDENTIFIKASI SISTEM

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Muhammad

ANALISA RESIKO PADA REDUCER PIPELINE AKIBAT INTERNAL CORROSION DENGAN METODE RBI (RISK BASED INSPECTION)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI ANALISIS RESIKO PADA PIPELINE OIL DAN GAS DENGAN METODE RISK ASSESMENT KENT MUHLBAUER DAN RISK BASED INSPECTION API REKOMENDASI 581.

ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU

Manajemen Resiko Korosi pada Pipa Penyalur Minyak

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin berkembang, karena

Penilaian Risiko Dan Perencanaan Inspeksi Pipa Transmisi Gas Alam Cepu-Semarang Menggunakan Metode Risk Based Inspection Semi-Kuantitatif Api 581

BAB IV METODE ANALISIS

QUANTITATIVE RISK ASSESSMENT UNTUK EQUIPMENT DALAM GAS PROCESSING UNIT DI TOPSIDE OFFSHORE PLATFORM

UNIVERSITAS DIPONEGORO

Muhammad (NRP )

PENGAMBILAN RESIKO. Kode Mata Kuliah : OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng.

BAB I PENDAHULUAN. Plant, Nuclear Plant, Geothermal Plant, Gas Plant, baik di On-Shore maupun di. Offshore, semuanya mempunyai dan membutuhkan Piping.

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab V Metode Peramalan Produksi Usulan Dan Studi Kasus

(STUDI KASUS PT. IPMOMI PLTU PAITON)

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

STUDI IMPLEMENTASI RISK BASED INSPECTION (RBI) UNTUK PERENCANAAN BIAYA REPARASI KAPAL

I. AKTUARIA (A.1) MANAJEMEN RESIKO DALAM STRATEGI PERAWATAN ASET. Erni D. Sumaryatie Fakultas Sains, Institut Teknologi Telkom Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan suatu fluida yang komposisinya

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

(Badan Geologi Kementrian ESDM, 2010)

BAB IV DATA SISTEM PIPELINE DAERAH PORONG

ANALISA BAHAYA KEBAKARAN DAN LEDAKAN PADA STORAGE TANK BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) JENIS PREMIUM DENGAN METODE DOW S FIRE AND EXPLOSION INDEX

ANALISIS KONSEKUENSI KEGAGALAN SECARA KUANTITATIF PADA ONSHORE PIPELINE BERDASARKAN API 581 BRD. I Wayan Diptagama

Dimas Prayudi Suhendro Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Ir.Sulistijono, DEA Budi Agung Kurniawan, ST, MSc

Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

INSPEKSI BERBASIS RISIKO DAN PENENTUAN UMUR SISA JALUR PIPA KURAU DAN SEPARATOR V-201 EMP MALACCA STRAIT. Oleh : ALRIZAL DIYATNO NIM

BAB I PENDAHULUAN I.1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

UNIVERSITAS DIPONEGORO

Analisis Potensi Bahaya Dengan Metode Checklist dan What-If Analysis Pada Saat Commissioning Plant N83 Di PT. Gas Industri

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

(Skenario Pada PT. Trans Pasific Petrochemical Indotama)

BAB 3 DATA DAN PEMBAHASAN

Analisa Risiko dan Langkah Mitigasi pada Offshore Pipeline

JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN

Pipeline Risk Assessment

BAB I PENDAHULUAN. tegangan tinggi digunakan dalam peralatan X-Ray. Dalam bidang industri, listrik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. dengan globalisasi perdagangan dunia. Industri pembuatan Resin sebagai

RESUME PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

PERANCANGAN PROSES PRODUKSI

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRINSIP DASAR KESELAMATAN NUKLIR (I)

BAB V ANALISIS. Total Waktu (menit)

Studi RBI (Risk Based Inspection) Floating Hose pada SPM (Single Point Mooring)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

AUDIT & INSPEKSI K3 PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

(Studi Kasus PT. Samator Gas Gresik) Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Oleh : Niki Nakula Nuri

Penjadwalan Maintenance Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance II (RCM II) pada Mesin Pendingin Sabroe Di PT. SMART Tbk.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Disusun Oleh : Firman Nurrakhmad NRP Pembimbing : Totok Ruki Biyanto, PhD. NIP

Pasal 9 ayat (3),mengatur kewajiban pengurus menyelenggarakan latihan penanggulangan kebakaran

DAFTAR TABEL. Tabel 3.2 Skala Peluang (Likelihood) Terjadinya Insiden Tabel 3.6 Interprestasi terhadap Nilai r Analisis Korelasi...

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi sangat dibutuhkan oleh banyak perusahaan dalam. peningkatan kinerja mereka. Perusahaan sering membuat suatu proyek untuk

Penilaian Risiko Pipa Onshore Akibat Cacat Korosi : Studi Kasus Jalur Pipa Gas PT. PHE- WMO

Gambar 1.1 Sistem perpipaan steam 17 bar

BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB II BIAYA KUALITAS LINGKUNGAN. Menurut ISO 14001, lingkungan adalah keadaan sekeliling di mana organisasi

BAB III PERHITUNGAN RESIKO

Gambar 5. 1 Sistem Pipeline milik Vico Indonesia

BAB V ANALISA HASIL PEMBAHASAN

BAB I Pendahuluan I-1

UNIVERSITAS INDONESIA

Transkripsi:

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Sesuai dengan tujuan utama dari penelitian ini yaitu mengurangi dan mengendalikan resiko maka dalam penelitian ini tentunya salah satu bagian utamanya yaitu melakukan assessment atau pengkajian terhadap resiko yang kemudian memberikan rekomendasi inspeksi, metode inspeksi dan tindakan mitigasi. Berikut ini diagram alir penelitian yang akan dilakukan: Penyaringan Awal (Initial Screening) Penetapan Batas Fisik Assessment RBI : Penyaringan Fasilitas Penyaringan Unit Proses Penyaringan Equipment Penetapan Batas Operasi Assessment RBI : Start Up & Shut Down Normal, Abnormal & Siklus operasi, Pengumpulan data dan informasi Proses Assessment Resiko IdentifikansiMekanismeKerusakan dan Jenis Kegagalan Penentuan Kemungkinan Kegagalan Analisa Kemungkinan kualitatif Analisa Kemungkinan kuantitatif Penentuan Konsekuensi kegagalan Analisa Konsekuensi kualitatif Analisa Konsekuensi kuantitatif Penentuan Dan Assessment Resiko Penentuan kemungkinan dan kosekuensi spesifik Perhitungan Resiko Penyajian resiko : Risk Matriks dan Risk Plot Perencanaan Inspeksi Ranking Resiko Tindakan Mitigasi Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian 41 41

3.2 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan Sistem Operasi Dalam Penelitian ini akan diambil contoh kasus di salah satu stasiun lapangan produksi gas pada PT. X. Stasiun pengolahan gas ini berfungsi untuk mengolah gas yang dihasilkan dari sumur gas sehingga kualitasnya sesuai dengan kebutuhan pasar. Berikut ini diagram alir proses stasiun pengolahan gas Y pada PT. X yang berfungsi sebagai stasiun pengolahan gas terakhir sebelum ke PLTG (Pempangkit Listrik Tenaga Gas). Berdasarkan diagram yang ditunjukkan sebelumnya dapat diketahui peralatan-peralatan yang akan menjadi ruang lingkup penelitian RBI yaitu: HP Gas Scrubber Gas filter Gas Metering Flare Sludge catcher Condensat Tank 3.3 Pengumpulan dan Seleksi Data Inspeksi Hal yang perlu dilakukan sebelum melakukan pengumpulan data adalah melakukan klasifikasi awal. Hal ini bertujuan agar data yang akan dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan assessment RBI. Klasifikasi awal bertujuan untuk menentukan ruang lingkup assessment RBI yang akan dilakukan. Pada penelitian ini RBI yang akan dilakukan pada fasilitas stasiun lapangan gas Y pada PT.X. Assessment RBI pada stasiun lapangan gas ini akan dilakukan pada unit proses penyaringan dan pengukuran (metering) dimana pada unit ini terdiri dari beberapa peralatan yang akan masuk dalam ruang lingkup assessment RBI. Assessment RBI yang dilakukan pada kondisi operasi normal, start up dan shut down stasiun dan kondisi abnormal lainnya. Berdasarkan klasifikasi awal maka ruang lingkup assessment RBI sudah ditentukan meliputi cakupan peralatan dan kondisi operasinya. Berdasarkan batasan peralatan yang sudah ditentukan maka data dapat diseleksi sesuai dengan batasan tersebut sehigga 42

diperoleh data sesuai dengan kebutuhan data yang diinginkan. Berikut ini beberapa data yang harus diperoleh untuk melakukan assessment RBI: a. Material konstruksi b. Laporan inspeksi, perbaikan dan penggantian c. Komposisi fluida d. Inventory fluida e. Kondisi operasi f. Sistem keselamatan g. Sistem Deteksi h. Mekanisme kerusakan, kecepatan dan tingkat keparahan i. Kepadatan Orang j. Coating, cladding dan data isolasi k. Business interruption cost l. Equipment replacement costs m. Environmental remediation costs 3.4 Penentuan Resiko Dalam penentuan resiko terdapat dua hal utama yang sangat mempengaruhi besarnya nilai resiko yaitu risk probability atau kemungkinan resiko dan konsekuensinya. Untuk memperoleh nilai resiko maka harus menentukan nilai kedua faktor tersebut. Semakin besar nilai kedua faktor tersebut maka semakin besar pula nilai resiko yang akan diperoleh. Pada penelitian ini akan digunakan metode berdasarkan workbook API 581 untuk menentukan nilai kemungkinan resiko dan konsekuensinya. 3.4.1 Menentukan Kemungkinan Resiko Berdasarkan data base API-581 dalam penentuan kemungkinan resiko metode yang digunakan adalah faktor modifikasi peralatan (equipment modification factor). Metode ini dipilih karena sangat berperan penting pada kegagalan perlatan yang berhubungan dengan kemungkinan mekanisme kerusakan adalah jenis dari fasilitas yang akan evaluasi tersebut. Dalam metode ini nilai kemungkinan resiko akan ditentukan oleh nilai technical module 43

subfactor (TMSF). Penentuan nilai TMSF ini dapat dibedakan menjadi beberapa bagian bersarakan jenis mekanisme kerusakan yang terjadi pada peralatan. Berkut ini beberapa metode penjabaran dari TMSF [2] : Thinning Technical Module Subfactor (Thinning TMSF) - Appendix G API 581 Furnace Tube Thinning Technical Module Subfactor (Furnace Tube TMSF) - Appendix J API 581 Brittle Failure Technical Module Subfactor (Brittle Fracture TMSF) - Appendix L API 581 High Temperature Hydrogen Attack Technical Module Subfactor - Appendix I API 581 Stress corrosion cracking (SCC) Technical Module Subfactor - Appendix H API 581 Fatigue Technical Module Subfactor - Appendix K API 581 External Damage Technical Subfactor (External Damage TMSF) - Appendix N API 581 Lining Technical Module Subfactor (Lining TMSF) - Appendix M API 581 Penggunaan dari semua metode dalam penentiuan TMSF tersebut diatas sangat ditentukan oleh jenis fasilitas dan unit pross yang akan dievaluasi. Tidak semua mekanisme kerusakan diatas akan muncul dalam suatu peralatan yang sama. Nilai akhir dari TMSF adalah hasil penjumlahan nilai-nilai keseluruhan subfacator yang diperoleh. Berikut ini diagram subfaktornya: 44

Gambar 3.2. Diagram Technical Module Sufactor [2] 3.4.2 Menentukan Nilai Konsekuensi Terdapat tiga kategori utama dalam konsekuensi kegagalan, yaitu [6] : 1. Dampak komersial - Biaya perbaikan - Biaya standby - Kerugian akibat keilangan kesempatan produksi 2. Dampak keselamatan - Dampak keselamatan terhadap manusia - Fluida berbahaya yang dapat menyebabkan kebakaran atau keracunan - Tekanan tinggi - Dampak berbahaya terhadap populasi yang berada disekitar area 3. Dampak lingkungan - Tingkat bahaya terhadap lingkungan berdasarkan peraturan yang berlaku 45

Dalam menentukan konsekuensi kegagalan dapat dilakukan sesuai prosedur berdasarkan API 581, dapat digambarkan sesuai dengan diagram berikut ini: Gambar 3.3. Skema Penentuan Konsekuensi Kegagalan [2] Berdasarkan gambar diatas, diketahui bahwa aspek yang sangat penting adalah matrial fluida yang terlepas ke lingkungan harus dimodelkan sebagai aliran kontinyu atau aliran instan. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor namun hal yang paling penting adalah tekanan di dalam peralatan dan besarnya diameter kebocoran yang diperkirakan terjadi [4]. Kedua hal tersebut akan 46

mempengaruhi secara langsung laju alir fluida terlepas ke lingkungan. Berikut ini beberapa langkah yang dilakukan untuk menghitung konsekuansi kegagalan untuk analisa semi kualitatif: 1. Menentukan jenis fluida servis yang mewakili 2. Menentukan ukuran kebocoran yang dapat terjadi 3. Menentukan jumlah fluida yang terlepas 4. Menentukan kapasitas panas (Cp), Rasio kapasitas panas (k) dan Tekanan transisi (P trans ) 5. Perhitungan Perhitungan kecepatan aliran fluida yang terlepas 6. Penentuan jenis atau model aliran fluida terlepas 7. Penentuan konsekuensi kemampuan terbakar (flammability) 8. Penentuan lamanya kebocoran 9. Penghitungan kategori konsekuensi dapat berupa A, B, C, D, E, dimana A adalah konsekuensi paling kecil dan E adalah konsekuensi paling besar 3.5 Perancangan Jadwal Inspeksi dan Metode Inspeksi Salah satu tujuan utama dari pelaksanaan RBI adalah penentuan jadwal inspeksi dengan tujuan untuk meminimalisasi resiko yang mungkin terjadi. Rencana inspeksi yang akan dibuat akan meliputi interval waktu inspeksi, jenis metode inspeksi dan peralatan yang diperlukan, cakupan inspeksi, prosedur pelaksanaan inspeksi dan inspektornya. Dalam persiapan perencanaan inspeksi hal yang menjadi kunci utama tentunya nilai kemungkinan terjadinya kegagalan yang diperoleh dari perhitungan kemungkinan resiko (probability risk) dan jenis mekanisme kerusakan yang akan menyebabkan kegagalan [1]. Efektifitas dari teknik inspeksi sangatlah penting dalam menentukan mekanisme mekanisme kerusakan dan kecepatannya kerusakannya. Berikut ini tabel yang menunjukkan efektifitas teknik inspeksi pada beberapa jenis mekanisme kerusakan: 47

Tabel 3.1. Efektifitas Metode Inspeksi terhadap Kegagalan [2] Dengan memilih jenis metode inspeksi yang efektif dan penentuan interval waktu inspeksi yang tepat berdasarkan analisa sisa waktu operasi suatu peralatan maka akan berfungsi sebagai tindakan mitigasi terhadap resiko dengan mengontrol kecepatan kerusakan dan kecenderungan terjadinya kegagalan [1]. 48

3.6 Rencana Kerja Tabel 3.2. Rencana Kerja Penelitian Kegiatan 1. Studi Literatur a. Defenisi dan konsep RBI b. Penentuan PoF dengan Teori Reliability c. Penentuan CoF 2. Pengembangan Metodologi RBI : a. Analisis Metodologi Yang ada b. Menyusun Metodologi RBI 3. Persiapan Data : a. Pengumpulan data b. Review Hasil Inspeksi Terakhir 4. Pembuatan Data Base: a. Input seluruh data yang telah diambil b. Analisis Data 5. RBI Assesment: a. Menghitung dan mendeterminasi POF dan CoF b. Penentuan Tingkat Resiko c. Analisis Resiko dengan RBI d. Penyusunan Konsep Inspeksi Berdasarkan RBI 6. Validasi Data dan RBI Assesment : Validasi data Nov-09 Dec-09 Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 May-10 Jun-10 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 7. Finalisasi 49