(The Differences of Mother s Role in Stimulating Preschooler s Development on Working and Not Working Mothers at Puskesmas Banyu Urip Surabaya)

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN DIARE PADA ANAK USIA 0 5 TAHUN DI POSYANDU CERIA I KELURAHAN TAMBAKREJO SURABAYA

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DENGAN PERKEMBANGANANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri


MANFAAT PEMBERIAN PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BALITA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN STIMULASI DINI SENSORIS DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 2-3 TAHUN DI PAUD A LESTARI SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH (4-6 TAHUN) DENGAN PENDIDIKAN IBU

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

PEMBERIAN STIMULUS TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3 5 TAHUN GIVING STIMULUS OF CHILDREN DEVELOPMENT AGES 3-5 YEARS OLD ABSTRAK

PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANAK YANG SEBELUMNYA MENGIKUTI PLAY GROUP DAN TIDAK MENGIKUTI PLAY GROUP

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

Abdul Rokhman Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

PERBEDAAN IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

By : Ratna Wardani. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Mitra Husada, Kediri

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 3-6 BULAN KARYA TULIS ILMIAH

Kusnanto*, Elida Ulfiana*, M.Hadarani**

DIFFERENCE LEVEL ON TODDLER DEVELOPMENT AGED 3-4 YEARS Early Childhood Education (ECD) AND NON-ECD IN PUCANGSEWU VILAGE, PACITAN, EAST JAVA

KARAKTERISTIK IBU BALITA KAITANNYA DENGAN PELAKSANAAN STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA

KETERAMPILAN IBU DALAM DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG TERHADAP TUMBUH KEMBANG BAYI SKILLS ON THE DETECTION OF EARLY MOTHER FLOWER GROW WITH BABY ABSTRAK

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA BERKUNJUNG DI POSYANDU

GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA. Abstrak.

PENGARUH PEMBERIAN ASI TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 6 12 BULAN DI RW 04 DESA SAMBIBULU KECAMATAN TAMAN SIDOARJO. *Ayun Nif ah, **Firdaus

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN KOMUNIKASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK USIA PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL MARDI PUTRA BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PAUD USWATUN KHASANAH SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

PERAN ASAH (3A) PENGASUH DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA TODDLER DI TAMAN PENITIPAN ANAK

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS HIDUP IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS BALITA DI POSYANDU DESA BEKONANG KECAMATAN MOJOLABAN SUKOHARJO SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 14 WATESNEGORO NGORO MOJOKERTO

PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 0-12 BULAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan toddler. Anak usia toddler yang banyak

: RIZKA RATNA NURVITASARI

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN.

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SCHOOL REFUSAL PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK DAMHIL KOTA GORONTA. Aswinda Miolo

BAB I PENDAHULUAN. bulan. Masa ini merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif. bagaimana mengontrol orang lain melalui perilaku tempertantrum,

Rysta Dwi Lystyanna,Dwi Nurjayanti,Nindy Yunitasari STIKES BUANA HUSADA PONOROGO ABSTRAK

PENGARUH PELATIHAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENGARUH PENDIDIKAN PAUD TERHADAP TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA TOODLER DI PAUD DIPONEGORO DSN. PUCANGANOM DS. SUKOREJO KEC. GURAH KAB.

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

KONDISI EKONOMI DAN BUDAYA KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA

HUBUNGAN STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA KARANGTENGAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS

RELATIONSHIP OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EDUCATIONAL TOYS WITH DEVELOPMENT OF PRESCHOOL CHILDREN IN THE VILLAGE OF JOMBOR CEPER KLATEN

GAMBARAN PERAN ORANG TUA TERHADAP STIMULASI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK PADA USIA PRA SEKOLAH

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PAUD DENGAN KEIKUTSERTAAN ANAK PADA PAUD DI DESA KARANGBANGUN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

SKRIPSI HUBUNGAN PERAN ORANGTUA DALAM MEMBIMBING MENYIKAT GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI ANAK PRASEKOLAH DI TK AZ-ZAHRA GEDANGAN SIDOARJO

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL. Hubungan Peran Ibu dalam Stimulasi Dini dengan Perkembangan Anak Usia Toddler di Desa Hutabohu Kecamatan Limboto Barat

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

OLEH: S. HINDU MATHI NIM

HUBUNGAN LINGKUNGAN PENGASUHAN DAN PEKERJAAN IBU TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI 6-12 BULAN

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat sarjana kedokteran. Diajukan Oleh: ROHMILIA KUSUMA J

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

ABSTRAK. Kata kunci : Obesitas, Perkembangan Motorik Kasar, Anak. commit to user. vii

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK PRASEKOLAH (USIA 3-6 TAHUN)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF DENGAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PADA IBU-IBU DESA PEPE KELURAHAN LANGENHARJO

MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA KELAS PAGI DAN MAHASISWA KELAS SORE. (Learning Motivation of Morning and Afternoon Class Students)

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA BALITA

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BALITA DI BAWAH ASUHAN KELUARGA DAN TAMAN PENITIPAN ANAK (TPA) DI PONDOK PESANTREN ASSALAAM SUKOHARJO SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI

HUBUNGAN KEDUDUKAN ANAK DALAM KELUARGA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-4 TAHUN DI TK-PAUD KECAMATAN SUMBANG PURWOKERTO SKRIPSI

HUBUNGAN POLA ASUH DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOMOTOR ANAK USIA 6-12 BULAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI KELURAHAN KRANGGAN TEMANGGUNG

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1. Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak

Mila Harlisa*, Amirul Amalia**, Dadang K***

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET LEARNING PADA ANAK USIA TODDLER DI RW 02 DAN RW 06 KELURAHAN TLOGOMAS MALANG

STUDI TENTANG FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA BALITA DI DESA PENGALANGAN RW 03 MENGANTI GRESIK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 5 TAHUN DI TKIT INSAN KAMIL KARANGANYAR. Abstrak

Transkripsi:

52 PERBEDAAN PERAN IBU DALAM STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH PADA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYU URIP SURABAYA (The Differences of Mother s Role in Stimulating Preschooler s Development on Working and Not Working Mothers at Puskesmas Banyu Urip Surabaya) Efa Imama Nur Maulina*, Makhfudli*, Elida Ulfiana* *Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga Jl. Mulyorejo Kampus C Unair Surabaya 60115, e-mail: emma4korea2cassiopeia@gmail.com ABSTRACT Introduction: The development of preschool aged children is very important because they already adapted to the environment. If there are obstacle in this stage, it can affect the next stages. The mother s role is very important in stimulating preschooler s development, so they will develop optimally. However, nowadays there are 47,24% mother go to work in Indonesia. It can effect mother s role in stimulating their children. The aim of this research was to examine the differences of mother s role in stimulating preschooler s development on working and not working mothers. Method: This was a descriptive analytic study. The population was preschooler s mothers at Puskesmas Banyu Urip Surabaya. Samples were 17 working and 17 not working mothers, taken by using purposive sampling. The independent variable was mother s role. The dependent variable was the stimulation of preschool. Data were collected by using questionnaires. Data were then analyzed by using Mann Whitney Test α 0.05. Result: Result had shown that there was differencens of mother s role in stimulating preschooler s development on working and not working mothers (p=0,018). Discussion: Mother s role in stimulating preschooler s development on working and not working mothers had significant differences. A working mother is expected to spend much time and activities to stimulate their children. Keywords : mother s role, working mother, stimulation, development, preschooler PENDAHULUAN Perkembangan anak pada usia prasekolah sangat penting karena anak akan mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Apabila perkembangan tersebut mengalami masalah maka anak akan mengalami kesulitan dalam tahap belajar selanjutnya (Wijaya, 2008). Dalam mencapai keberhasilan pada masa tersebut, dibutuhkan peran pengasuh anak yaitu ibu. Jika peran tersebut dapat dimainkan dengan baik oleh ibu, maka pertumbuhan dan perkembangan anak dapat mencapai titik optimal (IDAI, 2010). Saat ini dalam masyarakat banyak keluarga terjadi dual carrier family, dimana tidak hanya ayah yang bekerja, namun ibu juga sibuk bekerja, sehingga peran ibu dalam stimulasi perkembangan anak berbeda dengan yang diberikan oleh ibu yang tidak bekerja (Harjaningrum, 2005). Hasil survey menyatakan bahwa partisipasi ibu bekerja di Indonesia pada tahun 2010 meningkat menjadi 47,24%, sedangkan di Surabaya menjadi 48,52% pada tahun 2011 (BPS, 2010). Berdasarkan data pendahuluan yang didapat peneliti keluarga dengan status ibu bekerja di wilayah Puskesmas Banyu Urip sebanyak 43,02%, sedangkan keluarga dengan status ibu tidak bekerja sebanyak bekerja sebanyak 56,97%. Peran ibu dalam perkembangan sangat penting karena diharapkan pemantauan anak dapat dilakukan dengan baik. Ibu berperan sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga sehingga ibu harus menyadari untuk mengasuh anak secara baik dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak (Hidayat, 2006). Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksudkan dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat sebagai suami, istri, anak, orang

53 tua, dan sebagainya (Arita, 2008). Peran ibu dalam perkembangan sangat penting karena diharapkan pemantauan anak dapat dilakukan dengan baik. Dalam Setyani (2007), ibu bekerja adalah seorang ibu yang bekerja di luar rumah untuk mendapatkan penghasilan di samping membesarkan dan mengurus anak di rumah. Ibu bekerja adalah ibu yang memiliki anak dari umur 0-18 tahun dan menjadi tenaga kerja. Konsekuensi ibu bekerja adalaperubahan hidup dalam keluarga juga mengakibatkan pengasuhan dan perawatan anak beralih pada pengasuh baik itu keluarga sendiri atau babysitter. Sebagian besar waktu ibu habis untuk bekerja, sehingga intensitas pertemuan antara ibu dan anak berkurang, padahal waktu ibu bersama anak dan aktifitas bersama anak sangat penting untuk perkembangan anak secara terarah dan hasil yang optimal. Waktu ibu yang bekerja juga menjadi terbatas sehingga pendampingan dan peran ibu menjadi kurang maksimal. Ibu yang tidak bekerja, tentunya memiliki waktu yang lebih banyak yang dapat dihabiskan bersama anak mereka. Mereka juga dapat melatih dan mendidik anak, sehingga perkembangan anak lebih baik jika dibandingkan dengan anak ibu yang bekerja (McIntosh & Bauer, 2006). Kehadiran ibu di rumah dinilai sangat berpengaruh pada hubungan dan rasa aman antara ibu dan anak, karena peran tersebut akan mendorong anak untuk belajar secara aktif untuk hasil perkembangan yang terarah dan optimal (Gwee, 2009). Menurut Hidayat (2005) perkembangan anak prasekolah dibagi menjadi empat yaitu perkembangan motorik kasar dan halus, bahasa, sosial dan kemandirian. Aspek perkembangan motorik kasar meliputi: kemampuan berdiri dengan satu kaki selama 1-5 detik, menangkap dan melempar bola. Aspek perkembangan motorik halus meliputi: mengancing baju atau memakaikan pakaian ke boneka, menggambar orang, menggambar lingkaran dan segitiga. Aspek perkembangan bahasa meliputi: mampu menyebutkan hingga empat gambar, menyebutkan satu hingga dua warna, mengartikan dua kata dan mengerti empat kata depan. Aspek perkembangan adaptasi sosial meliputi: dapat bermain dengan permainan sederhana dan menangis jika dimarahi. Program DDTK adalah program yang berasal dari pemerintah khususnya Dinas Kesahatan dalam mendeteksi secara dini pertumbuhan dan perkembangan anak. DDTK biasanya disesuaikan dengan usia anak, DDTK dalam buku pedoman DDTK Dinas Kesehatan (2005) pada anak usia prasekolah berdasarkan KPSP yang di dalamnya terdapat screening keterlambatan terutama pada anak dengan kelainan ADHD (hiperaktifitas). Pada usia selanjutnya terdapat pula tes pendengaran, penglihatan, sosio-emosional, dan sebagainya. BAHAN DAN METODE Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bekerja dan tidak bekerja dengan anak usia prasekolah usia 3-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Banyu Urip Surabaya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling tipe purposive sampling. Peneliti menggunakan sampel berjumlah 34 orang ibu dengan anak usia prasekolah di salah satu wilayah Puskesemas Banyu Urip Surabaya yaitu Kupang Krajan, yang terdiri dari 17 orang ibu bekerja dan 17 orang ibu tidak bekerja. Variabel independen penelitian ini adalah peran ibu bekerja dan tidak bekerja, dan variabel dependen penelitian ini adalah prasekolah. Pengumpulan data dengan mengunakan kuesioner. Analisa data dengan menggunakan uji Mann Whitney U-Test menggunakan derajat kemaknaan α<0,05 artinya ada perbedaan yang bermakna antar variabel.

54 HASIL PENELITIAN Tabel 1 Analisa perbedaan peran ibu dalam prasekolah pada ibu bekerja dan tidak bekerja Peran Ibu Stimulasi Bekerja Tidak Bekerja Jumlah % Jumlah % Baik 2 11,77 8 47,07 Cukup 11 64,71 8 47,07 Kurang 4 23,53 1 5.58 Total 17 100 17 100 Mann Whitney Signifikansi (p) = 0,018 Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 17 responden pada kelompok bekerja terdapat 2 ibu (11,77%) memiliki hasil peran dalam stimulasi baik, 11 ibu (64,71%) memiliki hasil peran dalam stimulasi cukup, dan 4 ibu (23,53%) memiliki hasil peran dalam stimulasi kurang. Sedangkan hanya 1 ibu pada kelompok ibu tidak bekerja yaitu 5,58% dengan hasil peran dalam stimulasi perkembangan cukup dan sebagian besar masing-masing sebanyak 8 responden (47,07%%) memiliki hasil peran dalam stimulasi baik dan cukup. Hasil analisa perbandingan kedua variabel diatas dengan menggunakan uji statistik Mann Whitney menunjukkan signifikansi dari kedua variabel tersebut adalah (p) = 0,018, yang berarti p 0,05 maka H1 diterima artinya ada perbedaan peran dalam stimulasi perkembangan anak usia prasekolah pada ibu bekerja dan tidak bekerja. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok ibu bekerja paling banyak mendapatkan hasil peran stimulasi pada hasil cukup, yang kedua pada hasil kurang, sedangkan paling kecil pada hasil baik. Ibu bekerja sebagian besar mendapat hasil kurang dan tidak ada yang mendapat hasil baik. Ibu paling sering melakukan stimulasi sosial dan kemandirian dibandingkan dengan stimulasi perkembangan motorik halus dan bahasa. Hal ini sesuai menurut penelitian Harjaningrum (2005) yang menunjukkan bahwa ibu yang meninggalkan anaknya saat bekerja memiliki pengaruh dalam melaksanakan perannya dalam memberikan stimulasi pada anak, hal ini juga menggambarkan bahwa perhatian dan intensitas waktu ibu berpengaruh pada perkembangan anak khususnya pada usia prasekolah. Menurut Allen (2010) bahwa anak usia prasekolah merupakan dalam tahap perkembangan yang aktif, mampu bersosialisasi dengan teman sebayanya, mudah dalam mengekspresikan emosi, dan menampilkan idenya secara abstrak, namun sebagian besar waktu ibu secara penuh telah terpakai untuk bekerja sehingga dalam menjalankan perannya masih belum optimal. Utina (2012) memaparkan bahwa ibu yang sibuk bekerja seringkali merasa lelah saat pulang dari kantor atau tempat kerja dan ibu sulit menemukan cara-cara kreatif dan berbagi keceriaan bersama anak termasuk di akhir pekan. Padahal sesungguhnya ibu dapat melakukan halhal kecil bersama anak yang justru memiliki dampak atau manfaat yang luar biasa bagi keeratan hubungan ibu dan anak, misalnya dalam melakukan aktifitas bermain sambil belajar bersama anak dan pada anak yang ditinggal ibunya bekerja hal ini kurang didapatkan oleh mereka. Pada ibu bekerja yang mempunyai anak usia prasekolah mereka kurang memberikan perhatian, kasih sayang, serta stimulasi yang belum optimal sehingga perhatian dari orang lain yaitu pengasuh anak selain ibu terutama pada saat anak melakukan aktifitas disaat ibunya pergi bekerja, padahal hal itu sangat berpengaruh pada perkembangan anak kedepannya.

55 Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok ibu tidak bekerja bahwa sebagian besar peran ibu dalam prasekolah mendapatkan hasil yang sama pada hasil baik dan cukup, hanya sebagian kecil yang mendapatkan hasil kurang. Ibu tidak bekerja dalam melakukan stimulasi pada anak usia prasekolah secara seimbang baik dalam motorik, bahasa, maupun sosial dan kemandirian. Hal ini sesuai dengan penelitian Harjaningrum (2005) menggambarkan bahwa ibu yang tidak bekerja memiliki waktu dan melakukan aktifitas yang lebih banyak bersama anak, anak juga bisa mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang penuh dari ibu sehingga anak juga bisa mendapatkan kedekatan emosional pada ibu. Sehingga anak cenderung memperhatikan apa yang dilakukan dan diucapkan oleh ibu, maka ibu juga bisa dengan mudahnya melakukan perannya dalam melakukan stimulasi dan bisa diterapkan oleh anak. Hariweni (2004) dalam penelitiannya memaparkan bahwa ibu juga bisa mengoptimalkan perannya dalam menstimulasi anak karena selalu bersama anak. Ibu tidak bekerja dalam menjalankan perannya dalam menstimulasi perkembangan anak akan lebih mudah untuk mengembangkan kreativitasnya dalam melakukan aktifitas bersama anak sehingga berdampak positif pada perkembangan anak sesuai dengan tahapan usianya. Ibu yang tidak bekerja juga dapat menjalankan perannya secara maksimal, karena dengan waktu ibu yang selalu di rumah untuk mengasuh anaknya dengan baik. Hasil dari uji statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan peran ibu dalam prasekolah pada ibu bekerja dan tidak bekerja. Kuantitas waktu ibu tidak bekerja lebih banyak bersama anak dari pada ibu yang bekerja. Ibu tidak bekerja mayoritas mengasuh sendiri anaknya daripada ibu bekerja yang mayoritas mempunyai pengasuh selain ibu terutama saat bekerja. Widiarti (2011) memaparkan bahwa peran ibu yang paling penting juga adalah melakukan suatu tindakan dalam memberikan stimulasi untuk perkembangan anak terutama usia prasekolah. Stimulasi yang termasuk dalam ASAH dalam perkembangan anak, seperti menemani anak bermain, melatih anak dengan berbagai permainan yang edukatif, mengajari anak berbagai hal baru, dan menemani anak dalam setiap kegiatan. Anak yang lebih banyak dilakukan stimulasi biasanya cenderung lebih cepat berkembang. Memberikan stimulasi yang berulang dan terus menerus pada setiap aspek perkembangan anak berarti telah memberikan kesempatan pada anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal karena perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi khususnya dari keluarga. Ibu yang bekerja mempunyai waktu lebih sedikit daripada ibu yang tidak bekerja dan menghabiskan waktunya bersama anak 24 jam, namun stimulasi yang diberikan pada anak tidak hanya dengan kuantitas saja melainkan juga kualitas ibu dalam menjalankan perannya untuk memberikan stimulasi pada anak karena itu jauh lebih penting daripada lamanya melakukan aktifitas bersama anak belum tentu diketahui tentang apa yang harus dilakukan saat bersama anak. Ibu yang tidak bekerja mampu menyediakan perhatian yang cukup untuk memberikan stimulasi pada perkembangan anak, pada ibu tidak bekerja juga lebih banyak memberikan waktu dalam mengasuh dan beraktifitas bersama anak. Ibu yang bekerja cenderung kurang dalam memberikan perhatian serta waktu yang cukup untuk beraktifitas maupun memberikan stimulasi yang cukup pada anak sehingga peran pada ibu bekerja dalam kuantitas waktu bersama anak dan melakukan stimulasi pada anak usia

56 prasekolah lebih rendah daripada peran ibu yang tidak bekerja. KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Ada perbedaan peran ibu dalam prasekolah pada ibu bekerja dan tidak bekerja. Peran ibu bekerja dalam stimulasi perkembangan usia prasekolah mendapatkan hasil dengan klasifikasi pada kategori cukup. Ada perbedaan peran ibu dalam stimulasi pada ibu bekerja dan tidak bekerja. Saran Ibu tidak bekerja agar melakukan aktifitas yang lebih beragam agar semua peran yang dijalankan pada setiap aspek mendapatkan hasil yang maksimal. Ibu bekerja agar dapat meluangkan waktu dan aktifitas yang cukup terutama dalam memberikan stimulasi motorik kasar anak usia prasekolah. Bagi Puskesmas dan kader Posyandu agar lebih menambah informasi lebih dalam lagi pada ibu berkaitan tentang pentingnya menjalankan dan mengoptimalkan peran ibu dalam stimulasi perkembangan anak usia prasekolah dalam kegiatan penyuluhan maupun program Puskesmas lainnya. Peneliti selanjutnya agar meneliti peran ibu dalam memberikan stimulasi berdasarkan tingkat perkembangan anak. KEPUSTAKAAN Allen. 2010. Profil Perkembangan Anak. Jakarta: IKAPI Arita, Murwani. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Mitra Cendekia Badan Pusat Statistik 2010. Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia. Diakses 27 September 2013. <http://www.bps.go.id/getfile.php?news=548> Harjaningrum, T.A. 2005. Ibu Bekerja Mencari Solusi. Bandung : CV Mandar Maju Hariweni, T. 2004. Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja tentang Stimulasi pada Pengasuhan Anak Balita. Skripsi. Universitas Sumatra Utara. Hidayat,A.2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika. Ikatan Dokter Anak Indonesia ( IDAI ) Jawa Timur 2010, Deteksi Dini Tanda Dan Gejala Penyimpangan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.Surabaya Marotz & Crush. 2005. Foundations in Early Childhood Education 6 th Ed. New York: Thomson Delmar Learning McIntosh, K. Bauer. 2006. Working Mothers vs Stay At Home Mothers: The Impact on Children. Marietta College. Setyani, F. 2010. Hubungan Status Ibu Bekerja Dengan Perkembangan Anak Usia Toddler di RW 03 Kelurahan Depok. Skripsi. Jakarta. Universitas Pembangunan Veteran. Utina. 2012. Hubungan antara Status Bekerja Ibu dengan Pencapaian Tumbuh Kembang Anak Usia Batita. Skripsi Widiarti. 2011. Psikologi Ibu dan Anak. Jakarta: IKAPI Wijaya, K.A. 2008. Nutrisi pada Anak. Jakarta: EGC.